6
7
8
9
Kulit/topikal(dermalabsorbtion)
OrganRespirasi(inhalation)
OrganPencernaan(ingestion)
Injeksi(parenteral)
Jalur topical dapatdilakukandengancaramengoleskanzatyangakandiberikanke
permukaankulithewanpercobaan.Inhalasi(inhalation)merupakanjalurpemasukanzat
melaluisaluranpernapasan.Jaluringestiondapatdibantudenganalatgavage.Sedangkan
jalurinjectionmenggunakansuntikan.Jenispenyuntikanyangumumnyadilakukanpada
hewanpercobaanadalah:
Injeksi intravena
Injeksi intraperitoneal
Injeksi Intramuskular
Injeksi Intradermal
Injeksi Subkutan
Padapraktikumkaliini,jalurpendedahanyangakandigunakanadalahmelaluiorgan
pencernaandaninjeksi.
3.1 Injeksi Intravena
Mencit ditahan dengan dimasukkan pada tabung falcon ataupun dipegang
dengan tangan dengan mencit berada dalam kandang. Lokasi vena pada ekor terletak
pada bilateral atau kedua sisi ekor dan superfisial, terletak tepat dibawah kulit.
Sebelum melakukan injeksi pada vena ekor, ada baiknya untuk menghangatkan ekor
mencit terlebih dahulu, misal menggunakan air hangat. Temperatur yang aman untuk
digunakan adalah 43oC. Hal ini dilakukan untuk memperbanyak sirkulasi darah pada
bagian permukaan pembuluh darah dan memperlebar diameter vena pada bagian
ekornya. Jumlah material yang dapat disuntikan melalui intravena adalah < 0,2 mL
atau lebih sedikit dari jumlah yang dapat disuntikkan melalui intraperitonial.
a. Persiapkan zat yang akan didedahkan pada mencit, dalam praktikum kali ini
c. Isi syringe dengan zat hingga mencapai volume yang diinginkan, hindari terdapat
d.
e.
f.
g.
h.
i.
a. Persiapkan zat yang akan didedahkan pada mencit, dalam praktikum kali ini
menggunakan NaCl 0.9%
b. Syringe yang digunakan bervolume 1 mL dengan diameter jarum suntik maksimal
27 gauge.
c. Isi syringe dengan zat hingga mencapai volume yang diinginkan, hindari terdapat
gelembung udara pada syringe dan jarum suntik.
d. Mencit dipegang dengan prosedur yang benar (jari telunjuk dan jempol tangan
memegang kulit bagian punggung hingga leher secara erat untuk menghindari
pergerakan kepala mencit).
e. Oleskan alkohol 70% pada bagian yang akan disuntik untuk menghindari infeksi.
f. Jarum suntik dimasukkan pada bagian kanan abdomen mencit.
g. Sebelum dilakukan injeksi, lakukan dahulu aspirasi dengan cara menarik pompa
syringe. Parameter kesalahannya adalah :
i. Jika terdapat warna hijau kekuningan berarti jarum suntik mengenai organ
pencernaan
ii. Jika terdapat warna kekuningan berarti jarum suntik mengenai kantong
kandung kemih
iii. Jika ada darah berarti jarum suntik mengenai organ seperti hati, dll.
h. Ketika hal tersebut terjadi, hentikan injeksi, cabut jarum suntik, dan posisikan
jarum suntik pada lokasi abdomen lainnya.
i. Ketika dilakukan aspirasi dan tidak tampak parameter kesalahan seperti yang
telah disebutkan di atas, berarti jarum suntik berada pada rongga tubuh/perut
mencit dan injeksi zat dapat dilakukan dengan mudah.
j. Cabut jarum suntik dari abdomen mencit dan oleskan alkohol 70% pada bagian
yang telah disuntik untuk menghindari infeksi.
3.3 Injeksi Intramuskular
Prosedur injeksi intramuscular biasanya jarang sekali digunakan, karena otot
mencit berukuran kecil. Jika diperlukan, pemberian zat tertentu ke dalam otot paha
biasanya dengan volume injeksi <0,05 mL. Biasanya, metode ini dilakukan oleh
tenaga ahli.
a. Persiapkan zat yang akan didedahkan pada mencit, dalam praktikum kali ini
menggunakan NaCl 0.9%
b. Syringe yang digunakan bervolume 1 mL dengan diameter jarum suntik maksimal
27 gauge.
c. Isi syringe dengan zat hingga mencapai volume yang diinginkan, hindari terdapat
gelembung udara pada syringe dan jarum suntik.
d. Mencit dibius terlebih dahulu atau minta bantuan orang lain untuk memegang
mencit tersebut agar dapat diposisikan bagian ventral menghadap atas.
e. Oleskan alkohol 70% pada bagian yang akan disuntik untuk menghindari infeksi.
f. Arahkan ujung jarum suntik jauh dari femur dan saraf sciatic. Kemudian,
masukkan melalui kulit dan masuk ke otot. Jika terdapat darah atau cairan tubuh
pada syringe, hentikan prosedur. Pindahkan jarum ke daerah tubuh intramuscular
lainnya.
g. Oleskan alkohol 70% pada bagian yang akan disuntik untuk menghindari infeksi.
3.4 Injeksi Subkutan
Injeksi subkutan dapat dilakukan pada bagian tubuh, terutama kulit, yang
tergolong tebal. Injeksi dengan metode ini dilakukan dengan memasukkan jarum
suntik dibagian deep dari lapisan epidermis dan dermis, dan dibagian superficial dari
otot, yakni pada bagian jaringan lemak yang terdapat pada kulit. Injeksi subkutan
lebih sedikit menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman pada mencit.
Persiapkan zatNaCl
yang0,9%
ingin didedahkan pada mencit, dalam praktikum kali ini
menggunakan
Syringe yang digunakan bervolume 1 mL dengan diameter jarum suntik maksimal
27 gauge.
c. Isi syringe dengan zat hingga mencapai volume yang diinginkan, hindari terdapat
a.
b.
Mencit dipegang dengan cara menarik kulit bagian punggung dan leher mencit
dengan jempol dan telunjuk tangan hingga membentuk menyerupai tenda.
e.
Jarum suntik dimasukkan pada bagian dasar kulit yang ditarik sebelumnya dan
injeksi zat dapat dilakukan.
f.
Cabut jarum suntik dari abdomen mencit dan oleskan alkohol 70% pada bagian
yang telah disuntik untuk menghindari infeksi.
dan esofagus.
c. Siapkan zat yang akan didedah. Siapkan syringe dan pasangkan jarum gavage.
Masukkan zat dalam alat gavage.
d. Masukkan alat gavage pada rongga mulut mencit hingga batasnya. Pastikan alat
gavage tersebut masuk ke esofagus dan jangan dipaksa. Jika sudah mencapai batas,
injeksikan yang zat yang akan didedah.
e. Segera keluarkan alat gavage perlahan lalu amati apakah ada tanda tanda parah
gangguanrespirasi.
3.6 Tabel Volume Pemberian Maksimum Pada Mencit
yang paling besar dan respon paling cepat ketika dimasukkan langsung ke dalam
peredaran darah. Pemaparan saat bekerja umumnya terjadi dari menghirup udara yang
terkontaminasi (inhalasi) dan/atau kontak zat pada kulit secara lansung maupun tidak
langsung (dermal exposure). Sebaliknya, keracunan yang bersifat tidak sengaja atau
bunuh diri lebih seringn terjadi melalui jalur pencernaan (oral ingestion). Jenis-jenis dari
pemaparan terbagi menjadi empat, yaitu:
Akut, yaitu pemaparan terhadap suatu zat selama 24 jam atau kurang,
Sub-akut, yaitu pemaparan terhadap suatu zat selama 1 bulan atau kurang,
Sub-kronis, yaitu pemaparan terhadap suatu zat kimia antara 1-3 bulan,
Kronis, yaitu pemaparan terhadap suatu zat selama lebih dari 3 bulan
Pendahuluan
Hewan merupakan organisme heterotrof, yakni organisme yang mendapatkan energi
dan sumber karbon dari molekul organik (Molles, 2008). Molekul-molekul organik didapat
dengan cara memakan organisme lain. Hewan-hewan yang hanya memakan tumbuhan dan
alga disebut herbivora. Hewan-hewan yang hanya memakan hewan lain disebut karnivora.
Sedangkan hewan-hewan yang memakan hewan dan tumbuhan disebut omnivora.
Molekul-molekul yang didapat dari hasil memakan organisme lain masih berukuran
sangat besar (berupa polymer) sehingga tidak dapat langsung dimanfaatkan sebagai sumber
energi ataupun materi penyusun tubuh. Molekul-molekul tersebut harus dipecah terlebih
dahulu. Setelah dipecah-pecah menjadi molekul yang berukuran lebih kecil, barulah
molekul-molekul tersebut dapat diserap dan dimanfaatkan. Campbell et al.(2008) membagi
pemrosesan makanan ke dalam empat tahapan utama yakni ingestion, digestion, absorption,
dan elimination.
Setelah mendapatkan energi dan materi penyusun tubuh, barulah hewan dapat
melakukan berbagai aktivitas kehidupannya. Salah satu aktivitas kehidupan adalah tumbuh.
Akan tetapi, tidak semua energi dan materi yang didapat digunakan untuk tumbuh. Ada
yang terbuang melalui feses dan urin, digunakan untuk melakukan kerja, dan hilang sebagai
panas. Hal-hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, di antaranya adalah
kualitas sistem pencernaan. Pada praktikum kali ini, Anda akan menentukan berbagai
parameter terkait efisiensi konsumsi energi dan materi dalam proses pertumbuhan.
II.
Tujuan Praktikum
1. Menentukan pengaruh pemberian zat terhadap laju konsumsi, laju
pertumbuhan, laju pertumbuhan relatif, efisiensi pakan, efisiensi pencernaan,
dan efisiensi absorbsi mencit (Mus musculus).
III.
Bahan
Mencit (Mus musculus)
Pakan mencit
Akuades
Detergen
Alumunium foil
Zat yang didedahkan*
Gelas kimia
*diberitahu pada saat praktikum dilaksanakan
IV. Teknis Kerja
IV.1
Inisiasi
Mencit ditimbang menggunakan timbangan analitik dan dicatat berat
badannya. Mencit yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam kandang metabolisme
(gambar 3.1) yang telah disiapkan. Pakan, sebanyak 10% dari berat badan mencit,
dimasukkan ke dalam tempat pakan (jumlah pakan yang diberikan dicatat)
sedangkan minum diberikan secara ad libitum. Wadah penampung feses dan gelas
penampung urin ditimbang kemudian masing-masing ditempatkan di bawah saluran
feses dan saluran urin.
(a)
(b)
Gambar 3.1 (a) kandang metabolisme yang tampak dari luar. (b) kandang metabolisme yang
telah diisi dengan seekor tikus. (sumber: Khairudin, 2010)
IV.2
(gram/hari)
(WtWo)
Wo
(WtWo)
100
C
(CFU )
100
C
(Wt Wo)
100
(CFU )
x 100%