KELOMPOK 6
ANALISIS RESPON KOGNITIF PENGGUNA TOL TERHADAP
KOMUNIKASI INFORMATIF PT JASA MARGA TERKAIT
PERUBAHAN SISTEM PEMBAYARAN DI GERBANG TOL PASTEUR
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah KU4182 Komunikasi Pembangunan yang diberikan oleh
Dr. Chairil Nur Siregar, M.S.
Oleh:
Reza Trikurnia Setiabekti 13213093
Fachrie Muhammad Arifin 10512069
Rio Chandra Rajagukguk 13514082
Naufal Ismail Kreshnaviyanto 10214051
Gideon Nicolas 15115011
Luh Wayan Ari Sawitri 10614030
Oki Marsela 11615026
Arvy Naufal 15115014
Muhammad Dzaki Ibrahim 12014033
0
BAB I
PENDAHULUAN
1
3. kurangnya sosialisasi kepada masyarakat terkait penggunaan e-money pada semua
gerbang tol.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dicari teori-teori terkait sebagai landasan untuk
melakukan penelitian. Teori-teori tersebut digunakan untuk membuat pedoman wawancara
dan disesuaikan untuk menjawab rumusan rumusan masalah di atas. Berikut ini adalah
teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini.
3
secara alamiah dapat diduga akan muncul efek yang bervariasi sesuai dengan perbedaan
individual itu. Tetapi dengan berpegang tetap pada pengaruh variabel-variabel kepribadian
(yakni menganggap khalayak memiliki ciri-ciri kepribadian yang sama) teori tersebut tetap
akan memprediksi keseragaman tanggapan terehadap pesan tertentu. (jika variabel antara
bersifat seragam).
4
transmisi pesan dan bagaimana transmitter menggunakan media dalam berkomunikasi.
Dalam hal ini, jika sinyal media yang digunakan baik, maka komunikasi akan berjalan
efektif, begitu pula sebaliknya. Apabila sinyal media tidak baik, maka komunikasi tidak akan
berjalan dengan lancar.
5
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam makalah ini adalah metode penelitian
kualitatif. Metode kualitatif merupakan metode yang menekankan pada aspek pemahaman
secara mendalam terhadap suatu masalah. Penelitian dilakukan melalui wawancara, serta
observasi sehingga diperoleh data yang representatif. Wawancara dilakukan kepada dua
pihak narasumber yaitu antara lain:
1. Pihak Jasa Marga
2. Masyarakat pengguna tol
a. Supir Travel (Bapak Asep)
b. Supir Taxi (Bapak Agus)
c. Pengguna mobil pribadi (Ibu Ripka Syalia)
d. Pengguna mobil pribadi (Bapak Charles)
e. Pengguna mobil pribadi (Ibu Febi)
f. Pengguna mobil pribadi (Ibu Lita Natassa)
g. Pengguna mobil pribadi (Bapak Lukman)
6
BAB IV
HASIL PENELITIAN
2. Apa respon yang Anda berikan dengan adanya perubahan sistem pembayaran tol?
Jawaban:
Respon yang diberikan narasumber yaitu bahwa mereka lebih baik melakukan
pembayaran tol secara tunai.
3. Sikap apa yang Anda berikan dengan adanya perubahan sistem pembayaran tol?
Jawaban:
Sikap yang diberikan dengan adanya perubahan sistem pembayaran tol adalah
narasumber mau tidak mau mengikuti aturan, namun tetap merasa lebih baik
melakukan pembayaran secara tunai.
b) Jasa Marga
1. Upaya apa yang telah dilakukan Jasa Marga dalam memasarkan e-toll agar terjadi
perubahan tingkah laku masyarakat menjadi menggunakan e-toll?
Jawaban:
Upaya yang dilakukan Jasa Marga dalam memasarkan e-toll agar terjadi
perubahan tingkah laku masyarakat menjadi menggunakan e-toll adalah
memaksakan masyarakat untuk menggunakan pembayaran menggunakan e-
Toll dengan menghilangkan sistem pembayaran tunai pada semua gardu pada
gerbang tol.
7
2. Apa yang menjadi asumsi dasar Jasa Marga dalam membuat sistem pembayaran tol
menggunakan e-toll?
Jawaban:
Yang menjadi asumsi dasar Jasa Marga dalam membuat sistem pembayaran tol
menggunakan e-toll adalah untuk mengurangi kemacetan di gardu tol.
3. Informasi apa saja yang sudah Jasa Marga berikan mengenai perubahan sistem
pembayaran tol?
Jawaban:
Informasi yang sudah diberikan Jasa Marga mengenai perubahan sistem
pembayaran tol adalah tanggal diberlakukannya pembayaran non-tunai di
masing-masing gerbang tol di Bandung dan pemberitahuan bahwa semua gardu
pada gerbang tol sudah memberlakukan pembayaran menggunakan e-toll.
4. Respon apa yang diberikan masyarakat dengan adanya perubahan sistem pembayaran
tol?
Jawaban:
Ada yang memberikan respon positif terhadap sistem pembayaran tol yang baru
dan ada juga yang memberikan respon negatif. Respon tersebut diperoleh dari
hasil wawancara dengan beberapa pengguna tol yang dilaksanakan tiap 1 tahun
1 kali.
2. Apakah Anda sebagai pengguna tol memberikan dukungan dengan adanya perubahan
sistem pembayaran tol? Alasannya?
Jawaban:
8
Tidak, karena narasumber merasa masih lebih mudah dan lebih baik
menggunakan sistem pembayaran tunai
3. Interaksi seperti apa yang Anda dapatkan dari pihak Jasa Marga terkait pemberian
informasi perubahan sistem pembayaran tol?
Jawaban:
Narasumber tidak mendapatkan interaksi secara langsung dari pihak Jasa
Marga, informasi yang didapatkan hanya informasi tertulis yang ada di gerbang
tol.
b) Jasa Marga
1. Media apa saja yang digunakan oleh Jasa Marga dalam memberikan informasi tentang
perubahan sistem tol?
Jawaban:
Media yang digunakan oleh Jasa Marga dalam memberikan informasi tentang
perubahan sistem tol adalah media sosial (seperti Youtube dan Twitter), radio,
media cetak (seperti koran dan majalah), melalui Bank yang bekerja sama
dengan Jasa Marga, dan pengumuman di setiap gerbang tol, baik berupa
spanduk maupun layar LCD.
3. Interaksi seperti apa saja yang dilakukan oleh Jasa Marga untuk memberikan
informasi kepada pengguna tol terkait perubahan sistem pembayaran tol?
Jawaban:
Interaksi secara langsung yang dilakukan oleh Jasa Marga di antaranya adalah
talkshow mengenai penggunaan e-toll yang dilakukan di Car Free Day Dago,
9
Bandung. Selain itu melalui beberapa event lain yang dilaksanakan di Kota
Bandung.
b) Jasa Marga
1. Apa penyebab Jasa Marga melakukan perubahan pada sistem pembayaran tol?
Jawaban:
Penyebab Jasa Marga melakukan perubahan pada sistem pembayaran tol
adalah untuk membantu pemerintah mengurangi jumlah uang yang beredar
(gerakan non-tunai) dan mengurangi macet di setiap gardu tol.
10
1. Tindakan apa saja yang sudah Anda lakukan dalam menyesuaikan diri dengan sistem
pembayaran tol yang baru (situasi yang baru)?
Jawaban:
Narasumber yang bekerja pada perusahaan travel, dari kantornya sendiri telah
memberikan e-toll pada setiap supir yang akan berangkat, dan setiap kali akan
berangkat e-toll akan diisi. Sedangkan narasumber yang bekerja sebagai supir
taxi mau tidak mau akan melakukan top up pengisian e-toll saat akan bekerja.
2. Apa efek positif yang timbul dengan kebiasaan-kebiasaan (penggunaan e-toll) yang
telah Anda lakukan untuk sistem pembayaran tol saat ini (pembayaran dengan e-toll)?
Jawaban:
Ada narasumber yang merasa transaksi yang dilakukan menjadi lebih cepat
b) Jasa Marga
1. Tindakan apa yang dilakukan Jasa Marga untuk menyesuaikan pengguna tol dengan
sistem pembayaran tol yang baru (situasi yang baru)?
Jawaban:
Tindakan yang dilakukan Jasa Marga yaitu memberikan pengumuman atau
penyuluhan kepada pengguna tol melalui media sosial dan interaksi secara
langsung.
2. Apakah Jasa Marga menemukan pengguna tol yang memberikan respon positif
(dinilai cocok) dalam menggunakan sistem pembayaran tol baru (e-toll)?
Jawaban:
Respon positif ditemukan oleh pihak Jasa Marga saat melakukan wawancara
secara langsung terhadap pengguna tol dalam rangka survey yang dibantu oleh
badan konsultan yang bekerja sama dengan Jasa Marga.
11
Media komunikasi yang digunakan Jasa Marga belum efektf untuk memberikan
informasi mengenai sistem pembayaran tol, karena menurut narasumber masih
banyak pengguna yang awam.
2. Jika media komunikasi yang digunakan belum baik dan efektif, media komunikasi apa
yang menurut Anda lebih efektif untuk digunakan?
Jawaban:
Media komunikasi yang efektif menurut narasumber, yaitu pada media
komunikasi tersebut dijelaskan mengenai tata cara pembayaran e tol. Karena
menurut narasumber informasi yang mereka terima hanya tanggal
diberlakukannya e toll saja.
b) Jasa Marga
1. Sampai sejauh ini media komunikasi apa yang paling efektif digunakan oleh Jasa
Marga dalam memberitahu informasi mengenai perubahan sistem pembayaran tol?
Alasannya?
Jawaban:
Media komunikasi yang paling efektif digunakan oleh Jasa Marga dalam
memberitahu informasi mengenai perubahan sistem pembayaran tol adalah
spanduk dan layar LCD yang dipasang beberapa meter di depan gerbang tol
yang berisikan tanggal diberlakukannya sistem pembayaran non-tunai di semua
gardu pada gerbang tol tersebut. Alasannya adalah karena pengguna tol dapat
langsung melihat informasinya ketika hendak memasuki jalan tol, sedangkan
media lain belum tentu diperhatikan oleh setiap pengguna tol.
12
seperti mesin e-toll, hal ini dikarenakan salah satu narasumber pernah
mengalami kejadian, dimana saat menempelkan kartu e-toll portal gerbang tol
tidak terbuka namun saldo yang ada pada kartu berkurang.
b) Jasa Marga
1. Respon apa yang bisa Anda prediksikan yang dimiliki oleh pengguna tol ketika Anda
mengumumkan sistem pembayaran baru di gerbang tol Pasteur?
Jawaban:
Respon pengguna tol yang diprediksikan oleh Jasa Marga, yaitu akan menuai
pro dan kontra. Pro terhadap sistem penggunaan tol karena hal tersebut
merupakan perubahan yang memberikan sistem yang lebih praktis dan cepat,
sedangkan kontra terhadap sistem penggunaan tol karena masih ada sebagian
masyarakat yang kurang mau beradaptasi terhadap perubahan sistem.
13
BAB V
HASIL ANALISIS
5.1 Respon Kognitif yang Diberikan oleh Masyarakat terhadap Perubahan Sistem
Pembayaran Tol
Adanya perubahan sistem pembayaran tol memberikan respon kognitif pada
pengguna tol. Informasi mengenai perubahan sistem pembayaran tol sendiri lebih banyak
diketahui pengguna tol melalui pengumuman tertulis maupun melalui pengeras suara di
gerbang tol. Dari informasi tersebut terdapat adanya respon, baik itu respon positif maupun
respon negatif dari pengguna tol. Namun dari kebanyakan respon yang di dapatkan bahwa
pengguna tol merasa lebih baik melakukan pembayaran secara tunai. Hal ini sesuai dengan
Teori Respon Kognitif karena teori ini mengkaji tentang asumsi dasar bahwa khalayak
secara aktif terlibat dalam proses penerimaan informasi dengan cara mengevaluasi informasi
yang diterima berdasarkan pengetahuan dan sikap yang dimiliki sebelumnya. Bagi pengguna
tol yang sudah terbiasa dengan sistem pembayaran tunai, merasa bahwa perubahan sistem
pembayaran non tunai ini dianggap cukup menyulitkan dan masih banyak memiliki
kelemahan pada sistem terbaru ini. Beberapa hal yang dirasa menyulitkan yaitu, informasi
yang diberikan mengenai sistem pembayaran e-toll yang dirasakan oleh sebagian pengguna
tol kurang lengkap, selain itu pengguna kartu ini tidak bertuan dalam artian jika kartu ini
hilang maka tidak ada sistem pemblokiran terhadap kartu sehingga siapapun yang mengambil
kartu dapat langsung menggunakannya. Di lain pihak, adanya respon positif yang diberikan
kepada masyarakat terhadap sistem baru ini yaitu sistem pembayaran yang dinilai cepat pada
gardu tol dan mengurangi human error pada proses pembayaran di gardu tol. Adanya
perbedaan-perbedaan dan berbagai efek yang timbul yang disebabkan oleh perubahan pada
pembayaran tol ini sesuai dengan Teori Perbedaan Individual yang mengjaki tentang
adanya perbedaan-perbedaan diantara individu-individu sebagai sasaran media massa ketika
mereka diterpa hingga menimbulkan efek tertentu. Pun hal ini menimbulkan adanya interkasi
antara masing-masing individu berdasarkan perbedaan watak perorangan.
5.2 Sebab dan Akibat dari Perubahan Sistem Pembayaran Tol kepada Pengguna Tol
Perubahan pada sistem pembayaran tol tentunya memiliki sebab dan akibat kepada
pengguna tol. Menurut Teori Sebab Akibat, ada suatu syarat yang menjadi penyebab suatu
akibat. Hal tersebut dapat dilihat dari akibat yang dirasakan oleh beberapa pengguna tol,
contohnya adalah Pak Agus yang merasa transaksi yang terjadi menjadi lebih cepat. Namun,
14
ada juga beberapa pengguna tol yang tidak merasakan akibat dari perubahan sistem
pembayaran tol. Penyebab dari perubahan sistem pembayaran tol sendiri adalah gerakan
non-tunai yang direncanakan oleh pemerintah, lamanya transaksi pembayaran secara tunai di
gardu tol yang menjadi penyebab kemacetan di jalan tol dan terjadinya kesalahan pada
pembayaran di gardu tol. Pada Teori Connectionism dijelaskan bahwa setiap orang akan
melakukan tindakan yang bersifat coba-coba secara terus menerus ketika bertemu dengan
situasi baru. Hal tersebut dapat dilihat pada kantor perusahaan travel yang memberikan e-toll
pada setiap supir yang berangkat dan supir taksi yang melakukan top up pengisian e-toll saat
akan bekerja sejak mereka menerima pengumuman mengenai perubahan sistem pembayaran
tol. Agar pengguna tol dapat menyesuaikan dengan sistem pembayaran tol yang baru, Jasa
Marga terus memberikan pengumuman dan penyuluhan kepada pengguna tol melalui media
sosial dan interaksi secara langsung.
5.3 Komunikasi Informatif yang Digunakan Jasa Marga dalam Upaya Sosialisasi
Perubahan Sistem Pembayaran Tol
Respon pengguna tol dalam menyikapi adanya perubahan dari sistem pembayaran tol
ini sangat berkaitan dengan informasi yang diberikan oleh pihak Jasa Marga. Hal ini sesuai
dengan Teori Komunikasi Informatif, dimana teori ini mengkaji bahwa jika sinyal media
yang digunakan baik, maka komunikasi akan berjalan efektif. Namun pada kenyataannya
pengguna tol merasa informasi yang diberikan oleh pihak Jasa Marga kurang efektif,
sehingga pengguna tol masih merasa awam dalam menggunakan sistem yang baru ini.
Respon yang diberikan oleh pengguna tol ini juga berkaitan juga dengan Teori
Behaviorisme, teori ini mencakup semua perilaku termasuk tindakan balasan atau respon
terhadap rangsangan atau stimulus. Stimulus yang dimaksud dalam hal ini adalah informasi
yang diberikan Jasa Marga ke pengguna tol. Pengguna tol kemudian memberikan respon
berupa tindakan. Karena dalam hal ini stimulus yang diberikan kurang efektif maka dapat
diprediksikan pula respon yang diberikan oleh pengguna tol yakni masih banyak pengguna
yang merasa kesulitan dalam melakukan pembayaran dengan menggunakan sistem yang baru
dan merasa pembayaran secara tunai lebih baik dibandingkan dengan menggunakan e-toll.
15
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
Dari penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal:
1. Respon kognitif yang diberikan oleh masyarakat terhadap perubahan sistem
pembayaran tol yaitu masyarakat masih banyak yang merasa lebih baik melakukan
pembayaran secara tunai.
2. Penyebab dari perubahan sistem pembayaran tol kepada pengguna tol yaitu gerakan
non-tunai oleh pemerintah, lamanya transaksi pembayaran secara tunai di gardu tol
dan terjadinya kesalahan pada pembayaran di gardu tol. Sedangkan akibat dari
perubahan sistem pembayaran tol, yaitu transaksi yang terjadi menjadi lebih cepat.
3. Komunikasi informatif yang digunakan Jasa Marga dalam upaya sosialisasi
perubahan sistem pembayaran tol adalah komunikasi melalui media sosial seperti
twitter, radio, youtube, interaksi secara langsung di Car Free Day Dago, dan melalui
pengumuman pada gerbang tol. Namun, sebagian besar pengguna tol hanya menerima
komunikasi informatif yang dilakukan Jasa Marga melalui pengumuman pada
gerbang tol dan dirasa kurang efektif bagi pengguna tol.
6.2 Saran
Saran yang dapat kami berikan sesuai dengan rumusan masalah yang kami buat adalah
sebagai berikut:
1. Teknis penyelenggaraan e-tol harus dilakukan dengan matang agar tercapai tujuan
diadakannya perubahan teknik pembayaran ini dan tidak menimbulkan masalah baru.
2. Pihak jasa marga harus membuat sosialisasi yang lebih baik dan efektif untuk
mengenalkan system penggunaan e-tol agar tujuan perubahan ini tercapai.
3. Info yang disosialisasikan harus lengkap dan terstruktur agar mudah dipahami dan
bila perlu adakan simulasi di rest area tol untuk menjamin pengguna e-tol telah
mengerti dengan baik cara menggunakan e-tol.
4. Kartu e-tol harus memiliki identitas dan system pemblokiran untuk mengantisipasi
kehilangan kartu e-tol.
16
DAFTAR PUSTAKA
[1] https://news.detik.com/berita/d-3505640/seluruh-gerbang-tol-tak-layani-transaksi-
tunai-mulai-oktober-2017, diakses pada 14 Oktober 2017 pukul 16.00 WIB.
[2] https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-3681734/mulai-hari-ini-e-toll-
diberlakukan-di-gerbang-tol-buahbatu-bandung, diakses pada 14 Oktober 2017 pukul
16.30 WIB.
[3] https://pakarkomunikasi.com/teori-komunikasi-menurut-para-ahli, diakses pada 14
Oktober 2017 pukul 16.59 WIB.
17