PENGINDERAAN JAUH
ANGGOTA :
MUHAMMAD ALFIAN
MUHAMAD MAULUDY
BERLIAN HASSANI
RIFATUD DAROJAH
YULIANA
XII IIS
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Penginderaan Jauh yang disingkat PJ atau Indraja, dalam bahasa Inggris disebut
remote Sensing, bahasa Perancis diebut Telediction, bahasa Jerman Fernerkundung,
Portugis menyebutnya dengan Sensoriamento remota dan lain-lain. Penginderaan Jauh
yang berkembang saat ini di Indonesia sudah digunakan oleh hampir semua negara maju.
Negara-negara maju menggunakan penginderaan jauh kerna kebutuhan data dann
informasi yang sangat mendesak, karena data dan informasi tersebut banyak digunakan
untuk perencanaan pengembangan fisik, sosial maupun militer. Pengembangan itu sendiri
memerlukan data dan informasi yang akurat dan up to date, cepat dan mudah, dengan
keakuratan data dan informasi, maka perencanaan dapat dilakukan dengan sebaikbaiknya.
Berdasarkan hasil penelitian para ahli penginderaan jauh selama ini serta adanya
kebutuhan bagi pembangunan nasional, maka pemerintah telah memutuskan untuk
membangun suatu sistem Stasiun Bumi Satelit Penginderaan Jauh yang pelaksanaannya
dipercayakan kepada LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional). Sistem
yang dibangun disesuaikan dengan perkembangan saat ini, yaitu dapat menerima dan
mengolah data dari berbagai satelit yang diorbitkan dari bumi.
1.2
Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
1.3
Tujuan
1.
2.
3.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Penginderaan Jauh
Dalam penginderaan jauh dibutuhkan suatu tenaga yang bersifat ilmiah yaitu sinar
matahari, sinar bulan maupun sinar buatan jika waktu pemotretan dilakukan pada malam
hari.
Penginderaan jauh yang menggunakan sinar matahari disebutsistem pasif, sedangkan
kalau menggunakan tenaga buatan disebutsistem aktif. Disamping matahari sebgai
sumber pokok tenaga, atmosfer juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap
penginderaan jauh akan tetapi pengaruh atmosfer setiap bagian tidak sama. Pengaruh
atmosfer yang cukup besar menyebabkna banyak bagian yang spektrumnya tidak dapat
digunakan untuk merambatkan panjang gelombang. Bagian yang mampu melanjutkan
energi dan dapat di tangkap oleh sensor mata adalah bagian yang memiliki jendela
atmosfer.
2.
Objek
Objek adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran dalam penginderan jauh, antara lain
meliputi atmosfer, biosfer, hidrosfer dan litosfer.
3.
Sensor
Sensor adalah suatu benda yang digunakan untuk merekam objek-objek di alam.
Kemmpuan sensor menyajikan gambar objek lain yang terkeci disebut kualitas sensor.
Sensor berdasarkan proses perekamannya dibedakan menjadi dua macam.
a.
Sensor Fotografik
Adalah sensor berupa kamera yang bekerja pada spektrum tampak mata dan
menghasilkan foto atau citra.
b.
Sensor Elektromagnetik
Adalah sensor bertenaga elektrik dalam bentuk sinyal elektrik yang beroprasi pada
spektrum yang lebih luas, yaitu dari sinar x sampai gelombang radio dan menghasilkan
foto ata citra.
4.
Wahana
Citra/Keluaran
Citra atau keluaran adalah gambar objek yang tampak pada cermin melalui lensa kamera
atau tampak langsung pada hasil cetakan. Tiga ciri yang terekam oleh sensor adalah ciri
spasial, ciri temporal dan ciri spektral.
Ciri Spasial adalah ciri yang berkaitan dengan ruang, meliputi: bentuk, ukuran, bayangan,
pola, tekstur, situs dan asosiasi.
Ciri Temporal adalah ciri yang terkait dengan umur benda atau waktu saat perekaman.
Ciri Spektral adalah ciri yang dihasilkan oleh tenaga elektromagnetik dengan benda, yang
dinyatakan dengan rona dan warna. Rona adalah tingkat kehitaman atau keabuan suatu
gambar objek pada citra. Citra dapat dibedakan menjadi dua, yaitu citra foto dan citra
nonfoto.
Citra foto dibuat dari foto udara, dibuat dari pesawat udara dengan kamera sebagai alat
dan menggunakan spektrum tampak mata dan perluasannya.
2.3
1) Sistem sensor ; terdapat dua sistem sensor dalam penginderaan yaitu sensor
optis dan sensor radar. Hal pembeda dari kedua sensor tersebut terletak pada sistem
energi yang di rekam oleh sensor. Jika sensor optis bersifat asif dimana merekam hasil
pemantulan objek oleh sinar matahari, sedangkan sensor radar bersifat aktif dimana
menerima hamburan balik (backscatter) dari objek yang asal energinya berasal dari
sensor radar.
2) Resolusi ; terdapat empat resolusi yang sering digunakan dalam menerangkan
data indraja. Resolusi spasial, temporal, radioetrik dan spektral.
3) Lebar sapuan ; lebar permukaan bumi yang dapat direkam oleh satelit, biasanya
tergantung pada ketinggian orit satelit dari permukaan bumi, semakin tinggi letak satelit
semakin lebar permukaan bumi yang dapat di rekam, begitu juga sebaliknya.
4) Sistem Orbit ; ada sistem orbit yang dikenal di penginderaan jauh seperti orbit
polar, orbit ekuatorial dan orbit tetap (geostationer). Orbit polar adalah suatu lintasan
satelit dari kutub ke kutub yang ada di bumi sedangkan orbit ekuatorial adalah suatu
lintasan satelit yang sejajar dengan garis equator.
2.4
Bidang Kehutanan
Peta citra merupakan citra yang telah bereferensi geografis sehingga dapat dianggap
sebagai peta. Informasi spasial yang disajikan dalam peta citra merupakan data raster
yang bersumber dari hasil perekaman citra satelit sumber alam secara kontinu. Peta citra
memberikan semua informasi yang terekam pada bumi tanpa adanya generalisasi.Peranan
peta citra (space map) dimasa mendatang akan menjadi penting sebagai upaya untuk
mempercepat ketersediaan.
2.4.4
2.4.5
T
Manfaat penginderaan jauh di bidang oseanografi (kelautan) adalah sebagai berikut.
a. Mengamati sifat fisis laut, seperti suhu permukaan, arus permukaan, dan
salinitas sinar tampak (0 - 200 m).
b. Mengamati pasang surut dan gelombang laut (tinggi, arah, dan frekwensi).
c. Mencari lokasi upwelling, singking dan distribusi suhu permukaan.
d. Melakukan studi perubahan pantai, erosi, dan sedimentasi (LANDSAT dan
SPOT).
Contohnya adalah Sebagai negara maritim, banyak penduduk Indonesia yang
bermatapencaharian sebagai nelayan, dimana ikan merupakan salah satu sumber daya
laut yang utama. Telah kita ketahui bahwa nelayan di Indonesia masih mengggunakan
metode tradisonal dalam mencari titik ikan berkumpul.
2.4.6
2.4.7 Bidang Geofisika Bumi Padat, Geologi, Geodesi, dan Lingkungan (LANDSAT,
GEOSAT)
Manfaat penginderaan jauh di bidang geofisika, geologi, dan geodesi adalah sebagai
berikut.
a. Melakukan pemetaan permukaan, di samping pemotretan dengan pesawat
terbang dan menggunakan aplikasi GIS.
b. Menentukan struktur geologi dan macam batuan.
c. Melakukan pemantauan daerah bencana (kebakaran), pemantauan aktivitas
gunung berapi, dan pemantauan persebaran debu vulkanik.
d. Melakukan pemantauan distribusi sumber daya alam, seperti hutan (lokasi,
macam, kepadatan, dan perusakan), bahan tambang (uranium, emas, minyak
bumi, dan batu bara).
e. Melakukan pemantauan pencemaran laut dan lapisan minyak di laut.
f. Melakukan pemantauan pencemaran udara dan pencemaran laut.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Penginderaan jauh merupakan ilmu dan seni dan teknik dalam usaha untuk
mengetahui benda, gejala dan area dari jarak jauh dengan menggunakan alat
pengindera berupa sensor buatan. Penginderaan jauh mempunyai komponenkomonen dan karakteristik tersendiri. Sistem penginderaan jauh juga mempunyai
beberapa manfaat bagi pembangunan dan pertahanan nasional dalam berbagai
bidang yang mana dapat membantu memakmurkan dan mensejahterakan
Indonesia.
3.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA