Diagnosis
Bila penderita mempunyai riwayat telah digigit oleh binatang, parestesia
pada tempat luka, dan hidrofobia, maka diagnosis klinis rabies tidak sukar. Setiap
penyakit dimana ada ensefalitis kadang-kadang dapat menyebabkan kerancuan,
seperti mereka yang disebabkan oleh arbo virus, enterovirus, dan herpes simpleks.
Namun jika kita mendapatkan tanda-tanda keterlibatan batang otak pada penderita
yang sensorinya normal dan yang tidak mempunyai tanda-tanda lesi yang
menempati ruang, diagnosis lain dapat disingkirkan.
Diagnosis dapat dipertegas dengan pemeriksaan air liur, untuk biakan
virus, dan pemeriksaan patologi otak untuk menemukan badan Negri yang
merupakan tanda khas.
Penatalaksanaan
Tidak ada terapi untuk penderita yang sudah menunjukkan gejala rabies.
Penanganan hanya berupa tindakan suportif dalam penanganan gagal jantung dan
gagal napas. Perawatan intensif hanyalah metode untuk memperpanjang dan bila
mungkin menyelamatkan hidup pasien dengan mencegah komplikasi respirasi dan
kardiovaskuler yang sering terjadi. Penderita rabies dapat diberikan obat-obat
sedatif dan analgesik secara adekuat untuk memulihkan ketakutan dan nyeri yang
terjadi.
Pada gigitan yang dicurigai rabies, daerah gigitan harus segera dicuci
dengan air sabun atau larutan antiseptik lain lalu di debridement. Tindakan ini
efektif sampai 12 jam setelah kejadian luka. Pada gigitan yang tergolong berat dan
kecurigaan kuat adanya infeksi rabies, dilakukan infiltrasi 5 ml serum antirabies
disekitar luka. Setelah digigit hewan, selalu harus dipertimbangkan pemberian
vaksinasi. Pemberiannya setiap hari selama beberapa minggu untuk mencegah
timbulnya penyakit fatal ini. Jika binatang penggigit dapat ditangkap, binatang
diamati apakah menunjukkan gejala penyakit atau tidak. Gejala yang ditunjukkan
binatang ini sebenarnya tidak berbeda dari gejala pada manusia yaitu berupa fase
rangsangan (eksitasi) yang lama atau fase rangsangan yang sebentar diikuti fase
apati. Jika binatang bersangkutan mati, diagnosis dapat dipertegas dengan
pemeriksaan air liur, untuk biakan virus, dan pemeriksaan patologi otak untuk
menemukan badan Negri yang merupakan tanda khas. Jika binatang tidak
tertangkap dapat dipertimbangkan apakah daerah tersebut merupakan daerah
wabah atau berinsidens tinggi rabies. Binatang malam liar seperti kelelawar, yang
mengigit pada siang hari patut dicurigai. Letak gigitan dan berat/ ringannya luka
juga harus menjadi pertimbangan dalam menentukan tindakan. Tetapi harus segera
diberikan setelah diambil keputusan dan dihentikan jika setelah 5 hari pengamatan
ternyata binatang penggigit tidak sakit. Bila binatang tidak tertangkap atau
terbunuh, sebaiknya berikan terapi vaksin. Pemberian serum diikuti vaksin
dilakukan bila binatang diduga mengidap rabies, atau setelah binatang didiagnosis
rabies secara klinis dan laboratoris.
ternyata
mengidap rabies
Binatang dicurigai mengidap rabies atau Terapi vaksin dimulai dan binatang diamati
terdapat tanda rabies
Gigitan tergolong berat: multipel, pada jari, Terapi serum disertai pemberian vaksin
tangan, leher, muka, atau kepala
Pertimbangan terapi
Vaksinasi
Vaksin rabies bermacam-macam, ada yang dibuat dari antigen lemah dari
biakan virus rabies dan telur yang dimatikan secara kering dan ada yang dibuat
dari otak anak tikus yang diinkubasi rabies (vaksin SMBV, suckling mouse brain
vaccine). Serum didapat dari darah kuda sehingga timbulnya syok anafilaksis
harus selalu diwaspadai. Serum dibuat dengan cara menyuntik kuda tiap hari
selama 2 minggu dengan emulsi 5% jaringan yang terinfeksi. Serum diberikan
dengan dosis 40 IU/kgBB yaitu sebanyak 5 ml secara infiltrat disekitar gigitan
yang tergolong berat.
Vaksin disuntikkan subkutan tiap hari sampai 20-30 kali. Pada penderita
yang mendapatkan serum diberikan booster 10-20 hari setelah suntikan terakhir.
Vaksin SMBV disuntikkan subkutan tujuh kali 2 ml sebagai dasar, kemudian dua
kali 0,25 ml sebagai booster.
Komplikasi
Pencegahan
Untuk mencegah infeksi virus rabies pada penderita yang terpapar dengan
virus rabies melalui kontak ataupun gigitan binatang pengidap atau tersangka
rabies harus dilakukan perawatan luka yang adekuat dan pemberian vaksin anti
rabies dan imunoglobulin. Vaksinasi rabies perlu pula dilakukan terhadap individu
yang beresiko tinggi tertular rabies.