Anda di halaman 1dari 8

ANTERIOR NECK

The following anatomic points define the anterior compartment of the neck: (1) the inferior
border of the mandible superiorly, (2) the anterior border of the sternocleidomastoid muscle
laterally, (3) the clavicle inferiorly, and (4) the vertical midline from mental symphysis to
suprasternal notch medially. The structures that make up the anterior neck include the larynx,
trachea, esophagus, thyroid and parathyroid glands, carotid sheath, and suprahyoid and
infrahyoid strap muscles. Triangular regions also define the anterior neck anatomically. The
submandibular triangle is a region contained
in the anterior neck bordered by the inferior margin of the mandible and the digastric,
stylohyoid, and mylohyoid muscles. This region contains the submandibular gland and the
marginal mandibular branch of the facial nerve. The submental triangle defines a region
bordered by the hyoid bone, the paired anterior bellies of the digastric muscles, and the
mylohyoid muscle. The upper belly of the omohyoid muscle in the anterior neck further
divides the anterior neck into an upper carotid triangle and a lower muscular triangle.
LATERAL NECK
The lateral neck, also referred to as the posterior triangle, is defined by the posterior aspects
of the sternocleidomastoid muscle medially, the trapezius muscle laterally, and the middle
third of the clavicle inferiorly. The lateral neck contains lymph nodebearing tissue, the
spinal accessory nerve, and the cervical plexus. The inferior belly of the omohyoid muscle
further defines a lower subclavian triangle in the lateral neck that contains the brachial
plexus and subclavian vessels.

TUJUAN TERAPI OKSIGEN


Tujuan umum terapi oksigen adalah untuk mencegah dan memperbaiki hipoksia jaringan,
sedangkan tujuan khususnya adalah untuk mendapatkan PaO 2 lebih dari 90 mmHg atau
SaO2 lebih dari 90%. Besarnya fraksi oksigen inspirasi yang didapat unit paru sesuai
dengan volume oksigen yang diberikan pada pasien dapat dilihat pada tabel dibawah ini: 2
Alat

Kanula nasal

Masker oksigen

Masker

dengan

kantong reservoir

Aliran (L/menit)
1

Fi O2 (fraksi oksigen inspirasi)


0,24

0,28

0,32

0,36

0,40

6
5-6

0,44
0,40

6-7

0,50

7-8
6

0,60
0,60

0,70

0,80

0,80

10
0,80
Pemberian campuran gas yang kaya akan oksigen mempunyai arti yang sangat terbatas pada
hipoksia stagnan. Anemik dan histotoksik, karena yang dapat dicapai melalui cara ini
hanyalah peningkatan dalam jumlah O2 yang larut di dalam darah arteri. Hal ini juiga berlaku
bagi hipoksia hipoksik yang disebabkan oleh pirau darah vena yang tidak teroksigenasi
melewati paru-paru. Pada bentuk hipoksia hipoksik lainnya, pemberian O2 sangat bermanfaat.
Namun perlu diingat, bahwa pada penderita gagal paru berat dengan hiperkapnia, kadar
CO2 dapat sedemikian tingginya sampai menekan dan bukan merangsang pernafasan.3
Walau tergolong jenis terapi dan teknologi kesehatan mutakhir, tetapi dengan menggunakan
oksigen murni yang mulai marak sekarang, sebenarnya sudah ditemukan sejak hampir 400
tahun yang lalu, namun berbgai benturan yang dihadapi membuat dunia kesehatan terkesan
kurang mengakui teknik ini. Di Indonesia sendiri terapi oksigen murni dengan
mempergunakan ruang hiperbarik mulai dikenal sejak tahun enam puluhan. Namun
penggunaannya masih terbatas bagi kalangan penyelam AL yang mengalami penyakit
dekompensasi yang terjadi akibat penurunan tekanan yang terlampau cepat dari bawah keatas

permukaan air. Gejala-gejalanya antara lain adalah nyeri diseluruh tubuh, pusing dan
kehilangan orientasi.1
INDIKASI TERAPI OKSIGEN
Pemberian campuran gas yang kaya akan oksigen mempunyai arti yang sangat terbatas pada
hipoksia stagnan, anemik dan histologik.karena yang dapat dicapai melelui cara ini hanyalah
peningkatan dalam jumlah O2 yang larut didalam darah arteri. Hal ini berlaku juga bagi
hipoksia hipoksik yang disebabkan oleh pirau darah venayang tidak teroksigenasi melewati
paru-paru. Pad abentuk hipoksia hipoksik lainnya, pemberian O2 sangat bermanfaat namun
perlu diingat, bahwa penderita dengan gagal paru berat dengan hiperkapnia, kadar CO 2 dapat
sedemikian tingginya sampai menekan dan bukan merangsang pernafasan. Sebagian
penderita ini tetap bernafas karena adanya rangsang kemoreseptor karotis dan aorta padapusat
pernafasan. Apabila pemicuan oleh hipokisia dihilangkan melalui pemberian O2, pernafasan
dapat berhenti. Selama apnea, PO2 darah arteri menurun, namun pernafasan mungkin tidak
akan timbul kembali, karena peningkatan PCO2 akan lebih mendepresi pusat pernafasan.
Oleh sebab itu, pemberian O2 pada keadaan ini dapat berakibat fatal.3
Dalam perkembangannya barulah terapi oksigen ini dipakai untuk mengatasi penyakitpenyakit seperti luka pada penderita diabetes hingga stroke. Tetapi yang membuatnya
menanjakpopuler sekarang ternyata adalah dengan meningkatnya kebutuhan orang akan hal
kecantikan dan kebugaran. Secra perlahan kalangan awam mulai mengenal hal ini hingga
baru sekarang teknik terapi ini dikenal orang sebagai terapi modern dalam dunia
kesehatan.sekarang

banyak

yang

menggunakan

terapi

ini

untuk

mencegah

penuaan,menambah kecantikan dan kebugaran juga mencegah terjadinya kebotakan, dimana


melalui sebuah survei mencatat alasan yang cukup tinggi pada pengguna terapi ini.
Begitupun belum banyak pusat pusat kesehatan yang menyediakan fasilitas ini karena
biayanya yang masih relatif mahal dan terapinya yang harus dilakukan secara berkala.
Sementara di Amerika, Eropa dan Jepang pemakaiannya ternyata sudah begitu meluas sampai
pusat-pusat kebugaran. Sebuah laporan malah menyebutkan adanya tempat yang dinamakan
Oxy Bar dimana pengunjung dapat menghirup oksigen murni dengan berbagai pilihan yang
beragam.1
Pemanfaatan terapi hiprebarik oksigen ini mengambil suatu pelajaran dari kecelakaan
penyelaman dan segala penyakit yang ditimbulkannya. Sebetulnya, bahaya atau penyakit
yang dialami oleh penyelam juga dirasakan sama oleh pekerja di ruang adara bertekanan
tinggi. Saat turun, dapat terjadi barotrauma yang terjadi pada telinga, gigi lubang, paru-paru
dan lainnya.

Ketika didasar, dapat mengalami keracunan udara pernafasan seperti keracunan oksigen,
nitrogen, karbonmonoksida, maupun karbondioksida. Sedang saat naik, dapat terjadi penyakit
dekompresi, serta barotrauma.
Karenanya banyak penyakit yang dapat di terapi dengan hiperbarik ini seperti penyakit
dekompresi, emboli udara, aktinomikosis,anemia, insufisiensi arteri perifer akut, infeksi
bakteri, keracunan CO, keracunan sianida, gas gangren, cangkokan kulit, infeksi jaringan
lunak oleh kuman aerob dan an-aerob, osteoradionekrosis, radionekrosis jaringan lunak,
sistisis akibat radiasi, ekstraksi gigi pada rahang yang diobati dengan radiasi, mukomikosis,
osteomielitis, ujung amputasi yang tidak sembuh, luka diabetik, inhalasi asap, serta luka
bakar.5
Terapi dengan oksigen murni mempunyai efek yang baik bagi aliran darah da kelangsungan
hidup jaringan yang terkena gangguan kekurangan oksigen. Penggunaan terapi oksigen
bertekanan tinggi ini kian meningkat dalam klinis. Pada jaringan disekitar yang terdapat luka,
biasanya terjadi hambatan kelancaran aliran oksigen. Padahal oksigen itu penting dan
merupakan salah satu faktor penentu dalam proses penyembuhan luka, biasanya terjadi
hambatankelancaran aliran oksigen. Padahal oksigen itu penting dan merupakan salah satu
faktor penentu dalam proses penyembuhan luka, sekaligus menangkal terjadinya infeksi.
Kemampuan menghambat terjadi infeksi dengan terapi oksigen bertekanan tinggi ini punya
ciri dan kelebihan tersendiri dibanding dengan pemakaian antibiotika.5
Beberapa kondisi yang harus dipenuhi sebelum melakukan terapi oksigen yaitu diagnosis
yang tepat, pengobatan optimal dan indikasi terapi oksigen ini akan dapat memperbaiki
keadaan hipoksemia dan perbaikan klinik. Kriteria pemberian terapi oksigen tersebut dapat
dilakukan dengan beberapa cara dibawah ini.2
1. Pemberian oksigen secara berkesinambungan (terus menerus)
Diberikan apabila hasil analisis gas darah pada saat istirahat, didapat nilai:
PaO2 kurang dari 55 mmHg atau saturasi kurang dari 88%
PaO2 antara 56-59 mmHg atau saturasi 89% disertai kor pulmonale, polisitemia (hematokrit
>56%)
2. Pemberian secara berselang
Diberikan apabila hasil analisis gas darah saat latihan didapat nilai:
Pada saat latihan PaO2 55 mmHg atau saturasi 88%
Pada saat tidur PaO255 mmHg atau saturasi 88% disertai komplikasi seperti hipertensi
pulmoner.somnolen dan aritmia.

Pasien dengan keadaan klinik tidak stabil yang mendapat terapi oksigen perlu dievaluasi gas
darah (AGD) serta terapi untuk menentukan perlu tidaknya terapi oksigen jangka panjang.
KONTRA INDIKASI TERAPI OKSIGEN
Kasus-kasus yang tak diperkenankan menggunakan terapi ini antara lain adalah orang
dengan kelainan paru-paru karena bisa mengakibatkan pecahnya paru-paru dalam ruangan
bertekanan tinggi, orang dengan riwayat operasi paru, infeksi saluran nafas atas, cedera paru,
tumor ganas, orang yang mengidap penyakit-penyakit menular lain dan mengidap
gaustrophobia (rasa takut berada dalam ruangan tertutup). Karena itu, biasanya pasien
diminta menyediakan data pemeriksaan darah lengkap dan hasil foto rontgen paru minimal 6
bulan berselang sebelum memulai terapi oksigen hiperbarik ini. Jadi bila ingin mencoba
terapi oksigen mutakhir dengan cara menghirup oksigen murni dalam ruangan hiperbarik ini
tentu saja tak ada salahnya, tetapi jangan lupa untuk memenuhi persyaratan dan prosedurnya
serta satu hal yang paling penting yaitu harus terlebih dahulu dimulai dengan berkonsultasi
pada ahlinya untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.1
Berapa lama biasa terapi ini dilakukan? Berbeda dengan kasus-kasus penyelamanyang
membutuhkan waktu hingga lima jam, dari survey didapat data kira-kira sekitar satu jam
untuk tujuan kebugaran dan kecantikan dan bisa lebih lama sedikit untuk penyakit-penyakit
yang lebih serius. Terapi oksigen hiperbarik ini dilakukan secara berkala mulai dari enam
sampai sepuluh kali berturut-turut selama satu jam tergantung pada tempat penyedia
fasilitasnya.1
Kontra indikasi terapi hiperbarik terutama pada penderita pneumothorak yang belum
dirawat, kecuali bila sebelum pemberian oksigen hiperbarik dikerjakan tindakan bedah untuk
mengatasi pneumothorak tersebut, dan juga bagi yang sedang hamil. Karena tekanan partial
oksigen yang tinggi berhubungan dengan penutupan patent ductus arteriosusbersifat bahaya
bagi kehamilan dan janin yang dikandung. Namun demikian, ada juga penelitian yang
menunjukkan hasil, komplikasi seperti itu tidak terjadi.
Penggunaan terapi oksigen hiperbarik sangat luas. Meskipun demikian penggunaannya relatif
masih kecil dibanding jumlah penduduk Indonesiayang sedemikian besar.5
METODE
Oksigen diberikan dengan kanula nasal 2 (dua) liter permenit dapat meningkatkan fraksi
oksigen inspirasi dari 21% menjadi 27%, pendapat lain menyatakan bahwa oksigen dapat
diberikan 2-4 liter per-menit. Metode ini kurang efisien sebab hanya oksigen yang
mengalirpada awal inspirasi saja yang sampai di alveoli dan ikut proses pertukaran gas.
Penggunaan kateter transtrakeal merupakan salah satu carauntuk mengatasi kurang efisiennya

metode pemberian oksigen dengan kanula nasal. Keuntungan kateter transtrakeal adalah
mengurangi volume ruang rugi anatomik, karena oksigen yang diberikan dosis kecil dan
langsung melalui trakea, mengurangi iritasi nasal, telinga dan fasial serta mencegah
bergesernya alat tersebut pada saat tidur. Komplikasi yang dapat terjadi dengan cara
pemberian seperti ini adalah emfisema subkutis, bronkospasme, batuk paroksismal, dislokasi
kateter, infeksi di lubang trakea tempat masuknya kateter transtrakeal dan mucous ball yang
bisa mengakibatkan keadaan menjadi fatal.2
Terapi oksigen dengan ruang hiperbarik dilakukan dalam ruangan yang terbuat dari baja
dengan tekanan udara dibuat berkisar antara2-3 atm. Dalam tekanan yang lebih tinggi ini
perjalanan oksigen ternyata akan menjadi lebih lancar termasuk bagi oarang yang mengalami
penyempitan pembuluh darah. Oksigen murni yang dihirupnya akan tetap lancar memasuki
pembuluh darah menuju sel karena tekanan tinggi akan oksigen larut dalam cairan tubuh
sehingga dapat sampai kesetiap jaringan tubuh dengan cepat. Dengan mekanisme ini maka
semua jaringan sel dalam tubuh akan mendapat oksigen secara maksimal sehingga
metabolisme tubuh pun akan berlangsung lebih baik.
Penggantian jaringan yang rusak termasuk penyembuhan luka pun akan berlangsung lebih
cepat. Beberapa penelitian malah menyebutkan keadaan ini juga dapat membunuh berbagai
macam bakteri penyebab penyakityang ada didalam tubuh. Dengan metabolisme maksimal
makaproses penuaan pun akan dapat dihanbat sehingga orang akan kelihatan tetap cantik dan
bugar. Sebuah survey konsumen di Amerika mencatat berbagai problem kesehatan yang
melatarbelakangi pemilihan terapi ini seperti diabetes, stroke, anemia berat, hingga cedera
atau luka seperti cedera olah raga, luka bakar dan sebagainya. Rata-rata ruangan hiperbarik
yang ada sekarang bisa menampung beberapa pasien sekaligus.1
Awalnya, terapi oksigen hiperbarik (OHB) biasa digunakan sebagai terapi bagi penyelam
untuk

menormalkan

gas-gas

dalam

tubuhnya.

Biasanya,

penyelam

dimasukkan

kedalam Hyperbaric Chamber atau Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT) lalu diberi
oksigen murni (100 persen) dengan cara dihirup melalui hidung dengan menggunakan
masker. Peserta bisa duduk atau berbaring didalamnya. Pada prinsipnya, dalam terapi
hiperbarik ini, penderita atau peserta menghisap oksigen dalam ruangan bertekanan tinggi,
hingga sekitar 2,4 atmosfer absolut. Tekanan yang diberikan, hampir tiga kali lipat tekanan
udara biasa. Sedangkan oksigen murni yang terhisap sekitar lima kali oksigen pada udara
biasa. Hiperbarik ini mempunyai manfaat yang cukup banyak. Menurut Dr Muhammad
Akbar, Sp.S, ketua bagian saraf Unhas/RS Wahidin Sudirohusodo, terapi hiperbarik sangat
baik untuk menormalkan jaringan hipoksia (kekurangan oksigen) dan anoksia (tidak ada

oksigen), dan meningkatkan kemampuan lekosit membunuh kuman. Tak hanya itu, terapi
oksigen itu juga dapat meningkatkan neovaskularisasi (jaringan darah) dan proliferasi
(pertambahan sel baru yang menggantikan sel mati) serta mengobati penyakit dekompresi.
Belakangan, para ilmuwan menemukan bahwa terapi oksigen tersebut juga baik bagi
penderita diabetes mellitus (DM) maupun stroke. Bahkan, dikota-kota besar di luar negri
maupun di Jakarta dan di Surabaya, penggunaan terapi oksigen ini berkembang pesat. Terapi
oksigen hiperbarik mulai dikenal sebagai terapi yang dapat membuat tubuh sehat dan bugar,
bahkan menjadi salah satu jurus ampuh untuk tampil awet muda dengan cara paling aman.7
Prinsip dasar terapi hiperbarik, penderita menghisap oksigen dalam ruangan bertekanan
tinggi, hingga sekitar 2,4 atmosfer absolut. Dengan tekanan yang diberikan, hampir tiga kali
lipat tekanan udara biasa, dan oksigen murni yang terhisap sekitar lima kali oksigen pada
udara biasa. Sehingga total oksigen mampu terkonsumsi dalam terapi hiperbarik oksigen ini,
15 kali lebih banyak,dibanding bernafas dalam keadaan biasa.
Pelaksanaan pengobatan dengan oksigen hiperbarik dapat dikerjakan di dalam kamar tunggal
(monoplace chamber) atau kamar ganda (multiplace chamber). Kamar udara bertekanan
tinggi ganda dapat digunakan oleh banyak orang, maximum 10 orang.di sini penderita dapat
didampingi oleh perawat atau dokter yang ikutmengalami tekanan bersama dengan penderita.
Dalam kamar udara bertekanan tinggi ganda ini penderita menghisap oksigen 100% melalui
masker.
Kamar udara bertekanan tinggi ganda ini cocok digunakan untuk penderita yang karena
keadaannya perlu seorang pendamping, atau bilamana akan dilakukan tindakan bedah atau
yang akan menjalani tindakan lainnya.5
Dengan terapi oksigen murni, tak perlu waktu yang begitu panjang, paling hanya satu jam.
Meski demikian, dengan mekanisme sel yang mudah dipercepat menjadi tua, dan yang tua
dengan cepat diganti yang muda, metabolisme sel tubuh menjadi sempurna kembali dalam
waktu yang relatif singkat.5
SISTEM PEMBERIAN OKSIGEN
Sistem pemberian oksigen yang dipakai untuk aliran terus-menerus ada 3 macam:2
1. Oksigen dimampatkan bertekanan tinggi
Oksigen disimpan dalam tabung metal bertekanan tinggi, aliran udara dapat diatur dengan
alat regulator. Macam-macam tabungnya adalah tabung H (244 cuff), tabung E (22 cuff),
tabung D (13 cuff). Keuntungannya adalah murah harganya, tersedia cukup banyak dan dapat
disimpan lama. Kerugiannya adalah berat, kurang praktis dalam pengisian dan mudah
meledak.

2. Oksigen cair
Oksigen cair tidak bertekanan tinggi dan dapat disimpan dalam tempat tertentu, dilengkapi
dengan alat HCF4 untuk mengubah oksigen cair menjadi gas sehingga dapat dihirup. Tempat
pennyimpanan tersebut dinamakan dewar yang dapat menyimpan O2 cair pada suhu -273oF.
Umumnya dewar berisi 100 pound oksigen yang dapat habis dalam satu minggu bila dipakai
terus-menerus dengan aliran 2 liter permenit.
3. Oksigen konsentrat
Sistem oksigen konsentrat didapat dengan mengekstraksikan udara luar menggunakan
metode molekuler sieve. Oksigen diekstraksi sehingga dapat diberikan kepada pasien dan
nitrogen dibuang kembali ke udara luar.
RISIKO TERAPI OKSIGEN
Salah satu risiko terapi oksigen adalah keracunan oksigen. Hal ini dapat terjadi bila oksigen
diberikan dengan fraksi lebih dari 50% terus-menerus selama 1-2 hari. Kerusakan jaringan
paru terjadi akibat terbentuknya metabolik oksigen yang merangsang sel PMN dan
H2O2 melepaskan enzim proteolotikdan enzim lisosom yang dapat merusak alveoli.
Sedangkan risiko yang lain seperti retensi gas karbondioksida dan atelektasis.2
Oksigen 100% menimbulkan efek toksik, tidak saja pada hewan, namun juga pada bakteri,
jamur, biakan sel hewam dan tanaman. Apabila O 2 80-100% diberikan kepada manusia
selama 8 jam atau lebih, saluran pernafasan akan teriritasi, menimbulkan distres substernal,
kongesti hidung, nyeri tenggorokan dan batuk. Pemajanan selama 24-48 jam mengakibatkan
kerusakan jaringan paru.
Sejumlah bayi dengan sindroma gawat nafas yang diterapi dengan O 2, selanjutnya mengalami
gangguan menahun yang ditandai dengan kista dan pemadatan jaringan paru (displasia
bronkopulmonal). Komplikasi lain pada bayi-bayi ini adalah retinopti prematuritas
(fibroplkasia retrolental), yaitu pembentukan jaringan vaskuler opak pada matayang dapat
mengakibatkan kelainan penglihatan berat. Pemberian O2 100% pada tekanan yang lebih
tinggi berakibat tidak hanya iritasi trakeobronkial, tetapi juga kedutan otot, bunyi berdering
dalam telinga, rasa pening, kejang dan koma. Pajanan terhadap O 2 tekanan tinggi (oksigenasi
hiperbarik) dapat menghasilkan peningkatan jumlah O2 terlarut dalam darah.

Anda mungkin juga menyukai