PENDAHULUAN
seorang dewasa. LLA sel T ditandai adanya CD3, CD5, dan CD7; LLA sel B
ditandai adanya CD10, CD 19, CD20, CD22 dan HLA-DR. lMA ditandai adanya
CD13 dan CD33.
Bila immunophenotyping (pada tujuh subyek) digunakan sebagai goldstandard untuk diagnosis leukimia akut, maka diagnosis berdasar pemeriksaan
HB, leukosit, trombosit, hitung jenis dan morfologi sediaan apus darah tepi dan
atau sumsum tulang sensitivitasnya adalah 71,4%. Pewarnaan sitokimia terdiri
dari MPO, SBB, PAS, esterase spesifik dan esterase non-spesifik sensitivitas
100%. Pemeriksaan sitogenetik pada enam subyek, semuanya menunjukkan
aberasi kromosom. Trisomi 21 terdapat pada tiga subyek (50%), terdapat dua
subyek dengan abberrant expression, yaitu disertai ekspresi sel mieloid pada
LLA sel B dan ekspresi sel B pada LLA sel T. Terdapat dua subyek dengan aberasi
kromosom yang belum ditemui dalam literatur, yaitu 21, t(6;11)(q27;q23) pada
anak LMA-M3 dan 17, 21, t(2;6)(q34;q26) pada remaja LLA sel B.
BAB II
ARTIKEL
2.1Klasifikasi
Leukemia dapat diklasifikasikan atas dasar:
Perjalanan alamiah penyakit: akut dan kronis
Leukemia akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat cepat,
mematikan, dan memburuk. Apabila tidak diobati segera, maka penderita dapat
meninggal dalam hitungan minggu hingga hari. Sedangkan leukemia kronis
memiliki perjalanan penyakit yang tidak begitu cepat sehingga memiliki harapan
hidup yang lebih lama, hingga lebih dari 1 tahun.
Leukemia leukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah lebih dari normal,
terdapat sel-sel abnormal
Leukemia limfositik kronis (LLK) sering diderita oleh orang dewasa yang
berumur lebih dari 55 tahun. Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa
muda, dan hampir tidak ada pada anak-anak
Tipe yang sering diderita orang dewasa adalah LMA dan LLK, sedangkan LLA
sering terjadi pada anak-anak.
2.3 Patogenesis
Leukemia akut dan kronis merupakan suatu bentuk keganasan atau maligna yang
muncul dari perbanyakan klonal sel-sel pembentuk sel darah yang tidak
terkontrol. Mekanisme kontrol seluler normal mungkin tidak bekerja dengan baik
akibat adanya perubahan pada kode genetik yang seharusnya bertanggung jawab
atas pengaturan pertubuhan sel dan diferensiasi.
Sel-sel leukemia menjalani waktu daur ulang yang lebih lambat dibandingkan sel
normal. Proses pematangan atau maturasi berjalan tidak lengkap dan lanbar dan
bertahan hidup lebih lama dibandingkan sel sejenis yang normal.
2.4 Etiologi
Penyebab leukemia belum diketahui secara pasti, namun diketahui beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi frekuensi leukemia, seperti:
2.5Radiasi
Radiasi dapat meningkatkan frekuensi LMA dan LMA. Tidak ada laporan
mengenai hubungan antara radiasi dengan LLK. Beberapa laporan yang
mendukung:
Faktor leukemogenik
Terdapat beberapa zat kimia yang telah diidentifikasi dapat mempengaruhi
frekuensi leukemia:
2.5 Epidemiologi
Pada orang Asia Timur dan India Timur jarang ditemui LLK.
2.6 Herediter
Penderita sindrom Down memiliki insidensi leukemia akut 20 kali lebih besar dari
orang normal.
2.7 Virus
Virus dapat menyebabkan leukemia seperti retrovirus, virus leukemia feline,
HTLV-1 pada dewasa.
3. Leukemia akut
3.1 Manifestasi klinik
Manifestasi leukemia akut merupakan akibat dari komplikasi yang terjadi pada
neoplasma hematopoetik secara umum. Namun setiap leukemia akut memiliki ciri
khasnya masing-masing. Secara garis besar, leukemia akut memiliki 3 tanda
utama yaitu:
Pewarnaan sitokimia
Immunofenotipe
Sitogenetika
Diagnostis molekuler
3.3 Referensi
1. Simon, Sumanto, dr. Sp.PK. 2003. Neoplasma Sistem Hematopoietik:
Leukemia. Jakarta:Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya Jakarta.
BAB III
KESIMPULAN
10
11
12
DAFTAR PUSTAKA
13