Berkah Dari Langit
Berkah Dari Langit
Surabaya - 2006
Pendahuluan
Indonesia, suatu negara yang terletak di antara dua samudra telah
menjadi salah satu tujuan dalam dunia perdagangan sejak masa lalu.
Penyebaran agama Islam di Indonesia secara umum berlangsung melalui
jalur perdagangan yang dilakukan oleh para pedagang yang datang dari
Arab, Persia, Cina dan Gujarat. Adalah penting untuk mengetahui bahwa
kedatangan mereka tidak hanya untuk berdagang, namun juga
mengandung misi penyebaran agama. Lebih jauh lagi, mereka juga
memperkenalkan bentuk-bentuk kebudayaan yang mereka miliki pada
para penduduk asli yang mereka datangi. Berkembangnya tradisi sufisme
di Indonesia merupakan perkembangan selanjutnya dari adanya kontak
dagang dengan para pedagang dari Timur Tengah.
1
Peringatan maulid merupakan peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW dan
dilakukan setiap tanggal 12 Rabiul Awwal dan diselenggarakan bagi kaum bapak dan
ibu, bertempat di Masjid Jamik Attaqwa, dilaksanakan pada pagi hari.
2
Peringatan Isra Mikraj merupakan perjalanan Nabi Muhammad ke langit ke-7, ini
dilakukan setiap tanggal 25 Rajab atau dua hari dari tanggal yang semestinya, hal ini
disebabkan untuk sekaligus memperingati hari wafat KH. Noer Alie (alm), pendiri
Yayasan Attaqwa. Bagi kaum bapak dilaksanakan di Masjid Jamik Attaqwa pada
malam hari, sedangkan kaum ibu di Pondok Pesantren Attaqwa Putri pada pagi hari
3
Peringatan malam Nuzululquran atau turunnya al Quran diadakan bagi kaum bapak
di Masjid Jamik pada tanggal 17 Ramadhan, dan kaum ibu di pengajian masing-
masing mushalla.
4
Peringatan tahun baru Hijriah dilaksanakan pada sore hari pada hari terakhir bulan
Dzulhijjah, dilaksanakan setelah shalat Ashar dengan membaca doa akhir tahun, dan
dilanjutkan dengan membaca doa awal tahun setelah shalat magrib. Penghitungan
kalenderisasi Islam menggunakan bulan (lunar) sebagai patokan, sehingga
pergantian tahun diperingati pada waktu magrib atau pergantian siang menuju
malam. Berbeda dengan sistem penanggalan berdasarkan matahari (solar) yang
banyak digunakan.
5
I'tikaf atau menetap di masjid pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan, kaum
bapak bertempat di Masjid Jamik, sedangkan kaum ibu di Masjid al Baqiatusshalihaat
Pondok Pesantren Attaqwa Putri.
3 3
3
6
Puasa ayyamul bidh atau puasa hari-hari putih dilaksanakan setiap tanggal 13-15
setiap bulan Islam, atau bertepatan dengan kondisi bulan purnama. Terkecuali pada
bulan Dzulhijjah, puasa ayyamul bidh menjadi suatu anjuran bagi para santri dan
juga masyarakat pada umumnya. Selain puasa ayyamul bidh, puasa yang lazim
dilakukan adalah puasa senin-kamis, atau puasa Nabi Daud, yakni puasa dengan
berselingan hari, misalnya senin puasa maka selasa tidak begitu seterusnya.
Umumnya kaum ibu dan santri lebih giat untuk melakukan ibadah puasa sunnah
ketimbang kaum bapak.
7
Ada yang berpendapat bahwa malam nisfu syaban yang dilaksanakan pada tanggal
14 malam 15 adalah nisfu awal, sedangkan yang melaksanakan tanggal 15 malam
16 adalah nisfu akhir. Tidak ada perbedaan antara nisfu awal maupun nisfu akhir,
hanya saja umumnya masyarakat desa ini mengadakan nalam nisfu awal sesuai
dengan instruksi dari pimpinan Dewan Masjid.
"Ya Allah, wahai Dzat yang memiliki anugrah dan tidak diberi
anugrah kepada Mu. wahai Dzat yng memiliki keagungan dan
kemuliaan, wahai Dzat yang memiliki anugrah dan kenik-
matan. Tiada Tuhan melainkan Engkau, dan pertolongannya
orang yang mengungsi dengan keselamatannya orang yang
meminta pertolongan dan dengan keamanan serta sentau-
sanya orang yang takut; ya Allah, jika Engkau telah menulis
aku di sisi Engkau dalam ummil kitaab sebagai orang yang
celaka atau terhalang atau tertolak atau sempit dalam rizki ku
maka hapuslah; ya Allah, dengan anugrah Engkau celaka ku,
terhalang ku, tertolak ku, dan kesempitan ku dalam rizki ku
dan tetapkanlah aku di sisi Engkau dalam ummil kitaab
sebagai orang yang beruntung, memperoleh rezeki dan taufiq
dalam melakukan kebajikan, sesungguhnya Engkau telah
berfirman, dan firman Engkau adalah benar dalam kitab yang
telah diturnkan atas lisan Nabi Engkau. Allah menghapus apa
yang Dia kehendaki dan menetapkan. Dan disisi Allah ummil
kitab. Ya Tuhanku, dengan kenyataan yang agung pada
malam pertengahan bulan Syaban yang mulia, di mana
segala perkara yang ditetapkan dibedakan, hapuskanlah dari
saya bala (nasib buruk)yang saya telah ketahui dan yang
belum saya ketahui. Engkau lah yang Maha Mengetahui
segala sesuatu yang tersembunyi, dengan rahmat Mu wahai
Tuhan yang Maha Mengasihani. Semoga Allah selalu
melimpahkan shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad,
atas keluarganya dan shahabatnya. Amien." (Sunarto,
1990:224-229)
Setelah membaca doa ini, prosesi ditutup oleh doa yang dibacakan
oleh salah seorang kiai. Jika ternyata setelah doa dibacakan masih belum
masuk waktu shalat 'isya, biasanya akan diberikan ceramah agama oleh
pimpinan Dewan Masjid. Jika waktu isya telah tiba, penduduk yang
membawa air kemudian mengambil kembali airnya dan selanjutnya
dilakukan sholat isya berjamaah, setelah itu musafahah8 dengan para kiai
dan acara selesai.
8
Musafahah atau saling bersalam-salaman atau berjabat tangan sebelum
meninggalkan masjid, umumnya di iringi dengan pembacaan shalawat nabi hingga
orang terakhir menyalami kiai.
11
Istilah Salafus saleh atau orang-orang saleh mengacu pada orang-orang yang
shaleh dan ahli dalam bidang agama Islam. Berbagai pemikiran mengenai
pendapat salafus saleh banyak tertuang dalam kitab kuning yang biasa di gunakan
di pondok pesantren. Dalam tradisi pesantren, di kenal suatu ungkapan
menggambarkan mengenai kecenderungan mempertahankan tradisi dari ulama
salaf terdahulu dan mengambil sesuatu yang baru yang lebih baik, yaitu "al
muhafazah 'ala al qadim ashlah wal akhdzu bil jadid al ashlah" (mempertahankan
tradisi lama yang baik dan mengambil hal baru yang lebih baik).
12
Meskipun hal masih diperdebatkan, namun kejadian 'tutup buku' merupakan suatu
fenomena yang di yakini oleh banyak orang di desa ini. Hal ini tentunya tidak
terlepas dengan berbagai ceramah agama yang membahas masalah tersebut,
sehingga turut membentuk kepercayaan masyarakat.
13
Setidak-tidaknya terdapat tiga malam di mana pintu-pintu langit diyakini dibuka
dan segala rahmat diturunkan, yakni pada malam nisfu syaban malam Ied dan
malam lailatul qadar. Tidak mengherankan jika pada tiga malam ini mendapat
perhatian yang lebih bagi banyak orang Islam. adapun dalil mengenai hal ini dapat
dilihat dalam kitab "nazhatul majalis wa muntakhibun nafaais" dalam bab "fadhlu
Sya'ban (keutamaan syaban) karangan Syaikh Abdurrahman asy Syafi'ie (t.t.:195).
Dalam kitab ini tercantum suatu hadist Nabi yang menjadi pedoman, yang artinya
"Barangsiapa menghidupkan malam Ied dan Nisfu Sya'ban tidak akan mati hatinya
pada hari dimatikannya hati-hati manusia", adapun yang menjadi dasar atas
dibukanya pintu-pintu langit adalah hadist yang berbunyi "Telah datang kepadaku
Jibril pada malam nisfu syaban dan berkata "Ya Muhammad, angkat kepalamu ke
langit", maka aku berkata "Malam apakah ini?", Jibril menjawab "Ini malam di mana
Allah membuka 300 pintu rahmat. Allah mengampuni bagi semua yang tidak
menyekutukanNya, kecuali tukang sihir, tukang tenung (kahin), pezina, atau
peminum khamar". Hadis lain yang dijadikan pedoman untuk pelaksanaan acara
nisfu syaban yaitu "Apabila datang malam nisfu syaban, maka bangun malamnya
dan puasa pada siangnya, karena Allah berkata "Ingatlah siapa yang minta ampun
Aku ampuni baginya, siapa yang mendapatkan cobaan Aku sehatkan/kuatkan
baginya, siapa yang mohon rezeki Aku beri rizki baginya,......" demikianlah Allah
akan mengabulkan hingga terbit waktu fajar".
14
Barakah atau berkah, dalam khazanah Islam berasal dari kata Arab "baraka (kk)"
yang berarti memperoleh karunia yang bermakna kebaikan, sedangkan "barakah
(kb)" berarti kebahagiaan dan nilai tambah yang diberikan bagi manusia.
15
Hal yang serupa bagi keyakinan pemeluk agama Budha, bahwa air merupakan
kekuatan unsur alam yang di anggap suci, sehingga dibutuhkan suatu
transformator untuk mengubah air biasa menjadi air amerta atau air kehidupan
(Utami, 2004:15). Secara umum, konsep ini memiliki kesamaan dengan tradisi
nisfu syaban. Jika transformator pada malam nisfu syaban adalah doa-doa yang
dibacakan, maka bagi pemeluk agama Budha transformator dapat berupa
bangunan suci tertentu, seperti Stupa Sumberawan di Malang.
16
Sinkretisme Islam atau Islam sinkretik nampaknya terlihat dari perilaku dan
terutama kepercayaan masyarakat desa. Bagi Geertz (1981) dan Beatty (2001),
Islam sinkretik merupakan hasil dari sejarah masa lalu yang kemudian mengalami
sinkretisme antara agama (Islam, Hindu dan Budha) dengan budaya lokal. Hal ini
juga dapat dilihat sebagai bentuk Islam akulturatif sebagaimana dikaji oleh
Woodward (2001) atau Budiwanti (2000).
17
Pengajian merupakan acara yang digelar baik oleh kaum bapak maupun kaum
ibu. Khusus untuk kaum ibu, biasanya dipimpin oleh seorang ustazah (guru
perempuan) yang memimpin setiap majlis taklim kaum ibu, biasanya dilaksanakan
pada pagi atau siang hari. Sedangkan pengajian kaum bapak dipimpin oleh
seorang kiai dan dilaksanakan pada malam hari.
18
Walimahan merupakan acara yang diselenggarakan ketikan terjadi pernikahan.
Acara 'walimatul ursy' dilakukan di dirumah pihak perempuan, sedangkan
'walimatut tamlik' dilakukan di rumah pihak laki-laki.
Azra, Azyumardi
2004 Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara
Abad ke-XVII & XVIII, Akar Pembaruan Islam Indonesia.
Edisi revisi. Jakarta: Kencana
Durkheim, Emile
1995 "Dasar-dasar Sosial Agama" dalam Roland Robertson (ed.)
Agama: dalam analisa dan interpretasi sosiologis. Cetakan
keempat. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
Geertz, Clifford
1999 Kebudayaan dan Agama. Cetakan kelima. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius
2000 Tafsir Kebudayaan. Cetakan ketiga. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius
Keesing, Roger M.
1989 Antropologi Budaya, Suatu Perspektif Kontemporer. Edisi
kedua. Jakarta: Penerbit Erlangga
Sunarto, Achmad
1990 Tarjamah Majmu Syarief. Surabaya: Mutiara Ilmu
Suparlan, Parsudi
1986 "Kebudayaan dan Pembangunan" dalam Dialog No. 21,
September. Jakarta: Departemen Agama Republik
Indonesia. Hlm. 7-24.
1995 "Kata Pengantar" dalam Roland Robertson (ed.) Agama:
Dalam Analisa dan Interpretasi sosiologis. Cet ke-4.
Jakarta:PT RajaGrafindo Persada. Hlm. v-vxi
Syam, Nur
2005 Islam Pesisir. Yogyakarta: LKiS