Anda di halaman 1dari 5

SOAL PRAKTIKUM KETERDAPATAN AIR TANAH

Seorang geologis sedang melakukan penelitian air tanah di daerah X dan


sekitarnya. Didapatkan litologi dari 5 sumur yang ditemui, masing - masing sumur
tersusun atas :
1. Sumur A elevasi 19mdpl dengan litologi dari muda ke tua yaitu soil 2m,
batupasir karbonatan 3m, batulempung 3m, batupasir 1m.
2. Sumur B berjarak 400m dari sumur A, dengan elevasi 20mdpl dengan
susunan litologi soil 1m, batulempung 2m, batupasir 1m, batulempung
1m, batupasir karbonatan 2m, granit 2m.
3. Sumur C berjarak 250m dari sumur B, dengan elevasi 19mdpl, memiliki
susunan litologi soil 1m, batulempung 4 m, batupasir karbonatan 3m,
batulempung 2m, batupasir 1m.
4. Sumur D berjarak 300m dari sumur C, dengan elevasi 18mdpl, memiliki
susunan litologi soil 2m, batupasir 1m, batulempung 2m, batupasir
karbonatan 3m, batulempung 2m.
5. Sumur E berjarak 250m dari sumur D, dengan elevasi 17mdpl, memiliki
susunan litologi berupa soil 1m, batupasir 3m, batulempung 2m,
batupasir karbonatan 2m, batulempung 3m, batupasir 1m.
6. Sumur F berjarak 200m dari Sumur E, dengan elevasi 19mdpl, memiliki
susunan litologi soil 2m, batupasir 2m, batulempung 3m, batupasir
karbonatan 2m, batulempung 2m, batupasir 1m.
Skala Vertikal

= 1 : 100

Skala Horizontal

= 1 : 5000

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada kolom stratigrafi dan dengan korelasi yang didapatkan, susunan
litologi pada Sumur A hingga Sumur F memiliki kenampakan seperti pada
lampiran. Dimana untuk memudahkan penjelasan, beberapa lapisan dibagi ke
dalam beberapa simbol berupa angka.
Pada zona 1, merupakan lapisan soil, dimana ketebalan lapisan soil ini
bervariasi pada Sumur A dengan ketebalan 2m, Sumur B ketebalan 1m, Sumur C
ketebalan 1m, Sumur D 2m, Sumur E 1m, dan Sumur F dengan ketebalan 2m, soil
pada suatu susunan lapisan tanah dan batuan dalam Hidrogeologi berfungsi
sebagai vadous zone, yaitu lapisan dan zona dimana air meteorik atau air
permukaan ( jika berada diatas Water Table) dapat masuk ke bawah permukaan,
hingga kemudian jenuh dan tersimpan pada Akuifer bebas.
Pada zona 2, merupakan lapisan batupasir dengan variasi ketebalan dan
hanya ditemui pada Sumur D - Sumur F, yaitu pada Sumur D dengan ketebalan
1m dengan kedalaman 2-3m dibawah muka tanah, pada Sumur E dengan
ketebalan 3m, dimulai dari kedalaman 1m-4m dibawah muka tanah, lalu pada
Sumur F dengan ketebalan 2m, dengan kedalaman 2-4m dibawah muka tanah,
lapisan batupasir ini berbentuk cekungan dan memiliki ketebalan paling tebal
pada Sumur E, lapisan batupasir ini dengan sifatnya yang porous dan memiliki
permeabilitas cukup hingga baik, maka lapisan batupasir ini dapat menjadi sebuah
Akuifer, yaitu lapisan yang dapat menyimpan dan mengalirkan fluida ( dalam
hidrogeologi terspesifik pada air), dengan spesifikansi berupa Akuifer Bebas
karena tidak memiliki lapisan impermeable pada lapisan atasnya.
Pada zona 3, merupakan lapisan batulempung, dengan variasi ketebalan dan
kedalaman pada Sumur B terbagi menjadi 2, dengan adanya lapisan batupasir
(zona 4) yaitu pada kedalaman 1-3m dengan ketebalan 2m, dan kedalaman 4-5m
dengan ketebalan 1m, lalu pada Sumur C pada kedalaman 1-4m dengan ketebalan
3m, lalu Sumur D pada kedalaman 3-5m dengan ketebalan 2m, lalu pada sumur E
pada kedalaman 4-6m, dengan ketebalan 2m, kemudian pada Sumur F pada
2

kedalaman 4-7m dengan ketebalan 3m. Lapisan ini memiliki kemampuan


menyimpan air yang cukup baik karena sortasi cukup baik, namun karena
komposisinya matriks dominated dan kerapatan antar butirnya cukup tinggi, maka
memiliki permeabilitas yang buruk, sehingga lapisan ini bersifat Impermeable,
dan dapat berfungsi sebagai lapisan Akuiklud, yaitu lapisan yang dapat
menyimpan air namun memiliki kemampuan mengalirkan air yang buruk.
Pada Zona 4, merupakan lapisan batupasir yang hanya terdapat pada Sumur
B, dengan kedalaman 3-4m dengan ketebalan 1m. Lapisan ini merupakan lapisan
batupasir yang terjebak diantara lapisan batulempung, karena batupasir ini tidak
terjebak pada zona vadous dan diapit oleh lapisan Impermeable, maka ia dapat
dikategorikan sebagai Akuifer Tertekan, lapisan ini tidak memiliki prospek yang
baik untuk diambil air tanahnya meski bersifat sebagai akuifer, karena
kemungkinan kuantitasnya yang sedikit dan air tanahnya merupakan air tanah
yang terjebak, sehingga siklus hidrologinya tidak berjalan baik, kondisi Akuifer
seperti ini memungkinkan untuk konten air tanahnya tidak bersifat Fresh Water.
Sehingga tidak atau kurang direkomendasikan untuk dilakukan pemanfaatan air
tanah. Air tanah pada batuan ini ini dapat juga disebut Air Konat, yaitu merupakan
air tanah yang terjebak pada lapisan batuan purba.
Pada Zona 5 merupakan lapisan batupasir karbonatan yang terdapat pada
setiap sumur mulai Sumur A hingga Sumur F. Pada sumur A, lapisan batupasir
karbonatan ditemukan pada kedalaman 2-5m dari muka tanah, dengan ketebalan
3m, lalu pada Sumur B pada kedalaman 5-7m dari muka tanah, dengan ketebalan
2m, lalu pada Sumur C pada kedalaman 5-8m dari muka tanah, dengan ketebalan
3m, lalu pada Sumur D dengan ketebalan 3m pada kedalaman 5-8m dari muka
tanah, lalu pada Sumur E pada kedalaman 6-8m dari muka tanah, dengan
ketebalan 2m, lalu pada Sumur F dengan kedalaman 2m, pada kedalaman 7-9m
dari muka tanah. Lapisan batupasir karbonatan ini memiliki interpretasi awal nilai
porositasnya yang besar, dan memiliki permeabilitas yang baik. Dikarenakan
ukuran butirnya

yang berukuran

pasir dan sifatnya

yang karbonatan

memungkinkan untuk terjadi pelarutan oleh fluida sehingga menimbulkan porous


3

baru dan mengendapkan unsur karbonatan pada bagian bawahnya. Karena


memiliki sifat yang dapat mengalirkan dan menyimpan air tanah, dan berada
diantara lapisan impermeable sejak sumur B- Sumur F, maka diinterpretasikan
lapisan batupasir karbonatan ini dapat berfungsi sebagai Akuifer Tertekan, dan
pada Sumur A, merupakan zona recharge akuifer tertekan ini dari air meteorik
yang masuk melalui Soil pada bagian atasnya.
Pada Zona 6, merupakan lapisan batulempung yang memiliki variatif
ketebalan dan kedalaman, pada Sumur A, memiliki kedalaman 5-8m dari muka
tanah dengan ketebalan 3m, lalu tidak ditemukan pada Sumur B, pada sumur C
memiliki kedalaman 7-9m dari muka tanah, dengan ketebalan 2m, lalu pada
sumur D dengan ketebalan 2m, pada kedalaman 8-10m dari muka tanah, lalu pada
Sumur E pada kedalaman 8-11m dari muka tanah dengan ketebalan 3m, kemudian
pada Sumur F pada kedalaman 9-11m dari muka tanah, dengan ketebalan 2m.
Lapisan ini bersifat dapat menyimpan air tanah dan kurang mampu atau buruk
mengalirkan fluidanya karena antarbutirannya yang rapat dan matriks yang sangat
melimpah atau mud dominated, sehingga lapisan ini bersifat sebagai Akuiklud,
dan berfungsi dari batas bawah lapisan impermeable dari Akuifer tertekan
diatasnya.
Pada Zona 7 merupakan lapisan batupasir yang ditemukan setempat, pada
Sumur A pada kedalaman 8-9m dari muka tanah dengan ketebalan 1m, lalu pada
Sumur C pada kedalaman 10-11m dari muka tanah dengan ketebalan 1m, lalu
pada Sumur E dengan kedalaman 11-12m dari muka tanah dan ketebalan 1m, lalu
pada Sumur F dengan kedalaman 11-12m dari muka tanah dan ketebalan 1m.
Lapisan ini meski berupa batupasir yang secara umum diketahui dapat menjadi
Akuifer

yang

baik,

namun

tidak

diketahui

lapisan

dibawahnya

dan

kemenerusannya yang terputus, sehingga lapisan ini kurang dapat ditentukan


fungsi dan bagiannya dalam sifat batuan terhadap air tanah.
Lalu pada Zona 8 merupakan Sebuah litologi batuan beku bersifat Granitik
pada kedalaman 7-9m dari muka tanah, dengan ketebalan 2m. Lapisan ini bila
terdapat banyak rekahan dan rekahan tersebut terkoneksi, maka dapat menjadi
4

lapisan Akuitar, yaitu lapisan yang dapat menyimpan jumlah air namun
permeabilitasnya masih dibawah lapisan Akuifer, serta dapat juga menjadi lapisan
Akuifug bila memiliki sangat sedikit atau bahkan tidak terdapat rekahan, karena
sifatnya yang masif dan kristalin, dan tidak berpori. Sehingga tidak dapat
menyimpan dan mengalirkan air.
Berdasarkan data tersebut dan dilihat dari Geometrinya, maka diperkirakan
Sumur yang memiliki potensi paling baik untuk dimanfaatkan air tanahnya
merupakan Sumur E, dengan mengambil air pada zona 2 sebagai Akuifer Bebas
dan Zona 5 sebagai Akuifer Tertekan. Kualitas air yang baik didapati dari zona
Akuifer Tertekan ( Zona 5) karena sulit mendapatkan pengaruh dan kontaminasi
dari air permukaan ( pada lapisan soil) bila terdapat limbah cair maupun zat yang
dapat mengurangi kualitas air tanah. Selain itu Geometri dan bentuk dari lapisan
batuannya yang bersifat cekung pada Sumur E maka memungkinkan untuk
akumulasi air pada cekungan tersebut, dan bila terdapat penurunan muka air baik
pada lapisan Akuifer Bebas ataupun Akuifer Tertekan, masih dapat mungkin untuk
didapati air tanah pada bagian yang cekung tersebut. Selain sumur E, sumur yang
direkomendasikan selanjutnya adalah sumur F dan D karena keterdapatan lapisan
Akuifer Bebas dan Akuifer tertekan seperti Sumur E, namun Geomoetrinya
berada pada tinggian (elevasi lebih tinggi) dan lapisan batuannya tidak bersifat
Cekungan. Lalu pada Sumur A karena setelah lapisan Soil langsung menuju
lapisan batupasir karbonatan yang pada sumur lain merupakan lapisan yang
bersifat sebagai Akuifer Tertekan.

Anda mungkin juga menyukai