Anda di halaman 1dari 2

medpressgroup@yahoo.

com

api dari waktu sesudah premedikasi sampai ke stadium III mengalami miosis. Ini
disebabkan karena frekwensi jantung juga mengalami hal yang sama. tapi hipersalivasi
yang terjadi bisa terlihat dengan jelas. Frekwensi jantung dari saat sebelum
premedikasi sampai tahap recovery mengalami penurunan yang cukup drastis. Dan
tonus otot kembali (+) pada masa recovery. Terjadi perubahan pada tonus otot. Pada
stadium II anjing memperlihatkan gejala lain. Produksi saliva anjing mengalami
kekurangan pada masa sesudah premedikasi dan pada stadium III. Diameter pupil
pada saat sebelum dan sesudah premedikasi sama ukurannya. Diameter pupil
mengalami perubahan (midriasis) tapi tidak mengalami perubahan yang cukup besar.
Pergerakkan bola matanya memperlihatkan keadaan normal.delirium dan lacrimasi. .
yaitu hipersalivasi. karena anjing sudah terbius. Salivasi pada anjing juga mengalami
perubahan. Gerak bola mata pada waktu sebelum anestesi. PERCOBAAN ANESTESI
UMUM DENGAN PREMEDIKASI DAN INDUKSI Frekwensi nafas mengalami
perubahan. Setelah diberi anestesi . Dan dari stadium II sampai ke masa recovery
mengalami midriasis tapi tidak begitu terlihat jelas. pada waktu sebelum anestesi tonus
otot normal. stadium II dan stadium III langsung terjadi dalam 3-5 menit. Perganian
stadium cepat sekali. Sebelum anestesi produksi saliva masih normal. Dan masih bisa
dikatakan normal. Tonus otot pada masa sebelum premedikasi dan sesudah
premedikasi terlihat (+) atau masih ada. Stadium III terlewati sangat cepat. yang
disebabkan karena pemberian morfin.Pada stadium III tonus otot(-). Dan kembali
normal pada pada masa recovery. Gejala lain yang terlihat adalah muntah.Terjadi
penurunan yang sangat drastis dan pada stadium III frekwensi jantung tidak dapat
diobservasi. Pada stadium II dan III produksi saliva meningkat. Walaupun pada stadium
II mulut anjing masih dalam keadaan tertutup (terikat). Tapi tidak terjadi perubahan yang
sangat drastis.
Terjadinya perubahan tonus otot pada anjing disebakan karena sifat eter pada kadar
yang tinggi dan sedang menimbulkan relaksasi otot karena efek sentral dan hambatan
neuromuscular. B. Dan Thiopental diberikan untuk memperlancar induksi. Pemberian
Atropin pada percobaan ini menyebabkan terhambatnya produksi saliva sehingga saliva
anjing menjadi kering. PERCOBAAN ANESTESI UMUM DENGAN PREMEDIKASI DAN
INDUKSI Pada percobaan ini digunakan larutan Morfin yang berguna untuk mengurangi
kecemasan dan ketegangan dari anjing.KESIMPULAN A. Eter merupakan anestetik
yang sangat kuat sehin4gga penderita dapat memasuki setiap tingkat anesthesia.
Sehingga perubahan yang terjadi pada frekwensi nafas dan frekwensi jantung tidak
terlalu drastis. mengiritasi saluran nafas. Waktu pemulihan yang panjang disebabkan
karena pemberian morfin. Sifat analgesiknya juga kuat sekali. berbau . . mudah
terbakar dan mudah meledak. Penurunan frekwensi nafas yang sangat drastic juga
disebabkan karena sifat eter yang mengiritasi saluran nafas. Eter merupakan cairan

tidak berwarna. mudah menguap. PERCOBAAN ANESTESI UMUM TANPA


PREMEDIKASI DAN TANPA INDUKSI Pada percobaan ini digunakan anestetik yang
mudah menguap yaitu eter.

Anda mungkin juga menyukai