Anda di halaman 1dari 12

Universitas Indonesia

PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN


( TELENURSING )
Disusun untuk memenuhi tugas M.A Sistem Informasi Manajemen
Koordinator: Rr. Tutik Sri Hariyati, SKp., MARS

Disusun Oleh :

TITIK SUERNI
NPM: 1006748980

PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN


KEKHUSUSAN KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
2011

PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN


( TELENURSING )
Oleh: Titik Suerni
Mahasiswa Pasca Sarjana Kekhususan Keperawatan Jiwa FIK UI

ABSTRAK
Makalah ini menyajikan tentang pemanfaatan tekhnologi dan sistem informasi keperawatan,
dimana tujuannya adalah agar perawat memahami tentang telenursing, manfaat, hambatan
dalam penerapan dan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penerapan telenursing. Wujud
pengembangan telenursing adalah pemberian pelayanan keperawatan yang berupa asuhan
keperawatan dan berfokus pada klien serta berkolaborasi dengan perawat. Salah satu manfaat
telenursing adalah adanya peningkatan kebutuhan akan pembelajaran berkelanjutan untuk
klien maupun perawat. Penggunaan teknologi informasi dan telekomunikasi: Audio-vidio
dalam telenursing dapat meningkatkan kepuasan dan rasa aman baik perawat ataupun klien.
Hasil pemaparan dari makalah ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan perawat
tentang telenursing, sehingga perawat mampu memahami perkembangan, pentingnya
pemanfaatan dan mampu menggunakan telenursing dengan efektif dan efisien dalam
pemberian pelayanan keperawatan di Indonesia.
Kata kunci: Telenursing, teknologi informasi, teknologi telekomunikasi

Latar Belakang
Dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di segala bidang
berpengaruh juga pada perkembangan teknologi telekomunikasi dan informasi di bidang
kesehatan. Dampak yang cukup bermakna juga terjadi pada bidang keperawatan. Contoh
dari penerapan teknologi informasi dan komunikasi di bidang kesehatan adalah dalam bentuk
telehealth, telemedicine dan telenursing. Telenursing telah dikembangkan dan diaplikasikan
di beberapa Negara seperti Amerika, Kanada, Korea, Swedia, Inggris dan Wales sejak tahun
2000 an.
Di dalam memberikan pelayanan keperawatan pada klien telah digunakan dan dikembangkan
teknologi telekomunikasi yang berupa standart praktek telenursing. Perawat perlu secara
aktif terlibat dalam telenursing ini, karena informasi dan pengetahuan yang tepat diperlukan

untuk mendukung perawatan yang ditargetkan, agar

kualitas perawatan kesehatan yang

tinggi dapat dicapai, sehingga kesehatan dan keselamatan pasien akan lebih baik.
Sebagai seorang perawat sudah seharusnya mengikuti perkembangan teknologi informasi
dan pengetahuan yang berkualitas. Karena kapanpun dan di manapun seorang perawat harus
memastikan bahwa mereka akan dan dapat memberikan pelayanan keperawatan yang terbaik
untuk individu, komunitas dan populasi klien mereka. Bahkan, Florence Nightingale juga
sering disebut sebagai pencipta informatika perawat yang pertama, yaitu ketika
menggunakan data yang dikumpulkan selama

dia

perang Krimea untuk menunjukkan

kepedulian terhadap kliennya. Sehingga tantangan bagi perawat untuk mempertimbangkan


bagaimana kita juga dapat menggunakan data untuk menginformasikan dan meningkatkan
asuhan keperawatan.
Telenursing merupakan sistem pemberian pelayanan keperawatan yang efektif, dimana ini
akan membuat klien lebih mudah untuk mendapatkan informasi pelayanan keperawatan dan
meningkatkan kemampuan klien untuk merawat dirinya sendiri (13). Selain itu telenursing
juga membantu klien dan keluarga untuk ikut berpartisipasi aktif dalam perawatan terutama
self-management untuk penyakit kronis dan mengurangi lama perawatan (Length of Stay).
Sistem ini memungkinkan perawat memberikan informasi dan dukungan yang akurat secara
online.
Penggunaan komputer sebagai teknologi informasi menyediakan serta mensupport klien dan
perawat dengan informasi keperawatan yang lebih efektif. Selain itu telenursing juga
meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam pemberian pelayanan keperawatan di rumah
(home care), karena telenursing merupakan salah satu program yang menyediakan perawat
klinis spesialis melalui telekomunikasi kepada pasien di rumah. Teknologi ini memungkinkan
tenaga kesehatan dan keperawatan profesional untuk tetap bisa memantau dari jarak jauh
segala kondisi dan situasi klien selama di rumah, khususnya kondisi yang mengarah pada
keadaan abnormal. Untuk selanjutnya bisa menjadi pertimbangan untuk menentukan tindakan
keperawatan dan kesehatan yang dibutuhkan oleh klien( 4, 14 ).
Telenursing juga dapat membuat klien merasa bahwa perawat telah meningkatkan perhatian
tentang masalah mereka sehingga klien akan merasa lebih nyaman. Selain itu telenursing
berguna juga sebagai tempat untuk konsultasi tentang kesehatan, karena klien akan lebih
memilih cara ini dibandingkan dengan datang langsung berkunjung ke fasilitas kesehatan.
Dengan pengembangan telenursing di bidang keperawatan yang mencakup tentang program

pendidikan kesehatan untuk klien dan keluarga terutama tentang cara perawatan selama di
rumah, maka akan meningkatkan kepuasan klien dan keluarga tentang pelayanan
keperawatan.
Jadi Telenursing merupakan usaha untuk menemukan cara baru di dalam memberikan
pelayanan keperawatan dan pendidikan keperawatan. Dengan telenursing diharapkan
perawat mampu memberikan pelayan kepada klien dan keluarganya meskipun didaerah atau
jarak jauh sehingga serta mampu bekerja secara efisien dan efektif untuk membangun dunia
yang sehat ( 8 ).

Telenursing
Telenursing adalah upaya penggunaan teknologi informasi dalam memberikan pelayanan
keperawatan, yang merupakan bagian dalam pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara
fisik yang jauh antara perawat dan pasien atau antara beberapa perawat. Telenursing sebagai
bagian dari telehealth dan beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan non
medis seperti telediagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring. Telenursing merupakan
praktek keperawatan di dunia maya dan digunakan dalam rangka pemberian pelayanan
keperawatan antara pasien dan register ners (14). Telenursing juga diartikan sebagai
penggunaan teknologi telemedicine dalam memberikan pelayanan keperawatan dan praktek
keperawatan. Dalam perkembangannya telenursing memiliki potensi untuk merekrut dan
mempertahankan perawat spesialis yang mungkin tidak ingin bekerja dalam struktur
kesehatan utama ( 13 ).
Pada pemanfaatan telenursing perawat adalah bagian sentral dari penggunaan teknologi ini.
Dengan demikian, telenursing bukan peran baru bagi perawat. Setiap perawat yang telah
memberikan bimbingan atau pendidikan melalui telepon berarti telah menggunakan
telenursing. Namun telenursing juga dapat mencakup sistem yang lebih canggih dari telepon,
seperti audio dan sistem video, internet, satelit, dan sistem komunikasi lainnya.
Dengan kurangnya tenaga perawat di seluruh dunia, maka Nursing Telehealth Aplicative
Initiative (NTAI) telah mengkonsep dan mulai melaksanakan upaya dalam rangka
menemukan cara baru untuk memberikan perawatan kesehatan dan pendidikan keperawatan.
Melalui inisiatif ini telehealth mampu melaksanakan praktikum klinis sebagai program yang
menyediakan pendidikan klinis untuk mahasiswa keperawatan dengan jarak jauh (11).

The International Council of Nurses (ICN) menyatakan bahwa telenursing berhubungan


dengan penggunaan teknologi informasi dalam keperawatan untuk memenuhi perawatan
klien, yang melibatkan penggunaan teknologi komunikasi elektronik dan teknologi informasi.
Untuk menyediakan advice keperawatan atau untuk mensupport aktifitas keperawatan jarak
jauh antara penyedia pelayanan keperawatan dan pasien (11). Jadi telenursing dapat diartikan
sebagai aplikasi proses telemedis dalam keperawatan dengan menggunakan komunikasi jarak
jauh. Jaringan telenursing internasional dibentuk sebagai upaya peningkatan dan
pengembangan telehealth yang diambil dari berbagai ilmu pengetahuan serta merupakan
kolaborasi untuk meningkatkan pengetahuan antar telenurses internasional.
International Council of Nurses (ICN) adalah federasi dari asosiasi nasional perawat yang
mewakili perawat di lebih dari 128 negara. Tujuan umum dari organisasi ini adalah untuk
memajukan profesi keperawatan melalui pembuatan kebijakan di bidang kesehatan yang
mewakili perawat di seluruh dunia. ICN memiliki beberapa jaringan sebagai tempat untuk
pertukaran

pengetahuan

dan

keahlian

di

antara

perawat.

Telenursing telah diakui sebagai faktor penting dalam memenuhi tujuan ICN dalam rangka
memajukan praktik keperawatan di seluruh dunia. Sementara itu telehealth telah berperan
dalam pengembangan jaringan telenursing. Tujuan dari jaringan ini termasuk meningkatkan
keterlibatan perawat dalam pengembangan dan penggunaan teknologi telehealth, dalam
bidang pelayanan sebagai bentuk kolaborasi, pendidikan, dan dukungan yang terkait dengan
telenursing (12).
Telehealth

telah mendukung Initiative for Global Health Nightingale dan Deklarasi

Nightingale, sebagai langkah kunci dalam rangka

menyatukan perawat melalui internet

untuk merevolusi pelayanan kesehatan. Perawat di mana-mana dituntut untuk bekerja secara
efisien dan efektif untuk membangun

dunia yang sehat. Ini tugas yang tampaknya

menakutkan. Membangun dunia yang lebih sehat, dapat dicapai melalui kolaborasi dan kerja
sama antar perawat di seluruh dunia. Sangat penting artinya agar semua perawat bisa bersatu
pada skala lokal, global, nasional, bahkan internasional. Deklarasi Nightingale adalah katalis
yang kuat untuk memajukan praktek keperawatan pada skala global dalam rangka
menciptakan dunia yang lebih seha (1,8).
Dengan teknologi telekomunikasi dapat menghubungkan perawat dan klien mereka, kita
dapat mulai bekerja sama dan memenuhi tujuan, tanpa terhalang dari lokasi geografis.

Dengan pengggunaan teknologi telehealth, perawat dapat menjangkau klien meskipun di


lokasi yang paling terpencil di seluruh dunia (8).
Dalam rangka pengembangan telenursing maka untuk mengetahui manfaat dari telenursing
yang dilihat dari perspektif dan keterlibatan perawat, maka di Britania raya telah dilakukan
suatu penelitian. Metodenya adalah dengan penyebaran kuesioner terstruktur yang dikirim
dikirim ke semua perawat yang bekerja di NHS (National Health Service ) Wales. Responden
yang mewakili tenaga kerja berpendidikan tinggi dan berbagai spesialisasi telah melaporkan
bahwa mereka bergabung dengan layanan telepon untuk perbaikan gaji dan bekerja secara
fleksibel(6). Dua pertiga melaporkan bahwa telah terjadi peningkatan kinerja dan
keterampilan keperawatan yang dipengaruhi oleh penggunaan perangkat lunak yang
mendukung dan bisa dimanfaatkan sebagai alat konsultasi jarak jauh. Sehingga memang
perlu dikembangkan dan ditingkatkan keterampilan keperawatan termasuk penggunaan
teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan pengakuan terhadap nilai kinerja perawat.
Disebut telenursing jika perawat melakukan tindakan keperawatan untuk memenuhi
kebutuhan kesehatan klien melalui pengkajian triase dan pemberian informasi menggunakan
teknologi informasi dan telekomunikasi serta sistem berbasis website. Ners yang melakukan
praktek telenursing harus seorang Registered Nurses (RN). Perawat yang melakukan praktek
telenursing harus bertanggung jawab untuk meyakinkan kemampuan ketrampilan
keperawatan mereka dan pengetahuan yang up to date untuk praktek telenursing mereka(11).
Tujuan dari telenursing adalah tidak untuk membentuk diagnosis medis, melainkan
difokuskan pada dimensi dari urgensi (4). Sehingga para perawat akan lebih terfokus pada
informasi, dukungan, dan meningkatkan pengetahuan. Untuk mencapai hasil yang positif dari
konsultasi melalui telephone maka sangat dibutuhkan cara berkomunikasi yang baik.
Komunikasi yang baik akan berdampak pada perasaan sehingga setiap perkataan akan mudah
untuk didengar dan dipahami. Dengan demikian klien dan keluarganya akan termotivasi
untuk mengikuti saran perawat. Sebuah komunikasi yang berpusat pada klien adalah teknik
pendekatan yang disukai dalam rangka membina hubungan antara klien dan tenaga
professional(5).

Komunikasi yang berpusat pada klien telah ditangani secara ekstensif

selama dekade terakhir.


Melalui telenursing, perawat mampu melakukan monitoring, pendidikan, follow up,
pengkajian dan pengumpulan data, melakukan intervensi, memberikan dukungan pada
keluarga dan perawatan multidisiplin yang inovatif serta kolaborasi(7, 8). Selain itu dalam

praktek telenursing, perawat melakukan pengkajian lanjutan, perencanaan, intervensi, dan


evaluasi terhadap hasil perawatan, dan perawat juga menggunakan teknologi seperti internet,
computer, telephone, alat pengkajian digital, dan perlengkapan telemonitoring (5) system
audio-vidio, satelit dan system komunikasi yang lain(7). Penggunaan computer dan teknologi
informasi untuk mensupport perawat dan pasien dengan informasi yang lebih efektif. Dalam
rangka efisiensi dan efektifitas telenursing, antara perawat dan pasien terhubungkan secara
langsung menggunakan system transmisi elektronik. (9)

Manfaat Telenursing
Telenursing dapat mengurangi hari rawat di RS sehingga berdampak pada berkurangnya
biaya perawatan (efektif dan efisiensi dari sisi biaya kesehatan), mengurangi jumlah
kunjungan ke pelayanan kesehatan, peningkatan jumlah cakupan pelayanan keperawatan
dalam jumlah yang lebih luas dan merata, dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan
keperawatan (model distance learning) dan perkembangan riset keperawatan berbasis
informatika kesehatan dan meningkatkan kepuasan perawat dan pasien terhadap pelayanan
keperawatan yang diberikan serta meningkatkan mutu pelayanan perawatan di rumah (home
care)(1,3,6,13,14). Selain itu telenursing juga meningkatkan rasa aman (safety) perawat dan
klien, karena dengan diterapkannya telenursing semakin meningkatkan kepuasan pasien dan
keluarga dan meningkatkan kepatuhan(1,12). Telenursing telah menyediakan sarana bagi
konsumen untuk memanggil perawat agar mendapatkan saran kesehatan. seorang perawat
dengan pelatihan khusus
bermanfaat karena klien

dapat menawarkan pendidikan dan dukungan, sehingga ini


membutuhkan dukungan yang tidak mungkin didapatkan dengan

kontak langsung.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Telenursing


Ada empat faktor penting yang mempengaruhi implementasi telenursing(15). Empat faktor
tersebut yaitu aspek sistematika, aspek ekonomi, aspek sosial, dan aspak teknikal. Aspek
sistematika terkait dukungan dari pemerintah, yang meliputi legislasi dan regulasi. Dalam
mengontrol kualitas dan kelangsungan telenursing sangat dibutuhkan

pengaturan dan

supervisi pelayanan pemerintah. Untuk penerapan telenursing disepakati bahwa praktek


keperawatan mandiri seharusnya ada otoritas dan peraturan legal serta adanya standart

operasional prosedur yang dibuat oleh organisasi profesi keperawatan atau pendidikan
keperawatan.
Aspek Ekonomi terkait verifikasi terhadap kontrol keuangan medis akibat penggunaan
telenursing dan Government recognition for cost effectiveness merupakan prioritas utama.
Investasi pemerintah dalam proyek telenursing merupakan prioritas untuk megaktifkan
telenursing di daerah rural dan area kepulauan untuk manfaat medis. Aplikasi system
telenursing yang mahal dan uang perawatan (maintenance fee) harus dipikirkan.
Aspek Sosial terkait verifikasi nilai dan membangun kepercayaan sosial tentang telenursing
dibandingkan dengan perawatan langsung. Penerimaan dari pemberi pelayanan kesehatan
seperti fasilitas medis, dokter dan perawat, merupakan hal penting dalan implementasi
telenursing. Kerja sama dan koordinasi antara profesi kesehatan akan membangun
pemahaman yang lebih baik tentang telenursing pada publik. Adanya pengakuan public
terhadap keperawatan itu sendiri merupakan factor kunci dalam pelaksanan telenursing.
Aspek teknikal terkait kreatifitas dan originalitas konten telenursing dan pengembangan
sistem pelayanan. Pelatihan dan pendidikan perawat serta teknologi informasi mendukung
pengembangan dan pengoperasian telenursing. Pengembangan teknologi informasi untuk
menjaga privacy pasien dan keamanan informasi. Standarisasi, pelatihan keperawatan dan
penelitian untuk pengembangan system telenursing dan pelaksanaannya, teknologi informasi
medis dan pengembangan system aplikasi, serta desain model fungsional yang mungkin
diterapkan

dilingkungan tersebut. Jadi keempat aspek tersebut harus terintegrasi dalam

strategi pelaksanaan telenursing(9).

Hambatan Implementasi Telenursing


Menurut Amy Peck (2005) ada tiga ketegori dasar hambatan dalam telenursing, meliputi:
perilaku, legislatif, dan teknologi. Hambatan perilaku, ada ketakutan bahwa perawat akan
mendelegasikan tugas ke mesin. Pada awalnya perawat akan resisten terhadap telenursing
akibat kurangnya penguasaan terhadap teknologi informasi dan teknologi telekomunikasi.
Namun dengan adanya pelatihan dan adanya support system,

perawat bisa merasakan

manfaat telenursing untuk dirinya dan pasien. Legislasi, telenursing muncul sebagai issue
kebijakan public secara mayor, belum adanya kepastian lisensi tentang telenursing. Secara
teknologi, Elektronik Health Record (EHR) dan standar data mendukung perkembangan

telenursing. Tanpa EHR telehealth tidak bisa bekerja. Ketersediaan system penyimpanan data
pasien kapanpun dan dimanapun provider membutuhkannya (8).

Implementasi Telenursing
Jonsson & Willman dalam penelitiannya menemukan bahwa implementasi telenursing dalam
perawatan di ruumah pada klien dengan luka di tangan merupakan inovasi pengembangan
inisiatif yang berfokus pada kolaborasi antara perawat dan klien. Klien merasa puas dengan
penggunaan videophone untuk melihat staf perawat memberikan perawatan kepada mereka,
dan dengan melihat muka perawat membuat rasa aman pada pasien. Perawat merasa lebih
nyaman dengan penggunaan audio-vidio contact untuk melihat kondisi pasien dan melakukan
pengkajian kondisi luka, serta merekam luka. Selain itu perawat merasakan bahwa waktu
bekerja meraka lebih bermanfaat. Penelitian ini menandaskan bahwa telenersing dengan
menggunakan teknologi audio-vidio sangat efektif untuk melakukan komunikasi antara
perawat dan pasien dan memberikan kepuasan pada perawat dan klien dalam melakukan
perawatan rumah. (4,15)
Hartford Kathleen dalam penelitiannya tentang Telenursing and patients Recovery from
Bypass menemukan bahwa aplikasi teknologi telekomunikasi dalam memberikan pelayanan
keperawatan membuat pasien mampu untuk belajar bagaimana merawat dirinya sendiri, dan
ini juga membantu perawat untuk melakukan pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan
secara efektif. Selain itu juga memperpendek lama perawatan(5).
Bohnenkamp & Blackett meyatakan bahwa dengan telenursing pasien menunjukkan
kepuasan yang lebih tinggi dan perawat telah meningkatkan pemahaman tentang masalah
yang dialami klien, dan klien merasa lebih nyaman karena sudah diberi informasi oleh
perawat(2). Klien percaya bahwa telenursing membuat perawatan lebih mudah diakses;
mereka lebih suka memanfaatkan telenursing daripada menunggu tatap muka pada saat
kunjungan langsung meskipun klien masih percaya bahwa kunjungan dengan tatap muka
langsung adalah yang terbaik (10).

Kesimpulan
Perkembangan teknologi dalam pemberian pelayanan berdampak pada perkembangan
telehealth dan telenursing. Telenursing merupakan upaya pemberian pelayanan keperawatan
dengan menggunakan teknologi informasi dalam keperawatan untuk memenuhi perawatan
pasien, yang melibatkan penggunaan teknologi komunikasi elektronik dan teknologi
informasi untuk menyediakan advice keperawatan atau untuk mensupport aktifitas
keperawatan jarak jauh. Ada empat factor yang mempengaruhi pelaksanaan telenursing yaitu
aspek sistematika, ekonomi, sosial dan teknikal. Selain itu faktor perilaku dan lisensi sebagai
faktor yang mempengaruhi penerapan telenursing.
Implementasi telenursing meningkatkan rasa aman perawat dan klien, efisiensi dan efektifitas
waktu, biaya dan kinerja, menurunkan jumlah kunjungan dan lama hari rawat. Implementasi
telenursing berawal dari triase dan perawatan dirumah. Telenursing juga

menurunkan

kunjungan ke ruang gawat darurat dan meningkatkan dukungan bagi keluarga yang merawat
orang-orang tercinta di rumah. Untuk para perawat, dengan merawat pasien di rumah dapat
belajar tentang bagaimana cara memaksimalkan teknologi untuk menciptakan sistem yang
baik meningkatkan akses ke perawatan dan berkelanjutan di masa depan.

Rekomendasi
Penggunaan teknologi Audio-Vidio dalam telenursing meningkatkan kontak perawat dengan
pasien, serta meningkatkan kepuasan dan rasa aman pada diri pasien dan perawat. Dukungan
dari pemerintah sebagai pembuat kebijakan dan pengembangan teknologi informasi dan
telekomunikasi akan berdampak pada implementasi telenursing. Selain itu untuk mendukung
pengembangan telenursing butuh adanya sumber daya manusia perawat yang kompeten dan
menguasai teknologi informssi dan teknologi telekomunikasi, kepercayaan diri perawat dan
masyarakat, serta perlu adanya studi empiris baik secara kualitatif maupun kuantitatif tentang
kemampuan penggunaan telenursing, caring relationship dan pengembangan profesi
keperawatan. Diharapkan perawat meningkatkan pemahaman tentang telenursing sehingga
perawat mampu memahami prospek dan pentinggya penggunaan telenursing. Selain itu
perawat mampu menggunakan variasi telenursing dengan efektif dan efisien dalam pelayanan
praktek keperawatan dunia, khususnya Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
1.

----. 2010. Telenursing. Uppsala University: Centre for Research Ethics &
Bioethics Research. Available from: http//www.crb@crb.uu.se

2.

Bohnenkamp K.S. Lopez. A.M. Blackett A. Traditional Versus Telenursin


Outpatient Management of Patients With Cancer With New Ostomies. Oncology
Nursing Forum. 31;5.

3.

Clark R. A, Yallop J, Wicket D, et al. 2006. Nursing Sans Frontieres: Three Year
Case Study of Multy-State Registration to Support Nursing Practice Using
Information Technology. Australian Journal of Advance Nursing. 24;1.

4.

Fairchild L.S, Elfrink V, Dieckman A. 2006. Patient Safety, Telenursing and


Telehealth. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov. ch48

5.

Hartford Kathleen. 2005. Telenursing and Patients Recovery from Bypass


Surgery. Journal of Advance Nursing. 50; 5; 459-468.

6.

Hoglund A.T. 2007. Ethical Dilemmas in Telenursing. Journal of Clinical


Nursing. 16; 1865-1871. Available from: http://www.crb.uu.se/research/clinicalethics/telenursing.html

7.

Jackson S. 2008. Technology Study Show Growing Use, Increase Satisfaction


with Telehealth. Hospital Home Health. 25;5;61-72. Available from:
www.ahcmedia.com/online.html.

8.

Johnsson A-M & Willman A. (2008). Implementation of Telenursing Within


Home Health Care. Blekinge Institut of Tecnology. Sweden. Available from:
http://www.bth.se

9.

Johnsson A-M & Willman A. (2009). Telenursing in Home Care Service of


Registered Nurses. Electtronic Journal Of Health Informatics 4;1; e9. Available from:
http://www.ejhi.net

10.

Johnson Rick. 2000. Safety & Health Benefits of Telecommuting for Nurses.
Available from: http://www.gilgordon.com/telecommutesafe/telenursing/nursesafe.html

11.

Peck Amy. 2005. Changing The Face of Standard Nursing Practice Through
Telehealth and Telenursing. Nurs Admin Q. 29;4;339-343.

12.

Piette J.D, Lange I, Issel M, et al. 2006. Use of Telephon Carein a


Cardiovasculer Diseases Managemen Programme for Type 2 Diabetes Patients in
Santiago, Chile. Journal Of Cronic Illness. 2;87-96.

13.

Wikipedia.(2011). Telenursing, dalam http://en.wikipedia.org/wiki/telenursing

14.

Wootton R., Patil N. g., Scoot R., E., Ho Kendall. 2009. E-BOOK: Telehealth in
The Developing World. Royal Society of Medicine Press Ltd. Nited Kingdom.
Available From: http://www.rsmpress.co.uk

15.

Yun E.K & Park H.A. 2006. Factor Affecting The Implementation of Telenursing
in Korea. College of Nursing, Seoul National University, Seoul, Korea. IOS Press.

Anda mungkin juga menyukai