Anda di halaman 1dari 2

ANALISIS KASUS

Keluhan utama pada pasien adalah rasa nyeri pada dada sebelah kiri. Nyeri dada
dapat berupa angina tipikal atau angina ekuivalen. Pada pasien ini keluhan nyeri dada
sebelah kiri menjalar ke lengan kiri, dan tembus ke punggung. Nyeri dada seperti
tertindih benda berat yag timbul saat beraktivitas dan tidak hilang dengan istirahat yang
lamanya kurang lebih 30 menit dengan disertai keluhan mual, berkeringat, dan sesak
merupakan ciri dari angina tipikal. Pada pasien terdapat faktor resiko yaitu jenis kelamin
laki-laki dengan usia >40 tahun, perokok aktif.
Riwayat sesak napas sangat penting untuk memperkirakan penyebab yang
mendasari. Kemungkinan penyebabnya adalah emboli paru, pneumotoraks, udema
pulmonal akut, pneumonia, atau obstruksi jalan napas. Sesak napas yang hilang dengan
pemakaian bronkodilator dan kortikosteroid diperkirakan akibat asma. Namun sesak
napas yang hilang dengan istirahat, obat diuretik, dan digitalis diperkirakan akibat gagal
jantung kiri. Pada pasien sesak riwayat astma dan penyaki jantung sebelumnya disangkal.
Sesak yang mengarah untuk gagal jantung sebagai komplikasi dari sindroma koroner akut
dapat disingkirkan..
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, tampak sakit sedang,
pernapasan meningkat (RR 26x/m), nadi 64x/m, dan saturasi oksigen 96%. Pada
pemeriksaan penunjang didapatkan peningkatan leukosit, serta peningkatan kadar
kolesterol dan trigliserida yang menandakan dislipidemia. Pada pemeriksaan EKG
didapatkan segmen ST elevasi pada lead I,II, aVF dan T inverted di V1, V2 yang berarti
terjadi infark miokard inferior dan iskemik septal.
Diagnosis banding yaitu GERD, emboli paru, dan perikarditis. Pada pasien terdapat
riwayat sakit maag namun keluhan pada GERD nyeri lebih terasa tajam dan lebih sering
terjadi setelah makan dan saat berbaring karena efek gravitasi. Pada emboli paru keluhan
sesak lebih menonjol dan terdapat keluhan nyeri pleuritik. Perikarditis ditandai dengan
nyeri dada yang tajam yang dapat dipengaruhi oleh posisi. Pada pemeriksaan fisik dapat
ditemukan demam. Pada pemeriksaan penunjang, foto polos thorax dan EKG dapat
membantu menegakkan diagnnosis.
Pemeriksaan anjuran berupa enzim jantung, kimia darah (HDL,LDL, Ur, Cr) foto
thorax, dan echokardiografi.

Tatalaksana pada pasien ini berupa suplementasi oksigen dengan nasal kanul 2-4
liter/menit, pasang monitor, tirah baring, akses intravena dengan NaCl 0,9% 500cc/24
jam. Diberikan ISDN untuk menghilangkan nyeri dada. Tablet nitrat 5mg sublingual
sampai 3x pemberian dengan interval 3-5 menit dengan memantau tekanan darah. Tidak
ada kontraindikasi dalam pemberian nitrat pada pasien ini. Bila pemberian nitrat tidak
respon, keluhan nyeri dada masih ada dapat diberikan morfin sebagai analgetik.
Diberikan aspirin karena tidak ada bukti perdarahan lambung pada saat pemeriksaan,
bertujuan untuk menurunkan reoklusi koroner, 320 mg dikunyah. Clopidogrel dengan
dosis 300mg diberikan sebagai antiagregrasi platelet. Simvastatin 10 mg diberikan untuk
menstabilkan plak. Alprazolam 0,5 mg diberikan untuk menenangkan pasien
(antiansietas). Atenolol diberikan dengan dosis awal 5 mg IV selama lebih dari 5 menit
bertujuan untuk megurangi iskemia miokard dan kerusakan jaringan yang terjadi pada
IMA. Laxatif diberikan untuk mengindari pasien mengejan. Streptokinase (fibrinolitik)
dengan dosis 1,5 juta U dilarutkan dalam 100cc NaCl 0,9% secara infus selama 20-60
menit dengan diawasi tanda tanda perdarahan, tanda alergi, hipotensi, dan aritmia. Pasien
dipersiapkan untuk dirujuk dengan fasilitas cathlab.

Anda mungkin juga menyukai