Anda di halaman 1dari 6

TUBEX TEST

TUBEX merupakan alat diagnostik demam tifoid yang diperoduksi oleh IDL Biotech,Sollentuna, Sweden. Tes ini sangat cepat 5-10min, simpel, dan akurat. Tes TUBEX inimenggunakan sistem pemeriksaan yang unik dimana tes ini mendeteksi serum antibodyimmunoglobulin M (Ig M) terhadap antigen O9 (LPS) yang sangat spesifik terhadap bakteri salmonella typhi. Pada orang yang sehat normalnya tidak memiliki Ig M anti-O9 LPS. Pada bagian ini yang akan dijelaskan adalah pengunaan dari anti-O9 s.typhi.Metode dari tes TUBEX ini adalah mendeteksi antibody melalui kemampuannyauntuk memblok ikatan antara reagent monoclonal anti-O9 s.typhi ( antibody-coated indicator particle) dengan reagent antigen O9 s.typhi (antigen-coated magnetic particle) sehingga terjadi

pengendapan dan pada akhirnya tidak terjadi perubahan warna. Protokol kerja dari tes TUBEX adalah sebagai berikut (gambar 2): 1. Masukkan 45l antigen-coated magnetic particle (Brown reagent) pada reactioncontainer yang disediakan (satu set yang terdiri dari enam tabung berbentuk V) 2.Masukan 45l serum sampel (serum harus jernih), lalu campurkan keduanya denganmenggunakan pipette tip 3. Inkubasi dalam 2 menit 4. Tambahkan 90l antibody-coated indicator particle (Blue reagent) 5. Tutup tempat reaksi tersebut dengan menggunakan strip, lalu ubah posisi tabung darivertikal menjadi horisontal dengan sudut 90. Setelah itu goyang-goyangkan tabung kedepan dan kebelakang seperti pada gambar 2 selama 2 m e n i t . P e r l a k u a n i n i bertujuan utuk memperluas bidang reaksi. 6. Pada akhir proses reaksi ini tabung berbentuk V ini diletakkan diatas magnet stand lalu diamkan selama 5 menit, untuk membiarkan terjadi proses pemisahan (pengendapan). Pembacaan skor hasil dari reaksi ini dilakukan dengan cara mencocokkan warna yang terbentuk pada akhir reaksi dengan skor yang tertera pada color scale.

Prinsip kerja dari tes TUBEX adalah sebagai berikut yaitu ketika partikel magnetyang diselimuti oleh antigen (s.typhi LPS) dicampurkan dengan blue latex antibody-coated indicator particle yang diselimuti oleh anti-s typhi LPS (O9) antibody, maka kedua jenis partikel ini akan berikatan satu dengan yang lain. Ketika pada akhir eksperimen tabung berbentuk V tempat terjadinya proses reaksi diatas diletakan diatas magnet stand, maka antigen-coated magnetic particle akan

tersedimentasi dibawa tabung. Begitu juga blue latek particle yang telah berikatan dengan antigen coated magnetik partikel

Gambar 2: Skema kerja dari protokol te TUBEX (IDL Biotech 2005)

Gambar 3: Prinsip dari tes TUBEX. Sebelah kiri, negative result. Sebelah kanan positive result.

Hasil tes TUBEX akan bernilai positif (pasien terindikasi menderita demam tifoid) apabila tidak terjadi perubahan warna (tetap berwarna biru. H a l i n i menunjukan terdapatnya anti-s typhi O9 antibody yang mampu menghambat ikatan antara antigen-coated magnetic particle dengan blue latex antibody-

coated indicator particle (lihat g a m b a r 3 , s e b e l a h k a n a n ) . S e h i n g g a p a d a a k h i r r e a k s i b l u e l a t e x p a r t i c l e t i d a k i k u t tersedimentasi pada dasar tabung, sehingga warna tabung tetap berwarna biru. Tes TUBEX merupakan tes yang subjektif dan semiquantitative dengan caramembandingkan warna yang terbentuk pada reaksi dengan TUBEX color scale yang tersedia. Range dari color scale adalah dari nilai 0 (warna paling merah) hingga nilai 10 (warna paling biru) lihat gambar 2. Adapun cara membaca tes TUBEX adalah sebagai berikut menurut IDL Biotech 2008: 1.Nilai <2 menunjukan nilai negative (tidak ada indikasi demam tifoid) 2. Nilai 3 inconclusive score dan memerlukan pemeriksaan ulang. 3.Nilai 4 menunjukan positif lemah 4.Nilai >5 menunjukan nilai positif (indikasi kuat terjadi demam tifoid)

Nilai TUBEX yang menunjukan nilai positive ditambah dengan symptom dan signyang sesuai dengan gejala demam tifoid, merupakan indikasi yang sangat kuat terjadinyademam tifoid.

Perbandingan tes TUBEXdengan uji Widal


Uji Widal pertama kali diperkenalkan oleh Georges Fermand Isidore Widal (1862-1929), iamerupakan seorang dokter dan bacteriologist di Prancis. Tes ini merupakan alat dignostik demam tifoid yang paing sering digunakan di negara berkembang.Salmonella typhi memiliki tiga jenis antigen yaitu: antigen O (somatic); antigen H (flagellar); dan antigen Vi(surface), lihat gambar 4, maka tubuh akan membentuk mekanisme pertahanan tubuh berupaantibody sepesifik terhadap antigen tersebut. Perinsip dasar dari uji Widal yaitu mendeteksimunculnya agglutinin (antibody) O dan H pada serum milik pasien dengan menggunakansuspensi O dan H. Terdapat dua jenis pemeriksaan uji Widal yaitu tube Widal test dan slideWidal test. Slide Widal test lah yang paling popular digunakan karena memberikan hasil yang lebih cepat. Uji Widal memberikan hsail tes yang bersifat qualitative, untuk menghitung hasiltiter untuk setiap antigen pada uji Widal menggunakan slide, serum

milik pasien harusdiencerkan terlebih dahulu. Sempel serum diencerkan dalam beberapa tingkatan yaitu 80l, 40l, 2l, 10l, 5l,

Gambar 4. Struktur antigenS.typhi (Bingnan, Yin. 2006)

pada setiap seri sempel serum diberikan satu tetes antigen sepesifik dandilihat apakah terjadi agglutinasi atau tidak. Setiap seri serum spesimen memiliki nila yang berbeda yaitu; 80l berkorespondensi dengan 1 dalam 20 titer (1/20), 40l dengan 1/40, 20ldengan 1/80, 10l dengan 1/160, dan 5l dengan 1/320. Nilai-nilai tersebut menunjukanhasil positive yang menunjukan terjadi proses aglutinasi, dengan semakin tinggi titer semakin tinggi pula kemungkinan pasien tersebut menderita demam tifoid. Jika dibandingakan antara tes TUBEX dengan uji Widal akan ditemukan beberapahal sebagai berikut: 1. Antigen yang digunakan pada tes TUBEX adalah anti -O9 s.typhi yang mampum e m b e d a k a n o r g a n i s m e i n i d a r i > 9 9 % s e r o t y p e b a k t e r i s a l m o n e l l a l a i n n ya , sedangkan uji Widal menggunakan antigen yang tidak begitu spesifik terhadaps.typhi sehingga dapat terjadi cross-reaction dengan kuman salmonella lainnyamisalnya pada pasien yang pernah menderita enteric fever lainnya. Reaksi inidinamakan anamnestic response dan dapat menimbulkan tingginya nilai false positive.Hal ini menjawab alasan dari kurang spesifiknya uji Widal.

2.

Dilihat dari metode yang digunkan oleh kedua tes, dimana TUBEX menggunakankemampuan inhibitor activities dari antibody dan uji Widal menggunakan reaksiagglutinasi. Inhibitor activities memiliki keuntungan karena lebih mudah dideteksiwalaupun dengan kadar antibody yang rendah. Hal ini memberikan alasan mengapa TUBEX lebih sensitive daripada uji Widal.

3.

Single test pada uji Widal tidak begitu bermakna. Idealnya uji widal dilakukan dua kali yaitu pada fase akut dan 7-10 hari setelahnya. Hal ini dikarenakan agglutinin Odan H meningkat dengan tajam 8 hari setelah onset panas pertama. Jika terjadiempat kali peningkatan titer agglutinin baru dapat dikatakan hasilnya positive secarasignifikan. Sayangnya hal ini jarang ditemukan karena penggunaan antibiotik padaawal penyakit bisa mencegah meningkatnya titer agglutinin. Hal ini berbedadengan tes TUBEX yang fokus mendeteksi Ig M yang secara teoritis muncul lebihawal daripada Ig G. Bahkan penelitian terbaru mengatakan bahwa tes TUBEX yangdimodifikasi mampu mendeteksi bukan hanya antibody melainkan antigen s.typhi ,sehingga tes ini sangat berguna pada fase akut. Hal ini menyebabkan tingginya angkasensitivitas tes TUBEX.

4. Meningkatnya penggunaan vaksin typhoid menyebabkan meningkatnya angkafalse positive pada uji Widal. Hal ini terjadi karena

meninggkatnyaagglutinin level secara persisten pada H agglutinin dan transient pada O agglutinin, yang terjadi baik pada non-infected population maupun

pada febrile non-typhoid patients karena anamnesticresponse. H a l i n i b e l u m p e r n a h d i l a p o r k a n p a d a p e m e r i k s a a n d e n g a n menggunakan tes TUBEX. Tentu saja ini sangat berpengaruh pada

penggunaanantibiotik yang tidak tepat dan meningkatkan angka resistensi obat. Untungnya halini dapat diatasi dengan mengulangi tes Widal pada minggu berikutnya, karena tidak akan terjadi peninggkatan lagi pada hasil tes ulangan tersebut. 5. Sensitivitas dan spesifistas yang cukup berbeda, pada suatu penelitain oleh Olsen,Sonja et al, 2004 menyebutkan perbedaan antara tes TUBEX dan uji

Widal yaitu;sensitivitas

(78/64);

spesifisitas

(94/76);

positive

predictive value (98/88); dannegative predictive value (59/43). beberapa penelitian lain menunjukan sensitivitasdan spesifisitas TUBEX yang lebih tinggi lagi yaitu 94,7% dan 80,4%-93%. 6. Harga TUBEX 4 U . S d o l l a r d a n W i d a l 0 , 5 U . S d o l l a r , h a r g a i n i d i l i h a t d a r i penelitian di Vietnam, akan tetapi harga ini belum termasuk biaya transportasi. 7. Persamaan yang dimiliki oleh kedua tes ini dan sangatlah penting adalah proses pengerjaan yang relatif mudah; simpel (one-step); tidak membutuhkan alat-alatcanggih dan mahal, sehingga kedua tes ini dapat diterapkan pada daerah edemik yangcenderung merupakan negara berkembang. M a s i h b a n y a k lagi kelemahan uji widal seperti nilai dari uj i ini yang s a n g a t dipengaruhi oleh operator yang bekerja dll. Bebrapa hal diatas menunjukan bahwa tesTUBEX dapat menutupi kelemahan dari uji Widal dan memiliki keunggulan dari tes Widal.

Anda mungkin juga menyukai