Manual Tbi Tbs Dan Apb
Manual Tbi Tbs Dan Apb
MANUAL
PEMELIHARAAN
TBI, TBS DAN APB
MANUAL
PEMELIHARAAN
TBI, TBS DAN APB
KATA PENGANTAR
kosong
DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN .................................................................................. 1
Latar Belakang ................................................................................... 1
Tujuan ................................................................................... 3
Manfaat ................................................................................... 3
Ruang Lingkup .................................................................................. 3
Pengertian beberapa istilah penting ................................................... 4
PEMELIHARAAN TBI, TBS DAN APB .................................................... 5
Penataan areal ................................................................................... 5
Pembersihan semak belukar dan gulma ............................................... 11
Pemangkasan tunas adventif (tunas air) ............................................... 12
Peneliharaan kesuburan lahan.............................................................. 12
Perlindungan ganguan bahaya kebakaran, pencurian dan Penggembalaan
........................................................................................................... 16
Pengendalian hama dan penyakit ....................................................... 19
Pengelolaan pollinator ........................................................................ 20
Penjarangan ....................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 25
DAFTAR TABEL
Halaman
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Tanda batas tepi sumber benih ....................................... 6
Gambar 2. Plang sumber benih ....................................................... 7
Gambar 3. Papan larangan.............................................................. 7
Gambar 4. Tanda btas blok APB ..................................................... 9
Gambar 5. Penomoran pohon induk ............................................... 9
Gambar 6. Peta sebaran pohon induk .............................................. 14
Gambar 7. Pruning tunas adventif................................................... 14
Gambar 8. Cara pemberian pupuk pada pohon ............................... 15
Gambar 9. Pembakaran serasah terkendali sistem piruingan .......... 18
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kualitas sumber benih dinilai dari fenotip tegakan yang menyusunnya serta
kualitas genetik dan fisiologis benih yang dihasilkannya. Kualitas tegakan
benih dipengaruhi oleh perlakuan yang diberikan kepadanya, jika
perlakuannya dilakukan secara intensif maka kualitasnya akan lebih baik
daripada yang dibiarkan seadannya. Kualiatas benih yang dihasilkannya
dipengruhi oleh kualiatas pohon induk (tegakan) penyusun sumber benih
tersebut, factor lingkungan dan faktor perlakuan (treatment) atau perawatan
serta penaganan benihnya (seed procourment). Oleh karena itu kegiatan
pemeliharaan sumber benih sangat diperlukan guna meningkatkan
produktivitas dan kualitas benih dari suatu sumber benih.
Tujuan
Manfaat
Manfaat dari kegiatan pemeliharaan tegakan benih adalah dapat
memelihara kesehatan dan pertumbuhan pohon induk serta
meningkatkan peoduktifitas dan kualitas benihnya. Disamping itu
kegiatan yang intensif di sumber benih akan meningkatkan pengendalian
dari gangguan keamanan sumber benih tersebut.
Ruang lingkup
Ruang lingkup manual pemeliharaan tegakan benih ini berisi informasi
tentang:
A. Tujuan dan manfaat kegiatan pemeliharaan tegakan benih
b. Metode pemeliharaan tegakan benih
c. Pengelolaan pollinator
d. Register inventarisasi tegakan benih
Penataan areal
Tujuan dari kegiatan penataan adalah agar tegakan benih tertata rapih
dan teratur dengan batas-batas yang jelas serta identitas pohon induk
yang jelas sehingga memudahkan dalam pengawasan (monitoring dan
evaluasi). Adapun kegitan yang termasuk kedalam kegiatan penataan
areal sumber benih antara lain penataan batas (demarkasi), pembagian
blok, inventarisasi tegakan, dan pemetaan pohon induk.
a. Penataan batas (demarkasi).
Pemberian tanda batas luar sumber benih dimaksudkan untuk
memberikan tanda pada batas luar area sumber benih sehingga
memudahkan dalam pengontrolan, mencegah pihak lain yang
mengkalim area sumber benih tersebut. Tanda batas dibuat dengan
jelas dengan menggunakan bahan yang awet di lapangan dan
memberikan petunjuk yang informatif. Tanda batas tepi sumber
benih bisa memanfaatkan pohon di bagian batas luar (tepi) yang
memiliki pertumbuhan baik. Phon tersebut diberi tanda warna
kuning melingkar pada batang pohon setinggi 60 cm di atas
permukaan tanah dengan lebar 20 cm setiap jarak 25 m, dan tiap
tahun tanda cat diperbaharui. Contoh tanda batas dapat dilihat pada
Gambar 1.
Ditempat yang strategis (mudah dilihat orang) pada batas luar
dipasang minimal satu plang papan nama sumber benih (Gambar 2),
juga papan peringatan bagi tindakan yang berupa gangguan seperti
larangan pencurian, pembakaran dan penggembalaan serta yang
lainnya (Gambar 3). Papan nama dibuat dari bahan yang awet
berukuran 80 X 120 cm dipancang setinggi 150 cm di atas
permukaan tanah. Papan larangan dimaksudkan untuk
mengantisipasi kebakaran, pencurian, penggembalaan dan
sebagainya. Ukuran plang 60 x 80 cm dan dipasang setinggi 2 m di
atas tanah. Warna dasar plang merah dengan tulisan berwarna putih.
Paling ini dipasang di tepi jalan yang sering dilewati orang.
b. Pembagian blok
Pembagian blok sumber benih dimaksudkan untuk mempermudah
pengawasan dan pengelolaan sumber benih. Pembagian blok
dilakukan apabila sumber benih lebih dari 7 Ha. Satu blok luasannya
lebih kurang 4 ha. Pada batas luar blok diberi tanda batas (Gambar
4).
Th tanam : 1995
80 CM
DILARANG:
60 CM •MENGGEMBALAKAN TERNAK
2M
c. Inventarisasi tegakan
Kegiatan inventarisasi tegakan dimaksudkan untuk memberikan
kemudahan dalam mengevaluasi pertumbuhan pohon induk
(tegakan benih) yang terdapat di areal sumber benih. Kegiatannya
antara lain meliputi penomoran pohon dan registrasi pohon dalam
buku register tegakan benih. Penomoran pohon dilakukan pada
setiap blok secara berurut dan teratur. Penomoran pohon dilakukan
pada batang pohon induk dengan mengupas kulit batang, di cat lalu
dituliskan informasi yang penting atara lain ukuran tinggi batang dan
diameter dbh (keliling) batang. (Gambar 5). Setelah semua pohon
diberi nomor secara sensus, lalu data identitas pohon tersebut (tinggi
dan diameter) ditulis pada buku register tegakan benih, ditambahkan
data dan informasi lain seperti kelurusan batang, dan kesehatan
pohon induk. Data registrasi tersebut selalu diperbaharui setiap
setelah melakukan seleksi (penjarangan). Contoh format registrai
dapat dilihat pada Tabel 1.
d. Pemetaan pohon induk
Pemetaan pohon induk dimaksudkan untuk memberikan gambaran
sebaran (distribusi) pohon induk dan kerapatannya. Pembuatan peta
sebaran pohon induk berdasarkan dari data inventarisasi tegakan
benih. Peta sebaran harus dapat memberikan informasi sebaran
pohon serta minimal ukuran diameter dan tinggi batang. Skala peta
yang digunakan adalah 1: 5000, contoh peta sebaran dapat dilihat
pada Gambar 6.
Rerata
........................, tgl................,.......
Petugas ,
(...........................)
dengan (1) system piringan, (2) system jalur, dan (3) system total. System
piringan dilakukan dengan cara membersihkan semak/gulma disekitar
batang pohon induk, membentuk lingkaran dengan batang sebagai
pusatnya, denga radius batas luar proyeksi tajuk pohon induk tersebut.
Sistem jalur dilakukan dengan cara membersihkan semak/gulma pada
jalur pohon induk, dengan btang phon induk sebagai titik tengah jalurnya.
Lebar jalur disesuaikan dengan lebar proeyeksi tajuk dominan di tegakan
benih tersebut. Sistem total dilakukan dengan membersihkan
semak/gulma secara total di areal teagakan benih. Masing-masing
system tersebut memliki keuntungan dan kerugiannya. Biasanya faktor
biaya, waktu dan tenaga menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan
system yang dipilih.
Pohon induk
2 No. Pohon
induk
II I Jalur Batas
blok
III
IV Batas luar
No. blok
TUNAS
ADVENTIF
sebelum masa pembuangaan, pada tanaman jati adalah pada awal musim
penghujan. Dosis pupuk Yang dapat dipakai adalah Urea 200
gram/pohon, SP 36 800 gram/pohon dan KCL 100 gram/pohon, atau
dengan pupuk kandang sebanyak 15 kg/pohon. Pemupukan ini cukup
diberikan setahun sekali. Teknik pemberian pupuk yang baik adalah
dengan membenamkan pupuk tersebut melingkar di garis terluar
proyeksi tajuk pohon induk (Gambar 8).
Penempatan
pupuk
Serasah yang
dibakar
bakar bisa pula dengan vetetasi tahan bakar misalnya tanaman pisang,
atau berupa saluran air (parit) jika memungkinkan.
e. Pemasangan rambu peringatan
Rambu-rambu peringatan bahaya kebakaran sebaiknya dipasang di
lokasi yang sering dikunjungi masyarakat. Salah satu rambu
perinngatan adalah larangan melakukan
aktivitas pembakaran di lantai hutan atau jam penunjuk skala status
rawan kebakaran.
Pengelolaan pollinator
Manajemen pollinator adalah tindakan yang dilakukan dalam rangka
meningkatkan proses penyerbukan untuk meningkatkan produksi benih.
Manajemen pollinator sangat penting untuk kelas sumber benih kebun
benih atau tegakan provenans yang pembangunannya memakan biaya
yang tinggi. Manajemen pollinator sangat penting dilakukan pda sumber
benih yang dibangun dari tanaman, sedangkan di hutan alam tidak terlalu
penting. Untuk dapat menentukan tindakan yang tepat dalam
pemgelolaan pollinator perlu memahami agen ponyerbukan dar jenis
yang dimaksud.
Penjarangan
Penjarangan tegakan benih bertujuan untuk (1) memperbaiki pembungaan
dan produksi benih dengan memberikan ruang yang cukup bagi pohon
untuk berkembang, dan (2) meningkatkan kualitas sumber benih dengan
membuang pohon-pohon inferior. Penjarangan di tegakan benih
teridentifikasi dan terseleksi adalah penjarangan seleksi massa.
DAFTAR PUSTAKA
Esau, K. 1977. Anatomy of Seed Plants. John Wiley & Sons, New York.
Granhof, J. 1991. Seed Orshards. Lecture Note D-8. Danida Forest Seed
Centre, Humlebaek, Denmark.