PENDAHULUAN
Page 1
secara khusus telah dimulai sejak tahun 1984, dengan tujuan berupaya untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian khususnya pada bayi dan anak balita yang disebabkan oleh ISPA, namun
kelihatannya angka kesakitan dan kematian tersebut masih tetap tinggi (Rasmaliah, 2004).
Di negara berkembang berkisar 30 70 kali lebih tinggi dari negara maju dan diduga 20%
bayi yang lahir di negara berkembang gagal mencapai usia 5 tahun dan 25 30% dari kematian
anak disebabkan oleh ISPA. ISPA ini menyebabkan empat dari 15 juta perkiraan kematian pada
anak berusia di bawah lima tahun pada setiap tahunnya. (WHO, 2003)
ISPA di Indonesia menempati urutan pertama penyebab kematian pada kelompok bayi dan
balita.ISPA juga sering berada pada daftar 10 penyakit terbanyak. Survei mortalitas yang
dilakukan, ISPA sebagai penyebab kematian bayi terbesar di Indonesia dengan presentasi 22,30%
dari seluruh kematian balita. Kematian balita karena ISPA secara nasional diperkirakan 6 orang
per 100 balita per tahun atau sekitar 150.000 balita per tahun. (Depkes RI, 2008)
Berdasarkan hasil laporan Riskesdas 2010, ISPA menempati prevalensi tertinggi pada
balita yaitu lebih dari 35%.Prevalensi ISPA juga cenderung terjdo lebih tinggi pada kelompok
ibu dengan pendidikan dan tingkat pendapatan rumah tangga yang rendah.
Tingginya angka kejadian ISPA pada bayi di Indonesia, salah satunya disebabkan oleh
pengetahuan ibu yang sangat kurang tentang ISPA.Pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu sehingga dari
pengetahuan tersebut dapat mempengaruhi tindakan ibu terhadap penyakit ISPA. Dengan
meningkatnya pengetahuan ibu tentang ISPA maka akan langsung berhubungan dalam
menurukan angka kejadian ISPA (Notoatmodjo, 2007).
Page 2
Ibu memiliki peranan yang cukup penting dalam usaha untuk meningkatkan kesehatan
bagi anaknya.Pengetahuan ibu mengenai penyakit ISPA, yang merupakan salah satu penyebab
kematian tersering, sangat diperlukan.Oleh karena itu, untuk mengetahui tingkat pemahaman
pada ibu-ibu tentang penyakit ISPA, makaperludiketahui bagaimana pengetahuan, sikap dan
perilaku ibu terhadap segala sesuatu yang ada kaitannya dengan penyakit ISPA ini (Purnomo,
2001).
ISPA merupakan singkatan dari infeksi saluran pernafasan akut, istilah ini diadaptasi dari
istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections (ARI). Istilah ISPA meliputi tiga unsur
yakni infeksi, saluran pernafasan dan akut, dengan pengertian sebagai berikut:
1. Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisma ke dalam tubuh manusia dan
berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
2. Saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ
adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura. ISPA secara anatomis
mencakup saluran pernafasan bagian atas, saluran pernafasan bagian bawah (termasuk
jaringan paru-paru) dan organ adneksa saluran pernafasan. Dengan batasan ini, jaringan
paru termasuk dalam saluran pernafasan (respiratory tract)
3. Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14 hari
diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat
digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari.
Penyakit infeksi ini dapat menyerang semua umur, tetapi bayi dan balita paling rentan
untuk terinfeksi penyakit ini.Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan
Page 3
seperti batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik, namun demikian anak
akan menderita pneumoni bila infeksi paru ini tidak diobati.
ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang
mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya.Infeksi saluran
pernapasan bagian atas terutama yang disebabkan oleh virus, sering terjadi pada cuaca
dingin.ISPA yang berlanjut dapat menjadi pneumonia.Hal ini sering terjadi pada anak-anak
terutama apabila terdapat gizi kurang dan keadaan lingkungan yang kurang bersih.
Karena banyak gejala ISPA yang tidak spesifik dan tes diagnosis cepat tidak selalu tersedia,
maka etiologi kadang sering tidak diketahui dengan segera. Dengan demikian fasilitas pelayanan
kesehatan, terutama Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai lini pertama, menghadapi
tantangan untuk memberikan pelayanan kepada pasien ISPA dengan etiologi dan pola penularan
yang diketahui atau pun tidak diketahui. Penting bagi petugas kesehatan untuk melaksanakan
pencegahan dan pengendalian infeksi yang tepat saat menangani pasien ISPA untuk
meminimalkan kemungkinan terjadinya penyebaran infeksi.
Puskesmas memiliki 21 Upaya Pokok Puskesmas yang terdiri dari 7 Upaya dasar yang
dikenal dengan Basic Seven dan Program-program Inovatif yaitu:
1. Upaya Promosi Kesehatan
2. Upaya Kesehatan lingkungan
3. Upaya Perbaikan Gizi
4. Upaya Kesehatan Ibu dan anak serta Keluarga Berencana
5. Keluarga Berencana
6. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
7. Upaya Pengobatan
8. Upaya kesehatan Sekolah
9. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
Page 4
Karena banyak gejala ISPA yang tidak spesifik dan tes diagnosis cepat tidak selalu
tersedia, maka etiologi kadang sering tidak diketahui dengan segera. Dengan demikian fasilitas
pelayanan kesehatan, terutama Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai lini pertama,
menghadapi tantangan untuk memberikan pelayanan kepada pasien ISPA dengan etiologi dan
pola penularan yang diketahui atau pun tidak diketahui. Penting bagi petugas kesehatan untuk
melaksanakan pencegahan dan pengendalian infeksi yang tepat saat menangani pasien ISPA
untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya penyebaran infeksi kepada diri sendiri, petugas
kesehatan yang lain, pasien maupun pengunjung.
Tingginya kasus ISPA dapat menyebabkan burden of disease, dalam hal ini penurunan
tingkat ekonomi dan disabilitas fungsional dapat terjadi di masyarakat.Beberapa kasus ISPA
dapat juga menyebabkan Kejadian Luar Biasa dengan angka mortalitas dan morbiditas yang
tinggi, sehingga menyebabkan kondisi darurat pada kesehatan masyarakat dan menjadi masalah
internasional.
STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
Page 5
Dengan menyadari pentingnya penanggulangan ISPA di Indonesia, maka penting bagi para
petugas kesehatan untuk menggalakan program dalam menanggulangi masalah kesehatan
tersebut.Untuk itu sebaiknya program pengendalian kasus ISPA dimulai dari tingkat primer
seperti di Puskesmas.
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping
memberikan pelayanan secara menyeluruh (preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif) dan
terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Dalam rangka
meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, sudah selayaknya fungsi dan peranan
Puskesmas merupakan ujung tombak dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu
perlu dilakukan pembinaan secara terus menerus, berkesinambungan, terarah, terpadu dan
terpantau.
Penyakit infeksi saluran pernafasan akut merupakan penyakit yang sering dijumpai di
Puskesmas Kelurahan Ciracas sepanjang tahun 2012 terdapat 10192 dengan angka penyakit
terbanyak 51% .Kejadian ISPA yang banyak terjadi di masyarakat, khususnya di Kelurahan
Ciracas dipengaruhi oleh beberapa faktor. Beberapa faktor tersebut yang mempengaruhi
tingginya angka kejadian penyakit ISPA di masyarakat adalah faktor lingkungan dan juga faktor
perilaku, persepsi serta pengetahuan masyarakat. Pentingnya pencegahan untuk terhindar dari
penyakit dapat dilakukan dengan pemberian informasi dan pengetahuan tentang penyakit ISPA
tersebut sehingga masyarakat dapat melakukan pola hidup sehat.
Page 6
KETURUNAN
PELAYANAN
KESEHATAN
ISPA
Promotif
Lingkungan Fisik
1.Memberikan
-lingkungan rumah
pengetahuan
PERILAKU
tentang ISPA
2. Pemberian penyuluhan
Pengetahuan
masyarakat.
1. Pengertian ISPA
Preventif
2. Penyebab ISPA
3. Penyebaran
para
petugas
puskesmas
rumah
warga
mengingatkan
dan
para
tempat
pembuangan
dengan
mengujungi
sampah
kepada
LINGKUNGA
N
Sikap
1. Menghindari
pencetus
2. Mencegah
terjadinya
penularan
- kamar tidur
Lingkungan Biologik
1.
Kuratif
Menyarankan masyarakat
yang
penyakit
sudah
ISPA,
terkena
untuk
2.
Page 7
1. Lingkungan
a. Fisik
Faktor fisik yang berpengaruh dalam proses terjadinya ISPA adalah
lingkungan perumahan, di mana kualitas rumah berdampak terhadap
kesehatan anggotanya. Kualitas rumah dapat dilihat dari jenis atap, jenis
lantai, jenis dinding, kepadatan hunian dan jenis bahan bakar masak yang
dipakai, kualitas udara
.
Biologis
Ada banyak agen penyebab penyakit ISPA, antara lain:
a. Virus
b. Bakteri
Faktor biologis antara lain, Infeksi saluran pernafasan akut merupakan
kelompok penyakit yang komplek dan heterogen, yang disebabkan oleh
berbagai etiologi. Etiologi ISPA terdiri dari 300 lebih jenis virus, bakteri dan
riketsia serta jamur. Virus penyebab ISPA antara lain golongan miksovirus
(termasuk di dalamnya virus influensa, virus para-influensa dan virus
campak), dan adenovirus. Bakteri penyebab ISPA misalnya: Streptokokus
Hemolitikus, Stafilokokus, Pneumokokus, Hemofilus Influenza, Bordetella
Pertusis, dan Korinebakterium Diffteria
Page 8
Page 9
3. Pelayanan Kesehatan
Promotif
Tindakan promotif yang bisa dilakukan dalam hal mencegah ISPA adalah
dengan memberikan pengetahuan tentang apa itu ISPA. Pemberian
pengetahuan ini antara lain dapat dilakukan dengan cara pemberian
penyuluhan kepada masyarakat.
Preventif
Pelayanan kesehatan seperti status imunisasi merupakan faktor yang dapat
membantu mencegah terjadinya penyakit infeksi seperti gangguan pernapasan
sehingga tidak mudah menjadi parah.
Page 10
Kuratif
Bagi masyarakat yang sudah terkena penyakit ISPA, di sarankan untuk segera
berobat ke dokter untuk mencegah agar tidak terjadi komplikasi dari penyakit
ISPA ini.
Rehabilitatif
Rehabilitatif dapat dilakukan dengan cara melakukan semua anjuran dokter
dan meminum obat yang sudah diberikan agar dapat cepat sembuh dari
penyakit ini.
4. Herediter
Faktor keturunan atau genetik tidak ada pengaruhnya terhadap terjadinya ISPA
Page 11
Kelurahan Ciracas
: 10 RW, 136 RT (393,36 Ha)
Kelurahan Cibubur
: 14 RW, 153 RT (450,90 Ha)
Kelurahan Kampung Rambutan
: 6 RW, 87 RT (209,00 Ha)
Kelurahan Kelapa Dua Wetan: 12 RW, 132 RT (336,86 Ha)
Kelurahan Susukan
: 7 RW, 89 RT (218,85 Ha)
KELURAHAN
LUAS (Ha)
1.
RAMBUTAN
2.
SUSUKAN
218.85
3.
CIRACAS
393.36
4.
336.86
5.
CIBUBUR
450.90
JUMLAH
209.00
1.608.97
Page 12
Dan terdiri dari rukun warga ( RW) 49, dan Rukun tetangga (RT) 597 dengan rincian
sebagai berikut :
JUMLAH
NO
KELURUHAN
LUAS (Ha)
RT
RW
RUMAH
1.
RAMBUTAN
209.00
87
7.487
2.
SUSUKAN
218.85
89
9,730
3.
CIRACAS
393.36
136
10
15.244
4.
KELAPA DUA
WETAN
336.86
130
12
10.609
5.
CIBUBUR
450.90
153
14
12.161
I.608.97
597
49
55.231
KECAMATAN CIRACAS
Sebelah Utara
Sebelah Timur
Sebelah Selatan
Page 13
Sebelah Barat
Status tanah
-
Tanah Negara
35.65 Ha
87.12 Ha
Tanah Wakaf
9.00 Ha
Tanah Sertifikat
77.23 Ha
Keadaan Tanah
-
Tanah Darat
208.98 Ha
Tanah Sawah
0.75 Ha
0 Ha
Tanah Lain-lain
0 Ha
Peruntukan Tanah
-
Perumahan
164.98 Ha
Perkantoran
0.44 Ha
Sawah
0.005 Ha
Fasilitas Umum
4.05 Ha
Sarana Ibadah
12.5 Ha
Pemakaman
4.05 Ha
Lain lain
16.05 Ha
Page 14
KELURAHAN
WNI
L
WNA
JUMLAH
JUMLAH
TOTAL
72.608
42.217
48.584
41.074
55.287
259.770
KK
21.260
8.733
10.826
11.735
15.623
68.177
1.
2.
3.
4.
5.
Ciracas
37.138
35.403
67
Cibubur
21.269
20.948
0
Kp. Rambutan
24.785
23.794
5
Kelapa Dua Wetan
21.280
19.790
4
Susukan
35.255
20.032
0
JUMLAH
139.727 119.967
76
Sumber: laporan tahunan puskesmas kecamatan Ciracas tahun 2012
WNA
Jumlah
Umur
Seluruhnya
LK
PR
Jml
0-9
26.700
20.216 46.916
10-19
21.502
20.061 41.563
20-29
24.672
22.297 46.969
30-39
21.626
19.925 41.551
40-49
19.974
17.765 37.739
50-59
13.848
11.387 25.235
60-69
7.280
5.391
12.671
>70
4.125
2.925
7.050
STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS
Jumlah
139.727 119.967 259.69
1
2
3
4
5
6
7
8
LK
10
9
6
12
3
6
0
0
46
PR
4
5
9
6
0
4
2
0
30
Jml
14
14
15
18
3
10
2
0
76
46.930
41.577
46.984
41.569
37.742
25.245
12.673
7.050
259.770
Page 15
Kelurahan
Nama
No
Total
Ciracas
Fasilitas
Susukan
Cibubur
Kelapa
Rambutan
Dua
Kesehatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Dokter Praktek
Klinik 24 jam
Apotik
Toko obat
Ahli gigi
Bidan Praktek
Klinik Rontgen
Klinik swasta
Laboratorium
9
2
3
7
5
16
2
8
1
5
1
1
3
5
7
1
6
0
7
1
3
2
6
11
1
4
0
Wetan
6
1
1
2
4
10
0
6
0
10
11
12
13
14
Klinik
Rumah bersalin
Posyandu
Puskesmas
Rumah Sakit
Praktek Dokter
2
28
1
0
5
1
20
1
1
4
1
31
2
1
5
1
18
1
0
4
5
1
2
0
2
8
0
3
0
32
6
10
14
22
52
3
26
1
0
15
1
1
4
5
112
6
3
22
Gigi
Sumber: laporan tahunan puskesmas kecamatan Ciracas tahun 2012
b. Data Sekolah
No
1
2
Kelurahan
Rambutan
Susukan
TK
14
15
SD/MI
9
12
SLTP/
MTs
6
1
SLTA/
SMAK/
Aliyah
7
2
Akademi/
PT
2
0
TOTAL
38
30
Page 16
3
4
Ciracas
Kelapa Dua
21
15
21
11
6
6
6
10
1
1
56
43
Wetan
5
Cibubur
22
20
6
6
1
Jumlah
87
74
25
31
5
Sumber: laporan tahunan puskesmas kecamatan Ciracas tahun 2012.
55
222
Sebelah Utara
Sebelah Timur
Sebelah Selatan
: Jl. Pule. Kelurahan, susukan, Jl.P. Ali, Jl. Mahakam Kel. Rambutan
: Jl. TOL Jagorawi kelurahan. Cipayung
: Jl. Raya Ciracas Kel. Kelapa Dua Wetan dan Jl. Raya Kiwi
Kelurahan Pekayon
Sebelah Barat
Page 17
Jumlah KK
Penduduk
Penduduk
Jumlah
01
02
1.286
1.399
laki laki
2.244
2.325
Perempuan
1.651
2.812
3.895
5.137
03
04
1.301
1.228
1.954
2.153
2.283
1.997
4.237
4.150
05
06
1.135
1.330
2.209
2.122
1.858
2.156
4.067
4.278
07
08
1.198
1.285
2078
2.254
2.232
2.190
4.310
4.444
09
10
1.412
1.233
1.953
2.118
2.781
2.115
3.734
4.233
JUMLAH
13.108
21.410
21.075
42.485
Laki laki
Perempuan
Jumlah
04
2.414
2.398
4.811
59
2.449
2.495
4.944
10 14
2.785
2.547
5.332
15 19
2.786
2.194
4.980
20 24
2.840
2.627
5.467
25 29
2.913
2.689
5.602
30 34
2.885
2.553
5.448
35 39
2.837
2.549
5.386
40 44
2.745
2.146
4.906
45 49
2.531
2.401
5.146
Page 18
50 54
2.145
2.101
4.632
55 59
1.671
1.190
3.335
60 64
1.332
880
2.551
65 69
2.760
842
2.174
70 74
1.019
787
1.806
75 >
998
583
1.581
Jumlah
37.128
30.989
68.117
Lahir
Datang
Mennggal
Pindah
: 433 orang
: 947 orang
: 125 orang
: 703 orang
Kode C
Jenis penyakit
Jumlah
presentase
1302
10192
50,18%
22
bagian atas
Penyakit lainnya
4170
20,53%
2001
950
4,68%
12
873
4,08%
21
829
4,00%
802
pengikat
Gangguan neurotic
812
3,43%
Page 19
104
697
3,20%
1303
Tonsilitis
649
3,15%
1301
639
3,15%
10
2002
500
2,46%
ISPA
Penyakit lainnya
10 Penyakit
Terbanyak
Penyakit klit infeksi
3%
Hipertensi 3%
3% 2%
Penyakit3%
pada Jar. Otot
Gangguan
4% Neurotik
51%
Tonsilitis
4%21%
Penyakit
5% saluran napas bagian atas
Penyakit infeksi saluran pencernaan
Penyakit kulit alergi lainnya
Page 20
Wilayah Masalah
Sasaran
Jumlah Sasaran
: 20 orang
Jumlah KK
: 32 Kepala Keluarga
Jumlah penduduk
: 134 orang
Page 21
1. HASIL PRETEST
Jumlah Orang yang Menjawab Benar
Sebelum Intervensi
No
.
Pertanyaan
1.
15
75%
16
80%
3.
16
80%
4.
17
85%
5.
18
90%
6.
15
75%
7.
16
80%
8.
16
80%
9.
15
75%
10.
18
90%
Page 22
: ISPA
Rencana Intervensi
Tujuan
Tujuan Umum :
Tujuan Khusus :
1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat RT 01/RW 08 Kelurahan Ciracas
Kecamatan Ciracas Jakarta Timur mengenai penyebab ISPA
2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat RT 01/RW 08 Kelurahan Ciracas
Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur mengenai cara penularan ISPA
3. Meningkatkan pengetahuan masyarakat RT 01/RW 08 Kelurahan Ciracas
Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur mengenai Faktor Resiko ISPA.
4. Meningkatkan pengetahuan masyarakat RT 01/RW 08 Kelurahan Ciracas
Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur mengenai cara penananganan ISPA.
Sasaran
Page 23
Rencana Kegiatan
Hari/Tanggal
Waktu
Tempat
Acara
Dokter muda
: 1 orang.
Kader
: 1 orang
Alat presentasi
Biaya operasional :
No
Keterangan
Jumlah
1.
2.
3.
5.
Kegiatan : Penyuluhan tentang ISPA disertai dengan pengisian pre test dan post test.
Evaluasi : Membandingkan nilai pre test dan post test setelah melakukan
penyuluhan
Page 24
Pengertian ISPA
Penyebab ISPA
Gejala dari ISPA
Cara penularan ISPA
Polusi yang mempengaruhi terjadinya ISPA
Cara pencegahan ISPA
Cara penanganan ISPA
Kondisi tempat tinggal seharusnya agar terhindar dari ISPA
Hubungan konsumsi sayur dan buah terhadap ISPA
Siapa yang dapat terserang ISPA
:
: 1 orang
: 1 orang
: 1 orang
: LCD, laptop dan leaflet
:
Keterangan
Jumlah
1.
2.
3.
5.
Page 25
1. Evaluasi
Hasil Pretest
Tabel 1. Jumlah Orang Yang Menjawab Benar tentang Pengetahuan
Sebelum Intervensi
No
.
Pertanyaan
1.
15
75%
16
80%
3.
16
80%
4.
17
85%
5.
18
90%
6.
15
75%
7.
16
80%
8.
16
80%
9.
15
75%
10.
18
90%
Page 26
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Didapatkan (16) dari (20) responden (80%) yang mengetahui penyebab ISPA
Didapatkan (16) dari (20) responden(80%) yang mengetahui cara penularan ISPA
Didapatkan (17) dari (20) responden (85%) yang mengetahui cara pencegahan ISPA
Didapatkan (18) dari (20) responden (90%) yang mengetahuigejala dari ISPA
Didapatkan (15) dari (20) responden (75%) yang mengetahui cara penanganan ISPA
Didapatkan (16) dari (20) responden (80%) yang mengetahuikondisi rumah seharusnya
NO
RES
.
1
2
3
4
5
NILAI
PRE TEST
70
80
90
80
90
JUMLAH
RATA-RATA
NO
RES
.
6
7
8
9
10
NILAI
PRE TEST
NO
RES
90
90
70
80
70
.
11
12
13
14
15
NILAI
PRE TEST
NO
RES.
NILAI
PRE TEST
80
90
80
70
90
1570
78,5
16
17
18
19
20
80
80
60
60
70
Keterangan :
Tingkat pengetahuan dilihat dari nilai rata rata responden
Nilai rata rata
Page 27
Jumlah responden
=
6(90)+7(80)+5(70)+2(60)
20
540+560+350+120
20
= 1570 = 78,5
20
Kriteria Penilaian
No
.
Nilai
Kategori
1.
< 60
Kurang
2.
60 75
Cukup
3.
> 75
Baik
VI. EVALUASI
INPUT
SDM untuk program ini adalah 1 orang dokter muda Ni Putu Paramithasari Kusuma,
S.Ked sebagai Presentan dan narasumber, dan dibantu 1 Dokter dari Puskesmas dan
1 ibu kader sebagai pengawas.
Penyuluhan diberikan dengan menggunakan presentasi power point sesuai dengan
perencanaan.
STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
Page 28
RESPONDEN
NO
1
2
3
4
5
NILAI
PRE TEST
70
80
90
80
90
NILAI
POST TEST
90
100
100
90
100
Page 29
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
JUMLAH
RATA-RATA
90
90
70
80
70
80
90
80
70
90
80
80
60
60
70
1570
78,5
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
90
100
100
100
1.970
98,5
Nilai
Kategori
1.
< 60
Kurang
2.
65 75
Cukup
3.
> 75
Baik
Sebelum dilakukan penyuluhan mengenai ISPA hasil pretest rata - rata dari 20
responden adalah 78,5. Sedangkan setelah diberikan penyuluhan, hasil post test rata - rata dari 20
responden adalah 98,5. Hal ini berarti, telah terjadi peningkatan pengetahuan responden sebesar .
STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
Page 30
Hal ini menandakan penyuluhan mengenai dermatitis alergika yang diberikan telah berhasil
menambah pengetahuan responden. Jadi selisih nilai pretest dan post test warga RT 01 /RW 08
Ciracas, Jakarta Timur adalah:
Pengetahuan
Pre Test
Post Test
Kenaikan
15
75
20
100
25
16
80
19
95
15
16
80
20
100
20
17
85
20
100
15
18
90
20
100
10
15
75
19
95
20
16
80
19
95
15
16
80
20
100
20
15
75
20
100
25
18
90
20
100
10
5
6
7
8
9
10
Page 31
Rambutan, Kecamatan Ciracas hasil pretest rata - rata dari responden adalah 78,5 masuk
dalam kategori Baik. Sedangkan setelah diberikan penyuluhan, hasil post test rata - rata dari
responden adalah 98,5 yang masuk dalam kategori Baik. Hal ini berarti penyuluhan
mengenai ISPA yang diberikan telah berhasil menambah pengetahuan responden.
B. Saran
1. Kepadamasyarakat RT 01 /RW 08 Kelurahan Ciracas, Kecamatan Ciracas, Jakarta
Timur :
Page 32
Agar lebih peduli terhadap kesehatan terutama untuk menjaga kesehatan Saluran
Pernapasan
Selain memeriksakan kesehatan, masyarakat juga di anjurkan untuk melakukan
pencegahan dan lebih memperhatikan kebersihan diri, kebersihan lingkungan dan
kesehatan sekitarnya
Masyarakat ikut aktif dalam kegiatan kesehatan ataupun penyuluhan sehingga
bisa menambah wawasan tentang berbagai penyakit dan juga membagikan
informasi yang sudah didapatkan kepada keluarga maupun tetangga.
Para petugas dapat memberikan bimbingan atau penyuluhan kepada warga setempat
Page 33
VIII. LAMPIRAN
Lampiran1. Pertanyaan data primer
PRE TEST & POST TEST
ISPA
NO .KUISIONER :
NILAI:
PETUNJUK :
1. Berikantandasilang (X) padasalahsatupilihanjawaban yang sesuaidenganjawaban yang
menurutrespondenbenar
2. Bilaada yang kurangmengertidapatditanyakankepadapresentan
Data Responden
1.
2.
3.
4.
5.
:
:
:
:
:
PENGETAHUAN:
Page 34
Page 35
b. Polusi suara
c. Polusi air
10. Siapa sajakah yang dapat terserang infeksi akut saluran napas bagian atas?
a. Anak-anak
b. Dewasa
c. Semua benar
Page 36
Page 37
Page 38