Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


ISPA adalah infeksi akut yang menyerang saluran pernapasan yaitu organ tubuh yang di
mulai dari hidung ke alveoli beserta adneksa (Romelan, 2006).Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) merupakan salah satu penyebab kematian tersering pada anak di negara
berkembang.Pada akhir tahun 2000, ISPA mencapai enam kasus di antara 1000 bayi dan balita.
Tahun 2003 kasus kesakitan balita akibat ISPA sebanyak lima dari 1000 balita (Oktaviani, 2009).
Setiap anak balita diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya dan proporsi
kematian yang disebabkan ISPA mencakup 20-30% (Suhandayani, 2007).Untuk meningkatkan
upaya perbaikan kesehatan masyarakat, Departemen Kesehatan RI menetapkan 10 program
prioritas masalah kesehatan yang ditemukan di masyarakat untuk mencapai tujuan Indonesia
Sehat 2010, dimana salah satu diantaranya adalah Program Pencegahan Penyakit Menular
termasuk penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (Depkes RI, 2002).
Sebagai kelompok penyakit, ISPA juga merupakan salah satu penyebab utama kunjungan
pasien ke sarana kesehatan.Sebanyak 40%-60% kunjungan berobat di Puskesmas dan 15%-30%
kunjungan berobat di bagian rawat jalan dan rawat inap rumah sakit disebabkan oleh ISPA
(Suhandayani, 2007).Penyebab ISPA paling berat disebabkan infeksi Streptococus pneumonia
atau Haemophillus influenzae.Banyak kematian yang diakibatkan oleh pneumonia terjadi di
rumah, diantaranya setelah mengalami sakit selama beberapa hari.Program pemberantasan ISPA
STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Page 1

secara khusus telah dimulai sejak tahun 1984, dengan tujuan berupaya untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian khususnya pada bayi dan anak balita yang disebabkan oleh ISPA, namun
kelihatannya angka kesakitan dan kematian tersebut masih tetap tinggi (Rasmaliah, 2004).
Di negara berkembang berkisar 30 70 kali lebih tinggi dari negara maju dan diduga 20%
bayi yang lahir di negara berkembang gagal mencapai usia 5 tahun dan 25 30% dari kematian
anak disebabkan oleh ISPA. ISPA ini menyebabkan empat dari 15 juta perkiraan kematian pada
anak berusia di bawah lima tahun pada setiap tahunnya. (WHO, 2003)
ISPA di Indonesia menempati urutan pertama penyebab kematian pada kelompok bayi dan
balita.ISPA juga sering berada pada daftar 10 penyakit terbanyak. Survei mortalitas yang
dilakukan, ISPA sebagai penyebab kematian bayi terbesar di Indonesia dengan presentasi 22,30%
dari seluruh kematian balita. Kematian balita karena ISPA secara nasional diperkirakan 6 orang
per 100 balita per tahun atau sekitar 150.000 balita per tahun. (Depkes RI, 2008)
Berdasarkan hasil laporan Riskesdas 2010, ISPA menempati prevalensi tertinggi pada
balita yaitu lebih dari 35%.Prevalensi ISPA juga cenderung terjdo lebih tinggi pada kelompok
ibu dengan pendidikan dan tingkat pendapatan rumah tangga yang rendah.
Tingginya angka kejadian ISPA pada bayi di Indonesia, salah satunya disebabkan oleh
pengetahuan ibu yang sangat kurang tentang ISPA.Pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu sehingga dari
pengetahuan tersebut dapat mempengaruhi tindakan ibu terhadap penyakit ISPA. Dengan
meningkatnya pengetahuan ibu tentang ISPA maka akan langsung berhubungan dalam
menurukan angka kejadian ISPA (Notoatmodjo, 2007).

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Page 2

Ibu memiliki peranan yang cukup penting dalam usaha untuk meningkatkan kesehatan
bagi anaknya.Pengetahuan ibu mengenai penyakit ISPA, yang merupakan salah satu penyebab
kematian tersering, sangat diperlukan.Oleh karena itu, untuk mengetahui tingkat pemahaman
pada ibu-ibu tentang penyakit ISPA, makaperludiketahui bagaimana pengetahuan, sikap dan
perilaku ibu terhadap segala sesuatu yang ada kaitannya dengan penyakit ISPA ini (Purnomo,
2001).
ISPA merupakan singkatan dari infeksi saluran pernafasan akut, istilah ini diadaptasi dari
istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections (ARI). Istilah ISPA meliputi tiga unsur
yakni infeksi, saluran pernafasan dan akut, dengan pengertian sebagai berikut:
1. Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisma ke dalam tubuh manusia dan
berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
2. Saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ
adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura. ISPA secara anatomis
mencakup saluran pernafasan bagian atas, saluran pernafasan bagian bawah (termasuk
jaringan paru-paru) dan organ adneksa saluran pernafasan. Dengan batasan ini, jaringan
paru termasuk dalam saluran pernafasan (respiratory tract)
3. Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14 hari
diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat
digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari.

Penyakit infeksi ini dapat menyerang semua umur, tetapi bayi dan balita paling rentan
untuk terinfeksi penyakit ini.Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Page 3

seperti batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik, namun demikian anak
akan menderita pneumoni bila infeksi paru ini tidak diobati.
ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang
mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya.Infeksi saluran
pernapasan bagian atas terutama yang disebabkan oleh virus, sering terjadi pada cuaca
dingin.ISPA yang berlanjut dapat menjadi pneumonia.Hal ini sering terjadi pada anak-anak
terutama apabila terdapat gizi kurang dan keadaan lingkungan yang kurang bersih.
Karena banyak gejala ISPA yang tidak spesifik dan tes diagnosis cepat tidak selalu tersedia,
maka etiologi kadang sering tidak diketahui dengan segera. Dengan demikian fasilitas pelayanan
kesehatan, terutama Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai lini pertama, menghadapi
tantangan untuk memberikan pelayanan kepada pasien ISPA dengan etiologi dan pola penularan
yang diketahui atau pun tidak diketahui. Penting bagi petugas kesehatan untuk melaksanakan
pencegahan dan pengendalian infeksi yang tepat saat menangani pasien ISPA untuk
meminimalkan kemungkinan terjadinya penyebaran infeksi.
Puskesmas memiliki 21 Upaya Pokok Puskesmas yang terdiri dari 7 Upaya dasar yang
dikenal dengan Basic Seven dan Program-program Inovatif yaitu:
1. Upaya Promosi Kesehatan
2. Upaya Kesehatan lingkungan
3. Upaya Perbaikan Gizi
4. Upaya Kesehatan Ibu dan anak serta Keluarga Berencana
5. Keluarga Berencana
6. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
7. Upaya Pengobatan
8. Upaya kesehatan Sekolah
9. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Page 4

10. Upaya P2M


11. Upaya Kesehatan Usila
12. Upaya Kesehatan Olahraga
13. Pemberdayaan Masyarakat
14. Upaya Kesehatan Kerja
15. Upaya Kesehatan Jiwa
16. Upaya Kesehatan Indera
17. Upaya Kesehatan Mata
18. Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan
19. Upaya Pelayanan Rawat Inap
20. Laboratorium
21. Administrasi Kesehatan

Karena banyak gejala ISPA yang tidak spesifik dan tes diagnosis cepat tidak selalu
tersedia, maka etiologi kadang sering tidak diketahui dengan segera. Dengan demikian fasilitas
pelayanan kesehatan, terutama Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai lini pertama,
menghadapi tantangan untuk memberikan pelayanan kepada pasien ISPA dengan etiologi dan
pola penularan yang diketahui atau pun tidak diketahui. Penting bagi petugas kesehatan untuk
melaksanakan pencegahan dan pengendalian infeksi yang tepat saat menangani pasien ISPA
untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya penyebaran infeksi kepada diri sendiri, petugas
kesehatan yang lain, pasien maupun pengunjung.
Tingginya kasus ISPA dapat menyebabkan burden of disease, dalam hal ini penurunan
tingkat ekonomi dan disabilitas fungsional dapat terjadi di masyarakat.Beberapa kasus ISPA
dapat juga menyebabkan Kejadian Luar Biasa dengan angka mortalitas dan morbiditas yang
tinggi, sehingga menyebabkan kondisi darurat pada kesehatan masyarakat dan menjadi masalah
internasional.
STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Page 5

Dengan menyadari pentingnya penanggulangan ISPA di Indonesia, maka penting bagi para
petugas kesehatan untuk menggalakan program dalam menanggulangi masalah kesehatan
tersebut.Untuk itu sebaiknya program pengendalian kasus ISPA dimulai dari tingkat primer
seperti di Puskesmas.
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping
memberikan pelayanan secara menyeluruh (preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif) dan
terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Dalam rangka
meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, sudah selayaknya fungsi dan peranan
Puskesmas merupakan ujung tombak dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu
perlu dilakukan pembinaan secara terus menerus, berkesinambungan, terarah, terpadu dan
terpantau.
Penyakit infeksi saluran pernafasan akut merupakan penyakit yang sering dijumpai di
Puskesmas Kelurahan Ciracas sepanjang tahun 2012 terdapat 10192 dengan angka penyakit
terbanyak 51% .Kejadian ISPA yang banyak terjadi di masyarakat, khususnya di Kelurahan
Ciracas dipengaruhi oleh beberapa faktor. Beberapa faktor tersebut yang mempengaruhi
tingginya angka kejadian penyakit ISPA di masyarakat adalah faktor lingkungan dan juga faktor
perilaku, persepsi serta pengetahuan masyarakat. Pentingnya pencegahan untuk terhindar dari
penyakit dapat dilakukan dengan pemberian informasi dan pengetahuan tentang penyakit ISPA
tersebut sehingga masyarakat dapat melakukan pola hidup sehat.

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Page 6

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS KESEHATAN MASYARAKAT


MENURUT HENDRIK L BLUM
Jika dilihat dari skema Hendrick L Blum tentang factor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan
masyarakat maka terjadinya ISPA dapat dinyatakan dalam bagan berikut:

KETURUNAN
PELAYANAN
KESEHATAN

ISPA

Promotif

Lingkungan Fisik

1.Memberikan

-lingkungan rumah

pengetahuan

PERILAKU

tentang ISPA
2. Pemberian penyuluhan

Pengetahuan

masyarakat.

1. Pengertian ISPA
Preventif

2. Penyebab ISPA

3. Penyebaran

melakukan imunisasi DPT,


campak, HIV
Aktifnya

4. Cara mencegah ISPA

para

petugas

puskesmas
rumah

warga

mengingatkan

dan

para

tentang cara hidup bersih dan


sehat, pola makan yang baik.

tempat

pembuangan

- daerah padat penduduk


atau tidak
- luas rumah
- jumlah penghuni rumah
- ventilasi udara

dengan

mengujungi

sampah

kepada

LINGKUNGA
N

Sikap
1. Menghindari
pencetus
2. Mencegah
terjadinya
penularan

- kamar tidur

Lingkungan Biologik
1.

Kuratif
Menyarankan masyarakat
yang
penyakit

sudah
ISPA,

terkena
untuk

2.

segera berobat ke dokter

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS


FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
Rehabilitatif
Melakukan semua anjuran
dokter dan meminum obat

Page 7

1. Lingkungan
a. Fisik
Faktor fisik yang berpengaruh dalam proses terjadinya ISPA adalah
lingkungan perumahan, di mana kualitas rumah berdampak terhadap
kesehatan anggotanya. Kualitas rumah dapat dilihat dari jenis atap, jenis
lantai, jenis dinding, kepadatan hunian dan jenis bahan bakar masak yang
dipakai, kualitas udara
.

Biologis
Ada banyak agen penyebab penyakit ISPA, antara lain:
a. Virus
b. Bakteri
Faktor biologis antara lain, Infeksi saluran pernafasan akut merupakan
kelompok penyakit yang komplek dan heterogen, yang disebabkan oleh
berbagai etiologi. Etiologi ISPA terdiri dari 300 lebih jenis virus, bakteri dan
riketsia serta jamur. Virus penyebab ISPA antara lain golongan miksovirus
(termasuk di dalamnya virus influensa, virus para-influensa dan virus
campak), dan adenovirus. Bakteri penyebab ISPA misalnya: Streptokokus
Hemolitikus, Stafilokokus, Pneumokokus, Hemofilus Influenza, Bordetella
Pertusis, dan Korinebakterium Diffteria

Sosial Ekonomi Budaya

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Page 8

Status sosial ekonomi berpengaruh terhadap pendidikan dan faktor-faktor lain


seperti gizi, lingkungan dan penerimaan layanan kesehatan.Status ekonomi
yang rendah berkaitan dengan ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan
gizi guna meciptakan daya tahan tubuh yang optimal.Selain itu seseorang
dengan status ekonomi yang rendah seringkali dikaitkan dengan kondisi
rumah yang tidak memenuhi standar rumah sehat. Menurut Soerjono (1981,
dikutip dari Ihsan 2003), pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi
manusia, terutama dalam membuka pikiran serta menerima hal-hal baru dan
juga bagaimana cara berpikir secara ilmiah. Tingkat pendidikan sangat
berhubungan dengan kemampuan baca tulis seseorang, sehingga seseorang
yang punya kemampuan baca tulis akan berpeluang menerima informasi dan
pengetahuan lebih. Selain itu tingkat pendidikan seseorang juga berpengaruh
pada perubahan sikap dan perilaku hidup sehat.
2. Perilaku
Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalamannya
yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan, sebagaimana
diketahui pengetahuan merupakan pangkal dari sikap, sedangkan sikap akan
mengamalkan tindakan seseorang.
Pengetahuan berpengaruh dalam terjadinya ISPA. Apabila pengetahuan seseorang
kurang terhadap apa itu ISPA, bagaimana terjadinya, bagaimana penularannya,
agen apa yang menyebabkannya, bagaimana cara mencegahnya, maka bisa saja
orang tersebut menjadi rentan terkena ISPA.
STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Page 9

Gaya hidup dan sikap juga mempengaruhi dalam penyakit ISPA,


diantaranya adalah gaya hidup yang tidak bersih. Pada saat ini masih banyak
orang orang yang malas membersihkan lingkungan rumah dengan berbagai
alasan. Hal tersebut menjadi suatu kebiasaan beberapa orang, dan tanpa mereka
sadari lama kelamaan kebiasaannya tersebut akan membawa masalah kesehatan
untuk hidupnya. Dengan keadaan kebersihan yang kurang, kebiasaan seperti
kebiasaan merokok keluarga dalam rumah, membuang air liur sembarangan
dimana dapat mengakibatkan penularan penyakit ISPA

3. Pelayanan Kesehatan

Promotif
Tindakan promotif yang bisa dilakukan dalam hal mencegah ISPA adalah
dengan memberikan pengetahuan tentang apa itu ISPA. Pemberian
pengetahuan ini antara lain dapat dilakukan dengan cara pemberian
penyuluhan kepada masyarakat.

Preventif
Pelayanan kesehatan seperti status imunisasi merupakan faktor yang dapat
membantu mencegah terjadinya penyakit infeksi seperti gangguan pernapasan
sehingga tidak mudah menjadi parah.

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Page 10

Kuratif
Bagi masyarakat yang sudah terkena penyakit ISPA, di sarankan untuk segera
berobat ke dokter untuk mencegah agar tidak terjadi komplikasi dari penyakit
ISPA ini.

Rehabilitatif
Rehabilitatif dapat dilakukan dengan cara melakukan semua anjuran dokter
dan meminum obat yang sudah diberikan agar dapat cepat sembuh dari
penyakit ini.

4. Herediter
Faktor keturunan atau genetik tidak ada pengaruhnya terhadap terjadinya ISPA

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Page 11

DATA GEOGRAFI DAN DATA DEMOGRAFI


KECAMATAN CIRACAS, KELURAHAN CIRACAS.

A. DATA GEOGRAFI KECAMATAN CIRACAS


Keadaan Wilayah
Luas wilayah kecamatan Ciracas Kota Administrasi Jakarta Timur adalah 1.608,97 Ha
yang terdiri dari Kelurahan, 49 RW dan 597 RT dengan perincian sebagai berikut:

Kelurahan Ciracas
: 10 RW, 136 RT (393,36 Ha)
Kelurahan Cibubur
: 14 RW, 153 RT (450,90 Ha)
Kelurahan Kampung Rambutan
: 6 RW, 87 RT (209,00 Ha)
Kelurahan Kelapa Dua Wetan: 12 RW, 132 RT (336,86 Ha)
Kelurahan Susukan
: 7 RW, 89 RT (218,85 Ha)

TABEL 1. DATA LUAS WILAYAH KECAMATAN CIRACAS TAHUN 2013


NO

KELURAHAN

LUAS (Ha)

1.

RAMBUTAN

2.

SUSUKAN

218.85

3.

CIRACAS

393.36

4.

KELAPA DUA WETAN

336.86

5.

CIBUBUR

450.90

JUMLAH

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

209.00

1.608.97

Page 12

Dan terdiri dari rukun warga ( RW) 49, dan Rukun tetangga (RT) 597 dengan rincian
sebagai berikut :
JUMLAH
NO

KELURUHAN

LUAS (Ha)

RT

RW

RUMAH

1.

RAMBUTAN

209.00

87

7.487

2.

SUSUKAN

218.85

89

9,730

3.

CIRACAS

393.36

136

10

15.244

4.

KELAPA DUA
WETAN

336.86

130

12

10.609

5.

CIBUBUR

450.90

153

14

12.161

I.608.97

597

49

55.231

KECAMATAN CIRACAS

Berdasarkan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Laporan Tahunan Kelurahan


Rambutan 2012, dinyatakan luas wilayah Kelurahan Rambutan adalah 209,00 Ha atau
2.090 km2 yang terbagi habis dalam 6 rukun warga dan 87 rukun tetangga, dengan batasbatas wilayah sebagai berikut :
-

Sebelah Utara

Jl. Raya Pondok Gede / Kali Cipinang

Sebelah Timur

Jln. Tol Jagorawi

Sebelah Selatan

Jl. Penganten Ali / Kelurahan Ciracas

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Page 13

Sebelah Barat

Jl. Raya Bogor / Kali Baru

Status tanah
-

Tanah Negara

35.65 Ha

Tanah milik adat

87.12 Ha

Tanah Wakaf

9.00 Ha

Tanah Sertifikat

77.23 Ha

Keadaan Tanah
-

Tanah Darat

208.98 Ha

Tanah Sawah

0.75 Ha

Tanah Rawa Setu

0 Ha

Tanah Lain-lain

0 Ha

Peruntukan Tanah
-

Perumahan

164.98 Ha

Perkantoran

0.44 Ha

Sawah

0.005 Ha

Fasilitas Umum

4.05 Ha

Sarana Ibadah

12.5 Ha

Pemakaman

4.05 Ha

Lain lain

16.05 Ha

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Page 14

B. DATA DEMOGRAFI KECAMATAN CIRACAS


Jumlah penduduk di wilayah Kecamatan Ciracas Kota Administrasi Jakarta Timur Tahun
2012 berjumlah 259,770 jiwa, terdiri dari 138.826 jiwa laki-laki dan 120.944 jiwa perempuan,
serta jumlah kepala keluarga 68.177 KK.
NO

KELURAHAN

WNI
L

WNA

JUMLAH

JUMLAH

TOTAL
72.608
42.217
48.584
41.074
55.287
259.770

KK
21.260
8.733
10.826
11.735
15.623
68.177

1.
2.
3.
4.
5.

Ciracas
37.138
35.403
67
Cibubur
21.269
20.948
0
Kp. Rambutan
24.785
23.794
5
Kelapa Dua Wetan
21.280
19.790
4
Susukan
35.255
20.032
0
JUMLAH
139.727 119.967
76
Sumber: laporan tahunan puskesmas kecamatan Ciracas tahun 2012

1. Data penduduk menurut Umur dan Jenis Kelamin.


No Kelompok
WNI

WNA

Jumlah

Umur

Seluruhnya

LK
PR
Jml
0-9
26.700
20.216 46.916
10-19
21.502
20.061 41.563
20-29
24.672
22.297 46.969
30-39
21.626
19.925 41.551
40-49
19.974
17.765 37.739
50-59
13.848
11.387 25.235
60-69
7.280
5.391
12.671
>70
4.125
2.925
7.050
STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS
Jumlah
139.727 119.967 259.69
1
2
3
4
5
6
7
8

LK
10
9
6
12
3
6
0
0
46

PR
4
5
9
6
0
4
2
0
30

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Jml
14
14
15
18
3
10
2
0
76

46.930
41.577
46.984
41.569
37.742
25.245
12.673
7.050
259.770

Page 15

Sumber: laporan tahunan puskesmas kecamatan Ciracas tahun 2012


2. Fasilitas Kesehatan dan Pendidikan
a. Data Fasilitas Kesehatan

Kelurahan
Nama
No

Total
Ciracas

Fasilitas

Susukan

Cibubur

Kelapa

Rambutan

Dua

Kesehatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Dokter Praktek
Klinik 24 jam
Apotik
Toko obat
Ahli gigi
Bidan Praktek
Klinik Rontgen
Klinik swasta
Laboratorium

9
2
3
7
5
16
2
8
1

5
1
1
3
5
7
1
6
0

7
1
3
2
6
11
1
4
0

Wetan
6
1
1
2
4
10
0
6
0

10
11
12
13
14

Klinik
Rumah bersalin
Posyandu
Puskesmas
Rumah Sakit
Praktek Dokter

2
28
1
0
5

1
20
1
1
4

1
31
2
1
5

1
18
1
0
4

5
1
2
0
2
8
0
3
0

32
6
10
14
22
52
3
26
1

0
15
1
1
4

5
112
6
3
22

Gigi
Sumber: laporan tahunan puskesmas kecamatan Ciracas tahun 2012

b. Data Sekolah
No
1
2

Kelurahan
Rambutan
Susukan

TK
14
15

SD/MI
9
12

SLTP/
MTs
6
1

SLTA/
SMAK/
Aliyah
7
2

Akademi/
PT

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

2
0

TOTAL
38
30
Page 16

3
4

Ciracas
Kelapa Dua

21
15

21
11

6
6

6
10

1
1

56
43

Wetan
5
Cibubur
22
20
6
6
1
Jumlah
87
74
25
31
5
Sumber: laporan tahunan puskesmas kecamatan Ciracas tahun 2012.

55
222

A. DATA GEOGRAFI KELURAHAN CIRACAS


Kelurahan Ciracas merupakan salah satu dari lima kelurahan yang terletak di Kecamatan
Ciracas Jakarta Timur dengan luas 393,36 Ha yang terdiri dari 10 Rukun Warga (RW) dan 139
Rukun Tetangga (RT).
Tabel 1.1 Jumlah RT dan Luas Wilayah tiap RW
RW
Jumlah RT
Luas ( HA)
01
12
39, 60
02
13
37, 60
03
16
40,30
04
16
38,60
05
9
39,50
06
13
41, 26
07
16
38,30
08
12
38, 90
09
17
39, 40
10
15
39, 90
JUMLAH
139
393, 36
Sumber: laporan tahunan puskesmas kecamatan Ciracas tahun 2012.
Batas wilayah :

Sebelah Utara
Sebelah Timur
Sebelah Selatan

: Jl. Pule. Kelurahan, susukan, Jl.P. Ali, Jl. Mahakam Kel. Rambutan
: Jl. TOL Jagorawi kelurahan. Cipayung
: Jl. Raya Ciracas Kel. Kelapa Dua Wetan dan Jl. Raya Kiwi
Kelurahan Pekayon

Sebelah Barat

: Jl. Kali Baru Kel. Cijantung

B. DATA DEMOGRAFI KELURAHAN CIRACAS


Jumlah penduduk kelurahan ciracas menurut sensus bulan Juli tahun 2012 adalah 42. 485
jiwa, terdiri dari 21, 410 penduduk laki- laki dan 21. 075 penduduk perempuan.
STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Page 17

Jumlah penduduk tiap RW adalah sebagai berikut :


RW

Jumlah KK

Penduduk

Penduduk

Jumlah

01
02

1.286
1.399

laki laki
2.244
2.325

Perempuan
1.651
2.812

3.895
5.137

03
04

1.301
1.228

1.954
2.153

2.283
1.997

4.237
4.150

05
06

1.135
1.330

2.209
2.122

1.858
2.156

4.067
4.278

07
08

1.198
1.285

2078
2.254

2.232
2.190

4.310
4.444

09
10

1.412
1.233

1.953
2.118

2.781
2.115

3.734
4.233

JUMLAH

13.108

21.410

21.075

42.485

Sumber :data kelurahan ciracas tahun 2012

Susunan penduduk menurut umur dan jenis kelamin :


Umur ( tahun )

Laki laki

Perempuan

Jumlah

04

2.414

2.398

4.811

59

2.449

2.495

4.944

10 14

2.785

2.547

5.332

15 19

2.786

2.194

4.980

20 24

2.840

2.627

5.467

25 29

2.913

2.689

5.602

30 34

2.885

2.553

5.448

35 39

2.837

2.549

5.386

40 44

2.745

2.146

4.906

45 49

2.531

2.401

5.146

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Page 18

50 54

2.145

2.101

4.632

55 59

1.671

1.190

3.335

60 64

1.332

880

2.551

65 69

2.760

842

2.174

70 74

1.019

787

1.806

75 >

998

583

1.581

Jumlah

37.128

30.989

68.117

Sumber :data kelurahan ciracas tahun 2012

Mobilitas penduduk tahun 2012 adalah sebagai berikut :


o
o
o
o

Lahir
Datang
Mennggal
Pindah

: 433 orang
: 947 orang
: 125 orang
: 703 orang

o Data Pola penyakit berdasarkan kunjungan pasien ke BP umum didapatkan data 10


penyakit terbanyak sebagai berikut :
NO.

Kode C

Jenis penyakit

Jumlah

presentase

1302

Infeksi akut pada saluran pernafasan

10192

50,18%

22

bagian atas
Penyakit lainnya

4170

20,53%

2001

Penyakit kulit infeksi

950

4,68%

12

Penyakit tekanan darah tinggi

873

4,08%

21

Penyakit pada sistem otot dan jaringan

829

4,00%

802

pengikat
Gangguan neurotic

812

3,43%

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Page 19

104

Penyakit infeksi saluran pencernaan

697

3,20%

1303

Tonsilitis

649

3,15%

1301

Pada saluran pernafasan bagian atas

639

3,15%

10

2002

Penyakit kult alergi penyakit lainnya

500

2,46%

Sumber : data kelurahan ciracas tahun 2012

ISPA

Penyakit lainnya
10 Penyakit
Terbanyak
Penyakit klit infeksi
3%
Hipertensi 3%
3% 2%
Penyakit3%
pada Jar. Otot
Gangguan
4% Neurotik

51%

Tonsilitis
4%21%
Penyakit
5% saluran napas bagian atas
Penyakit infeksi saluran pencernaan
Penyakit kulit alergi lainnya

Sumber : data kelurahan ciracas tahun 2012

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Page 20

Sumber : data kelurahan ciracas tahun 2012

II. DIAGNOSIS MASALAH


Masalah Kesehatan

: Infeksi Saluran Pernapasan Akut

Wilayah Masalah

: RT 01 / RW 08 Kelurahan Ciracas Kecamatan Ciracas,Jakarta


Timur

Sasaran

: Warga RT 01 / RW 08 Kelurahan Ciracas Kecamatan Ciracas,


Jakarta Timur

Jumlah Sasaran

: 20 orang

Jumlah KK

: 32 Kepala Keluarga

Jumlah penduduk

: 134 orang

Melakukan pre-test tentang pengetahuan warga RT 01 / RW 08 Kelurahan Ciracas Kecamatan


Ciracas, Jakarta Timur yang berhubungan dengan penyakit ISPA.
STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Page 21

1. HASIL PRETEST
Jumlah Orang yang Menjawab Benar
Sebelum Intervensi
No
.

Pertanyaan

1.

Yang mengetahui kepanjangan dari ISPA

15

75%

Yang mengetahui penyebab ISPA

16

80%

3.

Yang mengetahui cara penularan ISPA

16

80%

4.

Yang mengetahui cara pencegahan ISPA

17

85%

5.

Yang mengetahui gejala dari ISPA

18

90%

6.

Yang mengetahui cara penanganan ISPA

15

75%

7.

Yang mengetahui kondisi rumah seharusnya agar


terhindar dari ISPA

16

80%

8.

Yang mengetahui hubungan konsumsi sayur dan


buah terhadap ISPA

16

80%

9.

Yang mengetahui polusi yang mempengaruhi


terjadinya ISPA

15

75%

10.

Yang mengetahui siapa yang dapat terserang ISPA

18

90%

III. PERUMUSAN MASALAH


Berdasarkan hasil pre-test, pengetahuan warga masyarakat RT 01/ RW 08 Kelurahan
Ciracas Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur mengenai ISPA cukup baik.

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Page 22

IV. PERENCANAAN PEMECAHAN MASALAH


1

Masalah yang diintervensi

: ISPA

Rencana Intervensi

: Penyuluhan mengenai ISPA

Tujuan

Tujuan Umum :

Meningkatkan pengetahuan masyarakat RT 01/RW 08 Kelurahan Ciracas


Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur terhadap ISPA

Tujuan Khusus :
1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat RT 01/RW 08 Kelurahan Ciracas
Kecamatan Ciracas Jakarta Timur mengenai penyebab ISPA
2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat RT 01/RW 08 Kelurahan Ciracas
Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur mengenai cara penularan ISPA
3. Meningkatkan pengetahuan masyarakat RT 01/RW 08 Kelurahan Ciracas
Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur mengenai Faktor Resiko ISPA.
4. Meningkatkan pengetahuan masyarakat RT 01/RW 08 Kelurahan Ciracas
Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur mengenai cara penananganan ISPA.

Sasaran

: Warga RT 01/RW 08 Kelurahan Ciracas


Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur

Target Peserta yang hadir : 25 orang.

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Page 23

Rencana Kegiatan

Hari/Tanggal

: Jumat, 13 Desember 2013

Waktu

: 09.00 11.00 WIB.

Tempat

: Rumah Bapak RT 01 Kelurahan Ciracas


Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur

Acara

Sumber Daya Manusia

: Penyuluhan tentang ISPA

Dokter muda

: 1 orang.

Kader

: 1 orang

Alat presentasi

: Power point, LCD, laptop dan leaflet

Biaya operasional :

No

Keterangan

Jumlah

1.

Fotokopi pre-test dan post-test 4 x 25 lembar @ Rp. 20.000,-

2.
3.
5.

Rp.200,Alat tulis ( pulpen ) 25 buah @ Rp. 3.000,Snack 25 kotak x 5.000


Fotocopi Leaflet 25 @ Rp.400,Total

Rp. 75.000,Rp. 125.000,Rp. 10.000,Rp. 230.000,-

Kegiatan : Penyuluhan tentang ISPA disertai dengan pengisian pre test dan post test.

Evaluasi : Membandingkan nilai pre test dan post test setelah melakukan
penyuluhan

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Page 24

V. PELAKSANAAN PEMECAHAN MASALAH


1. Pelaksanaan Intervensi
Hari
/ Tanggal
: Jumat, 13 Desember 2013
Waktu
: 09.30 10.30 WIB
Tempat
:Rumah Bapak RT 01 Kelurahan Ciracas
Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur
2. Peserta yang hadir : 20 orang
3. Masalah yang di intervensi

Pengertian ISPA
Penyebab ISPA
Gejala dari ISPA
Cara penularan ISPA
Polusi yang mempengaruhi terjadinya ISPA
Cara pencegahan ISPA
Cara penanganan ISPA
Kondisi tempat tinggal seharusnya agar terhindar dari ISPA
Hubungan konsumsi sayur dan buah terhadap ISPA
Siapa yang dapat terserang ISPA

4. Sumber Daya Manusia


Dokter muda
Dokter Puskesmas
Ibu kader
Peralatan Presentasi
Biaya Operasional
No
.

:
: 1 orang
: 1 orang
: 1 orang
: LCD, laptop dan leaflet
:
Keterangan

Jumlah

1.

Fotokopi pre-test dan post-test 4 x 25 lembar @ Rp. 20.000,-

2.
3.
5.

Rp.200,Alat tulis ( pulpen ) 25 buah @ Rp. 2.000,Snack 25 kotak x 5.000


Fotocopi Leaflet 25 @ Rp.400,Total

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Rp. 50.000,Rp. 125.000,Rp. 10.000,Rp. 205.000,-

Page 25

1. Evaluasi

: Membandingkan nilai pre test dan post test setelah melakukan


Penyuluhan ISPA

Hasil Pretest
Tabel 1. Jumlah Orang Yang Menjawab Benar tentang Pengetahuan
Sebelum Intervensi
No
.

Pertanyaan

1.

Yang mengetahui kepanjangan dari ISPA

15

75%

Yang mengetahui penyebab ISPA

16

80%

3.

Yang mengetahui cara penularan ISPA

16

80%

4.

Yang mengetahui cara pencegahan ISPA

17

85%

5.

Yang mengetahui gejala dari ISPA

18

90%

6.

Yang mengetahui cara penanganan ISPA

15

75%

7.

Yang mengetahui kondisi rumah seharusnya agar


terhindar dari ISPA

16

80%

8.

Yang mengetahui hubungan konsumsi sayur dan


buah terhadap ISPA

16

80%

9.

Yang mengetahui polusi yang mempengaruhi


terjadinya ISPA

15

75%

10.

Yang mengetahui siapa yang dapat terserang ISPA

18

90%

Berdasarkan hasil wawancara pada 20 responden, didapatkan :


1. Didapatkan (15) dari (20) responden (75%) yang mengetahui kepanjangan dari ISPA
STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Page 26

2.
3.
4.
5.
6.
7.

Didapatkan (16) dari (20) responden (80%) yang mengetahui penyebab ISPA
Didapatkan (16) dari (20) responden(80%) yang mengetahui cara penularan ISPA
Didapatkan (17) dari (20) responden (85%) yang mengetahui cara pencegahan ISPA
Didapatkan (18) dari (20) responden (90%) yang mengetahuigejala dari ISPA
Didapatkan (15) dari (20) responden (75%) yang mengetahui cara penanganan ISPA
Didapatkan (16) dari (20) responden (80%) yang mengetahuikondisi rumah seharusnya

agar terhindar dari ISPA


8. Didapatkan (16) dari (20) responden (80%) yang mengetahui hubungan konsumsi sayur
dan buah terhadap ISPA
9. Didapatkan (15) dari (20) responden (75%) yang mengetahui polusi yang mempengaruhi
terjadinya ISPA
10. Didapatkan (18) dari (20) responden (90%) yang mengetahui siapa yang dapat terserang
ISPA

Tabel 2 . Hasil Pre Test

NO
RES
.
1
2
3
4
5

NILAI
PRE TEST
70
80
90
80
90
JUMLAH
RATA-RATA

NO
RES
.
6
7
8
9
10

NILAI
PRE TEST

NO
RES

90
90
70
80
70

.
11
12
13
14
15

NILAI
PRE TEST

NO
RES.

NILAI
PRE TEST

80
90
80
70
90
1570
78,5

16
17
18
19
20

80
80
60
60
70

Keterangan :
Tingkat pengetahuan dilihat dari nilai rata rata responden
Nilai rata rata

= Jumlah nilai responden

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Page 27

Jumlah responden
=

6(90)+7(80)+5(70)+2(60)
20

540+560+350+120
20

= 1570 = 78,5
20

Kriteria Penilaian
No
.

Nilai

Kategori

1.

< 60

Kurang

2.

60 75

Cukup

3.

> 75

Baik

Keterangan : Pengetahuan Warga RT 01 /RW 08 Kelurahan Ciracas Kecamatan Ciracas


,Jakarta Timur mengenai ISPA adalah Baik

VI. EVALUASI
INPUT
SDM untuk program ini adalah 1 orang dokter muda Ni Putu Paramithasari Kusuma,
S.Ked sebagai Presentan dan narasumber, dan dibantu 1 Dokter dari Puskesmas dan
1 ibu kader sebagai pengawas.
Penyuluhan diberikan dengan menggunakan presentasi power point sesuai dengan
perencanaan.
STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Page 28

Penyuluhan dilakukan di Rumah Ibu RT 01 Kelurahan Ciracas Kecamatan Ciracas,


Jakarta Timur tentang ISPA sesuai dengan perencanaan.
Biaya berubah menjadi lebih hemat dari Rp. 230.000,- menjadiRp. 205.000,- karena
beberapa anggaran mendapat harga yang lebih murah dan tidak terdapat kekurangan
sesuai dengan perencanaan.
PROSES
Kegiatan penyuluhan yang dijalankan tidak sesuai jadwa yang direncanakan yaitu
dimulai pada pukul 09.30-10.30 WIB. Kegiatan ini berlangsung sekitar 60 menit
dengan perincian yaitu pembukaan 5 menit, pretest 10 menit, presentasi 20 menit,
tanya jawab 10 menit, post test 10 menit, penutupan 5 menit.
Jumlah peserta tidak sesuai dengan target yang direncanakan yaitu 25 orang dan
peserta yang hadir 20 orang. Hal ini dikarenakan beberapa peserta yang harus
mengantarkan anaknya ke sekolah.
Pelaksanaan kegiatan berupa pre test, penyuluhan mengenai ISPA dilanjutkan dengan
sesi tanya jawab kemudian diakhiri post test untuk mengetahui keberhasilan
intervensi sesuai dengan perencanaan dan di akhiri dengan pemberian konsumsi
sesuai dengan perencanaan.
Penyuluhan dapat berjalan sesuai rencana dan peserta mengikuti penyuluhan dengan
antusias.
OUTPUT

RESPONDEN
NO
1
2
3
4
5

NILAI
PRE TEST
70
80
90
80
90

NILAI
POST TEST
90
100
100
90
100

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Page 29

6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
JUMLAH
RATA-RATA

90
90
70
80
70
80
90
80
70
90
80
80
60
60
70
1570
78,5

100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
90
100
100
100
1.970
98,5

Tabel Hasil Perbandingan Nilai Pre Test dan Post Test


Keterangan : Pengetahuan Warga RT 01 /RW 08 Kelurahan Ciracas Kecamatan Ciracas
,Jakarta Timur mengenai ISPA adalah Baik
Tabel Hasil Perbandingan Nilai Pre Test dan Post Test
Kriteria Penilaian
No.

Nilai

Kategori

1.

< 60

Kurang

2.

65 75

Cukup

3.

> 75

Baik

Sebelum dilakukan penyuluhan mengenai ISPA hasil pretest rata - rata dari 20
responden adalah 78,5. Sedangkan setelah diberikan penyuluhan, hasil post test rata - rata dari 20
responden adalah 98,5. Hal ini berarti, telah terjadi peningkatan pengetahuan responden sebesar .
STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Page 30

Hal ini menandakan penyuluhan mengenai dermatitis alergika yang diberikan telah berhasil
menambah pengetahuan responden. Jadi selisih nilai pretest dan post test warga RT 01 /RW 08
Ciracas, Jakarta Timur adalah:

{(Post testPretest ) / pretest } x 100% = {(1970-1570)/1570} x 100%


= 25,47%

Peningkatan Pengetahuan Dilihat Dari Jawaban Tiap Soal


No

Pengetahuan

Pre Test

Post Test

Kenaikan

Yang mengetahui kepanjangan


dari ISPA
Yang mengetahui penyebab ISPA

15

75

20

100

25

16

80

19

95

15

Yang mengetahui cara penularan


ISPA

16

80

20

100

20

Yang mengetahui cara


pencegahan ISPA
Yang mengetahui gejala dari
ISPA
Yang mengetahui cara
penanganan ISPA
Yang mengetahui kondisi rumah
seharusnya agar terhindar dari
ISPA
Yang mengetahui hubungan
konsumsi sayur dan buah
terhadap ISPA

17

85

20

100

15

18

90

20

100

10

15

75

19

95

20

16

80

19

95

15

16

80

20

100

20

Yang mengetahui polusi yang


mempengaruhi terjadinya ISPA
Yang mengetahui siapa yang
dapat terserang ISPA

15

75

20

100

25

18

90

20

100

10

5
6
7
8

9
10

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Page 31

Jumlah responden 20 orang


Jumlah pertanyaan 10 soal

VII. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Angka kejadian ISPA di wilayah kerja puskesmas Kelurahan Ciracas masih sangat
tinggi sebagai peringkat pertama dari sepuluh penyakit terbanyak.dengan jumlah kasus
sebanyak 10192 kasus selama tahun 2012.
Sebelum dilakukan penyuluhan

mengenai ISPA di RT 01, RW 08 Kelurahan

Rambutan, Kecamatan Ciracas hasil pretest rata - rata dari responden adalah 78,5 masuk
dalam kategori Baik. Sedangkan setelah diberikan penyuluhan, hasil post test rata - rata dari
responden adalah 98,5 yang masuk dalam kategori Baik. Hal ini berarti penyuluhan
mengenai ISPA yang diberikan telah berhasil menambah pengetahuan responden.

B. Saran
1. Kepadamasyarakat RT 01 /RW 08 Kelurahan Ciracas, Kecamatan Ciracas, Jakarta
Timur :

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Page 32

Agar lebih peduli terhadap kesehatan terutama untuk menjaga kesehatan Saluran

Pernapasan
Selain memeriksakan kesehatan, masyarakat juga di anjurkan untuk melakukan
pencegahan dan lebih memperhatikan kebersihan diri, kebersihan lingkungan dan

kesehatan sekitarnya
Masyarakat ikut aktif dalam kegiatan kesehatan ataupun penyuluhan sehingga
bisa menambah wawasan tentang berbagai penyakit dan juga membagikan
informasi yang sudah didapatkan kepada keluarga maupun tetangga.

2. Kepada Petugas Kesehatan Setempat


-

Para petugas dapat memberikan bimbingan atau penyuluhan kepada warga setempat

mengenai penyakit penyakit yang sering timbul di daerah tersebut.


Para petugas juga memotivasi masyarakat agar selalu menjaga kebersihan diri dan
lingkungan agar terhidar dari berbagai penyakit termasuk ISPA

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Page 33

VIII. LAMPIRAN
Lampiran1. Pertanyaan data primer
PRE TEST & POST TEST
ISPA
NO .KUISIONER :
NILAI:

PETUNJUK :
1. Berikantandasilang (X) padasalahsatupilihanjawaban yang sesuaidenganjawaban yang
menurutrespondenbenar
2. Bilaada yang kurangmengertidapatditanyakankepadapresentan
Data Responden
1.
2.
3.
4.
5.

Nama Responden (orang tua)


Alamat Lengkap
Umur
Pendidikan terakhir
Pekerjaan

:
:
:
:
:

PENGETAHUAN:

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Page 34

1. Apakah kepanjangan dari ISPA?


a. Infeksi Saluran Pencernaan Akut
b. Infeksi Saluran Pernapasan Akut
c. Bukan salah satu diatas
2. Apakah yang menyebabkan infeksi akut saluran napas bagian atas?
a. Bakteri
b. Virus
c. Semua benar
3. Bagaimankah cara penularan infeksi akut saluran napas bagian atas ?
a. Melalui udara
b. Melalu air
c. Melalu kontak kulit
4. Bagaimakah cara mencegah penularan infeksi akut saluran napas bagian atas?
a. Tidak mengkonsumsi makanan berlemak
b. Memakai masker
c. Bukan salah satu di atas
5. Apakah gejala dari infeksi akut saluran napas bagian atas?
a. Batuk dan pilek
b. Demam
c. Semua benar
6. Bagaimanakah penanganan infeksi akut saluran napas bagian atas?
a. Minum air dingin
b. Istirahat yang cukup dan minum obat
c. Makan-makanan yang pedas
7. Bagaimanakah kondisi rumah yang seharusnya supaya tidak terkena infeksi akut saluran
napas bagian atas ?
a. Ventilasi cukup dan rutin dibersihkan
b. Rumah luas dan besar
c. Rumah terang benderang
8. Bagaimanakah hubungan konsumsi sayur dan buah terhadap infeksi akut saluran napas
bagian atas?
a. Tidak berhubungan
b. Konsumsi buah dan sayur dapat meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit
c. Konsumsi buah dan sayur dapat mencegah penularan
9. Jenis polusi apakah yang mempengaruhi infeksi akut saluran napas bagian atas ?
a. Polusi udara
STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Page 35

b. Polusi suara
c. Polusi air
10. Siapa sajakah yang dapat terserang infeksi akut saluran napas bagian atas?
a. Anak-anak
b. Dewasa
c. Semua benar

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Page 36

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Page 37

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Page 38

Anda mungkin juga menyukai

  • HFMD
    HFMD
    Dokumen33 halaman
    HFMD
    Jessica Maharani Rahayu Jhj
    Belum ada peringkat
  • HFMD
    HFMD
    Dokumen33 halaman
    HFMD
    Jessica Maharani Rahayu Jhj
    Belum ada peringkat
  • HFMD
    HFMD
    Dokumen33 halaman
    HFMD
    Jessica Maharani Rahayu Jhj
    Belum ada peringkat
  • Finger Tip Injury Bedah
    Finger Tip Injury Bedah
    Dokumen24 halaman
    Finger Tip Injury Bedah
    Jessica Maharani Rahayu Jhj
    Belum ada peringkat
  • DILATASI
    DILATASI
    Dokumen16 halaman
    DILATASI
    Jessica Maharani Rahayu Jhj
    Belum ada peringkat
  • Osteomielitis
    Osteomielitis
    Dokumen42 halaman
    Osteomielitis
    Jessica Maharani Rahayu Jhj
    0% (1)
  • Fraktur Colles
    Fraktur Colles
    Dokumen30 halaman
    Fraktur Colles
    Huzayval Achmad
    100% (5)
  • Radiologi
    Radiologi
    Dokumen25 halaman
    Radiologi
    Jessica Maharani Rahayu Jhj
    Belum ada peringkat
  • DEHIDRASI
    DEHIDRASI
    Dokumen34 halaman
    DEHIDRASI
    Jessica Maharani Rahayu Jhj
    0% (1)
  • DEHIDRASI1
    DEHIDRASI1
    Dokumen34 halaman
    DEHIDRASI1
    Jessica Maharani Rahayu Jhj
    Belum ada peringkat
  • Kesehatan Reproduksi Remaja SMP SMA
    Kesehatan Reproduksi Remaja SMP SMA
    Dokumen40 halaman
    Kesehatan Reproduksi Remaja SMP SMA
    Jessica Maharani Rahayu Jhj
    100% (1)
  • Kesehatan Reproduksi Remaja SMP SMA
    Kesehatan Reproduksi Remaja SMP SMA
    Dokumen40 halaman
    Kesehatan Reproduksi Remaja SMP SMA
    Jessica Maharani Rahayu Jhj
    100% (1)