Anda di halaman 1dari 33

HFMD

(Hand Foot Mouth Disease)

dr. Jessica Maharani Rahayu


RSUD Ploso Jombang

Status Pasien
IDENTITAS PASIEN
Nama :An. K
Jenis Kelamin:Perempuan
Umur :18 bulan
Alamat : Pulo Rejo
Tanggal MRS :11-06-16, Pukul 19.02
WIB
Dirawat di :Bangsal Anak RSUD
Ploso

ANAMNESIS
(Alloanamnesis tanggal 13 Juni 2016)

Keluhan Utama
Demam sejak 1 hari yang
lalu
Keluhan Tambahan
Batuk, pilek, bintik-bintik
pada kaki dan tangan

Riwayat Penyakit
Sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD Ploso dibawa
oleh ibunya dengan keluhan demam
sejak 1 hari yang lalu. Demam muncul
tiba-tiba pada sore hari. Suhu saat diukur
oleh ibunya 380C. Demam semakin tinggi
390C. Demam turun minum sirup Pamol,
namun naik lagi. Pasien dibawa ke IGD
karena khawatir pasien mengalami
kejang. Selain itu pasien juga mengeluh
batuk, pilek.

Di perjalanan menuju IGD pasien


mengalami kejang 2 menit. Pasien
menjalani rawat inap di bangsal
RSUD Ploso Jombang. Demam mulai
turun pada hari kedua. Setelah itu
diikuti dengan munculnya bintikbintik pada kaki kanan, lalu muncul
lagi pada bagian kaki kiri, tangan
kanan, tangan kiri, dan bokong.
Pasien juga mengeluh sariawan
sehingga pasien menjadi sulit makan
dan hanya makan bubur. Mual (-).

Riw. Peny. Dahulu :


Pasien memiliki riwayat kejang
Riw. Peny. Keluarga :
Paman pasien (adik dari ayah) pernah
mengalami kejang saat masih kecil.
Riw. Kelahiran :
Pasien lahir normal di tolong bidan, lahir
cukup bulan, BBL = 3200 gr, PB = 52 cm

Riw. Pengobatan :
Sebelum ke UGD RSUD Ploso, pasien minum
sirup Pamol yang dibeli di apotik.
Riw. Imunisasi :
BCG 1x, Hepatitis B 3x, Polio 4x, DPT 3x,
Campak 1x
Kesan : imunisasi dasar lengkap.
Riw. Makanan :
ASIE (-), minum ASI hingga sekarang, umur 3
bulan diberi susu kedelai, umur 11 bulan mulai
diberi nasi lunak.

Riwayat tumbuh kembang


Tengkurap dan telentang sendiri umur 4
bulan. Duduk sendiri tanpa pegangan umur
6 bulan. Jalan sendiri umur 12 bulan. Umur
7 bulan mulai bisa bicara maa..ma...
Bicara dengan arti jelas mimik..makan
umur 15 bulan. Umur saat ini sudah bisa
mengucap lebih dari 6 kata dengan jelas.
Bisa berlari, berjalan naik tangga.
Kesan : Tumbuh kembang anak sesuai usia

PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan di bangsal anak tanggal 13 Juni 2016

Keadaan Umum : Compos Mentis, tampak


sakit sedang
TTV : N : 126 x/menit
RR : 30 x/menit
S : 38,4 oC
BB : 11,3 kg;
PB : 80 cm
Status Gizi: BB/U : (-2) (+2)SD
PB/U : (-2) (+2) SD
BB/TB
: (-2) (+2) SD
KESAN : Normal

STATUS GENERALIS
Kepala :
normocephal (LK = 48 cm), rambut hitam,pendek,
distribusi merata, tidak mudah rontok, tidak mudah
dicabut, ubun-ubun datar belum menutup
Mata :
konjuctiva anemis -/-, sklera ikterik -/ Hidung :
normonasi
Mulut :
bibir kering (-), tonsil T1-T1, faring hiperemis (+),
perdarahan gusi (-)
Telinga :serumen -/ Leher :pembesaran tiroid (-), pembesaran KGB (-)

Dada
: normochest
Abdomen : bising usus (+)
Ekstremitas : atas bawah
Sianosis
: -/- -/Akral
: hangat
Udem
: -/--/RCT : < 2 < 2

Status lokalis
Pada regio kaki kanan-kiri, tangan
kanan-kiri, bokong, terdapat vesikopapul multipel dengan dasar eritema,
distribusi regional, diameter 4mm,
berbatas tegas.
Pada regio lidah bagian belakang
terdapat
ulkus
dengan
dasar
eritema, berbatas tegas, diameter
2mm.

Pemeriksaan neurologis
Kesadaran : composmentis
GCS : E4M6V5
Pupil : isokor/isokor
Rangsang meningeal:
Kaku Kuduk : (-)
Kernig Sign

: (-)

Brudzinski 1 : (-)
Brudzinski 2 : (-)

Refleks fisiologis:
Bisep
:N
Trisep
:N
Patella
:N
Achilles
:N
Refleks patologis:
Babinski
: (-)
Oppenheim
: (-)
Gordon
: (-)
Rossolimo
: (-)
Mendel
: (-)

Resume
An. K, 18 bulan, dengan status gizi normal datang dibawa
keluarga ke UGD RSUD Ploso dengan keluhan demam sejak
1 hari yang lalu. Selain demam pasien juga mengeluh
batuk dan pilek. Di paerjalan menuju UGD pasien kejang
2 menit. Pasien di rawat dibangsal RSUD Ploso. Saat
demam turun muncul bintik-bintik pada kaki, tangan dan
bokong pasien. Pasien juga mengeluh sariawan sehingga
pasien menjadi sulit untuk makan.
Pada Pemeriksaan fisik KU pasien CM, tampak sakit
sedang. Suhu
38,4 oC.
Pemeriksaan rangsang
meningens tidak ditemukan adanya kelainan. Pemeriksaan
penunjang darah lengkap didapatkan hasil yang normal.

Diagnosis Kerja :
Hand Foot Mouth Disease (HFMD)
Kejang Demam Sederhana (KDS)
DD:
Herpangina
Terapi
D5 NS 1100ml/24 jam
Paracetamol syr 125 mg/5ml
3x1 cth
Ambroxol drop 15mg/ 5ml 3x
cth
Immunos syr 1x1 cth
Gentamicin zalf

Diskusi

Pada kasus ini, pasien anak dengan


usia 18 bulan
- Hand, foot, and mouth disease (HFMD) merupakan
suatu penyakit infeksi virus akut yang bersifat selflimiting disease yang sering terjadi pada bayi dan
anak-anak, yang ditandai dengan adanya vesikel
pada telapak tangan, telapak kaki, dan mukosa oral.
- Hand, foot, and mouth disease pertama kali
dilaporkan terjadi di New Zealand tahun 1957 dan
penyebab tersering disebabkan oleh coxsackievirus
A16 (CVA 16) dan human enterovirus 71 (HEV71).
- Hand, foot, and mouth disease biasanya lebih sering
menyerang anak-anak usia sampai dengan 10
tahun, tapi dapat juga terjadi pada orang dewasa.

Pada kasus, demam 1 hari SMRS, disertai


batuk dan pilek. Pada hari ke-kedua
perawatan di bangsal, mulai muncul bintikbintik pada kaki, tangan pasien hingga ke
bokong. Dan juga sariawan pada belakang
lidah. Sehingga pasien menjadi sulit makan.
HFMD adalah penyakit yang disebabkan oleh
enterovirus non polio seperti coxsackievirus
A5, A7, A9, A10, A16, B1, B2, B3, B5,
echovirus, dan enterovirus lainnya.
Penyebab tersering dari penyakit ini adalah
virus coxsackievirus A-16 dan enterovirus
71.

Infeksi Coxsackievirus merupakan


infeksi yang sangat menular. Masa
inkubasi
enterovirus
dan
coxsackievirus rata-rata 3-6 hari.
Penularan terjadi melalui
fecal-oral pada sebagian besar kasus;
kontak dengan lesi kulit;
inhalasi saluran pernafasan;
atau oral-to-oral route

Manifestasi klinis
Setelah masa inkubasi penyakit HFMD yaitu
sekitar 3 sampai 6 hari timbul gejala prodromal
selama 12 sampai 24 jam berupa;
- demam,
- malaise,
- Gejala abdominal/respiratorik 1-2 hari sebelum
enanthem.
- 25 % pasien dapat mengalami limfadenopati
submandibular dan atau servikal.
- Gejala klinis ditandai dengan adanya ulserasi
berupa lesi di sekitar mulut (enanthem). Lesi di
mulut berupa makula yang dapat berkembang
menjadi vesikel, dengan daerah tersering timbul
yaitu di palatum, lidah, serta mukosa pipi . Lesi

- Lesi kutaneus perifer terjadi pada sekitar dua


per tiga kasus dan timbul segera setelah
timbul lesi oral. (eksanthem)
- Lesi paling sering timbul pada telapak tangan,
telapak kaki, bokong, genitalia eksterna, muka,
dan kaki.
- Lesi ini berkembang sama seperti lesi oral
yaitu dimulai timbulnya makula merah yang
berkembang cepat menjadi vesikel).
- Setelah vesikel pecah dan membentuk krusta,
lesi akan sembuh dalam waktu 7 sampai 10
hari.
- Lesi dapat bersifat asimptomastik atau nyeri

Hasil laboratorium hemoglobin 12 g/dL, hematokrit 37 %,


trombosit 326.000 L, leukosit 12.100 /L. Pada kasus ini
nilai leukosit normal. (Normal nilai leukosit pada anak usia
18 bulan 6.000-17.000/ L.)

Secara umum, tidak ada pemeriksaan


laboratorium yang dibutuhkan untuk HFMD.
Jika dicurigai terjadi suatu epidemi atau
wabah, dapat dilakukan biakan dari feses
atau dahak.
Isolasi virus dilakukan dengan menggunakan
apusan dari cairan vesikel atau dari spesimen
feses dan kemudian dilakukan biakan.

Diagnosis banding untuk HFMD


herpangina, varisela, stomatitis Aphthous,
erupsi obat, dan eritema multiform, yang
paling mendekati yaitu Herpangina
Herpangina adalah infeksi virus akut yang
disebabkan oleh virus Coxackie tipe A lain (tipe A16, A8, A10, A22, B3)
Penyakit ini ditularkan melalui saliva yang
terkontaminasi dan terkadang melalui feses yang
terkontaminasi.
Lesi ini dimulai dari macula, lalu dengan cepat
macula akan menjadi papula & vesikel yang ada di
pharing bagian posterior, tonsil, dan palatum dalam
24-48 jam, vesikel akan rupture membentuk ulserasi
1-2mm
Mereka yang terinfeksi biasanya memiliki keluhan

Tatalaksana
HFMD ini merupakan suatu penyakit
yang bersifat self-limiting disease
yang dapat sembuh dalam waktu 710 hari.
Pengobatan yang dilakukan bersifat
simptomatik.

Tatalaksana umum
Edukasi untuk mencegah penularan dan penyebaran
virus yaitu ;
- Teknik mencuci tangan yang baik dan benar untuk
mengurangi potensi penyebaran penyakit.
- Tidak memecahkan lepuhan/bintil untuk mengurangi
penyebaran virus.
- Minum untuk mencegah dehidrasi.
- Ganti diet menjadi makanan lunak jika terjadi lesi di
mulut.
- Banyak istirahat sampai keadaan umum pasien
membaik untuk mempercepat proses penyembuhan
HFMD yang bersifat self limiting disease.

Tatalaksana khusus
- Tatalaksana topikal diantaranya yaitu dengan
pemberian obat topikal anestesi pada lesi sebelum
makan berupa larutan dyclonine hydrochlorida 0,5%
atau gel lidokain untuk mengurangi rasa tidak
nyaman pada lesi di mulut saat penderita makan.
- Tatalaksana sistemik diantaranya berupa terapi
simptomatik yaitu pemberian antipiretik untuk
mengatasi demam dan analgesik untuk mengatasi
arthralgia.
- Pada penderita HFMD yang tidak mau minum, dapat
diberikan terapi cairan secara intravena untuk
mencegah terjadinya dehidrasi dan syok.

Pencegahan
Pencegahan dengan menggunakan vaksin untuk kasus
HFMD terutama dengan penyebab enterovirus 71
sedang dikembangkan. Seseorang dapat mengurangi
risiko penularan HFMD yaitu dengan;
Teknik mencuci tangan yang baik dengan
menggunakan sabun dan air terutama setelah
mengganti popok bayi atau setelah keluar dari toilet
Bersihkan dengan menggunakan disinfektan bendabenda yang kotor seperti mainan anak-anak.
Mencegah kontak peralatan dan makanan dengan
penderita HFMD.

Prognosis
HFMD merupakan penyakit yang bersifat
self-limited disease yang sembuh dalam
kisaran 7-10 hari dan prognosisnya baik,
tapi pada beberapa pasien tertentu
seperti pengguna imunosupresan atau
neonatus, infeksi dapat berkembang
menjadi komplikasi yang mengancam.
Tetapi beberapa kasus dilaporkan
mengalami demam yang lama, keluhan
sistemik, diare, dan nyeri sendi.

Daftar pustaka
Ahmed AM et al. Viral Disease. In: Wolff K, et al.
Fitzpatricks Dermatology in General Medicine. 8 th Ed.
New York: The McGraw Hills, Inc.; 2012. p. 2360-62
Morag A, Pearay LO. Enterovirus. In : Behrman RE,
Kliegman, Arvin, editors. Nelson Textbook of
Pediatrics. Vol.2. Terjemahan Oleh : Wahab AS.
Jakarta: EGC; 2000. p. 1077-78
http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/4-3-1.pdf . Gambaran
klinik eksantema akut pada anak. Diunduh tanggal
19 Juni 2016 15:45

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai