Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah kependudukan sudah menjadi masalah global. Pertambahan
penduduk yang tidak terkendali dapat mengakibatkan kebutuhan hidup meningkat,
sedangkan kualitas lingkungan semakin menurun. Hal tersebut mengakibatkan tidak
seimbangnya antara persediaan sumber-sumber daya yang ada dengan kebutuhan
sehingga kesejahteraan hidup kurang terwujud. Tanpa ada pengendalian laju
pertumbuhan penduduk, suatu saat manusia akan mengalami kekurangan bahan
makanan. Saat itu seluruh sumber daya yang tersedia tidak akan mampu untuk
menghidupi penduduknya secara layak atau kesejahteraan tidak terwujud. Untuk
mengantisipasi permasalahan tersebut, pertumbuhan penduduk harus dikendalikan
dan perlunya usaha konservasi terhadap sumber-sumber daya alam.
Masalah kependudukan yang terjadi di dunia berimbas pula pada Negara
bagian seperti Indonesia, bahkan di Indonesia lebih kompleks karena Indonesia
termasuk negara kepulauan yang mempunyai lebih dari 13.666 pulau dan berbagai
suku bangsa dengan adat dan lingkungan yang berbeda-beda. Indonesia sebagai
negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-5 sesudah RRC, India, USSR, dan USA,
sangat merasakan dampaknya. Banyaknya jumlah penduduk berdampak positif dan
negatif. Dampak positifnya adalah semakin banyaknya sumber daya manusia yang
dapat mengabdikan diri untuk memajukan Negara disegala bidang.
Provinsi Jambi merupakan salah satu provinsi di Indonesia. Dari data Sensus
Kependudukan Indonesia provinsi ini memiliki jumlah penduduk sekitar 2 juta jiwa,
dan terus mengalami pertambahan penduduk setiap tahunnya. Jika pertumbuhan
penduduk tanpa diimbangi dengan peingkatan kualitas sumber daya manusianya juga
akan berdampak negatif bagi Negara tersebut. Dampak negatif itu seperti munculnya
masalah-masalah kependudukan akibat kurangnya sarana untuk mengimbangi jumlah
penduduk dan penyebarannya yang tidak merata, masalah social, dan sebagainya

yang semakin lama semakin kompleks. Jika hal ini tidak segera ditanggulangi maka
akan terjadi ledakan penduduk. oleh sebab itu, pertumbuhan penduduk harus
dikontrol setiap saat agar dapat dikendalikan lajunya. Pertumbuhan penduduk
merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah
dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Secara terus menerus
penduduk akan di pengaruhi oleh jumlah bayi yang lahir (fertilitas), tetapi secara
bersamaan pula akan di kurangi oleh jumlah kematian (mortalitas) yang terjadi pada
semua golongan umur, serta perpindahan penduduk (mobilitas) juga akan
mempengaruhi bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk di suatu daerah atau
negara.
Di dalam Garis-garis besar Haluan Negara dinyatakan bahwa jumlah
penduduk yang besar baru menjadi modal dasar yang efektif bagi pembangunan
nasional hanya bila penduduk yang besar tersebut berkualitas baik. Namun dengan
pertumbuhan penduduk yang pesat sulit untuk meningkatkan mutu kehidupan dan
kesejahteraan secara layak dan merata. Hal ini bahwa penduduk yang besar dengan
kualitas yang tinggi tidak akan mudah tercapai. Perkembangan penduduk tanpa
disertai dengan kontrol untuk mengukur jumlah penduduk yang di inginkan, hanya
akan menumbuhkan masalah sosial ekonomis dengan segala pertumbuhan penduduk
yang tinggi dari tahun ketahun memerlukan tambahan investasi dan sarana di bidang
pendidikan, kesehatan, perumahan dan sebagainya. Hal itu tentu saja merupakan
masalah yang rumit bagi pemerintah dalam usahanya untuk membangun dan
meningkatkan taraf hidup negaranya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Pengertian Angka Pertumbuhan
2. Rumus Perhitungan dan Contoh Kasus
3. Pertumbuhan dan Perkembangan Penduduk di Dunia

4. Pertumbuhan Penduduk di Indonesia


5. Pertumbuhan Penduduk di Provinsi Jambi
6. Implikasi Pertumbuhan Penduduk Terhadap Kesehatan Masyarakat
1.3 Tujuan Penulisan

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Untuk Mengetahui Pengertian Angka Pertumbuhan


Untuk Mengetahui Rumus Perhitungan dan Contoh Kasus
Untuk Mengetahui Pertumbuhan dan Perkembangan Penduduk di Dunia
Untuk Mengetahui Pertumbuhan Penduduk di Indonesia
Untuk Mengetahui Pertumbuhan Penduduk di Provinsi Jambi
Untuk Mengetahui Implikasi Pertumbuhan Penduduk Terhadap Kesehatan
Masyarakat

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Angka Pertumbuhan Penduduk
Angka pertumbuhan penduduk adalah Angka yang menujukkan rata-rata
pertambahan penduduk per tahun pada periode/waktu tertentu, dan biasanya
dinyatakan dalam bentuk persen. Nilai pertumbuhan penduduk (NPP) adalah nilai
kecil dimana jumlah individu dalam sebuah populasi meningkat. Sedangkan
Pertumbuhan penduduk adalah bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk di
suatu daerah dalam kurun waktu tertentu. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk
pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara
informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk
merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia. Pertumbuhan penduduk merupakan
salah satu faktor yang penting dalam masalah sosial ekonomi umumnya dan masalah
penduduk pada khususnya. Karena di samping berpengaruh terhadap jumlah dan

komposisi penduduk juga akan berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi suatu
daerah atau negara maupun dunia.
2.1.1. Faktor-Demografi Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk
Besarnya pertumbuhan penduduk di suatu wilayah atau negara di pengaruhi
oleh besarnya faktor2 demografi:
1. Angka kelahiran, fertilitas, natalitas/birth rate
2. Angka kematian, mortalitas/death rate
3. Migrasi masuk (imigrasi) yaitu masuknya penduduk ke suatu daerah tempat
tujuan (area of destination)
4. Migrasi keluar (emigrasi) yaitu perpindahan penduduk keluar dari suatu
daerah asal (area of origin)

2.1.2. Teori Kependudukan


Ada beberapa teori kependudukan, diantaranya: teori malthusian, teori neo
malthusian, teori marxist, teori fisiologi, teori teknologi. Sedangkan Para ahli
dikelompokkan menjadi tiga kelompok :
1. Kelompok Pertama : Penganut aliran Malthusian dipelopori oleh Thomas
Robert Malthus, Penganut aliran Neo Malthusian dipelopori oleh Garreth
Hardin dan Paul Ehrlich
2. Kelompok Kedua : Penganut aliran Marxist dipelopori oleh Karl Marx dan
Friedrich Engels
3. Kelompok Ketiga : John Stuart Mill, Arsene Dumont dan Emile Durkheim
A.Aliran Malthusian (Thomas Robert Malthus) mengemukakan pendapat ttg
kependudukan :
1. Penduduk apabila tidak ada pembatasan akan berkembang biak dgn sangat
cepat & memenuhi dengan cepat beberapa bagian dari permukaan bumi ini.

2. Manusia untuk hidup memerlukan bahan makanan, sedangkan laju


pertumbuhan makanan jauh lebih lambat dibandingkan dengan laju
pertumbuhan penduduk. Untuk keluar dari permasalahan kekurangan pangan
tersebut, pertumbuhan penduduk harus dibatasi. Pembatasan 2 cara, yaitu
preventive checks & positive checks.
Preventive checks : yaitu pengurangan penduduk mll penekanan kelahiran
Preventive checks dibagi menjadi 2 :
a. Moral restraint/pengekangan diri : yaitu segala usaha utk mengekang nafsu
seksuil.
b. Vice/pengurangan kelahiran : seperti aborsi, penggunaan alat2 kontrasepsi,
homoseksuil, promiscuity, adultery.
Positive Checks : yaitu pengurangan penduduk mll proses kematian.

Positive checks dibagi menjadi 2, :


a. Vice/kejahatan : yaitu segala jenis pencabutan nyawa sesama manusia seperti
pembunuhan anak, pembunuhan orang-orang cacat, & orang tua.
b. Misery/kemelaratan : yaitu segala keadaan yang menyebabkan kematian
seperti berbagai jenis penyakit & epidemi, bencana alam, kelaparan,
kekurangan pangan & peperangan.
B. Aliran Neo-Maltusians (2)
a. Aliran ini dipelopori oleh Garret Hardin & Paul Ehrlich.
b. Menurut Malthus, cara mengurangi penduduk cukup dgn moral restraint saja.
c. Aliran ini menganjurkan menggunakan semua cara-cara preventive check,
dengan penggunaan alat kontrasepsi & pengguguran kandungan (aborsi).
d. Paul Ehrlich dalam bukunya The Population Bomb pada tahun 1971
menggambarkan penduduk & lingkungan yg ada di dunia dewasa ini sbb :
1. Dunia ini sudah terlalu banyak manusia.
2. Keadaan bahan makanan sangat terbatas.
3. Karena terlalu banyak manusia didunia ini, lingkungan sudah banyak yg rusak
& tercemar. Jadi dengan berbagi kondisi diatas membuat kerusakan
lingkungan pun tak dapat dihindari.

C. Aliran Marxist (3) dg Pelopor Karl Marx & Friedrich Engels.


a. Sebelumnya Malthus menyatakan bahwa ketika terjadi pertumbuhan
penduduk, manusia akan kekurangan bahan pangan. Namun menurut Marx
bukan kekurangan bahan pangan melainkan kekurangan kesempatan kerja.
b. Kemelaratan terjadi bukan disebabkan karena pertumbuhan penduduk yg
terlalu cepat, tetapi karena kesalahan masyarakat itu sendiri terutama kaum
kapitalis yg sering mengambil pendapatan buruh shg buruh melarat. Selain itu
sistem kapitalis juga terlalu menguasai alat produksi dibandingkan dalam
menggunakan jasa tenaga buruh.
D. Teori Fisiologi dan Sosial Ekonomi (4) Jhon Stuart Mill
Ia berpendapat bahwa pada situasi tertentu manusia dapat mempengaruhi
perilaku demografinya. Apabila produktivitas seseorang tinggi ia cenderung ingin
mempunyai keluarga yang kecil. Dlm situasi seperti ini fertilitas akan rendah, Jadi
standar hidup merupakan determinan dari fertilitas.
Arsene Dumont Teori kapilaritas sosial (theory for social capilarity).
a. Konsep ini dibuat berdasarkan atas analogi bahwa cairan akan naik pada
sebuah pipa kapiler.
b. Kapilaritas sosial mengacu kepada keinginan seseorang untuk mencapai
kedudukan yang tinggi di masyarakat.
c. Untuk mencapai kedudukan yang tinggi, keluarga yang besar merupakan
beban yang berat & perintang.
Emile Durkheim pada suatu wilayah di mana angka kepadatan
penduduknya tinggi akibat dari tingginya laju pertumbuhan penduduk, akan
timbul persaingan diantara penduduk untuk dapat mempertahankan hidup.
Orang berusaha untuk meningkatkan pendidikan.
E. Michael Thomas Sadler dan Doubleday
Daya reproduksi manusia dibatasi oleh jumlah penduduk yang ada di suatu
negara, Sehingga daya reproduksi penduduk berbanding terbalik dengan kepadatan
penduduk. Jika kepadatan penduduk tinggi, daya reproduksi manusia akan menurun,

sebaliknya jika kepadatan penduduk rendah, daya reproduksi manusia akan


meningkat.
a. Doubleday: Daya reproduksi penduduk berbanding terbalik dengan bahan
makanan yg tersedia.
b. Jadi kenaikan kemakmuran menyebabkan turunnya daya reproduksi manusia.
2.2 Rumus Perhitungan dan Contoh Kasus Pertumbuhan Penduduk
Berikut Rumus Pengukuran laju pertumbuhan penduduk :
1. Rate of natural increase (pertumbuhan penduduk alami)
Pt = Po + ( B - D) + (Mi Mo)
2. Pertumbuhan Geometri
Pt = Po. (1+r) n
3. Pertumbuhan Eksponential
Pt = Po. e r. n
Keterangan :

Pt : jumlah penduduk pd waktu sesudahnya (P=population)


Po : jumlah penduduk pd waktu terdahulu (awal)
B : kelahiran yg terjadi pd jangka waktu antara kedua kejadian tsb (B=Birth)
D : Jumlah kematian yg terjadi pd jangka (Death=mati)
Mi : migrasi masuk pd jangka waktu yg sama (M=migration)
Mo :migrasi keluar pd jangka waktu yg sama
r : angka pertumbuhan penduduk (r=rate)
n : lamanya waktu antara Po dengan Pt (n=number)
e : angka eksponential = 2,71828 (e=eksponential/pangkat)

1. Pertumbuhan Penduduk Alami


Pertumbuhan penduduk alami merupakan kenaikan atau penurunan jumlah
penduduk yang diakibatkan oleh selisih jumlah kelahiran dan kematian. Untuk
menghitung kenaikan atau penurunan jumlah penduduk akibat pertumbuhan
penduduk alami digunakan rumus Pt = Po + (L -M).
Adapun persentase pertumbuhan penduduk alami dapat dihitung dengan
menggunakan rumus % = (L - M) / Po x 100%.

Contoh Kasus:
Jumlah penduduk Kecamatan A pada 2004 adalah 25.000 jiwa. Selama 2004 2005 terjadi kelahiran sebanyak 1.200 bayi, sedangkan penduduk yang meninggal
dunia adalah 650 jiwa. Hitung berapa jumlah penduduk Kecamatan A 2005 dan
berapa persentase pertumbuhan penduduk alaminya?
Diketahui:
1. Po = 25.000
2. L = 1.200
3. M = 650
Jawab:
Pt = Po + (L - M)
Pt = 25.000 + (1.200650)
Pt = 25.000 + 550
Pt = 25.550 jiwa
% = 550 / 25.000 x 100% = 2,2%

Jadi, pertumbuhan penduduk alami selama periode 20042005 adalah 550


jiwa sehingga jumlah penduduk Kecamatan A 2005 menjadi 25.550 jiwa. Adapun
persentase pertumbuhan penduduk adalah 2,2 %.

2. Pertumbuhan Penduduk Total


Pertumbuhan penduduk total merupakan kenaikan atau penurunan jumlah
penduduk yang diakibatkan oleh selisih jumlah kelahiran, kematian, dan migrasi
(imigrasi dan emigrasi). Untuk menghitung kenaikan atau penurunan jumlah
penduduk akibat pertumbuhan penduduk total digunakan rumus sebagai berikut:
Pt = Po + (L - M) + (I - E)

Adapun persentase pertumbuhan penduduk total dapat dihitung dengan


menggunakan rumus sebagai berikut:
% = (L - M) + (I - E) / Po x 100%

Keterangan:
Pt = jumlah penduduk tahun akhir perhitungan
Po = jumlah penduduk tahun awal perhitungan
L = jumlah kelahiran
M = jumlah kematian
I = jumlah imigrasi (penduduk yang masuk ke suatu wilayah)
E = jumlah emigrasi (penduduk yang keluar atau meninggal - kan suatu wilayah)
% = persentase pertumbuhan penduduk total.
Contoh Kasus:
Jumlah penduduk Kecamatan B pada 2005 adalah 30.000 jiwa. Selama 2005
2006 terjadi kelahiran sebanyak 1.500 bayi, sedangkan penduduk yang meninggal
9

dunia adalah 700 jiwa. Penduduk yang datang dan menetap di daerah tersebut
berjumlah 50 jiwa, sedangkan yang pindah ke daerah lain adalah 25 jiwa. Hitung
jumlah penduduk Kecamatan B 2006 dan berapa persentase pertumbuhan penduduk
totalnya!
Diketahui:
Po = 30.000
L = 1.500 I = 50
M = 700 E = 25
Jawab:
Pt = Po + (L - M) + (I - E)
Pt = 30.000 + (1.500 - 700) + (50 - 25)
Pt = 30.000 + 800 + 25
Pt = 30.000 + 825
Pt = 30.825 jiwa
% = 825 / 30.000 x 100% = 2,75%
Jadi, pertumbuhan penduduk total selama 20052006 adalah 825 jiwa,
sehingga jumlah penduduk Kecamatan B 2006 menjadi 30.825 jiwa. Adapun
persentase pertumbuhan penduduk totalnya adalah 2,75%.

10

3. Pertumbuhan Penduduk Geometri


Laju pertumbuhan penduduk geometrik menggunakan asumsi bahwa laju
pertumbuhan penduduk sama setiap tahunnya. Rumus laju pertumbuhan penduduk
geometrik adalah sebagai berikut:

atau

Keterangan:
Pt = jumlah penduduk pada tahun t
Po = jumlah penduduk pada tahun dasar
t = jangka waktu
r = laju pertumbuhan penduduk
Jika nilai r > 0, artinya pertumbuhan penduduk positif atau terjadi
penambahan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. Jika r < 0, artinya
pertumbuhan penduduk negatif atau terjadi pengurangan jumlah penduduk dari tahun
sebelumnya. Jika r = 0, artinya tidak terjadi perubahan jumlah penduduk dari tahun
sebelumnya.
Contoh Kasus

11

Pada tahun 2000, jumlah penduduk Kabupaten A adalah 206.730 jiwa.


Kemudian pada tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten A menjadi 278.741 jiwa.
Berapakah laju pertumbuhan penduduk geometrik Kabupaten A per tahun?
Sehingga dengan menggunakan rumus laju pertumbuhan penduduk geometrik
di atas, bisa diketahui laju pertumbuhan penduduk per tahunnya sebagai berikut:
Diketahui:
Po = 206.730
Pt = 278.741
t = 2010 2000 = 10

Sehingga laju pertumbuhan penduduk geometrik Kabupaten A per tahunnya


adalah 0,0303 atau 3,03 persen. Dengan menggunakan rumus di atas, bisa kita
perkirakan jumlah penduduk pada tahun 2020. Sehingga perkiraan jumlah penduduk
Kabupaten A pada tahun 2020 adalah 375.697 jiwa.

12

4. Pertumbuhan Penduduk Eksponensial


Rumus laju pertumbuhan penduduk eksponensial adalah sebagai berikut.

Atau

Keterangan:
Pt = Jumlah penduduk pada tahun t
Po = Jumlah penduduk pada tahun dasar
t = jangka waktu
r = laju pertumbuhan penduduk
e = bilangan eksponensial yang besarnya 2,718281828
Jika nilai r > 0, artinya terjadi pertumbuhan penduduk yang positif atau terjadi
penambahan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. Jika r < 0, artinya
pertumbuhan penduduk negatif atau terjadi pengurangan jumlah penduduk dari tahun
sebelumnya. Jika r = 0, artinya tidak terjadi perubahan jumlah penduduk dari tahun
sebelumnya.
Contoh Kasus

13

Pada tahun 2000, jumlah penduduk Kabupaten A adalah 206.730 jiwa.


Kemudian pada tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten A menjadi 278.741 jiwa.
Berapakah laju pertumbuhan penduduk eksponensial Kabupaten A per tahun?
Dengan menggunakan rumus laju pertumbuhan penduduk eksponensial di atas
bisa diketahui laju pertumbuhan penduduk per tahunnya adalah sebagai berikut:
Diketahui:
Po = 206.730
Pt = 278.741
t = 2010 2000 = 10

Sehingga laju pertumbuhan penduduk eksponensial Kabupaten A per


tahunnya adalah 0,0299 atau 2,99 persen. Dengan menggunakan rumus di atas, bisa
kita perkirakan jumlah penduduk pada tahun 2020. Sehingga perkiraan jumlah
penduduk Kabupaten A pada tahun 2020 adalah 375.885 jiwa

14

2.3 Perkembangan dan Pertumbuhan Penduduk di Dunia


Perkembangan jumlah penduduk dunia sangat erat kaitannya dengan
perkembangan peradaban manusia dalam berinteraksi dengan alam sekitar. Ada tiga
tahap perkembangan peradaban manusia hingga kini yaitu:
1. Zaman ketika manusia mulai mempergunakan alat-alat untuk menanggulangi
kehidupannya. Jaman ini berlangsung beberapa juta tahun lalu yang terbagi
atas jaman peralatan batu tua, batu muda, dan perunggu.
2. Zaman ketika manusia mulai mengembangkan usaha pertanian menetap yang
mengubah kehidupannya yang semula dengan berburu dan nomaden menjadi
bertani dan menetap disekitar pertanian tersebut.
3. Zaman mulainya era industrialisasi sekitar abad ke-17 sesudah Masehi yang
ditandai dengan tumbuhnya pusat-pusat industri dan berkembangnya kotakota permukiman manusia (Tomlison, 1965) Pertumbuhan penduduk terlihat
meningkat kira-kira pada 6000-9000 tahun lalu ketika teknik bertani sudah
mulai dikenal dan menyebar dibeberapa bagian dunia yang memungkinkan
produksi pangan meningkat sehingga manusia semakin makmur. Selain itu
berkembangnya ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi dalam
mengolah sumber daya alam yang ada juga membuat kehidupan manusia
semakin baik. Revolusi petanian yang memungkinkan bertambahnya manusia
melebihi jumlah 20 juta. Pada 6000 tahun yang lalu, yaitu kira-kira saat
munculnya Kerajaan Mesir, penduduk manusia diperkirakan sudah mencapai
15

90 juta jiwa. Itu berarti sekitar 4000 tahun penduduk telah bertambah kirakira 10-16 kali lipat. Di sekitar jaman kristus ditaksir penduduk sudah
mencapai antara 200-300 juta jiwa dan pada tahun 1650 permulaan jaman
modern jumlah itu menjadi sekitar setengah milyar jiwa. Pada permulaan
jaman Revolusi Industri (1750) penduduk diperkirakan telah menjadi 728 juta
jiwa.

Berkaitan

dengan

tahap

perkembangan

teknologi

maupun

peristiwa- peristiwa sosial ekonomi penting yang dialami penduduk dunia,


maka sejak tahun 1650 Thomson dan lewis (1978) membagi periode
perkembangan penduduk dunia ke dalam lima periode, yaitu:
1. Periode 1650-1800
Ditandai dengan perkembangan teknik-teknik pertanian baru, pendirian
pabrik-pabrik dalam tahap awal serta pengembangan sarana transportasi dan
perhubungan, disertai dengan kestabilan politik yang relatif terjadi dibanyak
negara di dunia. Penduduk dunia pada akhir periode ini diperkirakan
sebanyak 900 juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan penduduk 0,4 persen per
tahun.
2. Periode 1800-1850
Pertumbuhan penduduk dunia sudah menunjukkan variasi antara negara satu
dengan yang lain maupun antara satu kawasan benua dengan kawasan benua
yang lain. Di Eropa dalam waktu 50 tahun penduduknya bertambah sekitar
33,3 persen. Peningkatan penataan kehidupan politik dan ekonomi bangsabangsa pada masa ini mendorong stabilnya penyediaan pangan yang cukup
bagi penduduk, di samping kesadaran kesehatan lingkungan.
3. Periode 1850-1900
Ditandai dengan sudah banyaknya negara di dunia yang sudah melaksanakan
sensus penduduk secara lengkap, sehingga data kependudukan dunia sudah
semakin banyak dan reliabilitasnya semakin tinggi. Kemajuan teknologi pada
masa

ini

semakin

mendorong

peningkatan

produktivitas

manusia.

Pengorganisasian kehidupan sosial, ekonomi, dan politik penduduk negara16

negara barat semakin nampak terutama daerah urban. Dalam periode ini juga
telah mulai menurunnya tingkat fertilitas di beberapa negara, sudah timbul
kesadaran dan keyakinan bahwa pertumbuhan penduduk sepenuhnya dapat
dikendalikan dari tingkat kelahiran dan kematian.
4. Periode 1900-1930
Peristiwa dunia yang membawa pengaruh demografis yang besar ialah Perang
Dunia 1. Dalam peristiwa ini banyak penduduk yang meninggal di medan
perang, ataupun meninggal karena buruknya keadaan ekonomi. Banyak
negara yang dilanda penyakit yang menyebabkan kematian terutama infeksi.
5. Periode 1930-2000 hingga sekarang
Merupakan periode peledakan penduduk dunia yang cukup besar terutama
setelah Perang Dunia II. Peningkatan pelayanan kesehatan semakin meningkat
terutama dengan penemuan berbagai jenis obat anti biotika. Penemuan
teknologi-teknologi modern semakin mendorong peningkatan kualitas hidup.
Disatu pihak keadaan ini justru semakin mensukseskan usaha pengendalian
penduduk negara-negara maju, namun sebaliknya di negara-negara yang
belum maju terutama pada awal periode justru mendorong pertambahan
penduduk yang cukup besar.
Dalam periode inilah angka 4 Milyar dari jumlah penduduk dunia dicapai.
Dalam periode ini pula, kesadaran akan penurunan tingkat kelahiran sebagai
usaha menekan laju pertumbuhan penduduk, menjadi progam internasional
yang mencakup hampir semua negara di dunia. Jika penduduk dunia terus
bertambah dengan kecepatan 2% setahun maka dalam sekitar tujuh abad lagi
maka hanya akan ada tempat untuk duduk di dunia ini. Penduduk dunia
tidaklah bertambah secara merata menurut tempat. Sebagian daerah
bertambah secara cepat dari yang lainnya, jadi disamping jumlah, distribusi
penduduk menurut geografi juga perlu diperhatikan.
Terjadinya ledakan penduduk dimulai dari Eropa karena Revolusi Industri
dimulai disana. Bangsa Eropa kemudian menyebar ke Amerika (utara sampai
selatan), Australia, Afrika Selatan, dan Selandia Baru. Kemudian menjajah

17

hampir seluruh dunia. Perkembangan penduduk dunia mula-mula berjalan


lambat hingga zaman modern dan kemudian berjalan dengan semakin cepat
sepanjang sejarah manusia hingga tahun 2000. Sehingga pertumbuhan
penduduk sulit dikendalikan dan akan berakibat pada ledakan penduduk.

Perkembangan jumlah penduduk dilihat dari berbagai benua dan perkiraan


peningkatan sampai tahun 2050

Populasi penduduk dunia (juta jiwa) mengalami peningkatan drastis pada


tahun 2000-an

18

2.3.2 Populasi Penduduk Dunia


Populasi dunia diperkirakan akan mencapai 8,5 miliar pada tahun 2030, 9,7
miliar pada tahun 2050, dan melampaui 11 miliar pada tahun 2100, dengan India
yang diperkirakan akan melampaui Tiongkok, sebagai negara berpenduduk paling
padat, sekitar tujuh tahun dari sekarang, dan Nigeria akan melampaui Amerika
Serikat untuk menjadi negara terbesar ketiga di dunia dalam 35 tahun dari sekarang,
menurut laporan PBB. Selain itu, laporan tersebut mengungkapkan bahwa selama
periode 2015-2050, setengah dari pertumbuhan penduduk dunia diperkirakan akan
terkonsentrasi di sembilan negara: India, Nigeria, Pakistan, Republik Demokratik
Kongo, Ethiopia, Tanzania, Amerika Serikat, Indonesia dan Uganda.
Negara-negara Anggota PBB saat ini sedang dalam proses menyusun sebuah
agenda penerus dari Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) yang bersejarah, yang
akan berakhir pada tahun ini. Sebuah kerangka kerja baru, yang fokus pada
pengentasan kemiskinan, inklusi sosial dan menjaga kesehatan planet ini, akan
diadopsi pada KTT khusus PBB , di New York pada bulan September ini. populasi
dunia saat ini adalah 7,3 miliar, dan diperkirakan akan mencapai 8,5 miliar pada
tahun 2030, 9,7 miliar pada tahun 2050 dan 11,2 miliar pada tahun 2100. Sebagian
besar dari proyeksi dari peningkatan populasi dunia dapat dikaitkan dengan beberapa
negara yang memiliki tingkat kesuburan yang tinggi, terutama di Afrika, atau negaranegara dengan populasi yang sudah besar,. Saat ini, Tiongkok dan India tetap
merupakan dua negara terbesar di dunia, masing-masing dengan jumlah penduduk
lebih dari 1 miliar orang, mewakili 19 dan 18 persen dari populasi dunia, masingmasing secara terpisah, namun pada tahun 2022, jumlah populasi India diperkirakan
akan melampaui Tiongkok.
Di antara 10 negara terbesar di dunia saat ini, salah satunya berada di Afrika
(Nigeria), lima negara berada di Asia (Bangladesh, Tiongkok, India, Indonesia, dan
Pakistan), dua negara berada di Amerika Latin (Brasil dan Meksiko), satu di Amerika
Utara (AS), dan satu di Eropa (Federasi Rusia). Dari jumlah tersebut, penduduk

19

Nigeria, saat ini merupakan terbesar ketujuh di dunia, tumbuh dengan cepat.
Akibatnya, populasi Nigeria diproyeksikan akan melampaui Amerika Serikat pada
sekitar tahun 2050, di mana pada titik tersebut akan menjadi negara terbesar ketiga di
dunia. Pada tahun 2050, populasi dari enam negara diperkirakan akan melebihi 300
juta: Tiongkok, India, Indonesia, Nigeria, Pakistan, dan Amerika Serikat.
Dan dengan tingkat tertinggi pertumbuhan penduduk, Afrika diperkirakan
akan mencakup lebih dari setengah dari pertumbuhan populasi dunia selama 35 tahun
ke depan. Selama periode ini, menurut laporan, populasi dari 28 negara Afrika
diproyeksikan akan mengalami peningkatan sebesar dua kali lipat, dan pada tahun
2100, 10 negara Afrika diproyeksikan telah meningkat, setidaknya dari lima: Angola,
Burundi, Republik Demokratik Kongo, Malawi, Mali, Niger, Somalia, Uganda,
Republik Tanzania dan Zambia. Konsentrasi pertumbuhan penduduk di negara-negara
termiskin menyajikan suatu tantangan sendiri, sehingga menjadikannya lebih sulit
untuk memberantas kemiskinan dan ketidaksetaraan, untuk memerangi kelaparan dan
kekurangan gizi, serta untuk memperluas pendaftaran pendidikan dan sistem
kesehatan, yang semuanya penting untuk keberhasilan dari agenda pembangunan
berkelanjutan yang baru.
Berbeda dengan proyeksi pertumbuhan, penuaan yang signifikan dari populasi
dalam beberapa dekade mendatang diproyeksikan berada sebagian besar wilayah,
dimulai dengan Eropa, di mana 34 persen dari populasi diproyeksikan akan berusia
lebih dari 60 tahun pada tahun 2050. Di Amerika Latin dan Karibia serta di Asia,
populasi akan berubah dari 11 persen menjadi 12 persen dari masyarakat yang berusia
lebih dari 60 tahun pada saat ini, menjadi lebih dari 25 persen pada tahun 2050.
Tingkat harapan hidup saat lahir telah meningkat secara signifikan di negara-negara
kurang berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Pencapaian rata-rata enam tahun
diantara negara-negara termiskin, dari 56 tahun pada tahun 2000-2005, menjadi 62
tahun pada 2010-2015, diperkirakan akan meningkat dua kali lipat untuk seluruh
dunia. Sementara perbedaan yang signifikan dalam harapan hidup di daerah utama,

20

dan kelompok pendapatan diproyeksikan akan terus naik, mereka diharapkan akan
berkurang secara signifikan pada tahun 2045-2050.
2.4. Perkembangan Pertumbuhan Penduduk di Indonesia Berdasarkan Data
Sensus Penduduk
Berdasarkan hasil sensus penduduk yang pertama kali diadakan di Indonesia
pada tahun 1930, ketika Indonesia masih berada di bawah penjajahan Belanda,
penduduk nusantara hanya berjumlah 60,7 juta jiwa. Hasil sensus sangat berguna
untuk memperlihatkan pertumbuhan penduduk di suatu negara atau wilayah tertentu.
Menyadari hal itu, setelah Indonesia merdeka, pemerintah Indonesia, juga
mengadakan sensus penduduk pertama setelah Indonesia merdeka pada tahun 1961.
Hasil sensus penduduk tahun 1961 sebagai sensus penduduk pertama yang
diselenggarakan oleh pemerintah Indonesia menunjukkan bahwa penduduk Indonesia
berjumlah 97,1 juta jiwa.
Sensus penduduk yang ke dua diadakan oleh pemerintah pada tahun 1971.
Hasil sensus penduduk tahun 1971 menunjukkan penduduk Indonesia sebanyak 119,2
juta jiwa. Pemerintah mengadakan sensus penduduk yang ke tiga pada tahun 1980 ,
hasilnya menunjukkan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 146,9 juta jiwa. Sensus
penduduk keempat yang dilaksanakan pada tahun 1990 menunjukkan jumlah
penduduk Indonesia saat itu sebanyak 178,6 juta jiwa. Sensus penduduk ke lima
diadakan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 2000, data sensus saat itu
menunjukkan penduduk Indonesia berjumlah 205,1 juta jiwa. Sedangkan sensus
penduduk ke enam yang diadakan pada tahun 2010 menunjukkan jumlah penduduk
Indonesia sebanyak 237, 6 juta jiwa.

21

Grafik Sensus Kependudukan 1930-2010

Indonesia termasuk negara dengan jumlah dan pertumbuhan penduduk yang


besar dan berpenduduk banyak. Indonesia juga terdiri atas ribuan pulau, beragam
budaya, ratusan suku, dan ratusan bahasa daerah. Hal ini pula yang menjadi
keunggulan Indonesia dilihat dari segi kependudukannya. Pada tahun 2013, Indonesia
tidak memiliki kegiatan pemutakhiran data penduduk, karena biasanya sensus
diadakan setiap 10 tahun sekali. Namun dengan menggunakan angka pertumbuhan
penduduk di Indonesia, diperkirakan jumlah keseluruhan penduduk Indonesia pada
tahun 2013 sebesar 250 juta jiwa dengan pertumbuhan penduduk sebesar 1,49%.
Keadaan jumlah penduduk sebesar itu, tentu memerlukan perhatian yang
besar dari pemerintah/negara atau lembaga terkait untuk dapat memenuhi kebutuhan
penduduknya, agar jumlah penduduk yang besar ini dapat berperan sebagai sumber
daya pembangunan di tanah air. Jumlah penduduk di setiap wilayah/provinsi maupun
pulau juga berbeda-beda, demikian juga dengan angka pertumbuhan yang berbeda
pula. Pertumbuhan penduduk Indonesia semakin tahun semakin bertambah
jumlahnya. Jumlah penduduk Indonesia mengalami kenaikan dari tahun 1971 sampai
tahun 1980 sebanyak 28.282.069 jiwa (23,72%). Secara keseluruhan rata-rata
kenaikan jumlah penduduk setiap 10 tahun hampir mencapai 20%.
Perlu diketahui bahwa menurut perkiraan Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional, jumlah penduduk Indonesia akan menjadi 250 juta jiwa pada
22

tahun 2014 dengan pertumbuhan penduduk 1,49 persen per tahun. Salah satu
penyebab bertambahnya jumlah penduduk adalah tingginya tingkat kelahiran.
Jumlah penduduk yang begitu besar di Indonesia menjadi permasalahan serius
terutama di daerah perkotaan. Karena semakin besar jumlah dan pertumbuhan
penduduk, semakin banyak pula permasalahan yang dihadapi oleh suatu daerah.
Sebagai contoh dengan pertambahan jumlah penduduk tentu harus dibarengi dengan
Penambahan berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Pengendalian jumlah
penduduk perlu dilakukan oleh pemerintah, supaya negara dapat membuat
perencanaan pembangunan yang baik. Salah satu tahapan dalam pengendalian jumlah
penduduk adalah harus diawali dengan mengetahui jumlah dan pertumbuhan
penduduk. Jumlah penduduk suatu negara dapat diketahui berdasarkan sensus
penduduk yang biasanya diadakan setiap 10 tahun sekali. Sensus penduduk (cacah
jiwa) adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam rangka
pengumpulan, pengolahan, penyajian dan penyebarluasan data kependudukan. Dari
hasil sensus tersebut, diperoleh data jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun.

Informasi tentang jumlah dan pertumbuhan penduduk di suatu wilayah tentu


sangat diperlukan untuk merancang pembangunan. Bertambahnya jumlah penduduk
berakibat pada menjadi semakin sempitnya kesempatan memperoleh pekerjaan.
Keadaan tersebut dapat memicu terjadinya kemiskinan. Informasi tentang jumlah dan
pertumbuhan penduduk Indonesia secara menyeluruh sangat diperlukan untuk
menetapkan prioritas pembangunan nasional.

2.5 Perkembangan Pertumbuhan Penduduk di Provinsi Jambi

23

Jumlah penduduk Provinsi Jambi berdasarkan Sensus Penduduk Tahun 2010


adalah sebanyak 3.092.265 jiwa. Jumlah penduduk Provinsi Jambi relatif sedikit dan
hanya 1,30 persen dari total penduduk Indonesia yang sebanyak 237.641.326 jiwa
Selain itu, dari sisi jumlah, penduduk Provinsi Jambi berada pada urutan ke 20 dari
33 provinsi yang ada di Indonesia. Posisi ini tidak menunjukkan perubahan yang
berarti sejak Sensus Penduduk tahun 1980. Berdasarkan sebarannya, penduduk
Provinsi Jambi masih terpusat di Kota Jambi. Dari total penduduk pada Tahun 2010,
531.857 jiwa (atau 17,20 persen) diantaranya berada di Kota Jambi, diikuti oleh
Kabupaten Muaro Jambi dengan penduduk sebanyak 342.952 jiwa (11,09 persen) dan
Kabupaten Merangin dengan penduduk sebanyak 333.206 jiwa (10.78 persen).
Kabupaten/kota lainnya ditempati oleh kurang dari 10 persen penduduk Provinsi
Jambi dengan tiga kabupaten/kota dengan penduduk terendah adalah Kota Sungai
Penuh (82.293 jiwa atau 2,66 persen), Kabupaten Tanjung Jabung Timur (205.272
jiwa atau 6,64 persen dan Kabupaten Kerinci (229.495 jiwa atau 7,42 persen).
Membandingkan distribusi penduduk Tahun 2010 dengan Tahun 2000
memperlihatkan bahwa terdapat lima daerah dengan dengan distribusi penduduk yang
semakin menurun yaitu Kabupaten Kerinci, Batanghari, Tanjung Jabung Timur, Kota
Jambi dan Kota Sungai Penuh. Sebaliknya enam daerah lainnya menunjukkan
peningkatan distribusi penduduk. Besaran perubahan distribusi penduduk tersebut
menyebabkan terjadinya pergeseran peringkat distribusi penduduk. Kabupaten
Kerinci, Merangin, Tanjung Jabung Timur, dan Tebo mengalami penurunan peringkat
dalam hal peringkat distribusi penduduknya. Sebaliknya Kabupaten Sarolangun,
Batanghari, Muaro Jambi, Tanjung Jabung Barat dan Bungo mengalami peningkatan
peringkat Selanjutnya, dua daerah lainnya Kota Jambi dan Kota Sungai Penuh
menempati peringkat yang sama, masing-masingnya sebagai daerah dengan
penduduk terbanyak dan penduduk paling sedikit.

24

Tabel 5.1. Jumlah Penduduk Indonesia, Provinsi Jambi dan


Kabupaten/ Kota dalam Provinsi Jambi Tahun 1980, 1990, 2000
dan 2010

25

Gambar 5.1. Distribusi Penduduk Provinsi Jambi Menurut Kabupaten/ Kota


Tahun 2010

2.5.1. Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jambi

Provinsi Jambi merupakan salah satu daerah di Indonesia dengan


pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi. Selama periode 1971 2010,
pertumbuhan penduduk Provinsi Jambi selalu berada di atas rata-rata pertumbuhan
penduduk Indonesia. Berbagai usaha penurunan penduduk memang telah dilakukan
Provinsi Jambi dan telah menunjukkan keberhasilannya. Hal tersebut terlihat dari
penurunan laju pertumbuhan penduduk dari 4,07 persen pertahun pada periode 19711980 menjadi 3,40 persen pertahun pada periode 1980 1990 dan pada periode 1990
-2000 laju pertumbuhan penduduk kembali mengalami penurunan menjadi 1,84
persen pertahun. Namun demikian, pertumbuhan penduduk ini kembali mengalami
peningkatan menjadi 2,55 persen pertahun pada periode 2000 2010. Selama periode
2000 2010, penduduk Provinsi Jambi telah bertambah sebanyak 678.419 jiwa atau
bertambah sebanyak 67. 842 jiwa pertahunnya.

26

Berdasarkan perkembangan tersebut terlihat bahwa jika sebelumnya Provinsi


Jambi telah berhasil menurunkan peringkatnya dari posisi daerah dengan laju
pertumbuhan ke 4 tertinggi pada tahun 1980 menjadi peringkat ke 7 pada tahun 1990
dan peringkat ke 12 pada tahun 2000, namun pada tahun 2010 peringkat pertumbuhan
penduduk Provinsi Jambi kembali mengalami peningkatan menjadi peringkat ke 10
dari 33 provinsi yang ada di Indonesia. Kondisi ini menunjukkan lebih rendahnya
efektivitas usaha-usaha yang dilakukan Provinsi Jambi dalam rangka penurunan laju
pertumbuhan penduduk dibandingkan provinsi-provinsi lainnya di Indonesia,
sebagaimana yang telah berhasil dilakukannya pada tiga periode sebelumnya.
Berdasarkan kabupaten/kota, Kabupaten Muaro Jambi menempati urutan pertama
dengan tingkat pertumbuhan penduduk tertinggi yang mencapai 3,90 persen.
Pertumbuhan ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan
penduduk Provinsi Jambi secara keseluruhan.
Tingginya angka pertumbuhan penduduk Kabupaten Muaro Jambi selain
disebabkan oleh faktor pertumbuhan alami (selisih antara kelahiran dan kematian),
juga disebabkan oleh adanya migrasi masuk yang tinggi terutama yang berasal dari
wilayah Kota Jambi. Sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan Kota Jambi,
Kabupaten Muaro Jambi menjadi salah satu alternatif penduduk yang bekerja di Kota
Jambi (dengan harga pemukiman yang mahal) untuk bertempat tinggal di daerah ini.
Daerah-daerah lainnya yang juga mengalami pertumbuhan pesat (lebih tinggi dari
provinsi) secara berturut-turut dari yang tertinggi adalah Kabupaten Bungo,
Sarolangun, Tanjung Jabung Barat, Tebo, dan Merangin. Selanjutnya daerah dengan
pertumbuhan penduduk paling rendah adalah Kabupaten Kerinci. Rendahnya
pertumbuhan penduduk Kabupaten Kerinci karena daerah ini memiliki budaya
merantau yang tinggi pada penduduknya. Ini menyebabkan migrasi keluar penduduk
Kabupaten Kerinci menjadi relatif tinggi. Daerah yang juga memiliki pertumbuhan
penduduk relatif rendah (dibawah rata-rata Provinsi Jambi) adalah Kota Sungai
Penuh, Kabupaten Batanghari, Kota Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

27

2.6. Implikasi Pertumbuhan Penduduk Terhadap Kesehatan Masyarakat


Dampak Ledakan Penduduk Terhadap Kesehatan:
1. Jumlah pengangguran semakin meningkat
2. Kekurangan pangan yang menyebabkan kelaparan dan gizi rendah
3. Kebutuhan pendidik, kesehatan dan perumahan sukar diperoleh
4. Terjadinya polusi dan kerusakan lingkungan
5. Tingkat kemiskinan semakin meningkat
6. Meningkatnya Investor yang datang
Pengaruh Kesehatan Terhadap Pertumbuhan Penduduk
Tingkat kesehatan suatu negara umumnya dilihat dari besar kecilnya angka
kematian, karena kematian erat kaitannya dengan kualitas kesehatan. Kualitas
kesehatan yang rendah umumnya disebabkan:

1.
2.
3.
4.
5.

Kurangnya sarana dan pelayanan kesehatan


Kurangnya air bersih untuk kebutuhan sehari-hari
Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan
Gizi yang rendah. Penyakit menular
Lingkungan yang tidak sehat (lingkungan kumuh)

Dampak rendahnya tingkat kesehatan terhadap pembangunan adalah


terhambatnya pembangunan fisik karena perhatian tercurah pada perbaikan kesehatan
yang lebih utama karena menyangkut jiwa manusia. Selain itu, jika tingkat kesehatan
manusia sebagai objek dan subjek pembangunan rendah, maka dalam melakukan apa
pun khususnya pada saat bekerja, hasilnya pun akan tidak optimal. Untuk
menanggulangi masalah kesehatan ini, pemerintah mengambil beberapa tindakan
untuk meningkatkan mutu kesehatan masyarakat, sehingga dapat mendukung
lancarnya pelaksanaan pembangunan. Upaya-upaya tersebut di antarnya:

1. Mengadakan perbaikan gizi masyarakat.


2. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
3. Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan.
28

4. Membangun sarana-sarana kesehatan, seperti puskesmas, rumah sakit, dll


5. Mengadakan program pengadaan dan pengawasan obat dan makanan.
6. Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan gizi dan kebersihan lingkungan.
Dampak Negatif dan Positif
Dampak Negatif Pertumbuhan Penduduk Lainnya, Lahan tempat tinggal dan
bercocok tanam semakin berkurang banyaknya polusi dan limbah yang berasal dari
rumah tangga, pabrik, perusahaan, industri, peternakan, dll. Angka pengangguran
meningkat , Angka kesehatan masyarakat menurun, Angka kemiskinan meningkat,
Pembangunan daerah semakin dituntut, Ketersediaan pangan sulit, Pemerintah harus
membuat kebijakan yang rumit, Angka kecukupan gizi memburuk, Muncul wanah
penyakit baru. Dampak positif dari banyaknya jumlah penduduk adalah mudah
memperoleh tenaga kerja yang murah.juga pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Karena itu, meskipun program keluarga
berencana (KB) digalakkan Indonesia, di sisi lain diperlukan angka pertumbuhan
penduduk yang tinggi untuk meningkatkan angka pertumbuhan ekonomi.
Pemerintah menginginkan penduduknya memenuhi standar kehidupan
internasional. Keinginan mereka itu diterjemahkan dengan membuat kebijakankebijakan yang dapat memajukan masyarakatnya dalam bidang kesehatan. Namun,
jika jumlah penduduk pada suatu Negara melebihi batas normal. Maka kebijakan ini
tidak dapat dilaksanakan. Sebagian besar penduduk tidak akan mendapatkan layanan
kesehatan yang memadai. Rendahnya kesehatan adalah salah satu faktor yang
menyebabkan suatu negara rendah akan sumber daya manusianya. Begitu juga
sebaliknya, pertumbuhan penduduk yang setiap tahun semakin bertambah akan
menurunkan tingkat kualitas kesehatan masyarakat di Indonesia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

29

Angka pertumbuhan penduduk adalah tingkat pertambahan penduduk suatu


wilayah atau negara dalam suatu jangka waktu tertentu, yang dinyatakan dalam suatu
persentase. Angka Pertumbuhan Penduduk (r) menujukkan rata-rata pertambahan
penduduk per tahun pada periode atau waktu tertentu. Nilai pertumbuhan penduduk
(NPP) adalah nilai kecil dimana jumlah individu dalam sebuah populasi meningkat.
Sedangkan Pertumbuhan penduduk adalah bertambah atau berkurangnya jumlah
penduduk di suatu daerah / negara dlm kurun waktu tertentu. Selama periode 20152050, setengah dari pertumbuhan penduduk dunia diperkirakan akan terkonsentrasi di
sembilan negara: India, Nigeria, Pakistan, Republik Demokratik Kongo, Ethiopia,
Tanzania, Amerika Serikat, Indonesia dan Uganda. Jumlah penduduk yang begitu
besar di Indonesia menjadi permasalahan serius terutama di daerah perkotaan. Karena
semakin besar jumlah dan pertumbuhan penduduk, semakin banyak pula
permasalahan yang dihadapi oleh suatu daerah. Salah satu penyebab bertambahnya
jumlah penduduk adalah tingginya tingkat kelahiran. Berdasarkan sensus penduduk
Indonesia dari tahun 1930-2010 populasi penduduk Indonesia mengalami
peningkatan pada setiap tahunnya. Dipekirakan jumlah penduduk Indonesia akan
menjadi 250 juta jiwa pada tahun 2014 dengan pertumbuhan penduduk 1,49 persen
per tahun.
Provinsi Jambi merupakan salah satu daerah di Indonesia dengan
pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi. Selama periode 1971 2010,
pertumbuhan penduduk Provinsi Jambi selalu berada di atas rata-rata pertumbuhan
penduduk Indonesia. Berbagai usaha penurunan penduduk memang telah dilakukan
Provinsi Jambi dan telah menunjukkan keberhasilannya. Hal tersebut terlihat dari
penurunan laju pertumbuhan penduduk dari 4,07 persen pertahun pada periode 19711980 menjadi 3,40 persen pertahun pada periode 1980 1990 dan pada periode 1990
-2000 laju pertumbuhan penduduk kembali mengalami penurunan menjadi 1,84
persen pertahun. Namun demikian, pertumbuhan penduduk ini kembali mengalami
peningkatan menjadi 2,55 persen pertahun pada periode 2000 2010. Selama periode

30

2000 2010, penduduk Provinsi Jambi telah bertambah sebanyak 678.419 jiwa atau
bertambah sebanyak 67. 842 jiwa pertahunnya
Akibat dari pertumbuhan penduduk ini tentu saja berpengaruh terhadap
derajat kesehatan masyarakat Jumlah pengangguran semakin meningkat, Kekurangan
pangan yang menyebabkan kelaparan dan gizi rendah, Kebutuhan pendidik,
kesehatan dan perumahan sukar diperoleh, Terjadinya polusi dan kerusakan
lingkungan, Tingkat kemiskinan semakin meningkat, Meningkatnya Investor yang
dating. Pemerintah menginginkan penduduknya memenuhi standar kehidupan
internasional. Keinginan mereka itu diterjemahkan dengan membuat kebijakankebijakan yang dapat memajukan masyarakatnya dalam bidang kesehatan. Namun,
jika jumlah penduduk pada suatu Negara melebihi batas normal. Maka kebijakan ini
tidak dapat dilaksanakan. Sebagian besar penduduk tidak akan mendapatkan layanan
kesehatan yang memadai. Rendahnya kesehatan adalah salah satu faktor yang
menyebabkan suatu negara rendah akan sumber daya manusianya. Begitu juga
sebaliknya, pertumbuhan penduduk yang setiap tahun semakin bertambah akan
menurunkan tingkat kualitas kesehatan masyarakat di Indonesia.
3.2 Saran
Pemerintah sebaiknya lebih meningkatkan program-program untuk menekan
tingkat fertilitas penduduk, seperti KB, dll. Pemangku kepentingan seharusnya juga
bisa memberikan sosialisasi kepada masyarakat dalam hal penggunaan alat
kontrasepsi dan peningkatan pengetahuan terhadap hal tersebut. Selain itu hendaknya
pemerintah menyediakan lapangan pekerjaan yang luas agar tidak ada lagi
masyarakat yang berstatus pengangguran sehingga dapat meningkatkan kualitas
pembangunan sumber daya manusia Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

31

Dasar-Dasar Demorafi. Edisi 2004. Jakarta: Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi,


Universitas Indonesia
Hardiani, Junaidi. 2011. Analisis Kuantitas dan Kualitas Penduduk sebagai Modal
Dasar dan

Orientasi Pembangunan di Provinsi Jambi. Kerjasama

BKKBN RI dan PSK UNJA


Mantra, Ida Bagoes. 2000. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Profil Kemiskinan Di Provinsi Jambi Maret 2015. Jambi: Badan Resmi Statistik
Provinsi Jambi No. No.54/09/15/Th.IX
Taufik, Tony Imam. 2010. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Populasi Pendidikan
Dan

Kesehatan Terhadap Jumlah Penduduk Miskin Di Kabupaten/Kota

Propinsi Jawa Timur Tahun 2005 2008. Tesis. Jakarta: Fakultas Ekonomi
Program Magister Perencanaan Dan Kebijakan Publik, Universitas Indonesia
http://unic-jakarta.org/2015/07/30/pbb-proyeksikan-penduduk-dunia-capai-85-miliarpada-tahun-2030-didorong-oleh-pertumbuhan-di-negara-negara-berkembang/
http://www.kompasiana.com/peterahab/pertumbuhan-penduduk-dan-ketahananpangan_5518b86381331163709de0bd
http://www.kemenpppa.go.id/index.php/daftar-buku/pembangunan-manusia-berbasisgender?download=757%3Apembangunan-manusia-berbasis-gender-2013
https://prezi.com/5zg9nmy5ythm/pertumbuhan-penduduk/

32

Anda mungkin juga menyukai