Anda di halaman 1dari 14

ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) MELONJAK,

INDONESIA MUNDUR 15 TAHUN

WIKO SAPUTRA
Peneliti Kebijakan Ekonomi & Publik Prakarsa
Email: wiko@theprakarsa.org

PRAKARSA POLICY REVIEW/05/OKTOBER/2013


CIKINI, 27 OKTOBER 2013
PENDAHULUAN
AKI Indonesia meningkat menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2012) dari
228 per kelahiran hidup (SDKI 2007).
AKI Indonesia tertinggi dibandingkan AKI di negara negara miskin Asia.
Lemahnya program pelayanan kesehatan ibu dan reproduksi: program yang tidak
tepat sasaran dan alokasi anggaran yang rendah.
Gagalnya desain program Kependudukan dan Keluraga Berencana (KKB).
Koordinasi yang lemah antara pemerintah pusat dan daerah dalam menurunkan
AKI.
Perlu aksi cepat secara nasional dan daerah dalam menurunkan AKI agar target
MDGs bisa dicapai pada tahun 2015.
PERKEMBANGAN AKI DI INDONESIA, 1991 - 2012

Sumber: SDKI berbagai tahun


AKI INDONESIA TERTINGGI DIBANDINGKAN
NEGARA-NEGARA MISKIN DI ASIA

Sumber: WHO dan SDKI 2012


PARADOKS PROGRAM

Sumber: Kemenkes RI 2013


PENYEBAB (1)
PROGRAM DAN ALOKASI ANGGARAN
PAGU
PROGRAM ANGGARAN PERSENTASE
(Rp. Milyar)
Pembinaan pelayanan kesehatan ibu dan reproduksi 124.0 0.27
Pengaturan, pembinaan, pengawasan dan pelaksanaan pengembangan system
5,296.2 11.32
penyedian air minum
Pengaturan, pembinaan, pengawasan dan pelaksanaan pengembangan sanitasi
2,939.9 6.28
dan persampahan
Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program
9,579.6 20.47
pembinaan upaya kesehatan
Peningkatan ketersedian obat public dan pembekalan kesehatan 1,243.0 2.66
Program kependudukan dan keluarga berencana 1,951.6 4.17
Sumber: APBN 2014
PENYEBAB (2)
GAGALNYA DESAIN PROGRAM KKB
Kelompok Wilayah Total
Umur Kota Desa
2007 2012 2007 2012 2007 2012
15 19 26 32 74 69 51 48
20 24 116 121 153 156 135 138
25 29 138 145 131 141 134 143
30 34 104 108 110 98 108 103
35 39 59 59 70 64 65 62
40 44 17 22 21 20 19 21
45 49 4 3 7 6 6 4

TFR 2,3 2,4 2,8 2,8 2,6 2,6


GFR 80,0 82,0 97,0 94,0 89,0 88,0
CBR 20,2 20,1 21,5 20,7 20,9 20,4
Keterangan : Angka fertilitas menurut umur ibu per 1000 wanita
TFR (Angka fertilitas total per wanita umur 15 49 )
GFR (Angka fertilitas umum/jumlah kelahiran dibagi jumlah wanita umur 15 44 tahun) per 1.000 wanita)
CBR (Angka fertilitas kasar per 1.000 penduduk)
Sumber: SDKI 2007 dan 2012
PENYEBAB (3)
MENINGKATNYA FERTILITAS USIA MUDA (15 19 THN)
DI PERKOTAAN

Sumber: SDKI 2012


BELAJAR DARI SRILANKA DAN NEPAL
Indikator Sri Lanka Nepal
Pendapatan perkapita (USD) 2,812 607
Total pengeluaran pemerintah (% GDP) 21 22
Pengeluaran kesehatan (USD. Juta) 2,000 1,000
Pengeluaran kesehatan perkapita (USD) 97 33
Total pengeluaran pemerintah untuk kesehatan (% total pengeluaran) 7 10
Total pengeluaran pemerintah untuk kesehatan (% GDP) 2 2
Sumber pembiayaan kesehatan
Domestik (%) 97 85
Luar negeri (%) 3 15
Penanggung biaya kesehatan
Rumah tangga (%) 46 55
Pemerintah (%) 45 39
Lainnya (%) 9 6
Angka kematian anak (per 1000 kelahiran) 8 34
Angka kematian ibu (per 100.000) 35 170
BELAJAR DARI SRILANKA DAN NEPAL
1. PENTINGNYA MERUMUSKAN KEBIJAKAN YANG MEMILIKI UNSUR EQUITY, ARTINYA KEBIJAKAN
HARUS MENGANDUNG UPAYA UNTUK MENYAMARATAKAN AKSESIBILITAS PELAYANAN
KESEHATAN BAGI MASYARAKAT, SEMUA WARGA MEMPEROLEH KESEMPATAN YANG SAMA
DALAM HAL PELAYANAN KESEHATAN.
2. NEPAL DAN SRI LANKA MENERAPKAN KONSEP EVIDENCE-BASED POLICY, YAITU UNTUK
MERUMUSKAN KEBIJAKAN SETELAH DIPEROLEH BUKTI ILMIAH YANG MENUNJUKKAN TINGKAT
DAYA-GUNA STRATEGI YANG AKAN DIMASUKKAN KE DALAM KEBIJAKAN TERSEBUT.
3. LAYANAN KESEHATAN PRIMER DIBANGUN DENGAN MENGEDEPANKAN UPAYA KESEHATAN IBU
DAN ANAK, SERTA UNTUK MENGATASI PENYAKIT-PENYAKIT LAIN PENYEBAB KEMATIAN IBU DAN
ANAK SEPERTI MALARIA DAN PENYAKIT MENULAR LAINNYA
4. PENTINGNYA MEMPERKUAT KEMBALI PROGRAM KKB UNTUK MENGONTROL KELAHIRAN
MERUPAKAN SALAH SATU FAKTOR YANG BERKONTRIBUSI PADA PENURUNAN AKI.
5. PERLUNYA MENGEMBANGKAN SISTEM SURVEILANS (PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, ANALISIS
DAN INTERPRETASI SERTA PENYEBARAN DATA SECARA SISTEMTIS DAN BERKELANJUTAN),
MONITORING DAN EVALUASI YANG MEMBERDAYAKAN PERANAN MASYARAKAT LOKAL.
REGISTRASI VITAL DAN PENELUSURAN KEMATIAN IBU HARUS DISIAPKAN SEJAK AWAL DAN
DIGUNAKAN SEBAGAI ALAT ADVOKASI.
DAERAH SEBAGAI UJUNG TOMBAK PENURUNAN
AKI

1. Desentralisasi sektor kesehatan


2. Kewenangan yang besar bagi daerah dalam pembangunan sektor kesehatan di
daerah
3. Bias kebijakan fiskal
4. Daerah yang memiliki kebijakan kesehatan (kesehatan ibu dan anak) seperti Kab.
Pasuruan, Kab. Takalar dan Kab. Kupang berhasil menurunkan AKI secara
signifikan.
5. Perlu mendorong daerah untuk lebih inovasi dalam mendesain program
program penurunan AKI.
REKOMENDASI KEBIJAKAN
PEMERINTAH PERLU MENINGKATKAN ANGGARAN
PROGRAM PEMBINAAN PELAYANAN KESEHATAN REVITALISASI PROGRAM KEPENDUDUKAN DAN
IBU DAN REPRODUKSI SEBESAR 3% DARI TOTAL KELUARGA BERENCANA (KKB) DI INDONESIA
ANGGARAN SEKTOR KESEHATAN DALAM APBN
2014
Desain program harus lebih focus pada Meningkatkan alokasi anggaran untuk
program bersifat kuratif dan promotif. program KKB.
70% alokasi anggaran dialokasikan ke Memperbaiki tata kelola program KKB.
daerah.
Memperkuat pengelolaan KKB daerah
Target utama pada daerah daerah yang dengan melalukan reformasi kelembagaan
AKI tinggi. BBKBN dan BKKBD.
Memperkuat program Jampersal dalam Meningkatkan program KKB melalui system
program Jaminan Kesehatan Nasional promotif terutama yang berkaitan dengan
resiko kehamilan pada usia muda.
Program supervisi dan asistensi pada
daerah dalam upaya mempercepat Meningkatkan kepesertaan suami istri
penurunan AKI terhadap program Keluarga Berencana (KB)
REKOMENDASI KEBIJAKAN
PEMERINTAH PUSAT PERLU MENDORONG
SETIAP PEMERINTAH DAERAH UNTUK
MEMBUAT RENCANA AKSI DAERAH (RAD)
PENURUNAN AKI
Setiap daerah (Propinsi, Kabupaten dan Kota)
perlu menyusun RAD Penurunan AKI

Perlu di dorong regulasi (peraturan daerah)


untuk Kesehatan Ibu seperti yang dilakukan
oleh Kab. Takalar, Kab. Pasuruan dan Kab.
Kupang

RAD dan Perda harus bisa dijabarkan dalam


program implementatif dan kebijakan fiscal
dalam APBD masing masing daerah.

Perlu supervise dan assistensi bagi oleh


pemerintah pusat dalam penyusunan RAD
dan Perda agar sinkron dan terintegrasi
dengan kebijakan pemerintah pusat.
PERKUMPULAN PRAKARSA
Jln. Rawa Bambu I Blok A No. 8-E Rt. 010 Rw. 06 Kel./Kec. Pasar Minggu
Jakarta Selatan 12520, Indonesia
Ph. +62 21 7811 798 Fax +62 21 7811 897
www.theprakarsa.org

Anda mungkin juga menyukai