Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Provinsi Jambi terletak pada 045-245 LS dan 10110-10455 BT di
bagian tengah Pulau Sumatera, sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Riau ,
sebelah Timur dengan Laut Cina Selatan Provinsi Kepulauan Riau, sebelah
Selatan berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan dan sebelah Barat
berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat. Secara geografis, luas wilayah
Provinsi Jambi tercatat seluas 53.435,72 km2 yang terdiri dari: Kota Jambi 205,38
Km2 (0,38%), Kota Sungai Penuh 391,5 Km2 ( 0,73%), Kabupaten Kerinci
3.808,50 Km2 (7,13%), Kabupaten Muaro Jambi 5.246,00 Km2 ( 9,82%),
Kabupaten Tanjab Timur 5.444,98 Km2 ( 10,19%), Kabupaten Tanjab Barat
5.645,25 Km2 (10,56%), Kabupaten Batanghari 5.804,83 Km2 ( 10,86%),
Kabupaten Sarolangun 6.175,43 Km2 ( 11,56%), Kabupaten Bungo 6.461,00 Km2
(12,09%), Kabupaten Tebo 6.802,59 Km2 (12,73%), dan Kabupaten Merangin
7.451,30 Km2 (13,94%)1.
Pengertian hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan
berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan
alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan2. Hutan di
Provinsi Jambi memiliki luas 2.179.440,00 Ha atau 42,73% dari keseluruhan
luas Provinsi Jambi. Luasan hutan di Provinsi Jambi antara lain Tata Guna Hutan
Kesepakatan (TGHK) dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jambi
berdasarkan fungsinya yang terdiri dari, Hutan Wisata Alam 430,00 Ha (0,02%),
Cagar Alam 30.400,00 Ha (1,39%), Taman Hutan Raya 36.660,00 Ha (1,68%),
Hutan Lindung 191.130,00 Ha (8,77%), Hutan Produksi Terbatas 340.700,00 Ha
(15,63%), Taman Nasional 608.630,00 Ha (27,92%), Hutan Produksi Tetap
971.490,00 Ha (44,57%)3. Dengan presentase seperti itu hutan di Provinsi Jambi
lebih banyak digunakan untuk hutan produksi tetap yang hasilnya nanti digunakan
1 Biro Pemerintahan dan OTDA, 2009
2 Undang-Undang RI Nomor 41 Tahun 1999

untuk kepentingan konsumsi masyarakat bersama, industry dan eksport. Tetapi


saat ini cenderung semakin meningkatnya pengalihan hutan menjadi areal
perkebunan dan hutan tanaman industri (HTI), maraknya pembalakan liar serta
tidak terkendalinya kebakaran hutan.
Kerusakan hutan di Provinsi Jambi saat ini mencapai 934.000 ha atau
sekitar 44 persen dari total luas hutan di daerah itu sekitar 2,1 juta ha. Kerusakan
hutan di Provinsi Jambi disebabkan pembalakan liar, konversi atau alih fungsi
hutan, kebakaran hutan dan perambahan hutan dalam waktu yang cukup lama.
Perbaikan kerusakan hutan di daerah itu relatif lambat karena minimnya anggaran
rehabilitasi hutan dan program penghijauan yang dimiliki pemerintah daerah
setempat4. Laju kerusakan hutan di Provinsi Jambi cenderung semakin tinggi
dikarenakan pengalihan hutan banyak dilakukan untuk pembangunan perkebunan
kelapa sawit dan HTI. Kemudian kerusakan hutan diperparah juga oleh bencana
kebakaran hutan yang terjadi setiap musim kemarau. Kebakaran hutan di Jambi
cenderung meningkat akibat maraknya pembakaran untuk pembukaan maupun
pembersihan lahan perkebunan kelapa sawit dan HTI5.
Penanggulangan hutan di Indonesia telah di atur dengan jelas di dalam
undang-undang Kementrian Kehutanan. Adapun upaya penanggulangan yang
dimaksud tersebut antara lain: (1) Memberdayakan sejumlah posko yang bertugas
menanggulangi kebakaran hutan di semua tingkatan baik daerah maupun provinsi.
Pemberdayaan ini juga harus disertai dengan langkah pembinaan terkait tindakan
apa saja yang harus dilakukan jika kawasan hutan telah memasuki status Siaga I
dan juga Siaga II sehingga dapat tertangani sebelum api menjalar semakin luas;
(2) Memindahkan segala macam sumber daya baik itu manusia, perlengkapan
serta dana pada semua tingkatan mulai dari jajaran Kementrian Kehutanan hingga
instansi lain bahkan juga pihak swasta; (3) Melakukan koordinasi antara sesama
instansi yang saling terkait melalui dengan Pusdalkarhutnas dan juga di level
daerah dengan Pusdalkarhutda tingkat I dan Satlak kebakaran lahan dan juga
3 SK Menteri Kehutanan Nomor 421/Kpts-II/1999
4 Radesman,Saragih. 2015. Kondisi Hutan di Jambi Makin Kritis. Berita Satu, 05 Juni 2015
5 Radesman,Saragih . 2014. Sekitar 40% Hutan di Jambi Rusak Berat . Berita Satu, 10 November 2014

hutan. (4) Bekerjasama dengan pihak luar seperti Negara lainnya dalam hal
menanggulangi kebakaran hutan. Negara yang potensial adalah Negara yang
berbatasan dengan kita misalnya dengan Malaysia berama pasukan BOMBA-nya6.
Upaya penanggulangan kebakaran hutan ini harus sinkron dengan upaya
pencegahan. Sebab bagaimanapun, pencegahan itu jauh lebih baik dari
memanggulangi. Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mencegah
kebakaran hutan khususnya yang disebabkan oleh perbuatan manusia seperti tidak
membuang puntung rokok di wilayah yang kering, tidak melakukan hal yang
memicu kebakaran hutan seperti kegiatan pembukaan lahan dan juga api unggun.
Upaya pencegahannya juga dengan meningkatkan kesadaran masyarakat
khususnya mereka yang berhubungan langsung dengan hutan dan tinggal di
wilayah hutan untuk memperluas area pertaniannya dengan membakar.
Pemerintah harus serius mengadakan sosialisi agar hal ini bisa dicegah.
Jika pemerintah memanfaatkan alternatif solusi dengan teknologi semacam
bom air atau dengan tata kelola lahan gambut dapat juga menanggulangi
kebakaran hutan yang terjadi. Langkah yang paling baik adalah dengan
mengikutsertakan para perangkat pendidikan agar merancang teknologi maupun
metode yang membantu pemerintah di level praktis. Bantuan

dana dari

pemerintah akan membuat program tersebut lebih baik dan terarah karena
langsung dari pihak pemerintah yang mengkontrolnya.
1.2 Tujuan Analisis
Untuk mengetahui analisis biaya manfaat alternatif proyek water bombing dan
analisis tata kelola lahan gambut.

1.3 Manfaat Analisis


Manfaat analisis ini berguna bagi pembaaca makalah-makalah karena bisa
menambah wawasan pembaca, manfaat bagi penulis adalah menambah wawasan
alternatif

untuk mengatasi masalah kebakaran hutan, dan manfaat bagi

6 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.12/Menhut-Ii/2009 Tentang Pengendalian Kebakaran Hutan

pemerintah untuk mengevalusi agar kejadian kebakaran hutan tidak terjadi lagi
untuk tahun-tahun berikutnya.
BAB II
ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT ALTERNATIF PROGRAM
2.1 Analisis Biaya Manfaat Proyek Water Bombing
Water bombing adalah salah satu upaya yang di ambil oleh BNPB untuk
memadamkan kebakaran hutan. Sejak terjadi kebakaran, petugas operasi darat
oleh Satgas lebih dahulu melakukan operasi ke titik api kebakaran hutan 7.
Pemerintah berencana untuk menyewa pesawat-pesawat water bombing dari
Kanada, Autralia, dan Rusia8. Selain menyewa terkait masalah kebakaran hutan
ini negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Australia, dan Jepang juga
memberikan bantuan untuk memadamkan api9.
2.1.1

Identifikasi Manfaat
Manfaat dari water bombing ini dapat memadamkan api secara efektif

karena pemadaman api tidak hanya melalui jalur darat tetapi melalui udara juga.
Sehingga upaya yang di lakukan ini lebih efektif dibanding hanya melakukan
pemadaman api hanya melalui jalur darat. Water bombing juga dapat menghemat
waktu, dengan sekali di lepaskan air sebanyak 500-15000 liter air dapat
memadamkan api dibeberapa titik api.

7 M, Iqbal. 2015. Jarak Pandang Minim, Water Bombing untuk Padamkan Hutan Belum
Dimulai. Detiknews, 08 September 2015

8 Harry, Siswoyo, Lilis Khalisotussurur. 2015. Pemerintah sewa pesawat Kanada, Australia, dan Rusia.
Vivanews, 31 Oktober 2015

9 Hugeng, Widodo. 2015. Pesawat dan Helicopter Water Bombing Bantuan Negara Sahabat Terus
Lakukan Pemadaman Api di Sumatera Selatan. Berita360, 17 Oktober 2015

Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Sutopo Purwo Nugroho
(Detikcom, 8 september 2015) :
Operasi udara (water bombing) dengan 2 helikopter BNPB tidak
melakukan penerbangan karena terkendala jarak pandang, sebab
aturan normal penerbangan diijinkan jika jarak pandang minimal
5000 meter. Kalau ketentuannya seperti itu maka tidak akan pernah
terbang karena jarak pandang di lokasi tidak akan pernah 5000 m.
Akhirnya diijinkan jika jarak pandang minimal 1.500 meter
helikopter dapat terbang untuk water bombing. Ya menunggu
diijinkan terbang10.
Tetapi upaya dari water bombing juga memiliki beberapa kelemahan
seperti jarak pandang yang minim jika kabut asap sedang tebal-tebalnya. Pesawat
untuk mengangkut air ini tidak bisa beroperasi, karena jarak pandang minimal
5000 meter. Dan untuk mendapatkan izin menerbangkannya juga sulit didapatkan.
Selain jarak pandang, harga untuk satu menit menerbangkan pesawat water
bombing ini relatif mahal, 2.5 juta untuk satu menit beroperasi11. Dan diperkirakan
untuk satu kali beroperasi berkisar 100-150 juta/jam12. Dan juga yang
mengoperasikan pesawat water bombing ini adalah orang asing yang lebih
terpercaya dan handal dibanding tenaga ahli dari dalam negeri. Sehingga untuk
pengoperasian water bombing ini menyewa tenaga ahlinya, untuk menyewanya
butuh dana yang lumayan besar juga.

10 M, Iqbal. 2015. Jarak Pandang Minim, Water Bombing untuk Padamkan Hutan Belum Dimulai.
Detiknews, 08 September 2015

11 Ilham, Yafiz. 2015. Satu Menit Beroperasi, Water Bombing Habiskan Rp 2,5 Juta. Tribun, 27 Agustus
2015

12 Yohanes, Kurnia I. 2015. Sekali Terbang Padamkan Api, Heli Water Bombing Telan Biaya Rp 150
juta. Kompas, 4 September 2015.

Menurut Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
menjelaskan negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Australia, dan
Jepang juga memberikan bantuan untuk memadamkan api:
Malaysia yang beberapa waktu lalu memberikan bantuan pesawat
Bombardier Pelican CL415 dan helicopter Dolphin terus bertugas
memandu (spotting) pemboman air dari udara. Pesawat ini sangat
efektif karena mampu mengambil air di sungai, danau dan laut
secara cepat. Sekali terbang membawa 6.000 liter mampu
menjatuhkan air sebanyak 26 kali. Singapore mengirimkan 2 unit
helicopter Chinook, dimana satu heli masih perbaikan karena
mengalami rotor kerusakan. Sedangkan Australia mengirimkan 2
unit pesawat yaitu Hercules Bomber 32 yang mampu mengangkut
15.000 liter air dan pesawat TC690 Birddog 376 yang berfungsi
spooting pemboman air. Untuk mengoperasikan pesawat dan heli
tersebut terdapat 104 personil asing terdiri dari 48 orang dari
Singapore, 30 personil dari Malaysia, dan 26 personil dari
Australia. Dan Jepang akan memberikan bantuan bahan kimia (fire
extinguisher berbentuk foam agent) sebanyak 3 ton. Rencana bahan
kimia ini akan digunakan untuk water bombing dengan pesawat
dari Indonesia. Untuk memadamkan api ini, Indonesia telah
menggunakan bahan kimia yang ramah lingkungan sebanyak 60
ton13.
Dan angin yang besar juga dapat menghambat pemadaman api, saat water
bombing melepaskan air dari ketinggian kemudian angin membuat air tersebut
tidak jatuh pada titik yang tepat. Dengan demikian water bombing ini memiliki
sisi yang menguntungkan namun memiliki sisi yang dapat merugikan juga.
Dengan harga yang relatif mahal membuat pemerintah kesulitan dana dan
ditambah titik api yang sangat banyak dan tersebar seluruh pulau Sumatra,
Kalimantan, Sulawesi dan papua, khususnya di Provinsi Jambi jumlah titik api
kurang lebih sekitar 175 titik api14. Kemudian selain jarak pandang, biaya, angin
yang tidak menentu, dan tenaga ahli, water bombing ini juga sulit untuk mencapai
titik api karena jarak yang jauh dari bandara ke tempat titik api, membuat pesawat
dapat saja tiba-tiba kehabisan bahan bakar saat menuju titik api. Kesulitankesulitan seperti ini yang membuat water bombing menjadi kurang efektif dilain
13 Hugeng, Widodo. 2015. Pesawat dan Helicopter Water Bombing Bantuan Negara Sahabat Terus
Lakukan Pemadaman Api di Sumatera Selatan. Berita360, 17 Oktober 2015

14 Tian. 2015. BNPB: Ini Adalah Operasi Darurat Asap Terbesar yang Pernah Dilakukan. Harian terbit,
16 Oktober 2015

sisi efektif karena waktu pemadaman yang relatif cepat di banding harus
memadamkan api hanya melalui jalur darat.
2.1.2

Menetapkan siapa yang mendapatkan manfaat


Teknik water bombing ini bermanfaat bagi masyarakat, pemilik lahan,

pemilik alat water bombing, anak-anak dan lansia, serta pemerintah. Manfaat bagi
masyarakat adalah masyarakat yang terkena asap atau terpapar asap langsung
karena tinggal di daerah rawan kebakaran hutan menjadi lebih lega karena kabut
asap tidak lagi menambah korban jiwa maupun korban yang terpapar ISPA.
Sehingga masyarakat tidak khawatir akan dampak kesehatan pada diri mereka
sendiri. Kemudian dampak dari water bombing bagi masyarakat juga dapat
mengurangi intensitas terpapar kabut asap dari kebakaran hutan.
Manfaat water bombing bagi pemilik lahan adalah mereka tidak khawatir
lahan mereka yang lain akan terkena api karena proses pemadaman api yang cepat
membuat api tidak semakin menjalar ke area yang lain. Kemudian pemilik lahan
menjadi lebih terbantu dengan adanya water bombing, karena luasnya area yang
terbakar membuat kesulitan pemilik lahan untuk memadamkan apinya.
Manfaat water bombing bagi pemilik alat adalah dengan adanya kebakaran
hutan besar-besaran membuat mereka bisa saja menaikan harga setinggi-tingginya
pada alat karena kejadian kebakaran hutan termasuk kejadian yang relatif tahunan.
Manfaat water bombing bagi anak-anak dan lansia adalah dampak terberat
dari kabut asap ini sangat di rasakan oleh orang-orang yang berisiko termasuk
anak-anak dan lansia. Dengan adanya water bombing dapat mengurangi intensitas
anak-anak dan lansia menghirup kabut asap. Memang api tidak padam dengan
sekali dilakukan water bombing tetapi setidaknya berkurang titik api pada daerah
tersebut. Karena semenjak kabut asap, setiap harinya semakin meningkat angka
ISPA dan penderita ISPA kebanyakan adalah anak-anak dan lansia.
Manfaat water bombing bagi pemerintah adalah terselesaikannya satu
masalah yang sebenarnya masalah tersebut di buat sendiri oleh masyarakat itu
sendiri. Ulah manusia tidak bertanggung jawab membuat beban pemerintah untuk
menanggulaingi masalah kabut asap ini. Disisi lain pemerintah telah melakukan
kesalahan karena dengan mudahnya memberikan surat izin pembukaan lahan.
Karena pemerintah kurang mengontrol lahan yang telah di berikan izin itu,
pemilik lahan dengan sesukanya membakar hutan untuk pembukaan lahan.
Pemerintah

baiknya

melakukan

koordinasi

dengan

BPBD

(Badan
7

Penanggulangan Bencana Daerah) dan dinas kehutanan untuk mengontrol titiktitik api yang berkemungkinan akan muncul pada tiap tahunnya. Sehingga dapat
memikirkan apa yang akan dilakukan jika kebakaran hutan terjadi kembali.
Pemerintah juga harus tegas dalam menangani pelaku pembakaran hutan dan
membuat kebijakan terkait kebakaran hutan. Diharapkan pemerintah dapat
menyelesaikan masalah kebakaran hutan ini dengan segera mungkin karena
korban dari kebakaran hutan sudah sangat banyak, memang bukan korban jiwa
namun kesehatan pada diri seseorang juga sangat penting.
2.1.3

Mengukur masing-masing manfaat


Dengan adanya water bombing maka kebakaran hutan akan terselesaikan

dengan cepat, jika kebakaran hutan terselesaikan dengan cepat maka angka ISPA
tidak akan terus meningkatkan korban. Dengan tidak adanya kabut asap,
masyarakat dapat beraktifitas dengan semestinya. Dan kegiatan belajar mengajar
pada anak sekolah dasar, menengah maupun atas tetap dapat berjalan. Karena
dengan adanya kabut asap beberapa sekolah dasar meliburkan murid-muridnya.
Jadi saat water bombing menyelesaikan permasalahan kebakaran maka anak-anak
sekolah yang diliburkan dapat kembali masuk sekolah dan menjalankan
kewajibannya sebagai pelajar. Berikut rincian estimasi biaya dengan teknik water
bombing:
No
.
1.

5M

2.

Gaji Pilot (1 kali


penerbangan)
Kru Pesawat

3.

Bahan Bakar Avtur (800

Jumlah
2 pilot
3 (Navigator,
Mekanik
Penerbangan, dan
ahli muatan)
1 kali Penerbangan

Harga Satuan

Jumlah Harga

Rp
27.000.000/hari15
Rp 4.000.000/hari16

Rp 54.000.000

Rp 7.533/liter17

Rp6.026.400

Rp 12.000.000

15 Novita, Intan Sari. 2014. Jonan kaget gaji pilot asing Rp 80 juta, lokal cuma Rp 40
juta. Merdeka, 5 November 2014

16 Novita, Intan Sari. 2014. Jonan kaget gaji pilot asing Rp 80 juta, lokal cuma Rp 40 juta. Merdeka, 5
November 2014

17 Gentur, Putro Jati. 2015. Pertamina Kembali Pangkas Harga Avtur Lima Bandara Besar. CNN
Indonesia,15/01/2015

4.
5.
6.
7.

liter)
Sewa Pesawat

X 4 jam
1

Pengawas dan Pelaksana


Peralatan
Metode ( Water
Bombing)

5 orang
1 kali Penerbangan

Rp
3.600.000.000/hari
Rp 1.710.00018
Rp 3.000.000/alat

Total

Rp
3.600.000.000
Rp 8.550.000
Rp 3.000.000

Rp
3.683.576.400
Tabel tersebut merupakan rincian biaya yang harus dikeluarkan untuk satu

kali penerbangan water bombing per hari. Pesawat water bombing ini di sewa
untuk satu minggu, sehingga:
Rp 3.683.576.400 X 7 hari X 2 Pesawat = Rp 51.570.069.600
2.1.4

Data dasar perbandingan


Jika alternatif water bombing tidak dilakukan maka dampak dari

kebakaran hutan akan meningkatkan angka ISPA. Kasus ISPA di Provinsi jambi
60.000 kasus dan angka ISPU mencapai 974 ppm19 atau level sangat berbahaya.
Sedangkan angka ISPU pada kondisi normal adalah 51-100 ppm20. Sehingga
anak-anak yang seharusnya bersekolah diliburkan. Jika alternatif water bombing
dilakukan maka kebakaran hutan terselesaikan kemudian anak-anak tetap dapat
bersekolah. Maka dari itu water bombing dapat menyelesaikan permasalahan
terkait kebakaran hutan yang terjadi di Provinsi Jambi.
2.1.5

Memperkirakan apa yang akan terjadi


Dengan berhasilnya teknik water bombing ini dapat menuntaskan masalah

kebakaran hutan yang terjadi di Provinsi Jambi ini. Masalah kebakaran hutan

18 http://kejawenwetan.blogspot.co.id/2014/12/daftar-lengkap-ump-umk-umr-2015-seluruh.html

19 Radesman Saragih. 2015. Asap Masih Tebal, ISPA di Jambi Tembus 60.000 Kasus. Berita satu, 06
Oktober 2015

20 Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor: Kep-107/Kabapedal/11/1997,


Pasal 8

terselesaikan dengan sejalannya ISPA tidak meningkat dan orang-orang berisiko


seperti anak-anak dan lansia tetap dalam kondisi aman dari ISPA. Kebakaran
hutan yang terbakarpun tidak sampai meluas ke tempat-tempat sekitarnya karena
titik api cepat di padamkan. Kemudian makhluk hidup di hutanpun tidak
kehilangan tempat tinggalnya. Dan pohon-pohon yang seharusnya menjadi
sumber penghasil oksigen pun tidak habis terbakar akibat kebakaran hutan.
Dengan demikian analisis manfaat biaya dari water bombing ini memiliki
sisi positif namun memiliki sisi negatif juga. Dengan harga yang relatif mahal
membuat upaya dengan water bombing sangat di pertimbangkan. Tetapi hasilnya
pun memang efektif karena dalam 2-4 jam dapat memadamkan api di beberapa
titik. Namun terkendala dengan jarak pandang dan jarak tempuh. Beberapa
kendala ini melengkapi analisis manfaat biaya dari water bombing.

2.2 Analisis Biaya Manfaat Tata Kelola Gambut


Lahan gambut adalah lahan yang memiliki lapisan tanah kaya bahan
organik dengan ketebalan 50 cm atau lebih21. Bahan organik penyusun tanah
gambut terbentuk dari sisa-sisa tanaman yang belum melapuk sempurna karena
kondisi lingkungan. Lahan gambut sama dengan lahan rawa. Diartikan lahan rawa
sebagai lahan yang menempati posisi di antara daratan dan perairan 22. Lahan ini
sepanjang tahun atau selama waktu yang panjang dalam setahun tergenang. lahan
rawa adalah lahan yang tergenang air secara alamiah yang terjadi terus-menerus
atau musiman akibat drainase alamiah yang terhambat dan mempunyai cici-ciri
khusus baik fisik, kimiawi, maupun biologis 23. Bahwa lahan rawa dibedakan
menjadi (a) rawa pasang surut/rawa pantai dan (b) rawa non-pasang surut/rawa
pedalaman24. Lahan rawa tersebut terdiri atas lahan rawa tanah mineral,dan lahan
rawa gambut. Tata kelola lahan gambut ini dengan sistem kanal, pembuatan
21 Fahmuddin Agus dan I.G. Made Subiksa. 2008. Lahan Gambut:Potensi Untuk Pertanian Dan Aspek
Lingkungan. Balai Penelitian Tanah Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian

22 Widjaya Adhi et al.(1992) dan Subagyo (1997)


23 Menurut PP No. 27 tahun 1991

10

sistem kanal menghubungkan dua sungai besar yang awalnya bertujuan agar akses
ke lahan rawa dapat dilakukan dengan mudah. Sistem ini terdiri dari saluran
utama atau primer (main canal), saluran sekunder (collector canal), dan
saluran

tersier atau saluran cabang. Pembuatan kanal ini

pemerintah karena harus didukung dengan

sarana

dan

melibatkan peran
prasarana

yang

memadai. Dengan kanal-kanal tersebut maka berkembanglah sistem handil.


Dengan dihubungkannya dua sungai besar dalam sistem kanal ini, pada
perbedaan waktu pasang dari dua sungai yang akan diikuti oleh perbedaan
muka air sehingga dapat tercipta suatu aliran dari sungai yang muka airnya lebih
tinggi ke sungai yang rendah.

Pengelolaan

air

dapat

dilakukan

dengan

menggunakan pintu-pintu air (canal blocking) pada saluran drainase, salah


satunya dengan sistem tabat yang berfungsi untuk mengatur tinggi muka air tanah
sesuai dengan keperluan tanaman.

2.2.1

Identifikasi Manfaat
Tata kekola lahan gambut dengan sistem kanal harus dikembangkan agar

lahan gambut yang ada di Indonesia ini khususnya pulau Sumatra, Provinsi jambi
dapat digunakan sebagai lahan pertanian. Karena sifat lahan gambut yang berpori
membuat lahan gambut ini mudah menyerap air, sehingga jika tidak melakukan
pengelolaan yang baik maka tanaman yang ditanam pun akan kekurangan air.
Kemudian jika lahan gambut mengalami gejala kekeringan membuat lahan
gambut berubah sifat dari yang menyerap air menjadi arang. Sehingga tidak
mampu lagi menahan air maupun menyerap unsur hara. Lahan gambut akan
kehilangan air tersedia setelah 4-5 minggu pengeringan dan ini menyebabkan
gambut mudah terbakar25. Maka dari itu pengelolaan lahan gambut dengan
memberikan sekat-sekat pada aliran-aliran air. Jika musim kemarau datang maka
air yang di aliran tersebut tidak mengering ataupun mengalir kesungai terdekat.
Dengan metode kanal ini membuat lahan gambut tetap mendapatkan air yang
24 Keputusan Menteri PU No. 64 /PRT/1993
25 Widyati , Enny. 2011. Kajian Optimasi Pengelolaan Lahan Gambut Dan Isu Perubahan Iklim. Tekno
Hutan Tanaman Vol.4 No.2, Agustus 2011, 57 - 68

11

cukup. Manfaat dari upaya tata kelola lahan gambut ini adalah dengan mengolah
lahan gambut yang sifatnya menyerap air kemudian di buat sekat-sekat agar air
yang tergenang pada daerah lahan gambut tetap ada saat musim kemarau yang
berkepanjangan bisa mengurangi lahan gambut yang terbakar akibat tidak di
kelola dengan baik. Upaya-upaya pencegahan kebakaran hutan ini harus
diselesaikan dari ujung akar permasalahannya. Dengan tata kelola lahan gambut
ini bisa mengurangi terjadinya kebakaran pada lahan gambut setiap tahunnya.
Manfaat lain dari lahan gambut ini adalah dapat mencegah banjir, karena sifat
lahan gambut yang menyerap air membuat air yang ada di lahan tersebut di tahan.
Lahan gambut yang berfungsi untuk mencegah banjir adalah lahan gambut dengan
ketebalan 3 m atau lebih, yang letaknya di bagian hulu sungai. Kemudian lahan
gambut juga dapat mengubah kandungan didalam lahan gambut menjadi sumber
tenaga listrik, sekitar 7500 hektar dapat menghasilkan 120 megawatt tenaga listrik
selama 20 tahun. Listrik yang dihasilkan itu berkisar seperlima dari konsumsi
energi listrik per kapita pengguna listrik Indonesia. Selain itu, dengan penggunaan
gambut juga bisa menekan biaya energi listrik26.

2.2.2

Menetapkan siapa yang mendapat manfaat


Manfaat tata kelola lahan gambut ini bisa berdampak pada masyarakat,

pemilik lahan, petani, dan pemerintah. Manfaat untuk masyarakat adalah


26 Bima Baskara. 2011. Lahan Gambut: Alternatif Kelistrikan. Kompas, 2 Desember 2011

12

masyarakat dapat mengembangkan diri melalui pengolahan lahan gambut,


kemudian lahan gambut dibuat menjadi lahan pertanian dan hasil dari lahan
gambut itu sendiri dapat dirasakan oleh masyarakat. Dengan pengelolaan lahan
gambut juga, lahan gambut menjadi tidak mudah terbakar karena pengolahan
yang tepat dan kebakaran lahan gambut tidak terjadi. Dampaknya masyarakat
tidak sampai terpapar kabut asap dari lahan gambut yang terbakar. Dan
masyarakat tidak sampai terpapar penyakit yang serius.
Manfaat tata kelola lahan gambut bagi pemilik lahan adalah lahan gambut
yang dimiliki pemilik lahan menjadi terawat karena di kelola dengan baik.
Pemilik lahan harus lebih ekstra dalam merawat lahan gambut agar lahan tersebut
tidak menjadi mudah terbakar. Karena sifat lahan gambut yang dapat berubahubah sesuai dengan kondisinya, membuat lahan gambut sebisa mungkin harus
selalu menerima air agar tidak mengalami pengeringan dan lahan gambut tidak
dapat menyerap ataupun menahan air lagi. Kemudian harga untuk mengelola
lahan gambut relatif, tergantung luasnya lahan yang akan di buat saluran-saluran
air supaya lahan gambut tidak kering.
Manfaat tata kelola lahan gambut bagi pemerintah adalah lahan gambut
yang sangat luas itu dapat dikelola dengan baik sesuai dengan ketentuan bahwa
lahan gambut haruslah di kelola supaya tidak menjadi lahan tidur yang tidak
berfungsi. Karena ini termasuk tanggung jawab pemerintah maka pemerintah
sebaiknya mengelola bersama-sama dengan pemilik lahan. Pemerintah berperan
sebagai pengontrol kemudian pemilik lahan dapat mengelola lahannya tetapi
dengan cara yang baik pula mengelolanya bukan dengan cara yang merugikan
banyak orang. Karena kabut asap yang di timbulkan dapat menyebabnya berbagai
penyakit terkait saluran pernafasan.
2.2.3

Mengukur masing-masing manfaat


Dengan dilakukannya tata kelola lahan gambut maka pemicu dari

kebakaran hutan itu dapat di hindarkan. Dengan tata kelola lahan gambut,
masyarakat dapat mengelola lahan mereka menjadi lahan pertanian dan lahan
tersebut tidak akan mengalami kekeringan saat musim kemarau. Berikut ini
rincian dari estimasi biaya dari tata kelola lahan gambut dengan sistem kanal:
No.
1.

5M
Upah Pekerja (20 orang pekerja)

Jumlah
Rp 100.000/hari

Biaya
Rp 2.000.000
13

2.
3.
4.
5.
6.
Total

Petugas pengoperasi traktor


Alat dan Bahan-bahan (cangkul, pasir,
semen, besi/tembaga, krikil)
Bahan bakar mesin traktor dan alat
penebang pohon (20 liter)
3 mesin penebang pohon
Sewa traktor

Rp 200.000/hari
Rp 30.000.000

Rp 200.000
Rp 30.000.000

Rp 6.700/ liter27

Rp 134.000

Rp 300.000/hari
Rp 800.000/hari

Rp 900.000
Rp 800.000
Rp 34.034.000

Tabel tersebut merupakan rincian biaya yang harus dikeluarkan untuk


pembuatan sistem kanal ini per hari. Dengan pembuatan sistem kanal dalam
waktu 1 bulan pengerjaan sehingga:
Rp 34.034.000 X 30 hari = Rp 1.021.020.000
2.2.4

Data dasar perbandingan


Jika tidak dilakukan alternatif tata kelola lahan gambut maka masyarakat

akan terus memperluas lahan pertanian mereka dengan membakar hutan dan
membuat timbulnya kabut asap yang berdapak pada angka ISPA yang meningkat.
Jika alternatif itu dilakukan maka lahan-lahan tersebut dikelola dengan
semestinya, dan potensi untuk terjadinya kebakaranpun tidak ada. Kemudian
masyarakat itu juga yang mendapat dampak positifnya. Karena lahan gambut
bukan hanya untuk sawit tetapi bisa di tanami tanaman seperti padi, palawija dan
lainnya. Jadi untuk pembukaan lahannya tidak perlu untuk membakar hutan yang
dampaknya menyebabkan kebakaran.
2.2.5

Memperkirakan apa yang terjadi


Jika tata kelola lahan gambut dilakukan maka potensi untuk terjadi

kebakaran hutan tidak terjadi karena lahan gambut yang di kelola dengan baik
maka teksturnya akan lembab dan menggenang. Maka kebakaran hutan pun tidak
terjadi. Kemudian jika kebakaran tidak terjadi, makhluk hidup di lahan gambut
tetap memiliki tempat tinggal. Dan warga sekitar lahan gambut tidak akan terkena
ISPA akibat kebakaran hutan.
Dengan demikian tata kelola lahan gambut ini memiliki dampak yang baik
jika di kelola akan mengasilkan dampak yang baik juga pada lahan gambut, jika di
27 Septian Deny. 2015. Harga Solar Mulai Turun Rp 200 Per Liter. Liputan 6, 10 Okt
2015

14

biarkan maka akan menjadi lahan tidur. Dan jika mengalami pengeringan akan
menyebabkan kebakaran hutan. Maka dari itu penanganan dari berbagai pihak
sangat berpengaruh untuk lahan gambut tidak mengalami kebakaran setiap
tahunnya.

15

BAB III
INTERPRETASI HASIL ANALISIS
Bila kita menerapan alternatif water bombing maka banyak sisi positif
yang di dapatkan dan adapula sisi negatifnya. Bila melihat keseluruhan, water
bombing memang efektif namun dengan harga Rp 51.570.069.600 untuk 7 hari
beroperasi yang sangat mahal membuat kita sulit menjatuhkan pilihan pada salah
satu upaya water bombing ini. Dengan harga 3.683.576.400 untuk satu kali
beroperasi beserta tiga kru pesawat dan lima pengawas sekaligus pelaksana bila
uang tersebut digunakan untuk mengelola langsung akar permasalahan maka akan
lebih menguntungkan tetapi memang lama untuk mengelola lahan gambut
tersebut. Teknik water bombing ini memang dapat memadamkan api secara cepat
namun harus dibantu juga dengan pemadaman api secara manual atau melalui
jalur darat juga. Water bombing selain mahal juga memerlukan izin untuk
penerbangannya dan jarak pandangnya juga menjadi salah satu persyaratan jika
jarak pandang kurang dari 5000 meter maka pesawat yang mengangkut air ini
tidak mendapatkan izin lepas landas.
Pengoperasian water bombing ini juga terkendala dengan jarak titik api
yang jauh dari tempat tinggal landas pesawat water bombing ini. Karena titik api
yang banyak dan tersebar diseluruh provinsi Jambi membuat kesulitan pihak
pengoperasikan pesawat water bombing ini memadamkan api di seluruh provinsi
Jambi, karena banyaknya titik api dan sedikitnya pesawat untuk memadamkan api
dan tidak bisa hanya satu kali langsung padam membuat kebakaran hutan ini tidak
terselesaikan dengan cepat. Kendala-kendala seperti itu membuat makin
banyaknya pengeluaran jika harus berulang-ulang kali paling tidak harus 3-6 kali
hingga api benar-benar padam dan terkendala biaya maka dari itu sulit jika
mengambil keputusan menggunakan water bombing untuk menyelesaikan
masalah kebakaran hutan.
Upaya yang lain dapat dengan tata kelola lahan gambut, tata kelola ini
mengkondisikan lahan gambut agar tidak mengalami kekeringan yang
menyebabkan lahan gambut menjadi arang dan mudah terbakar. Tata kelola ini
jika dilakukan dengan sistem kanal yang tepat agar lahan gambut yang sifatnya
menyerap air dapat di tanami tanaman pertanian. Dan lahan gambut tidak akan
menjadi lahan tidur. Pengelolaan lahan gambut ini dengan memberikan sekat-

16

sekat pada aliran air didekat lahan gambut agar saat musim kemarau air tersebut
tetap mengairi lahan gambut. Dan kandungan lahan gambut tetap basah dan tidak
mengering. Bila dilihat dari biaya, pengelolaan lahan gambut dengan sistem kanal
Rp 34.034.000 untuk satu hari dan tergantung dari luasnya lahan. Dengan
demikian harga pengelolaan lahan gambut dengan sistem kanal dalam waktu 1
bulan akan memakan biaya Rp 1.021.020.000 (tergantung dari luas lahan
gambutnya).

Maka

semakin

luas

lahannya,

maka

makin

mahal

juga

pengelolaannya. Tetapi tidak seberapa jika terjadinya kebakaran hutan. Karena


kebakaran hutan bukan hanya kerugian materil namun kesehatan pun terganggu.
Kemudian mengolah lahan gambut juga dapat menghasilkan energi listrik, jika di
olah dengan benar. Karena lahan gambut ini mengandung gas yang dapat di ubah
menjadi tenaga listrik.
Penyelesaiian kebakaran hutan ini sebaiknya dari akar-akarnya kemudian
kesadaran masyarakat untuk tidak membakar hutan. Dengan upaya-upaya seperti
ini dapat menyelesaiian permasalahan kebakaran hutan yang terjadi setiap tahun.
Pemerintah sebaiknya menindak tegas para pelaku pembakaran hutan yang
dilakukan secara sengaja, karena jika di biarkan maka akan berlanjut ke tahuntahun selanjutnya.
Sementara itu menurut kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi,
Irmansyah Rachman mengatakan:
pihaknya mulai tahun ini melakukan moratorium atau penghentian
pemberian izin konversi hutan untuk pembangunan perkebunan dan
HTI. Kebijakan itu ditempuh untuk mengendalikan laju kerusakan
hutan. Moratorium konversi hutan dan penebangan hutan tersebut
terutama dilakukan di daerah yang masih memiliki hutan alam atau
primer dan hutan gambut. Moratorium eksploitasi dan konversi
hutan di daerah itu dilakukan untuk menghentikan laju kerusakan
hutan. Kerusakan hutan di Jambi hingga tahun ini sangat tinggi,
yakni mencapai 450.000 ha. Kerusakan hutan tersebut mencapai 20
% dari sekitar 2,2 juta ha total hutan di Jambi. Kerusakan tersebut
terdapat di kawasan hutan produksi, hutan konservasi, hutan taman
nasional dan hutan lindung. Tapi kerusakan hutan paling berat
terdapat di hutan produksi. Tanpa moratorium kehutanan, kerusakan
hutan tersebut akan sulit dikendalikan28.

28 Radesman Saragih. 2014. Sekitar 40% Hutan di Jambi Rusak Berat. Berita satu, 10 November 2014

17

Dan izin untuk pembukaan lahan sebaiknya di berhentikan karena awal


dari pelaku membakar hutan karena mereka memiliki lahan namun pembukaan
lahan di lakukan dengan membakar hutan. Jika hutan setiap tahun di provinsi
Jambi terbakar, maka bagaimana nasib dari makhluk hidup di hutan tersebut.
Mereka akan kehilangan tempat tinggal. Dengan dua upaya tersebut maka lebih
efektif juga dilakukan tata kelola lahan gambut dilain sisi waktu pengelolaan yang
prosesnya lama. Tetapi jika di benahi melalui lahannya tersebut maka kejadian
kebakaran hutan dapat di hindari.

18

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi
sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam
lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Kerusakan
hutan di Provinsi Jambi disebabkan pembalakan liar, konversi atau alih fungsi
hutan, kebakaran hutan dan perambahan hutan dalam waktu yang cukup lama.
Perbaikan kerusakan hutan di daerah itu relatif lambat karena minimnya anggaran
rehabilitasi hutan dan program penghijauan yang dimiliki pemerintah daerah
setempat. Upaya penanganan kebakaran hutan dapat dengan dua cara, water
bombing dan tata kelola lahan gambut. Dari kedua upaya ini tata kelola lahan
gambut dengan sistem kanal lebih efektif dibanding dengan water bombing.
Karena biaya yang di keluarkan untuk pengoperasian pesawat water bombing
mencapai Rp 51.570.069.600 untuk 7 hari. Dengan biaya yang sama jika biaya
tersebut di alihkan untuk mengelola lahan gambut bisa mengurangi potensi
kebakaran hutan saat musim kemarau. Memang biaya untuk mengelola lahan
gambut dengan sistem kanal dalam waktu 1 bulan akan memakan biaya Rp
1.021.020.000 (tergantung dari luas lahan gambutnya) tetapi jika dibandingkan
harga untuk 7 hari pengoperasian water bombing biaya tersebut amat sangat jauh
lebih mahal teknik water bombing. Akan lebih baik dengan cara tata kelola lahan
gambut dengan sistem kanal karena sifatnya jangka panjang. Jika dibandingkan
bila kebakaran hutan telah terjadi biayanya akan lebih dari itu untuk memadamkan
api. Lebih baik mencegah dari pada menanggulangi kebakaran hutan yang telah
terjadi. Kerugian tidak hanya material tetapi kesehatan masyarakat Jambi yang
menjadi ancamannya. Karena dampak dari kebakaran hutan ini bisa menyebabkan
penyakit yang terkait dengan saluran pernafasan.
Maka dari itu tata kelola lahan gambut dengan sistem kanal lebih memiliki
potensi mencegah kebakaran hutan dari akar-akar permasalahannya. Lebih efektif
tata kelola lahan gambut dengan sistem kanal di banding dengan water bombing.
Karena water bombing sifatnya hanya sementara dan biayanya sangat mahal.
Sehingga sebaiknya dari seluruhnya mulai dari masyarakat hingga pemerintah

19

menindak tegas dan melakukan moratorium atau penghentian pemberian izin


konversi hutan untuk pembangunan perkebunan dan HTI kepada pemilik lahan
apabila ada yang merusak hutan kembali.

20

Anda mungkin juga menyukai