Strategi Penyusunan Produk Hukum Daerah Dalam Rangka Pengelolaan CSR, melalui
tahapan strata jenjang produk hukum daerah, sebagaimana tersebut dibawah ini;
a)dalam bentuk PERDA; yang akan dibuat yaitu PERDA tentang Optimalisasi
Pembangunan Daerah, antara lain memuat klausul dalam pasal berbunyi kerjasama
Pemerintah Daerah dengan pihak lain, b)dalam bentuk PERATURAN KEPALA DAERAH,
yang akan dibuat PERKADA tentang kerjasama dan partisipasi antara Pemda dengan
Masyarakat dalam Mendukung Optimalisasi Pembangunan Daerah, c)dalam bentuk
KEPUTUSAN KEPALA DAERAH; yang akan dibuat yaitu KEPKADA Tentang
Pembentukan Forum Pengelola CSR Prov/Kab/Kota.
Sentuhan obyektif program kegiatan CSR yang dilakukan oleh Pihak Perusahaan pada
hakekatnya harus dapat dijadikan variabel positif terhadap perkembangan ekonomi
dan bisnis serta investasi perusahaan itu sendiri.
Cakupan capaian output maupun outcome program CSR harus dapat dirasakan
langsung oleh semua elemen Masyarakat, Pemerintah (Pemda maupun Pemerintah
Pusat), serta elemen/komponen pendukung lainnya dalam komunitas lintas/antar
perusahaan.
Manfaat program CSR bagi Masyarakat, pada umumnya;
a) untuk memperoleh dukungan/bantuan pada sektor Pendidikan, kesehatan,
bantuan dukungan permodalan dalam usaha masyarakat;
b) untuk penghargaan dan menghormati hak-hak Masyarakat;
c) adanya bantuan sosial yang bersifat langsung; dan
d) adanya bantuan pembangunan/peningkatan infrastruktur dan lingkungan
Sementara lain bagi Pihak Pemerintah Daerah (Pemda), manfaat program CSR adalah
adanya partisipasi aktif dari Pihak Perusahaan terhadap akselerasi pembangunan
daerah yang telah menjadi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
maupun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
Keterbatasan Pemda dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam rangka
pembangunan daerah, pada umumnya dikarenakan minimnya realisasi perolehan
Anggaran Pendapatan (khususnya pada akun Pendapatan Asli Daerah/PAD) yang
tercantum dalam APBD pada setiap tahunnya.
Ada 26 urusan wajib bagi Pemda sebagaimana diatur di dalam Pasal 7 ayat (2)
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan dan
Kewenangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, meliputi;
1.
pendidikan;
2.
kesehatan;
3.
lingkungan hidup;
4.
pekerjaan umum;
5.
penataan ruang;
6.
perencanaan pembangunan;
7.
perumahan;
8.
kepemudaan dan olahraga;
9.
penanaman modal;
10. koperasi dan usaha kecil dan menengah;
11. kependudukan dan catatan sipil;
12. ketenagakerjaan;
13. ketahanan pangan;
14. pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;
15. keluarga berencana dan keluarga sejahtera;
16. perhubungan;
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
Mengacu pada 26 urusan wajib Pemda tersebut diatas dan mengingat minimnya
perolehan Anggaran Pendapatan Daerah, maka peranan CSR menjadi sangat penting
dalam rangka akselerasi pembangunan daerah.
Berdasarkan isu maupun informasi yang ada, bahwa sasaran obyek pada
implementasi program kegiatan CSR yang dilakukan oleh Pihak Perusahaan selama
ini, masih adanya kesamaan dalam focus maupun lokus yang dilakukan oleh Pihak
Pemda, bahkan
pelaksanaannya.
dapat
berpotensi
adanya
tumpang
tindih
(over
lapping)
dalam
Agar tidak terjadi over lapping dalam implementasi program CSR, maka perlu adanya
solusi yang tepat dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, yang
pada hakekatnya perlu adanya sinergitas dalam sebuah wadah kebersamaan bagi
seluruh stakeholder terkait, antara lain para Pemangku Kepentingan (Multi
Stakeholder) yaitu Pimpinan Perusahaan, Pemerintah Daerah, TNI, Polri, dan unsur
Akademisi serta Lembaga Swadaya Masyarakat.
Wadah kebersamaan sebagaimana yang diharapkan oleh semua Pihak, adalah sebuah
wadah yang dapat mampu mengelola program CSR secara optimal, partisipatif,
transparan, akuntabel, tepat sasaran, obyektif, profesional, serta proporsional.
FORUM CSR (sebutan alternatif sementara) merupakan nomenklatur (penamaan) yang
cocok bagi wadah kebersamaan dalam rangka pengelolaan program CSR, dan hal ini
merupakan pendapat para pakar (tenaga ahli) di bidang manajemen maupun
pemerintahan dan keuangan daerah,
Menurut pendapat kami, bahwa struktur organisasi Forum CSR yang cocok adalah;
A. Pembina
: 1. Kepala Daerah
2. Wakil Kepala Daerah
3. Ketua DPRD
4. Kapolres
5. Dandim
6. Kepala Kejaksaan Negeri
7. Pemilik Perusahaan
B. Pengarah
C. Pelaksana
a) Unsur Ketua
1. Ketua Umum
2. Wakil Ketua. I (urusan internal)
3. Wakil Ketua. II (urusan eksternal)
b) Unsur Sekretaris
1. Sekretaris Umum
2. Wakil Sekretaris. I (urusan internal)
3. Wakil Sekretaris. II (urusan eksternal)
c)
Unsur Bendahara
1. Bendahara Umum
2. Bendahara. I (Anggaran Pendapatan)
3. Bendahara. II (Anggaran Belanja)
d) Direktur-Direktur
1. Direktur. I (Bidang Perencanaan)
2. Direktur. II (Bidang Hukum dan Kerjasama)
3. Direktur. III (Urusan Sektor A)
4. Direktur. IV (Urusan Sektor B)
5. Direktur. V (Urusan Sektor C)
6. Direktur. VI (Urusan Sektor. D)
7. Direktur. VII (Urusan Sektor Lainnya)
D. Pengawas
E. Kelompok Tenaga Ahli
a) Tenaga Ahli dari Kabupaten/Kota
b) Tenaga Ahli dari Provinsi
c) Tenaga Ahli dari Pusat (Nasional)
R. Barlianto. Nababan