DISUSUN OLEH:
UNIVERSITAS 45 MAKASSAR
FAKULTAS PSIKOLOGI
MAKASSAR
2013
A. PENGERTIAN MOTIVASI
Banyak orang keliru memandang motivasi sebagai suatu ciri
pribadi yaitu, ada orang yang memilikinya dan yang lainnya tidak.
Dalam praktik, beberapa manajer mencap karyawan yang tampaknya
kekurangan motivasi sebagai malas. Cap semacam itu mengandaikan
seorang individu selalu malas atau kurang motivasi. Pengetahuan kami
mengenai motivasi mengatakan kepada kita bahwa pandangan
ini
semata-mata tidak benar. Apa yang kami ketahui adalah bahwa motivasi
merupakan akibat dari interaksi individu dan situasi. Tentu, individuindividu berbeda dalam dorongan motivasi dasar mereka. Jadi dengan
menganalisis konsep motivasi, hendaknya diingat bahwa tingkat motivasi
beraneka baik antarindividu maupun di dalam diri individu pada waktuwaktu yang berlainan.
Kami defenisikan motivasi sebagai satu proses yang menghasilkan
suatu intensitas, arah, dan ketekunan individual dalam usaha untuk
mencapai satu tujuan. Sementara motivasi umum bersangkutan dengan
upaya ke arah setiap tujuan, kami menyempitkan fokus pada tujuan
organisasi agar mencerminkan minat tunggal kita dalam perilaku yang
berkaitan dengan kerja.
berapa
lama
seseorang
dapat
mempertahankan
usahanya.
kesediaan
untuk
mengeluarkan tingkat
misalnya).
Sedikit
dukungan
ditemukan
untuk
ramalan
bahwa
struktur
Teori X dan Y
Douglas McGregor mengemukakan dua pandangan yang jelas
berbeda mengenai manusia: pada dasarnya satu negatif, yang ditandai
sebagai Teori X, dan yang lain positif, yang ditandai dengan Teori Y.
Setelah
memandang
cara
para
manajer
mengenai
kodrat
manusia
bahwa
manajer
cenderung
mencetak
perilakunya
terhadap
akan
menghindari
tanggung
jawab
dan
mencari
orang
dapat
belajar
untuk
menerima,
bahkan
Teori
mengandaikan
bahwa
kebutuhan
order-tinggi
mereka
merasa
senang
mengenai
pekerjaan
mereka
secara
tanggung
jawab,
kemajuan,
dan
pertumbuhan
tampaknya
dikaitkan dengan kepuasan kerja. Dan bila mereka tidak puas, mereka
cenderung mengutip faktor-faktor ekstrinsik, seperti misalnya kebijakan
dan pimpinan perusahaan, hubungan antar-pribadi, dan kondisi kerja.
Jika kita ingin memotivasi orang pada pekerjaannnya, Herzberg
menyarankan untuk menekankan prestasi, pengakuan, kerja itu sendiri,
tanggung jawab, dan pertumbuhan.
dari satu kebutuhan, dan (2) jika kepuasan dari suatu kebutuhan tingkatlebih-tinggi tertahan, hasrat untuk memenuhi kebutuhan tingkat-lebihrendah meningkat.
Hierarki kebutuhan Maslow mengikuti kemajuan yang bertingkattingkat dan kaku. Teori ERG tidak mengandaikan suatu hierarki yang
kaku di mana kebutuhan yang lebih rendah harus lebih dahulu cukup
banyak dipuaskan sebelum orang dapat maju terus.
Maslow berargumen bahwa seorang individu akan tetap pada
suatu tingkat kebutuhan tertentu sampai kebutuhan tersebut dipenuhi.
Teori ERG menyangkalnya dengan mengatakan bahwa bila satu tingkat
kebutuhan dari urutan-lebih-tinggi terhalang, akan terjadi hasrat individu
itu meningkatkan kebutuhan tingkat lebih-rendah.
2. Teori Kebutuhan McCLELLAND
Teori Kebutuhan McCLELLAND dikemukakan oleh David
McCLELLAND dan kawan-kawannya. Teori ini berfokus pada tiga
kebutuhan: prestasi, kekuasaan, dan, afiliasi. Kebutuhan ini ditetapkan
sebagai berikut:
Mereka
bergulat
untuk
prestasi
pribadi
bukannya
untuk
Kebutuhan
akan
kekuasaan
adalah
hasrat
untuk
mempunyai
kebutuhan
akan
kekuasaan
yang
tinggi
menikmati
untuk
intrinsik,
yang
diturunkan
dari
individu-individu
yang
melakukan apa yang mereka sukai, akan dikurangi. Dengan kata lain,
bila ganjaran ekstrinsik diberikan kepada seseorang untuk menjalankan
suatu tugas yang menarik, pengganjaran itu menyebabkan minat intrinsik
terhadap tugas sendiri merosot.
Jika
teori
mempunyai
evaluasi
implikasi
kognitif
utama
itu
sahih,
teori
itu
seharusnya
Telah
ekstrinsik
lain
harus
merupakan
motivator
yang
efektif,
teori
evaluasi
kognitif
akan
berargumen,
ini
hanya
akan
D. TEORI PENETAPAN-TUJUAN
Sedikit yang mempersoalkan bahwa tujuan yang jelas dan sulit
menghantar ke tingkat produktivitas karyawan yang lebih tinggi. Bukti
ini mendorong kita untuk menyimpulkan bahwa teori penetapan-tujuan
memberikan salah satu penjelasan yang lebih ampuh dari variabel
bergantung. Akan tetapi, teori itu tidak menangani kemangkiran, keluar
masuknya karyawan, atau kepuasan kerja.
E. TEORI PENGUATAN
Teori ini mempunyai suatu rekaman yang mengesankan untuk
meramalkan faktor-faktor seperti kualitas dan kuantitas kerja, ketekunan
upaya, kemangkiran, keterlambatan, dan kadar kecelakaan. Teori itu
tidak mengemukakan banyak wawasan tentang kepuasaan karyawan atau
keputusan kerja.
F. TEORI KEADILAN
Teori keadilan menangani keempat variabel bergantung. Tetapi
teori itu paling kuat dalam meramalkan perilaku absensi dan keluarnya
karyawan
serta
lemah
produktivitas karyawan.
dalam
meramalkan
perbedaan-perbedaan
DAFTAR PUSTAKA
Robbins, Stephen P. (2003). Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Indeks.