berada pada kelompok/ koloninya yang berada jauh dari hingar bingar
kehidupan manusia justru sebaliknya, dimana hewan dan manusia dapat
berada (hidup) dalam komunitas bersama, tapi tentunya manusialah yang
memiliki power disini, artinya manusia menjadikan hewan tersebut
sebagai bagian dari sesuatu yang menyertai aktifitas dari sebagian waktu
hidupnya, dan bisa saja berlangsung dalam waktu yang cukup lama,
namun keberadaan hewan berada dalam penguasaan manusia dan
kendali manusia. Ada beberapa mahluk yang dapat dikategorikan masuk
ke dalam bagian dimaksud.
Siapa yang tak kenal dengan mahluk yang satu ini. Ia adalah hewan yang
bebas berkoloni berada dalam komitas hidup manusia, dan tak jarang
orang menganggap keberadaan kucing dalam rumahnya sebagi hewan
yang dipelihara (status sebagai hewan piaraan).
dalam hatiku yang paling dalam, bahwasannya aku adalah salah satu dari
sekian orang yang tidak suka terhadap kucing, namun perlu diingat bahwa
mungkin lebih banyak orang yang justru masuk dalam kelompok penyuka
hewan yang bernama kucing itu. Bagiku kucing adalah hewan yang (maaf)
kotor, menggelikan, dan pokoknya begitulah. Akan tetapi ketidaksukaanku
terhadap kucing bukan berarti lantas aku akan memukul, melempar,
bahkan sampai membunuh kucing. Yang mungkin terjadi adalah, jika
kucing yang sekiranya (selain karakter negatif kucing menurut versiku di
atas) menggangu atau membuat suasana di sekitar tempat tinggalku
menjadi kurang nyaman dengan adanya kucing tersebut, maka biasanya
kucing akan saya masukan ke dalam kantung karung agar mudah
dipegang
(jijik
rasanya
terhadap
bulu-bulu
kucing
jika
harus
disaat-saat
suasana
yang
seharusnya
butuh
yang
tenang.
Suara
munculnya suara-
suara keributan tersebut malah pada saat saya dan sebagian besar dari
penghuni rumah sedang beristrahat (tidur), sehingg keberisikan ini juga
akan sangat mengganggu seisi rumah tentunya, ada ayah, ibu, dan adikadikku. Tak jarang kekagetan terjadi malah di saat sedang tertidur pulas,
seningga membuat tidur terjaga (terbangun). Begitu seterusnya dari hari
kehari, dan akhirnya memasuki waktu dari bulan ke bulan. Hingga pada
akhirnya kuputuskan untuk memindahkan kucing tersebut ke suatu
tempat yang jauh dari rumah dengan harapan suara-suara gaduh kucing
ketika sedang beristrahat
dengan
kata
memindahkan
ketimbang
harus
mengatakan
untuk
aku
hukuman
buang
terhadap
hewan
yang
menggangu
tanda kemunculan batang hidung kucing jika di siang hari, mereka hanya
beraksi pada malam hari saja, dan itupun dilakukannya hanya di loteng
yang dijadikan sebagai sarangnya, sehingga memang tidak pernah aku
melihatnya sama sekali, apalagi untuk menangkap, memasukkannya ke
dalam karung, hingga membuangnya
Hupppshhh.....
Pagi itu sebelum berangkat kuliah, seperti biasanya terlebih dahulu aku
harus mengeluaarkan sepeda motor dari dalam rumah. Dengan agak
sedikit sulit dalam menggesernya keluar berhubung pintu yang sempit
dan dihadapan pintu keluar langsung menghadap pagar rumah, sehingga
cukup menyulitkan. Wooeeewww....tanpa kusadari dsaat-saat sulitnya
mengeluarkan sepeda motor itu ternyata ada sesosok mahluk kecil
berwarna putih kekuningkuningan yang menghadap tegas dan menatap
penuh ke hadapanku. Dia adalah sesosok kucing, wah....dalam hatiku
terbesit sebuah pertanyaan inikah kucing yang selama ini mengganggu
istrahatku dengan suara bersiknya,,,,ternyata kucingnya satu....padahal
jika sedang berisik di loteng serasa jumlahnya begitu banyak....mungkin
kejar-kejaran dengan tikus kali ya.......begitu dalam pikiranku singkat.
Kemudian....kusegerakan untuk menetapkan sepeda motor di suatu
posissi. Entah karena suatu hal atau mungkin ada syaitan apa yang lewat
pada saat bersamaan, lantas muncul niat mendadakku yang semestinya
itu tidak kulakukan....bisa dikatakan niat tidak terpuji atau bahkan niat
adalah.........keberanian
dia
untuk
tetap
berada
ditempatnya semula meskipun mungkin dia telah tahu bahwa bakal ada
bahaya di depan mata yang akan datang padanya (jika benar-benar
akhirnya aku melemparnya)...namun itulah yang terjadi.....si kucing tetap
menatapku...tegas tapi santai...... akupun semakin tertantang untuk
melawan tatapannya namun niatku yang akan melemparnya dengan batu
atau dengan kayu sudah kuurungkan, lalu kemudian.....dibalik tatapanku
itulah
akhirnya
aku
bisa
memandangi
spenuhnya/seluruhnya
atas
tubuhnya
yang
kemungkinan
menghidap
penyakit
kulit,
Aku termenung
atau
bahasanya
tersendiri
dalam
mengungkap
atau
koridor
yang
benar
dan
tidak
ada
unsur
kesalahan
yang mengandung unsur subjektifitas dimana penuh dengan fikiranfikiran suudzon, berburuk sangka, tempramental dan sejenisnya...
Yang jelas.......makna atas kejadian di atas adalah memberikan suatu
pembelajaran yang berarti.... dimana yang dapat saya simpulkan adalah
bahwa mahluk apapun itu jenisnya tak terkecuali memiliki rasa (mungkin
istilah untuk hewan lebih tepat dikatakan insting) kasih dan sayang,,,,rasa
untuk menyayangi....dan tentunya untuk disayangi. Dan hewan juga
punya insting disaat ia ternyata merasa dibenci atau tidak disukai, dan
pada akhirnya insting tersebut mungkin dapat berkata agar ia tahu
diri.... ini terjadi pada kucing yang kuamati. Dan ini nyata terjadi....begitu
keadaannya. Dan yang terkahir adalah...akupun lebih jauh harus tau
bahwa apapun itu.....mahluk yang berbeda sekalipun .... harus
kita sayangi, tidak perlu kita memperlakukannnya dengan sesuka
hati,
apalagi
sampai
membencinya.......hal
itu
berlaku
juga