Disusun Oleh:
Hendri Zand Fransiskus Lahagu
Shift 2
Shift 2
Tgl Praktikum
: 30 April 2015
NIM: 26020113140118
KETERANGAN
Ttd:
NILAI
Pendahuluan
Tinjauan Pustaka
Materi dan Metode
Hasil dan Pembahasan
Penutup
Daftar Pustaka
TOTAL
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar belakang
Penginderaan jauh ialah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi
tentang obyek, daerah, atau gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh
dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, daerah atau
gejala yang dikaji. Teknologi Penginderaan Jauh (Remote Sensing), telah merubah
paradigma visualisasi permukaan bumi kita dari impian menjadi kenyataan, dari
fiksi ilmiah menjadi bukti ilmiah. Lompatan teknologinya telah menghasilkan
manfaat yang sangat berguna bagi banyak bidang yang berkaitan dengan
manajemen pemanfaatan bumi dan permukaannya.
Produk teknologi penginderaan jauh yang sangat luar biasa adalah berupa
citra satelit dengan resolusi spasial yang tinggi, memberikan visual permukaan
bumi sangat detail.
DeteksiPerubahanLahan (Landuse Change Detection) yang dikaji dari data
inderaja merupakan sarana peringatan dini yang tepat bagi pengelolaan
lahanpesisir yang berkelanjutan.Melalui data ini dapat dilihat luas lahanyang
terdegradasi dan kondisi kerusakan lingkungan yang terjadi sebagai dasar untuk
menghitung aset sumber daya yang hilang (Anonim, 2009).
Melihat kondisi ini, data dan informasi yang diperoleh dari penginderaan
jauh memegang peranan yang sangat penting. Melalui analisa data ini secara
kontinyu dapat di monitor perubahan penggunaan lahan yang terjadi. Akan tetapi,
monitoring tidak dapat berbicara banyak tanpa dapat mendeteksi nilai aset yang
hilang karena konversi penggunaan lahan tersebut. Oleh karena itu, deteksi
perubahan lahan ini dapat dijadikan input untuk mengembangkan suatu model
yang dituangkan dalam beberapa skenario kebijakan pengelolaan penggunaan
lahan yang lestari (Anonim, 2008).
Garis pantai divisualisasikan dalam citra dengan melakukan deliniasi
menggunakan metode ekstrapolasi antara kedudukan duduk tengah dengan
permukaan air sesaat yang menandai batas air dan darat yang diperoleh dari
hitungan numerik data pasut.Keterbatasan resolusi yang dimiliki teknologi
penginderaan jauh menggunakan radar menyebabkan metode baru ini hanya dapat
diterapkan untuk daerah pantai yang landai dimana perubahan kedudukan air laut
secara horizontal saat pasang dan surut sangat signifikan.Untuk daerah perairan
yang curam, metode ini menemui kendala karena sulitnya pemodelan matematika
untuk penentuan garis pantai dengan perhitungan data pasut. Output yang
dihasilkan dari penentuan garis pantai dengan teknik penginderaan jauh yaitu peta
citra LPI Skala 1 : 100.000.
I.2. Tujuan
I.2.1. Mahasiswa Mampu Menampilkan Citra Satelit Citra Temporal
I.2.2. Mahasiswa Mampu Mendeteksi Perubahan Garis Pantai
I.2.3. Mahasiswa Mampu Menganalisa Spasial Perubahan Garis Pantai
I.2.4. Mahasiswa Mampu Menganalisa perubahan luas tambak
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Banyuwangi di sepanjang pesisir utara Pulau Jawa, khususnya antara Jakarta dan
Surabaya. Jalur ini sebagian besar pertama kali dibuat oleh Daendels yang
membangun Jalan Raya Pos (De Grote Postweg) dari Anyer ke Panarukan pada
tahun
1808-an.
Tujuan
pembangunan
Jalan
Raya
Pos
adalah
untuk
mempertahankan pulau Jawa dari serbuan Inggris. Pada era perang Napoleon,
Belanda ditaklukkan oleh Perancis dan dalam keadaan perang dengan Inggris )
(Anonim, 2011).
Jalur Pantura melintasi 5 provinsi: Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa
Tengah, dan Jawa Timur. Ujung paling barat terdapat Pelabuhan Merak, yang
menghubungkannya dengan Pelabuhan Bakauheni di Pulau Sumatra, ujung paling
selatan dari Jalan Trans Sumatra. Ujung paling timur terdapat Pelabuhan
Ketapang yang menghubungkannya dengan Pelabuhan Gilimanuk di Pulau Bali.
Jalur Pantura merupakan jalan yang menghubungkan bagian barat Pulau Jawa dan
bagian timurnya ( Anonim, 2011 ).
Jalur Pantura melintasi sejumlah kota-kota besar dan sedang di Jawa,
selain Jakarta, antara lain Cilegon, Tangerang, Bekasi, Cirebon, Tegal,
Pekalongan, Semarang, Demak, Kudus, Pati, Rembang, Tuban, Surabaya,
Pasuruan, Probolinggo, dan Banyuwangi. Selain jalan arteri, terdapat jalan tol di
Pantura, yaitu:
utama transportasi darat, karena setiap hari dilalui 20.000-70.000 kendaraan. Jalur
Pantura menjadi perhatian utama saat menjelang Lebaran, di mana arus mudik
melimpah dari barat ke timur. Arus paling padat tedapat di ruas JakartaCikampek-Cirebon-Tegal-Semarang ) ( Anonim, 2011).
Di Cikampek, terdapat percabangan menuju ke Bandung (dan kota-kota di
Jawa Barat bagian selatan). Di Tegal, terdapat percabangan menuju ke Purwokerto
(dan kota-kota di Jawa Tengah bagian selatan). Di Semarang, terdapat
percabangan menuju ke timur (Surabaya-Banyuwangi) dan menuju ke selatan
(Solo-Madiun) ( Anonim, 2011 ).
Kerusakan lingkungan yang dialami pesisir utara pulau Jawa, makin lama
makin parah. Yang jadi musabab terutama adalah abrasi, pengikisan daratan oleh
air laut. Akibat abrasi, berbagai infrastruktur rusak, lingkungan hancur, ekosistem
berubah. Dan secara sosial dan ekonomi juga menciptakan bencana terhadap
penduduk. Sayung, Tanggul Tlare dan Bulak merupakan contoh nyata tentang
ancaman abrasi laut (Anonim, 2011).
Namun pemerintah masih belum menaruh perhatian yang memadai.
Memang mulai dibangun sejumlah fasilitas pelindung pantai, seperti beton-beton
penjinak gelombang, juga dijalankan program penanaman kembali pohon bakau
atau mangrove di berbagai kawasan pantai ( Anonim, 2011 ).
Tapi berbagai upaya itu terkesan setengah-setengah. Keterbatasan dana
selalu jadi alasan tidak optimalnya penanganan melalui bangunan fisik. Sementara
penanganan secara alami, agar mencapai kerapatan yang cukup untuk menahan
laju abrasi, pohon bakau memerlukan waktu setidaknya 25 tahun ( Anonim,
2011 ).
otomatisasi,
hanya
tingkat
pertamalah
yang
dapat
Waktu
Tempat
3.2. Materi
Adapun materi pada praktikum indraja kali ini sebagai berikut :
1. Menampilkan citra multi temporal
2. Deteksi perubahan garis pantai
3. Analisis perubahan spasial
3.3.
Metode
3.3.1 Menampilkan Citra Satelit Multitemporal
1. Buka software ER MAPPER , lalu buat window baru. Kemudian klik
icon Edit Algorithm
3.
Kemudian pada window ER MAPPER , setelah itu klik icon
(RGB)
5. Kemudian pada default surface klik dua kali untuk mengganti nama
default surface menjadi nama kita 2001.
6. Membuat window baru dengan klik edit pilih new maka akan muncul
window sebagai berikut
7. Pada window Algorthm, klik icon Load Dataset dan kali ini pilih file
Landsat_9April2003.ers. Lalu klik OK.
(RGB) dan
10. Kemudian pada window algorithm ubah band dari citra menjadi band
5 untuk Red Layer, band 4 untuk Green Layer, dan band 2 untuk
Blue Layer. Lalu tajamkan dengan mengklik icon Refresh Image with
99%. Lalu klik lagi icon refresh pada window ER MAPPER .
Red Layer : Band 5
11. Kemudian pada default surface klik dua kali untuk mengganti nama
default surface menjadi 2003
12. Maka akan terdapat dua citra dengan waktu yang berbeda, akan tetapi
menunjukan daerah yang sama, yaitu citra tahun 2001 dan citra tahun
2003.
3.3.2
2. Karena tujuan kita adalah untuk mendeteksi, maka pada citra tersebut,
klik surface pada window algorithm kemudian pilih transparency dan
geser-geser ke kanan untuk melihat perubahan yang terjadi dari tahun
2001-2003. Semakin ke kanan sampai transparency 100% berarti citra
menunjukkan tahun 2003.
Transparency 0%
Transparency 25%
Transparency 50%
Transparency 75%
Transparency 100%
3.3.3
1. Pada window utama, pilih bagian Edit lalu Annotate Vector Layer. Lalu
muncul window New Map Composition klik OK kemudian klik Close
pada window ER MAPPER baru
2. Lalukan pembesaran sedikit lagi dengan zoom box tool, lalu transparency
di geser kekiri 0% sampai kembali ke citra tahun 2001 .
4. Lalu lihat panjangnya dengan mengklik icon edit object extend pada
window tools baru yang tadi.
5. Lalu ganti warna digitasi dengan mengklik ikon pointer yang ada pada
window tools yang baru tadi, kemudian klik dua kali pada garis pantai
yang telah didigitasi sehingga muncul window line style.
6. Lalu ganti warnanya menjadi warna Kuning dan mengganti kolom width
menjadi 3.0
10. Lalu pilih close, maka untuk citra hasil digitasi dari tahun 2001-2003
menjadi:
11. Kemudian
klik
kanan
dataset.
Mengamati
perbedaan
luas perubahan
12. Lalu lakukan digitasi dengan mengklik icon Polygon pada window tools.
13. Lalu lihat hasil luasan perubahan tambaknya dengan mengklik edit object
extend pada window tools.
14. Lalu ganti warna digitasi dengan mengklik ikon pointer yang ada pada
window tools yang baru tadi. Kemudian klik dua kali pada garis pantai
yang telah didigitasi sehingga muncul window line style.
Lalu ganti
warnanya menjadi warna Hijau dan mengganti kolom width menjadi 3.0
16. Kemudian lakukan hal yang sama pada citra dengan transparency 100% ,
lalu lihat luasnya.
17. Dari hasil pengamatan adanya perubahan luas tambak yang terjadi dari
tahun 2001-2003.
Transparency 0%
Transparency 25%
Transparency 50%
Transparency 75%
Transparency 100%
Citra 2003
Transparency 0%
Transparency 25%
Transparency 50%
Transparency 75%
Transparency 100%
4.2. Pembahasan
atau
abrasi,
yang
mengalami
pengendapan
dan
tambak yang semakin meluas ke daerah daratan secara dominan walaupun ada di
beberapa wilayah yang mengalami penyempitan luas tambak. Hal ini dapat
disebabkan karena penambahan luas tambak yang dilakukan secara sengaja oleh
manusia untuk kepentingan materinya. Selain itu bisa juga terjadi karena
mundurnya garis pantai yang menyebabkan tambak yang awalnya dapat berfungsi
secara normal menjadi tergenang oleh air laut, sehingga masyarakat sekitar
membuat tambak baru dengan lahan yang mereka punya.
V. PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Danoedoro, Projo. 1996. Pengolahan Citra Digital Teori dan Aplikasinya Dalam
Bidang Penginderaan Jauh. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Estes J.E dan D.S. Simonett, 1975. Fundamental of Image Interpretatation:
Manual of remote Sensing, vol 1, first edition. R.G. Revees: ed-in-chief,
American Society of Fotogrmetri, Falls Chourch, Virginia.
Lu, D, P. Mausel at all, Change Detection Techniques, International J. Remote
Sensing, Juni 2003, Vol 25, No 12, P.2365 -2407.