Disusun
Oleh:
Kelompok V
Saika Juana
Nauva Izzati
Sindi Hayatun
Farras Amany Husna
Nur Ella Sari
Aulia Rizkhan
Nura Sulfina
Nurul Mawari
1208109010005
1208109010019
1208109010022
1208109010027
1208109010028
1208109010032
1208109010045
1408109010014
Dosen Pembimbing:
Dr.rer.nat Khairan, S.Si., M.Si
1. Pengertian Limbah
Limbah merupakan semua buangan yang dihasilkan oleh aktivitas manusia dan
hewan yang berbentuk padat, lumpur (sludge), cair maupun gas yang dibuang karena
tidak dibutuhkan atau tidak diinginkan lagi. Walaupun dianggap sudah tidak berguna
dan tidak dikehendaki, namun bahan tersebut kadangkadang masih dapat
dimanfaatkan kembali dan dijadikan bahan baku. Pembagian limbah ada 3 jenisl
Berdasarkan sumbernya:
Limbah kegiatan kota (masyarakat)
Limbah industri
Limbah pertambangan
Limbah pertanian.
Berdasarkan fasanya/bentuknya:
Limbah padat
Limbah cair
Limbah padat.
Berdasarkan sifat bahayanya:
Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)
Limbah B3 ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi
yang mengandung baha berbahaya dan beracun (B3) karena sifat toxicity,
flammability, reactivity, dan corrovisity serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik
secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan,
atau membahayakan kesehatan manusia (BAPEDAL,1995).
2. Pengertian Limbah Farmasi
Limbah farmasi adalah limbah yang mencakup produk farmasi yang sudah
kadaluwarsa, tidak digunakan, tumpah, atau terkontaminasi sehingga harus dibuang.
Contoh produk farmasi tersebut, antara lain: 1. Senyawa kimia dan produk botani yang
digunakan dalam pengobatan 2. Sediaan farmasi (tablet, kapsul, sirup, injeksi, salep,
krim, infus, dll) 3. Produk diagnostik in vitro dan in vivo 4. Produk biologi seperti
vaksin dan sera. Kategori ini juga mencakup barang yang akan dibuang setelah
digunakan untuk menangani produk farmasi, misalnya botol atau kotak yang berisi
residu, sarung tangan, masker, selang penghubung dan ampul obat. Jadi limbah medis
dapat dikategorikan sebagai limbah infeksius dan masuk pada klasifikasi limbah bahan
berbahaya dan beracun. Untuk mencegah terjadinya dampak negatif limbah medis
tersebut terhadap masyarakat atau lingkungan, maka perlu dilakukan pengelolaan
secara khusus (BAPEDAL, 1999).
B. Pengelolaan Limbah PT. KONIMEX
1. Limbah Padat
Limbah padat yang dihasilkan oleh PT. Konimex berupa debu yang berasal
dari ruang produksi, lantai, mesin, pemusnahan bahan baku/obat, sisa kemasan berupa
karton, plastik, botol, drum, kaleng, roll alufoil, kertas yang bersal dari kantor.
Gambar 1.1 Limbah yang Dihasilkan dari Tiap Tahapan Produksi Tablet
Pengelolaan limbah padat di PT. Konimex dilakukan dengan 2 cara, yaitu
secara konvensional dan multi stage burner. Limbah padat berupa sisa kemasan, kertas
dan limbah kantor dibakar dengan cara konvensional, yaitu dibakar dalam suatu
tungku api yang terbuat dari bata tahan api dan dilengkapi cerobong asap setinggi 24
meter. Sisa abu hasil pembakaran dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
Sedang sisa botol, kaleng dan lain-lain yang masih dapat berguna dijual ke pihak lain
setelah dipastikan tidak terdapat identitas PT. Konimex untuk menghindari
penyalahgunaan oleh pihak lain.
Limbah padat berupa debu dari ruang produksi dikumpulkan dengan sistem
siklon (cyclone system), di mana udara disedot dan diputar sehingga partikel debu
akan terpisah dan berada pada bagian bawah alat. Debu turun dan ditampung dalam
dust collector sehingga udara yang telah bersih dapat langsung dikeluarkan ke
lingkungan. Pada alat terdapat filter yang menahan debu atau partikel dengan ukuran
penyaring tertentu sehingga udara yang keluar benar-benar terbebas dari partikel
padatan yang dikhawatirkan mengandung obat. Padatan debu yang telah terpisah
dimusnahkan dengan menggunakan multi stagne burner. Pembakaran dengan multi
stage burner dilakukan secara bertingkat agar lebih efektif dan menghasilkan sisa
pembakaran yang tanpa asap (smokeless) yaitu pembakaran pada suhu 300C (tahap
pertama), kemudian asap yang dihasilkan dibakar dengan suhu 900-1000C selama 6
jam sehingga tidak ada asap yang dihasilkan dalam proses tersebut (tahap kedua).
Selanjutnya abu sisa pembakaran B3 disimpan di TPS (maksimal 90 hari) untuk
selanjutnya dikelola oleh pihak ketiga yang memiliki sertifikat untuk mengelola
limbah B3. Kapasitas dari multi stage burner 120 kg limbah padat yang kemudian
menjadi debu 4 kg.
pemeriksaan pH, TSS, kimia, Biologycal Oxygen Demand (BOD) dan Chemical
Oxygen Demand (COD). Lumpur yang mengendap akan dikeringkan dan
dikumpulkan di TPS-B3, selanjutnya dikirim ke PPLI, Cileungsi, Bogor.
-=SEKIAN=-