Anda di halaman 1dari 19

STATUS PSIKIATRI

I. IDENTITAS
Nama
Jenis Kelamin
Umur
Tempat, Tanggal Lahir
Agama
Warga Negara
Status Pernikahan
Pendidikan Terakhir
Pekerjaan
Alamat
Tanggal Masuk RS.MM

: Tn. DMI
: Laki-laki
: 25 tahun
: Bogor, 7 Oktober 1990
: Islam
: Indonesia
: Belum Menikah
: SMA
: Tidak bekerja
: Cisarua, Bogor
: IGD 25 September 2015
Ruang Gatot Kaca 2 Oktober 2015

II. RIWAYAT PSIKIATRI


Autoanamnesis : Pada tanggal 8,9 Oktober 2015 di ruang Gatot Kaca
Alloanamnesis : Ibu pasien, pada tanggal 9 Oktober 2015 (Gatot Kaca),
10 Oktober 2015 di rumah Ibu pasien saat kunjungan
rumah.
A. Keluhan Utama
Menyiram ayahnya dengan air termos 1 hari SMRS
Keluhan Tambahan
Sulit tidur, mudah tersinggung, menghancurkan barang di rumah, nafsu
makan berkurang.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien seorang laki-laki berusia 25 tahun datang diantar oleh ibu,
ayah dan adik pasien ke IGD RSMM pada tanggal 25 september 2015
dengan keluhan menyiram ayahnya dengan air termos satu hari sebelum
masuk rumah sakit, pasien mengatakan bahwa tindakannya tersebut
awalnya dikarenakan kesal terhadap ayahnya dan adiknya yang diyakini
oleh pasien tidak suka terhadap pasien sehingga pasien marah dan
menghardik ayah serta anggota keluarga lainnya, dan pasien sempat
menyiram ayahnya dengan air termos.
Sekitar satu bulan sebelum masuk rumah sakit menurut ibu pasien,
pasien menjadi sering dikamar menyendiri jarang mau makan dan juga
menjadi sulit tidur, pasien juga merasa lemas karena yakin bahwa dirinya

disantet oleh orang lain yang membuat dirinya tidak enak badan, dan
sering pusing, pasien juga dikatakan sering berteriak pergi sana dikamar
pasien karena sempat melihat bayangan hitam dikamarnya, pasien menjadi
mudah tersinggung.
3 minggu sebelum masuk rumah sakit pasien mulai sering
memukul lemari pakaiannya dikamar tanpa sebab, dan jika ditegur pasien
langsung marah-marah, aktivitasnya sehari-hari hanya di kamar dan keluar
kamar hanya jika buang air kecil, pasien menjadi sangat sulit makan, saat
itu menurut pasien dirinya menjadi sering mengatakan bahwa dirinya
mendengar bisikan-bisikan yang mengatakan buat apa solat dan bisikan
tersebut mengganggu pasien sehingga pasien merasa kesal. Bayanganbayangan hitam menjadi sering muncul yang membuat pasien takut,
sesekali pasien juga mengatakan bahwa dia melihat makhluk gaib, pasien
mengatakan bahwa dirinya memiliki ilmu suara macan yang dapat
mengusir makhluk gaib dan sering menggunakannya jika memang ada
sesuatu yang mengganggnya.
Satu minggu sebelum masuk rumah sakit bicara pasien menjadi
ngelantur dan sering mengatakan bahwa dirinya akan pergi kerumah
pamannya yang seorang Pangkostrad, serta pergi ke rumah pamannya yang
menjadi seorang camat di Padang, dan ketika diingatkan oleh keluarga
bahwa tidak ada pamannya yang seorang Pangkostrad dan Camat pasien
terlihat kesal dan matanya melotot, satu hari sebelum masuk rumah sakit,
tiba-tiba pasien menghampiri ayahnya dan menyiramkan air termos ke
muka ayahnya kemudian pasien di pegang serta diikat oleh adiknya.
Akhirnya pasien dibawa ke rumah sakit Dr. Marzoeki Mahdi Bogor.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Psikiatri Sebelumnya
Menurut Ibu pasien, pasien mulai memiliki perilaku pemarah serta
melihat bayangan hitam sejak akhir tahun 2011, saat itu bermula ketika
pasien dikeluarkan pekerjaannya sebagai karyawan di toko eskrim yang
telah dijalaninya selama 3 tahun (2009-2011). Ketika itu pasien menjadi
sering bicara sendiri dan marah-marah tanpa sebab, serta dikatakan pernah

memukul orang lain tanpa alasan, dirinya juga sering melempar-lempar


barang dirumah, menjadi sulit makan dan sempat mengurung diri di rumah
dan pada pertengahan tahun 2012 pasien dibawa ke rumah sakit jiwa Prof.
HB. Saanin padang, dan sempat dirawat selama sekitar 2 bulan, kemudian
pasien pulang dan dikatakan sikapnya menjadi baik kembali dan seperti
biasa, pasien menjalankan aktivitas dan bekerja sebagai pelayan di hotel,
selama tahun 2012 sampai awal 2015 pasien sering kontrol ke unit rawat
jalan jiwa di RSMM Bogor, dan tidak ada keluhan yang berarti saat
menjalani rawat jalan, kemudian sekitar bulan Maret 2015 pasien tidak
mau lagi minum obat karena bosan dan tidak ada keluhan lagi, kemudian
pada akhir bulan Agustus 2015 mulai timbul keluhan yang sama seperti
pada tahun 2011 dan dibawa ke RSMM.

Desember 2011
-

September 2015

Desember 2011
Akhir tahun 2011 pasien mengalami PHK dan mulai timbul gejala
tidak mau makan sulit tidur dan berdiam diri dirumah. Pada awal 2012
pasien menjadi sering marah-marah, sering mengucapkan kata kata
kasar dan pernah terlihat bicara sendiri dan mendengar bisikan-bisikan,
pasien sering memukul lemari dirumahnya, dan pada pertengahan
2012 pasien dibawa ke padang dan dirawat di RSJ Prof HB Saanin.

Rentang 2012-2015

Selama fase ini pasien sudah tidak ada keluhan-keluhan yang


sebelumnya pernah disampaikan oleh keluarga, pasien rutin 1 bulan
sekali kontrol obat ke RSMM dan pasien dikatakan rutin meminum
obatnya, selama rentang waktu ini pasien bekerja dan menjalani
aktifitas sosial dengan baik, tidak ada masalah medis yang berarti
sampai pada akhir bulan Maret pasien menghentikan obatnya dan pada
awal September pasien mulai timbul gejala-gejala serupa seperti
keluhan sebelumnya.
-

Tahun 2015
September 2015 pasien mulai tidak bisa tidur, tidak mau makan dan
menjadi sering marah memukul barang-barang dirumah dan menyiram
ayahnya dengan termos, pasien mengaku mendengar bisikan dan
melihat bayangan hitam lagi, pasien akhirnya dibawa ke RSMM pada
tanggal 25 September 2015.

2.

Riwayat Medis Lainnya


Baik pasien atau keluarganya mengemukakan bahwa pasien tidak pernah
mengalami cedera kepala, tidak ada demam ataupun kejang serta sakit

3.

kepala yang berlebihan.


Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif dan Alkohol
Pasien mengkonsumsi 1 bungkus rokok perhari, pasien mengatakan pernah
minum alkohol tapi tidak rutin dan hanya sesekali. Riwayat penggunaan
zat-zat psikoaktif disangkal.

D. Riwayat Kehidupan Pribadi


1. Riwayat prenatal dan perinatal
Pasien merupakan anak ke tiga dari lima bersaudara, kelahiran pasien
memang direncanakan dan diinginkan oleh ayah dan ibu pasien, ketika
mengandung ibu pasien mengatakan tidak ada penyakit serius yang
menyertainya, dan sering kontrol kehamilan ke bidan dan puskesmas dekat
rumah, selama mengandung ibu pasien tidak merokok atau mengkonsumsi
alkohol, pasien dilahirkan dengan pertolongan bidan, berat badan lahir
normal dan tidak ada masalah medis yanag berarti pasca persalinan.
2. Riwayat masa kanak awal (0-3 tahun)

Ibu pasien memberikan asi ekslusif kepada pasien, tidak ada penyakit yang
berarti yang diderita oleh pasien ketika kecil, pasien mulai bisa berjalan
sekitar usia 1,5 tahun dan tidak ada masalah dalam pemberian makan,
tidak ada gangguan pola tidur yang dialami pasien ketika kecil, tidak ada
gerakan yang impulsif seperti membenturkan kepala atau membanting
tubuhnya jika keinginan tidak terpenuhi, ketika kecil pasien diasuh
langsung oleh ibunya tidak ada perawat khusus yang mengasuh pasien,
ketika kecil pasien tidak bisa dilepas jauh oleh ibunya ketika bermain
dirumah.
3. Riwayat masa kanak pertengahan (3-11 tahun)
Ketika pasien memasuki usia kanak pertengahan ibu dan ayah pasien
menerapkan pola disiplin dalam menjalani kegiatan, pasien mulai
bersekolah TK dan tidak bisa ditinggal oleh ibunya, pasien tidak pernah
mengompol ketika bersekolah, pasien dikatakan dapat bergaul dengan
teman sebayanya dan tidak menunjukan perilaku yang aneh, ketika SD
pasien mulai terlihat memiliki kelompok dalam menjalankan aktifitasnya
seperti pergi bermain bola dan tidak pernah ada laporan mengenai masalah
di sekolah oleh guru. Pasien memiliki prestasi yang cukup baik ketika
bersekolah.
4. Riwayat masa kanak akhir (pubertas) dan remaja
a. Hubungan sosial
Pasien memiliki 3 orang sahabat dekat yang dikatakan sering
mengajak bermain, interaksi dengan keluarga dan masyarakat
sekitar dikatakan baik, dan tidak ada riwayat perkelahian atau
permusuhan dengan masyarakat, pasien sering mengikuti kegiatan
di lingkungan rumah, dan juga kegiatan di sekolah saat SMP.
Pasien memiliki idola ketika SMP yaitu iwan fals.
b. Riwayat pendidikan
Ibu pasien mengatakan bahwa pasien memiliki prestasi yang cukup
baik disekolah, pasien memiliki mata pelajaran favorit yaitu bahasa
inggris dan olahraga, pasien tidak pernah tinggal kelas ketika
bersekolah. Dan tidak pernah ada laporan tentang masalah yang
dilakukan oleh pasien disekolah.
c. Perkembangan kognitif dan motorik
5

Tidak ada disfungsi otak atau gangguan perkembangan yang


spesifik.
d. Problem emosi atau fisik khusus remaja
Tidak di dapatkan problem emosi atau fisik yang khusus saat
remaja pada pasien.
e. Riwayat psikoseksual
Pasien dikatakan oleh ibunya pertama kali memiliki pacar ketika
awal SMP, dan mulai memperhatikan penampilan ketika pada usia
SMP tersebut, tidak diketahui berapa lama hubungan pasien
dengan pacarnya.
f. Latar belakang agama
Keluarga pasien beragama Islam dan pasien pun seorang muslim,
sikap keluarga saat menjalani kehidupan beragama biasa saja,
untuk

menjalankan

mengingatkan

kegiatan

pasien

beribadah

namun

ibu

terkadang

pasien

sering

pasien

tidak

menjalankannya, psaien juga dikatakan pernah ikut sekolah


mengaji di masjidnya, tidak ada kelompok keagamaan khusus yang
diikuti pasien.
5. Riwayat masa dewasa
a. Riwayat pekerjaan
Pasien saat ini tidak bekerja. Namun sebelumnya pada tahun 2008
pasien bekerja di KFC sebagai karyawan dan bertahan selama 1
tahun, pasien keluar karena gajinya dianggap kecil dan tidak
mencukupi kebutuhannya, kemudian pasien bekerja di toko eskrim
Baskin Robin, dan bertahan selama 3 tahun saat itu pasien merasa
betah kerja disana karena gaji cukup dan tempat nyaman dan
dirinya sudah menduduki jabatan penanggung jawab toko, namun
dirinya sering telat kerja sehingga dikeluarkan, kemudian pasien
bekerja di hotel the royals sebagai pelayan salama sekitar 1 tahun
dan keluar karena gajinya tidak memuaskan, kemudian pada tahu
2014 pasien mulai bekerja di pasar sebagai kuli panggul dan kerja
serabutan. Dalam riwayat pekerjaan pasien, pasien sangat

menyukai kerja di toko eskrim baskin robin dan ketika dikeluarkan


pasien cukup sedih karena sduah lama bekerja disana.
b. Aktivitas sosial
Paien awalnya merupakan orang yang sering bergaul dengan
teman-temannya, dan sering mengikuti kegiatan dirumah seperti
kerja bakti ataupun kegiatan pemuda lainnya, pasien tidak
memiliki organisasi khusus di masyarakat, namun sering
berkumpul dengan teman temannya untuk bermain sepak bola.
c. Kehidupan seksual masa dewasa
Pasien belum menikah, namun menurut pasien dirinya memiliki
pacar yang bernama Nn. R, namun ketika tahun 2014 dirinya
memutuskan hubungan dengan pacarnya karena bosan.
E. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak ke tiga dari lima bersaudara dan seluruhnya adalah
laki-laki, ayah pasien memiliki pola asuh yang tegas dan disiplin kepada
anak-anaknya, pasien mengatakan ayahnya seorang yang galak dalam
mendidik.
GENOGRAM

: Laki laki

: Pasien

Perempuan

Satu rumah
7

A : Ayah pasien
B. : Ibu pasien
1.
2.
3.
4.
5.

Anak pertama
Anak Kedua
Pasien
Anak keempat
Anak kelima

F. Riwayat Sosial Ekonomi.


Dalam riwayat sosial ekonomi pasien terakhir bekerja sebagai buruh
serabutan dipasar, dan penghasilan pas-pasan, serta terkadang tidak mencukupi
untuk kebutuhan sehari-hari.
G. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya
1. Impian
Pasien mengatakan ingin sekali pulang dan meneruskan sekolah.
2. Sistem nilai
Pasien kurang mampu mengurus diri sendiri sejak sakit.
3. Dorongan kehendak
Pasien tidak mempunyai dorongan kehendak pada saat ini.
4.

Hal yang menjadi sumber kejengkelan atau frustasi dan yang membuat
bahagia atau senang
Pasien merasa jengkel karena tidak memiliki pekerjaan yang layak.

III. STATUS MENTAL


Dilakukan pada tanggal 9 Oktober 2015 pukul 09:00 WIB di Ruang
Gatot Kaca RS. Dr. Marzoeki Mahdi Bogor.
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan Umum
Pasien seorang Laki-laki berusia 25 tahun, berpenampilan fisik tampak sesuai
dengan usianya. Penampilan cukup rapi, rambut hitam rapih, memakai baju
kaos berwarna merah, celana panjang .
2. Kesadaran
- Neurologis/biologis : compos mentis
- Psikologis
: terganggu
- Sosial
: terganggu
3. Perilaku dan aktivitas motorik

Sebelum wawancara : pasien sedang duduk bersama pasien lain.


Selama wawancara : pasien duduk dengan ekspresi yang tenang, menjawab
pertanyaan dengan baik, sikap kooperatif.
Setelah wawancara : pasien berjalan-jalan ditaman.
4. Pembicaraan
Pasien menjawab pertanyaan yang diajukan dengan volume suara yang cukup,
jawaban spontan.
5. Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif
B. Alam Perasaan
1. Mood : Eutim
2. Afek
: Kestabilan : Stabil
Pengendalian : Baik
Empati : Dapat dirabarasakan
Skala : Luas
Keserasian: Serasi
C. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
- Halusinasi visual (+) : pasien mengatakan bahwa dirinya melihat
-

bayangan hitam besar.


Halusinasi audiorik (+) : Pasien mendengar bisikan yang mengatakan

Untuk apa Sholat.


- Halusinasi taktil (-)
- Halusinasi gustatorik (-)
- Halusinasi olfaktorik (-)
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
D. Fungsi Intelektual
1. Taraf pendidikan, pengetahuan dan kecerdasan
Taraf Pendidikan
: Sesuai taraf pendidikan.
Pengetahuan Umum
:Baik (pasien dapat menyebut nama presiden
Kecerdasan

dan wakil presiden Indonesia saat ditanya)


:Baik (pasien bisa membaca dan menulis,
dan menjawab pertanyaan Seven serial test)

2.

Daya Konsentrasi

:Baik (Pasien dapat

menjawab pertanyaan pemeriksa tanpa


mudah teralihkan perhatiannya)
9

3. Orientasi
Daya Orientasi Waktu

:Baik (pasien dapat mengidentifikasi hari,


tanggal, bulan dan tahun)

Daya Orientasi Tempat

:Baik (pasien mengetahui dimana ia berada

Daya Orientasi Personal

sekarang)
:Baik (pasien mengenali pemeriksa sebagai
Koas).

4. Daya Ingat
Daya Ingat Jangka Panjang

: Baik (pasien dapat menceritakan perjalanan


hidupnya)

5.

Daya Ingat Jangka Pendek

:Baik (pasien ingat hari ini jam berapa

Daya Ingat Sesaat

sarapan, dan lauk makan apa saja)


:Baik (pasien mampu mengulang nama
pemeriksa)
Kemampuan Visuospasial
dapat menggambar gambar

:Baik (pasien
bertumpang

tindih)

Gambar 1. Tulisan dan gambar pasien

6.

Pikiran Abstrak

:Baik

(pasien

dapat mengartikan pribahasa tong kosong


nyaring bunyinya)

10

7.

Kemampuan Menolong Diri :Baik

(pasien

mau makan dan mandi secara teratur)


E. Proses Pikir
1. Arus Pikir
Produktivitas
Kontinuitas Pikiran
Hendaya Berbahasa
2. Isi Pikir
Preokupasi
Waham
Waham kebesaran

: Cukup. Pasien dapat memberi jawaban


sesuai pertanyaan tanpa terputus-putus.
: Koheren.
: Tidak ada.
: Tidak ada.
:
: pasien meyakini dirinya memiliki ilmu
suara macan yang bisa menakuti orang,
dan pasien meyakini bahwa dirinya
memiliki saudara seorang Pangkostrad.

F. Pengendalian Impuls

pasien

tenang

selama

wawancara

(pengendalian impuls cukup baik)


G. Daya Nilai
1. Daya nilai sosial
Baik, pasien mengatakan bahwa mencuri adalah perbuatan berdosa.
2. Uji daya nilai
Baik, pasien mengatakan jika menemukan dompet dipinggir jalan maka
akan dilaporkan ke satpam atau petugas.
H. Tilikan

: Derajat 3

I. Taraf Dapat Dipercaya

: Dapat dipercaya.

IV. STATUS FISIK


Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 9 Oktober 2015 pukul 10:00 WIB di
Ruang Gatot Kaca RSMM Bogor
A. Status Internus
Keadaan umum
Kesadaran
Tekanan darah
Frekuensi napas

: Baik
: Compos mentis
: 110/70 mmHg
: 20x/menit

11

Frekuensi nadi
Suhu
Status gizi
Kulit
Kepala
Rambut
Mata
Telinga
Gigi dan mulut
Leher
Jantung
Paru

: 80x/menit
: 36.8 C
: Kesan gizi baik
: sawo matang
: Tidak ada deformitas, normocephali.
: Hitam, lebat, tidak mudah tercabut.
: Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik,
: Normotia, sekret (-)
: Dalam batas normal
: Pembesaran KGB (-)
: Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop (-)
: Pergerakan dinding dada simetris, suara napas

Abdomen

vesikuler, Ronkhi -/-, wheezing -/: Datar, supel, bising usus normal, tidak ditemukan

Ekstremitas

pembesaran hepar dan lien.


: Akral hangat (+), edema (-)

B. Status Neurologis
GCS
Kaku kuduk
Pupil
Kesan parase nervus kranialis
Motorik

: 15 (E4,V5,M6)
: (-)
: Bulat, isokor
: (-)
: Kekuatan (5), tonus baik, rigiditas (-),
spasme (-), hipotoni (-), eutrofi, tidak ada

Sensorik
Reflex fisiologis
Reflex patologis
Gejala ekstrapiramidal
Stabilitas postur tubuh
Tremor di kedua tangan

gangguan keseimbangan dan koordinasi


:Tidak ada gangguan sensibilitas
: Normal
: (-)
: (-)
: Normal
: (-)

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Pasien seorang pria berusia 25 tahun datang ke IGD RSMM pada tanggal
25 September 2015 , dengan keluhan yang disampaikan oleh ibu pasien yaitu
menyiram wajah ayahnya dengan air termos satu hari sebelum masuk rumah
sakit,
Sekitar satu bulan sebelum masuk rumah sakit menurut ibu pasien, pasien
menjadi sering dikamar menyendiri jarang mau makan dan juga menjadi sulit
tidur, pasien juga merasa lemas. Tiga minggu sebelum masuk rumah sakit

12

pasien mulai sering memukul lemari pakaiannya dikamar tanpa sebab, dan
jika ditegur pasien langsung marah-marah, menurut pasien dirinya menjadi
sering mendengar bisikan-bisikan yang mengatakan buat apa solat dan
bisikan tersebut mengganggu pasien. Pasien mengatakan terkadang melihat
bayangan-bayangan hitam yang membuat pasien takut, sesekali pasien juga
mengatakan bahwa dia melihat makhluk gaib, pasien mengatakan bahwa
dirinya meemiliki ilmu suara macan yang dapat mengusir makhluk gaib dan
sering menggunakannya jika memang ada sesuatu yang mengganggunya.
Satu minggu sebelum masuk rumah sakit bicara pasien menjadi ngelantur
dan sering mengatakan bahwa dirinya akan pergi kerumah pamannya yang
diyakininya merupakan seorang Pangkostrad, serta pergi ke rumah pamannya
yang menjadi seorang camat di Padang, dan ketika diingatkan oleh keluarga
bahwa tidak ada pamannya yang seorang Pangkostrad dan Camat pasien
terlihat kesal dan matanya melotot.
Pada pemeriksaan status mental yang dilakukan tanggal 9 Oktober 2015
didapatkan kesadaran psikologis yang terganggu, dalam penilaian persepsi
terdapat halusinasi visual yaitu pasien melihat bayangan hitam besar, dan
terdapat halusinasi auditorik pasien mendengar bisikan bisikan yang
mengganggu, dalam pemeriksaan proses pikir pada isi pikir didapatkan
waham kebesaran dimana pasien mengatakan dirinya memiliki ilmu suara
macan yang dapat membuat orang takut dan pasien mengatakan bahwa
dirinya memiliki saudara seorang pangkostrad yang sebetulnya menurut
keluarga pernyataan tersebut adalah salah.
VI. FORMULASI DIAGNOSTIK
Aksis I
Berdasarkan anamnesis, riwayat perjalanan penyakit dan pemeriksaan,
pada pasien ini ditemukan adanya pola perilaku, pikiran, dan perasaan yang
secara klinis bermakna dan menimbulkan suatu penderitaan (distress) dan
hendaya (disability) dalam fungsi pekerjaan dan sosial. Dengan demikian

13

berdasarkan PPDGJ III dapat disimpulkan bahwa pasien ini mengalami suatu
gangguan jiwa.(1)
Anamnesis, riwayat penyakit medis, pasien tidak pernah mengalami
trauma kepala atau penyakit lainnya yang secara fisiologis dapat
menimbulkan disfungsi otak sebelum menunjukkan gejala gangguan jiwa.
Oleh karenanya, gangguan mental organik dapat disingkirkan (F00-09). Pada
pasien tidak didapatkan riwayat penggunaan alkohol atau zat psikoaktif
sebelum timbul gejala penyakit yang menyebabkan perubahan fisiologis otak,
sehingga kemungkinan adanya gangguan mental dan perilaku akibat
penggunaan zat psikoaktif dapat disingkirkan (F10-19).
Pada pasien terdapat adanya gangguan dalam penilaian realita karena
adanya psikopatologi gangguan persepsi yaitu halusinasi auditorik dan visual.
Gangguan isi pikir yaitu, waham kebesaran dan saat anamnesis sebelum
masuk RS pasien memiliki waham curiga. Gejala tersebut dialami pasien
selama kurang lebih dari 1 bulan terakhir dan pernah mengalami gangguan
serupa sekitar tahun 2011 dan berlangsung sekitar 2 bulan, sehingga dapat
digolongkan kedalam gangguan psikotik kelompok skizofrenia (F20). Dalam
kurun waktu tersebut pasien telah mengalami sekitar 2 kali episode yang tidak
ada akhir yang jelas di masa lalu dengan gejala-gejala yang kurang lebih
hampir sama. Maka dari itu, berdasarkan PPDGJ III ditegakkan diagnosis
untuk aksis I adalah Skizofrenia Paranoid (F20.0).(1-2)
Aksis II
Untuk saat ini, diagnosis aksis II pada pasien belum dapat ditentukan.
Aksis III
Belum ada diagnosis untuk aksis III karena tidak ditemukan kelainan
organik yang berhubungan dengan kondisi medis umum pasien.
Aksis IV
Pada aksis IV ditemukan adanya masalah yang berkaitan dengan
hubungan antara keluarga (ayah pasien).
Aksis V

14

Penilaian kemampuan penyesuaian menggunakan skala Global


Assessment Of Functioning (GAF) menurut PPDGJ III, didapatkan GAF
tertinggi dalam satu tahun terakhir (HLPY) didapatkan nilai 80 , Untuk saat
ini nilai GAF 70
VII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I
Aksis II
Aksis III
Aksis IV
Aksis V

:
:
:
:
:

Gangguan Skizofrenia Paranoid (F20.0) (PPDGJ III)


Tidak ditemukan diagnosis
Tidak ditemukan diagnosis
Masalah dengan keluarga (ayah pasien)
GAF HPYL : 80
GAF saat masuk : 50
GAF saat ini : 70

VIII. DAFTAR PROBLEM


Organobiologi : Faktor genetik gangguan jiwa pada keluarga pasien
Psikologis
Sosiobudaya

disangkal.
: Terdapat halusinasi dan waham.
: Hendaya dalam fungsi sosial.

IX. DIAGNOSIS BANDING


1. Skizofrenia Hebefrenik
2. Skizofrenia tak terinci
X. PROGNOSIS
Ad vitam
: ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad sanasionam : dubia ad bonam
A. Faktor yang memperingan :
- Tidak terdapat faktor genetik
- Keluarga mendukung pengobatan dengan baik
B. Faktor yang memperberat :
- Pasien terkadang tidak mau berobat
X. PENATALAKSANAAN

Psikofarmaka :
Haloperidol 3 x 5 mg
Trihexyphenidyl 3 x 2 mg
Psikoterapi
:

15

Psikoterapi suportif dengan memberikan kesempatan kepada


pasien untuk menceritakan masalahnya dan meyakinkan pasien
bahwa ia sanggup menghadapi masa-masa sulit dan masalah yang
ada.
Memotivasi pasien untuk rajin minum obat secara teratur dan

memberikan dukungan kepada pasien bahwa gejala yang dialami


akan menghilang dan dapat kembali pulang ke rumah apabila
menurut dokter yang merawat keadaannya sudah membaik.
Memberikan edukasi pada pasien bahwa obat yang diminum tidak

menimbulkan ketergantungan, justru sebagai pengontrol agar


gejala yang dialami pasien dapat terkontrol dan pasien dapat
menjalani kegiatan sehari-hari seperti sebelum sakit.
Memberikan dukungan kepada pasien bahwa ia dapat kembali

melakukan aktivitas seperti sebelum sakit kalau gejala yang


dirasakan pasien dapat terkontrol.
Memberikan pengetahuan tentang

kehidupan

beragama,

berkeluarga, dan sosial yang baik.

Sosioterapi :
- Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang keadaan pasien agar
mengerti keadaan pasien dan selalu memberi dukungan kepada
pasien.
- Mengingatkan keluarga pasien untuk rajin kontrol ke poliklinik
psikiatri dan mengambil obat secara teratur setelah selesai rawat
inap dalam program rawat jalan.
- Mengajarkan keterampilan yang sesuai dengan kemampuan dan
pendidikannya.
- Memberikan informasi pentingnya activity daily living dalam
kehidupannya sehari-hari dan meyakinkan pasien agar mau
melaksanakan kegiatan tersebut.

XII. DISKUSI
Skizofrenia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu
gangguan psikiatrik mayor yang ditandai dengan adanya perubahan pada persepsi,
16

pikiran, afek, dan perilaku seseorang. Kesadaran yang jernih dan kemampuan
intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun defisit kognitif tertentu dapat
berkembang kemudian.(3)
Kriteria diagnosis Skizofrenia menurut PPDGJ III
1. Memenuhi kriteria umu diagnosis skizofrenia.
2. Diagnosis henefrenia untuk pertama kalinya hanya ditegakkan pada
usia remaja atau dewasa muda (onset biasanya mulai 15 25 tahun)
3. Kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas: pemalu dan senang
menyendiri

(solitary),

namun

tidak

harus

demikian

untuk

menentukan diagnosis.
4. Untuk diagnosis henefrenik yang meyakinkan umumnya diperlukan
pengamatan kontinu selama 2 atau 3 bulan lamanya, untuk
memastikan bahwa gambaran yang khas berikut ini memang benar
bertahan :
a) Perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tidak dapat
diramalkan, serta mannerisme; ada kecenderungan untuk selalu
menyendiri (solitary), dan perilaku menunjukkan hampa tujuan
atau hampa perasaan;
b) Afek pasien dangkal (shallow) dan tidak wajar (inappropiate),
sering disertai oleh cekikikan (giggling) atau perasaan puas diri
(self satisfied), senyum sendiri (self absorbed smilling) atau oleh
sikap, tinggi hati (lofty manner), tertawa menyeringai ( grimaces),
mannerisme, mengibuli secara bersenda gurau (pranks), keluahan
hipokondriakal, dan ungkapan kata yang diulang ulang
(reiterated phrase).
c) Proses pikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak
menentu (rambling ) serta inkoheren.
5. Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan proses
pikir umumnya menonjol halusinasi atau waham mungkin ada tetapi
biasanya tidak menonjol (fleeting and fragmentary delusions and
hallucinations). Dorongan kehendak (drive) dan yang bertujuan
(determination) hilang serta sasaran ditinggalkan, sehingga perilaku
penderita memperlihatkan ciri khas, yaitu perilaku tanpa tujuan

17

(aimless)dan tanpa maksud ( empty of puspose) adanya suatu


preokupasi yang dangkal dan bersifat dibuat buat terhadap agama,
filsafat dan tema abstrak lainnya, makin mempersukar orang
memahamijalan pikiran pasien.
Skizofrenia diklasifikasikan menjadi 5 yaitu katatonik, hebefrenik,
residual, paranoid, dan yang tak terdefinisi. Skizofrenia paranoid sendiri
merupakan salah satu sub tipe dari Skizofrenia.
Untuk pengobatan psikofarmaka, pengobatan yang dipilih pada pasien
ini adalah pemberian Haloperidol dan Trihexylfenidyl. Kedua obat tersebut
termasuk kedalam obat antipsikotik golongan atipikal. Mekanisme kerja
obat golongan atipikal adalah dengan memblokade dopamine pada reseptor
pasca sinaptik neuron di otak, khusunya di sistem limbik dan sistem
ekstrapiramidal sehingga efektif untuk gejala positif. Obat ini juga efektif
untuk gejala negatif dengan berafinitas juga terhadap reseptor serotonin
(5HT2). Efek sampingnya dapat berupa sedasi, gangguan otonomik
(hipotensi, mulut kering), gangguan ekstrapiramidal (Parkinson-like
Syndrome yaitu tremor dan rigiditas). Namun, efek samping antipsikotik
atipikal lebih minimal dari antipsikotik tipikal.(2)

18

DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim, Rusdi. (2013). Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III dan DSM V),
Cetakan kedua. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya.
2. Maslim, Rusdi. (2007). Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik,
edisi ketiga. : Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya
3. Sadock BJ, Sadock VA. (2013). Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis
Edisi 2. Jakarta: EGC,
4. Agus, Dharmady. Psikopatologi. (2003). Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran
Jiwa dan Perilaku Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atma
Jaya

19

Anda mungkin juga menyukai