Rumah Susun

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

Rumah susun

Pasangan Budi dan Nina, dengan anak lelaki mereka yang berusia
sepuluh tahun baru saja pindah ke sebuah rumah susun.
Di akhir Minggu, jika mereka ingin bercinta, mereka meminta
anaknya untuk berdiri di jendela dan mengamati apapun yang
terjangkau oleh pandangan matanya.
Mereka pikir untuk anak seumur dia, akan cukup membuatnya sibuk
selama sekitar satu jam atau lebih.
Anak lelaki tersebut kemudian mulai melaporkan apa yang dia lihat.
"Ada sebuah mobil sedang keluar dari lapangan parkir."
Kemudian, "Ada ambulan lewat." Beberapa saat terdiam,
lalu dia berkata lagi. "Sepertinya Pak dan Bu Toni sedang bermain cinta."
Terperanjat, Budi dan Nina bangun dari tempat tidur dan bertanya kepada anak mer
eka. "Darimana kamu tahu?"
"Itu anak mereka sedang berdiri di depan jendela."
[ing]
---------------------------------------------------Seorang lelaki berwajah tolol memasuki sebuah caf.
Dilihatnya seorang perempuan yang sangat cantik duduk sendirian.
Lelaki tersebut mendekatinya dan menyapanya, "Halo, aku traktir ya. Mau kan?"
"Boleh aja," jawab si perempuan, "Tapi jangan mengharapkan apa-apa ya,"
lanjutnya.
"Lho kenapa?" tanya si lelaki.
"Karena aku lesbian," jawabnya.
"Apa? Kamu orang Libanon?"
"Kamu tidak tahu lesbian itu apa?"
Si lelaki menggeleng.
"Begini," si perempuan berusaha menerangkan. "Kamu lihat perempuan manis si
seberang sana? Aku akan berkencan dengannya, menciuminya dan bercinta
dengannya sepanjang malam."
Si lelaki berwajah tolol tersebut tiba-tiba menundukkan kepala dan
terisak-isak.
"Kamu kenapa?" tanya si lesbian.
Si lelaki mengangkat kepalanya dan berkata, "Ya Tuhan,
ampuni aku. Kayaknya aku lesbian juga." [ing]
----------------------------------------------------->> > > > > > Ita dan Dedi telah menikah selama 20 tahun. Suatu
>> > > > > > hari
>> > > > > > ketika Ita pulang dari menjenguk ibunya, didapatinya
>> > > > > > Dedi sedang berhubungan intim dengan perempuan muda
>> > > > > > di
>> > > > > > kamarnya. Dengan marah, Ita membanting pintu dan
>> > > > > > bermaksud pergi meninggalkan rumah.
>> > > > > > Dedi mengejarnya sambil berkata, "Dengar dulu dong
>> > > > > > penjelasanku. Paling tidak sebelum kamu pergi, kamu
>> > > > > > tahu asal mula kejadian ini." Agak penasaran, Ita
>> > > > > > menghentikan langkahnya.
>> > > > > > "Tadi waktu pulang kantor, aku melihat perempuan
>> > > > > > muda
>> > > > > > ini di jalan, dengan pakaian compang-camping dan
>> > > > > > basah
>> > > > > > akibat kehujanan. Merasa kasihan, aku bawa dia ke
>> > > > > > rumah. Dia lapar, jadi aku beri makanan yang kamu
>> > > > > > simpan di kulkas, dan kamu sudah lupa. Lalu kuberi
>> > > > > > pakaianmu yang sudah lama tidak kamu pakai karena
>> > > > > > kekecilan. Lalu aku lihat dia tidak pakai alas kaki,
>> > > > > > jadi aku beri sandalmu yang tidak kaupakai lagi
>> > > > > > karena

>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>

>
>
>
>
>
>
>
>
>

>
>
>
>
>
>
>
>
>

>
>
>
>
>
>
>
>
>

>
>
>
>
>
>
>
>
>

>
>
>
>
>
>
>
>
>

sudah ketinggalan jaman. Terus aku beri dia sweater


yang dulu kubelikan untuk ulang tahunmu, tapi nggak
pernah kamu pakai karena warnanya tidak cocok," kata
suaminya.
Dia menambahkan, "Sebenarnya perempuan tersebut
sudah
mau pergi ketika dia bertanya, 'Masih ada nggak,
barang yang tidak pernah lagi dipakai oleh istri
Bapak?' [ing]

Anda mungkin juga menyukai