Anda di halaman 1dari 9

Kondiloma Akuminatum

Definisi
Kondiloma akuminatum adalah vegetasi oleh virus Human Papilloma tipe
tertentu, bertangkai, dan permukaannya berjonjot. Sinonimnya adalah kutil kelamin,
Penile warts, Venereal warts.

Epidemiologi
Penyakit ini termasuk Penyakit akibat Hubungan Seksual. Frekuensinya pada pria
dan wanita sama. Tersebar kosmopolit dan transmisi melalui kontak langsung.
Kondiloma akuminata dapat mengenai area yang tertutup oleh karet kondom sekalipun.
Dapat pula menyerang individu yang tidak melakukan hubungan seksual.

Etiologi
Virus penyebabnya adalah Human Papilloma Virus (HPV), yang adalah virus
DNA yang tergolong dalam keluarga virus Papova. Sampai saat ini telah dikenal sekitar
60 tipe HPV, namun tidak seluruhnya dapat menyebabkan kondiloma akuminatum. Tipe
yang pernah ditemui pada kondiloma akuminatum adalah tipe 6, 11, 16, 18, 30, 31, 33,
35, 39, 41, 42, 44, 51, 52, 56.
Beberapa tipe HPV tertentu mempunyai potensi onkogenik yang tinggi, yaitu tipe
16 dan 18. Tipe ini merupakan jenis virus yang paling sering dijumpai pada kanker
serviks. Sedangkan tipe 6 dan 11 lebih sering dijumpai pada kondiloma akuminatum dan
neoplasia interepitelial serviks derajad ringan. Diagnosa pastinya adalah dengan biopsi,
terutama bila lesi tidak dapat diobati dengan terapi standar, lesi memburuk selama terapi,
pada pasien dengan gangguan imunitas, atau bila kutil menjadi hiperpigmentasi,
mengeras, terfiksasi dan ulseratif.

Gejala Klinis
Penyakit ini terutama terdapat di daerah lipatan yang lembab, misalnya daerah
genitalia eksterna. Dapat pula mengenai mukosa. Masa inkubasinya bervariasi pada
setiap individu, mulai dari beberapa minggu sampai beberapa tahun. Pada pria tempat
predileksinya di perineum dan sekitar anus, intra anal (rectum), sulkus koronarius, glans
penis, muara urethra eksterna, korpus dan pangkal penis. Pada wanita di daerah vulva dan
sekitarnya, introitus vagina, kadang-kadang pada portio uteri, serviks. Dapat juga muncul
di konjungtiva, mulut, laring dan nasal. Pada wanita yang banyak mengeluarkan fluor
albus, wanita yang hamil, atau menstruasi, pertumbuhan penyakit ini akan lebih cepat.
Kelainan kulit berupa vegetasi yang bertangkai dan bewarna kemerahan (seperti
daging) kalau masih baru, jika telah lama agak kehitaman. Permukaannya berjonjot
(papillomatosa), kasar, dapat tunggal atau berkelompok dan dapat membesar dengan
cepat( nampak seperti kembang kol) bila tidak diobati. Apabila menyerang vagina dan
serviks dapat berbentuk datar dan sulit dilihat tanpa prosedur khusus. Pada vegetasi yang
besar di portio atau serviks, dapat dilakukan tes sondase. Jika timbul infeksi sekunder
warna kemerahan akan berubah menjadi keabu-abuan dan berbau tidak enak. Sebagian
besar pasien mempunyai <10 kutil kelamin dengan total area kutil 0.5--1.0 cm2.
Tergantung dari ukuran dan lokasinya, kutil kelamin ini dapat menimbulkan nyeri,
mudah pecah, dan gatal, meskipun sebagian besar umumnya asimtomatis.
Vegetasi yang besar disebut sebagai giant condyloma (Buschke) yang pernah
dilaporkan menimbulkan degenerasi maligna, sehingga harus dilakukan biopsi.

Diagnosa Banding
1. Veruka Vulgaris : vegetasi yang tidak bertangkai, kering dan bewarna abu-abu
atau sama dengan kulit.
2. Kondiloma Latum : Sifilis stadium II, klinis berupa plakat yang erosif,
ditemukan banyak Spirochaeta pallidum.
3. Karsinoma sel skuamosa : vegetasi yang seperti kembang kol, mudah berdarah
dan berbau.

Pengobatan
Prinsip utamanya adalah menghilangkan kutil yang simtomatis.
1. Kemoterapi
a. Podofilin
Yang digunakan ialah tingtur podofilin 25%. Cara pemakaiannya ialah
kulit disekitarnya dilindungi dengan vaselin atau pasta agar tidak terjadi iritasi,
dan setelah 4-6 jam dicuci. Jika belum ada penyembuhan dapat diulangi setelah 3
hari. Setiap kali pemberian jangan melebihi 0.3 cc karena akan diserap dan
bersifat toksik. Gejala toksisitas adalah mual, muntah, nyeri abdomen, gangguan
alat nafas dan keringat disertai kulit yang dingin. Dapat pula terjadi supresi
sumsum tulang yang disertai trombositopenia dan leucopenia. Pada wanita hamil
sebaiknya jangan diberikan karena dapat terjadi kematian fetus.
Cara pengobatan dengan podofilin ini sering dipakai. Hasilnya baik pada
lesi yang baru, tetapi kurang memuaskan pada lesi yang lama atau yang berbentuk
pipih.
b. Asam Trikloroasetat (TCA) 50% atau Bichloroasetic acid (BCA) 80-90%
Dioleskan setiap 1 minggu. Oleskan pada kutil dan biarkan mongering
sampai muncul area putih yang membeku. Bila jumlah penggunaan larutan ini
banyak, permukaan kulit harus ditutupi dengan talk atau sabun cair sebagai
persiapan untuk memudahkan pencuciannya. Pemberiannya harus hati-hati karena
dapat menimbulkan ulkus yang dalam. TCA dan BCA adalah preparat kaustik
yang bekerja dengan cara mengkoagulasi protein secara kimiawi. Penggunaannya
harus hati-hati karena dapat merusak jaringan sekitarnya. Dapat diberikan pada
wanita hamil.
c. 5-fluorourasil
Konsentrasinya antara 1-5% dalam krim, dipakai terutama pada lesi di
meatus urethra. Pemberiannya setiap hari sampai lesi hilang. Sebaiknya penderita
tidak miksi selama 2 jam setelah pengobatan.
2. Bedah listrik (elektrokauterisasi)
3. Bedah beku (N2, N2O cair).

Ulangi terapi setiap 1-2 minggu. Nyeri pasca terapi yang diikuti dengan
nekrosis dan kadang melenting adalah hal yang umum terjadi. Dapat digunakan
anestesi lokal bila kutil terdapat di banyak area atau bila kutil berukuran besar.
4. Bedah Scalpel
5. Laser Karbondioksida
Umumnya digunakan pada ktil yang intraurethtral atau pada pasien yang
tidak berespon pada pengobatan lainnya. Luka lebih cepat sembuh dan
meninggalkan sedikit jaringan parut, bila dibandingkan elektrokauterisasi.
6. Interferon
Dapat diberikan dalam bentuk suntikan (i.m. atau intralesi) dan topikal
(krim). Interferon alfa diberikan dengan dosis 4-6 mU i.m. 3 kali seminggu
selama 6 minggu atau dengan dosis 1-5 mU selama 6 minggu.
Interferon beta diberikan dengan dosis 2 x 106 unit i.m. selama 10 hari
berturut-turut.
7. Imunoterapi
Pada penderita dengan lesi yang luas dan resisten terhadap pengobatan
dapat diberikan pengobatan bersama dengan imunostimulator.
8. Podofilox 0,5% (larutan atau gel)
Dioleskan dengan cotton bud (bentuk larutan), atau dengan tangan (bentuk
gel) 2 kali sehari selama 3 hari, dapat diulangi 4 hari kemudian. Siklus
pengobatan ini dapat iulang sampai 4 kali. Total area yang diobati tidak boleh
melebihi 10 Cm dan total volume podofilox tidak boleh melebihi 0,5 mL/ hari.
Sebaiknya tidak digunakan pada wanita hamil karena keamanannya belum dapat
dipastikan.
9. Imiquimod 5% (cream)
Dioleskan 1 kali sehari sebelum tidur, 3 kali seminggu, selama 16 minggu.
Area yang diobati harus dicuci dengan sabun dan air setelah diobati selama 6-10
jam. Efek sampingnya adalah reaksi inflamasi lokal. Sebaiknya tidak digunakan
pada wanita hamil karena keamanannya belum dapat dipastikan.

Umumnya, kutil yang berlokasi di permukaan yang lembab lebih berespon baik
terhadap terapi daripada kutil di permukaan yang kering. Dapat terjadi hiperpigmentasi
atau hipopimentasi, jaringan parut yang hipertrofi pasca terapi (khususnya terapi yang
ablatif). Dapat pula terjadi sindroma nyeri yang kronis (seperti vulvodynia, atau
hiperestesi pada daerah terapi).
Penurunan angka penularan pasca terapi belum dapat dipastikan, karena belum
ada pemeriksaan laboratorium yang telah dijadikan sebagai acuan dan hasil uji klinis
yang bervariasi mengenai HPV yang persisten pasca terapi. Tidak ada bukti yang jelas
mengenai terapi mana yang terbaik atau terapi tunggal yang paling ideal bagi semua
pasien atau semua kutil. Biasanya terjadi rekurensi pada 3 bulan pertama pasca
pengobatan.

Prognosis
Walaupun sering mengalami residif, prognosisnya baik. Faktor predisposisinya
harus dicari, misalnya hygiene, adanya fluor albus, atau kelembaban pada pria akibat
tidak disirkumsisi. Penyakit ini adalah predisposisi terjadinya kanker serviks dan vulva.

Anjuran
- Jangan berganti-ganti partner seksual.
- Apabila terkena, maka partner seksual juga harus diperiksa
- Pada wanita yang tidak terinfeksi dianjurkan melakukan pemeriksaan Pap Smear setiap
6 bulan. Sedangkan pada wanita pasca terapi dianjurkan setiap3 bulan.
- Colposcopy (pembesaran) atau biopsi apabila kutil tidak terlihat dengan mata telanjang.
- Sebaiknya tidak dilakukan seksio sesarea untuk mencegah penularan ke bayi, kecuali
apabila kutil menutupi jalan lahir atau ada kemungkinan menimbulkan perdarahan
pada persalinan normal.
- Hindari merokok
- Perbaiki status gizi
- Hindari stress dan infeksi virus lainnya (influenza, HIV, Herpes)
- Cek VDRL dan TPHA
- Cek HIV apabila pertumbuhan kutil sangat cepat.
5

Kondiloma akuminata pada intoitus vagina.

Kondiloma akuminata pada anus (telah diangkat).

Daftar Pustaka
1. Djuanda A. Kondiloma Akuminatum. Editor Djuanda A, Hamzah M, Aish S, dalam
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi ketiga, cetakan pertama, Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta, 1999. 110-111.
2. http//.www.skinatlas.com
3. http//.www.skinexpert.com

Anda mungkin juga menyukai