Anda di halaman 1dari 50

Laporan Kasus

Sindroma Nefrotik
Pembimbing :
Dr.Tety Suratika,Sp.PD
Oleh :
Mahdy Farras (2009730141)
Rumah Sakit Umum Daerah Cianjur
Universitas Muhammadiyah Jakarta
2015

Identitas
Nama:

Tn. Y
Umur : 21 thn
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Desa Cibitung RT 01/05 Sukamaju,
Cibeber
Agama
: Islam
No. RM : 6*99**
Tanggal masuk
: 03 Agustus 2015

Keluhan Utama
Bengkak

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Empat bulan yang lalu pasien demam 1 minggu,


demam hilang timbul terutama malam hari,
demam tidak terlalu tinggi disertai pilek dan batuk
berdahak berwarna putih, darah (-), nyeri telan,
sakit kepala. Keringat malam (-), BB menurun (-),
badan pegal-pegal (+). Mual (+), nyeri perut(-),
mencret (-). Setelah demam 1 minggu tiba tiba
muncul bengkak .

Lanjutan
Pada

awalnya bengkak timbul di kelopak mata

kemudian bengkak menjalar ke seluruh muka, kedua


tungkai, dan perut, bengkak tidak disertai nyeri.
Keluhan disertai sesak napas sejak bengkak pada
seluruh tubuh, sesak dipengaruhi oleh aktivitas,
berkurang jika istirahat tidak disertai bunyi mengi,
tidak ada nyeri dada, BAB lancar dan BAK berwarna
kuning jernih dan sedikit sekitar 1 gelas perhari.

Pasien

dibawa

kerumah

sakit

dan

mendapat perawatan selama 1 minggu di


RSUD

cianjur

dinyatakan

menderita

penyakit bocor ginjal. Setelah perawatan


pasien tidak rutin control ke poli penyakit
dalam.

Satu bulan sebelum masuk rumah sakit


pasien mengeluh bengkak pada seluruh
tubuh. Awalnya bengkak pada mata kemudian
kaki, perut dan menjalar seluruh tubuh, saat
bengkak menjalar keseluruh tubuh pasien
tidak bisa beraktifitas. Keluhan disertai sesak
napas yang terus menerus dan tidak disertai
bunyi mengi saat bernapas, keluhan disertai
badan terasa lemas.

batuk

kering, demam tidak terlalu tinggi dan

hilang timbul sejak satu minggu. BAB tidak


ada keluhan dan BAK sedikit kira-kira 1 gelas
perhari berwarna kuning jernih.berat badan
pasien sebelumnya 45Kg saat ini BB pasien
60Kg dan gatal pada seluruh tubuh. keluhan
tidak disertai muntah, sakit kepala, keringat
malam, nyeri dada.

Riwayat Penyakit
Sebelumnya:
Riwayat

hipertensi (-)
Riwayat DM (-)

Alergi Obat (-)


Penyakit kuning (-)
Alergi Obat (-)

Riwayat Psikososial
Riwayat

Minum Alkohol (-)


Riwayat Merokok (-)
Riwayat Minum obat anti nyeri (-)

Riwayat keluarga
Riwayat

keluarga yang menderita penyakit

dengan keluhan yang sama (-)

STATUS GENERALIS
Keadaan

Umum : Tampak Tenang


Kesadaran
: Compos Mentis
Tanda vital :
Tekanan Darah
: 130/90 mmHg
Nadi
: 76 x/menit reguler, kuat
angkat
Pernapasan : 24 x/menit
Suhu
: 36.7oC

PEMERIKSAAN FISIS
Kepala
Bentuk

kepala : normocephal

Simetris

muka

: simetris kiri = kanan

Deformitas

: (-)

Rambut

: Hitam lurus, alopesia (-)

Mata
Eksoptalmus/Enoptalmus

: (-)
Gerakan
: ke segala arah
Tekanan bola mata : dalam batas normal
Kelopak Mata : edema palpebra (+)
Konjungtiva: anemis (-)
Sklera
: ikterus (-)
Kornea : jernih
Pupil : bulat, isokor 2,5mm/2,5m Reflex
cahaya +/+

Telinga
Bentuk

: Normotia

Pendengaran

: dalam batas normal

Hidung
Deviasi

septum

Pernapasan

: (-)

cuping hidung

Perdarahan

: (-)

Sekret

: (-)

: (-)

Mulut
Bibir

: pucat (-), kering (-)

Lidah

: kotor (-),tremor (-),

hiperemis (-)
Tonsil

: T1 T1, hiperemis (-)

Faring

: hiperemis (-),

Gigi
Gusi

geligi

: caries (-)
: perdarahan gusi (-)

Leher
Kelenjar

getah bening : tidak ada pembesaran

Tiroid
Kaku

kuduk

: tidak ada pembesaran


: (-)

Pulmonal
Inspeksi

Bentuk

: normochest, simetris kiri = kanan

Retraksi

: (-)

Buah dada

Sela iga

Palpasi

: simetris kiri = kanan


: dalam batas normal
:

Nyeri tekan

: (-/-)

Massa tumor

: (-/-)

Vokal Fremitus

: Vocal Fremitus Menurun Pada


Costa VII

Perkusi :

Paru kanan kiri

Batas paru-hepar

: Sonor
: ICS VI-VII

Auskultasi:

Bunyi pernapasan

:VBS menurun pada bagian basal

kedua paru

Bunyi tambahan : Rh

Jantung
Inspeksi

: ictus cordis tidak tampak

Palpasi : ictus cordis tidak teraba


Perkusi :dalam batas normal

batas atas jantung

batas kanan jantung : ICS III-IV linea parasternalis dextra

batas kiri jantung : ICS V linea midclavicularis sinistra

Auskultasi : bunyi jantung I/II murni regular,


mur (-)

: ICS II sinistra

Gallop (-), mur-

Perut

Inspeksi : cembung, ikut gerak napas

Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal

Palpasi

: NT (-)

Hepar : tidak teraba

Lien

Ginjal : tidak teraba

: tidak teraba

Perkusi : Asites, Shifting dullness (+)

Alat kelamin

: Skrotum edema (+)

Ekstremitas
Edema

: +/+
+/+

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium 03 Agustus 2015 (IGD)

Hematologi
Hematologi Rutin
Hemoglobin

11.3

13.5 17.5

g/dl

Hematokrit

30.4*

42 52

Eritrosit

3.61

4.7-6.1

10^6/L

Leukosit

11.9

3.8-10.8

10^3/L

Trombosit

447

150 450

10^3/L

MCV

84,7

80 94

fL

MCH

31.3

27-31

Pg

MCHC

37.1

33-37

RDW-SD

51.5

37-54

fL

PDW

16.2

9 14

fL

MPV

7.5

8 12

fL

LYM %

14,1

26 36

MXD %

5.8

0 11

NEU %

78,0

40 70

LYM #

1,68*

1,00 1,43

10^3/L

MXD #

0,70

0 1,2

10^3/L

NEU #

9.29

1,8 7,6

10^3/L

Differential

Absolut

Kimia Klinik
Glukosa

Rapid Sewaktu : 92

<180

mg/dL
Elektrolit
Natrium

: 146,3

135-148 mEq/L

Kalium

: 3.46

3.50-5.30 mEq/L

Calsium

: 111

98-107

mEq/L

URINE
Urine Rutin
Warna

Kuning

Kuning

Kejernihan

Jernih

Jernih

Berat Jenis

1.010

1.013 1.030

pH

4.6 8

Nitrit

Negative

Negative

Protein urine

Positif (+++)

Negative

Mg/dl

Glukosa (reduksi)

Normal

Negative

Mg/dL

Keton

Negative

Negatif

Mg/dL

Urobilinogen

Normal

Normal

UE

Bilirubin

Negative

Negative

Mg/dL

Eritrosit

Positif

Negative

/uL

Leukosit

Negative

Negative

/uL

Leukosit

1-2

1-4

/LPB

Eritrosit

5-6

0-1

/LPB

Epitel

2-3

3.4 5.0

g/dL

Kristal

Negative

Negative

Silinder

Negative

Negative

Lain-lain

Negative

Negative

Mikroskopis

/LPK

Hasil Laboratorium
tanggal 08 Agustus 2015

KIMIA KLINIK
GDS

87

74 106

mg%

Kolesterol total

276

<200

mg/dl

Trigliserida

260*

<150

mg%

AST (SGOT)

51

15 - 37

u/L

ALT (SGPT)

37

12 78

u/L

Albumin

0.34*

3.4 5.0

g/dL

Ureum

16,3

10 50

mg%

Kreatinin

1,0*

0 1.0

mg%

Lemak

Fungsi Hati

Fungsi Ginjal

ASSESMENT :
Edema

anasarka e.c Sindrom

Nefrotik Sekunder dengan Efusi


Pleura

Planning

Inf. D5% 100cc/24 jam

Inj Albumin 1x1

Cefotaxime 2x1

Spronolakton 1x100mg

Furosemide 3x 40 mg

Captopril 6.25 mg 2x1

Loratadine

Pasang DC ( pasien menolak)

FOTO THORAK ????????

Daftar Masalah
Sindrom

nefrotik

Analisa Kasus

Definisi

Pada

proteinuria
dipstik +3

kasus

Hypoalbumin
(0.34)

edema

Kidney Biopsy

ETIOLOGI
Penyebab Primer (IDIOPATIK)
1. GN lesi minimal (GNLM)
2.Glomerulosklerosis fokal (GSF)
3.GN membranosa (GNMN)
4.GN Membranoproliferatif (GNMP)
5. GN proliferatif lain

Penyebab Sekunder1,2,3

Infeksi : malaria, hepatitis B dan C, GNA pasc infeksi, HIV,


sifilis, TB, lepra, skistosoma

Keganasan : leukemia, Hodgkins disease, adenokarsinoma


:paru, payudara, colon, myeloma multiple, karsinoma ginjal

Jaringan penghubung : SLE, artritis rheumatoid, MCTD (mixed


connective tissue disease)

Metabolik : Diabetes militus, amylodosis

Efek obat dan toksin : OAINS, preparat emas, penisilinami,


probenesid, heroin

Berdasarkan respon steroid, dibedakan respon terhadap


steroid (sindrom nefrotik yang sensitive terhadap steroid
(SNSS) yang lazimnya berupa kelainan minimal, tidak perlu
biopsy), dan resisten steroid atau SNRS yang lazimnya bukan
kelainan minimal dan memerlukan biopsy.

ETIOLOGI

Patofisiologi

proteinuria

Di hepar sintesa B
lipoprotein

hiperlipidemia

hiperkolesterolemia

hipoproteinemia

Gejala

Anorexia

Rasa lemah

urin berbusa (disebabkan oleh konsentrasi urin yang tinggi).

Retensi cairan menyebabkan sesak nafas (efusi pleura)

Oligouri

Arthralgia

ortostatik hipotensi

Nyeri abdomen (ascites).

PENATALAKSAAN
Imunosupresif

dan atau imunomodulator


Pengobatan suportif
Simtomatik.

Terapi suportif/simtomatik

Proteinuria
ACE inhibitor diindikasikan untuk

menurunkan tekanan darah sistemik dan


glomerular serta proteinuria.

Hiperlipidemia
Bersifat sementara, diet rendah lemak.

ACEI pada kasus Catopril

Nephrotic

edema

Diuretik (1-2mg/KgBB/Hari) / combinasi


dengan diuretik thiazide
Infus Albumin (jika resisten terhadapat
diuretk)

Furosemid 3x40 kombinasi tranfusi albumin


Dengan penggunaan sprinolakton ?

Hiperkoagulabilitas
Risiko

kejadian trombotik menjadi

semakin lebih mungkin sebagai nilai-nilai


serum albumin jatuh di bawah 2,5 g / dl
(25 g / l).

Profilaksis antikoagulan dosis rendah


(misalnya heparin 5000 unit subkutan dua
kali sehari).

Terapi imunosupresif

Terapi Kortikosteroid

prednison/prednisolon 1-1,5 mg/kg berat badan/hari


selama 4 8 minggu diikuti 1 mg/kg berat badan selang
1 hari selama 4-12 minggu, tapering di 4 bulan
berikutnya. Sampai 90% pasien akan remisi bila
terapi diteruskan sampai 20-24 minggu namun
50% pasien akan mengalami kekambuhan setelah
kortikosteroid dihentikan.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai