Peneliti :
ELIZABETH ARI.,S.Kep.,Ns.,M.Kes
Email : elizabeth.rini@yahoo.com
Latarbelakang dari ide lahirnya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan model
pembelajaran Student Centre Learning dan metode pembelajaran Small Group Discussion
(SGD) dirasakan perlu untuk diimplementasikan oleh STIKes Santo Borromeus pada tahun
2010 sejak konversi dari Akper Santo Borromeus Bandung. Tujuan dari penelitian ini
mengetahui hubungan metode pengajaran : Small Group Discussion (SGD) dengan
peningkatan motivasi belajar (kebutuhan belajar, keinginan belajar, kepuasan belajar, prestasi
belajar dan peran dalam kelompok) pada mahasiswa STIKes Santo Borromeus. Jenis
penelitian yang dilakukan dengan deskriptif korelasional. Responden sejumlah 64 orang dari
mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan STIKes Santo Borromeus. Dari hasil uji statistik,
dimana nilai p < 0,05 diperoleh hasil bahwa metode pengajaran SGD memberikan hubungan
bermakna pada motivasi belajar ( keinginan belajar, kepuasan belajar dan peran dalam
kelompok) dan nilai p > 0,05 yang berarti bahwa metode pengajaran SGD tidak memberikan
hubungan bermakna pada motivasi belajar (kebutuhan belajar dan prestasi belajar).
Kesimpulan penelitian ini bahwa metode pengajaran SGD berhubungan dengan peningkatan
motivasi belajar pada keinginan belajar, kepuasan belajar dan peran dalam kelompok dan
tidak berhubungan dengan kebutuhan belajar dan prestasi yang dihasilkan. Rekomendasi
penelitian ini adalah metode pembelajaran SGD tetap menjadi salah satu pilihan dalam
pembelajaran di STIKes Santo Borromeus karena akan membuat mahasiswa secara aktif
mengembangkan potensi dalam dirinya dan kemampuan menyampaikan ide atau gagasan
dalam kelompok berdasarkan sumber pustaka yang diperoleh melalui media internet atau
perpustakaan. Hal ini didasari bahwa di masa mendatang, dunia kerja membutuhkan tenaga
kerja perawat yang berpendidikan baik, yang mampu bekerja sama dalam tim (kelompok),
memiliki kemampuan memecahkan masalah secara efektif, mampu memproses dan
memanfaatkan informasi, serta mampu memanfaatkan teknologi secara efektif dalam pasar
global, dalam rangka meningkatkan produktivitas.
Elizabeth Ari.,S.Kep.,Ns.,M.Kes
Lecturer of SHS Saint Borromeus Bandung
ABSTRACT
Background the idea of Competency Based Curriculum model with Student Learning Centre
and teaching methods of Small Group Discussions (SGD) perceived need to be implemented
by STIKes St. Borromeus in 2010 since the conversion of Nursing Academy St. Borromeus
Bandung. The purpose of this study to determine the correlations of teaching methods SGD
with the motivation improvement in learning (learning needs, the desire to learn, learning
satisfaction, school achievement and role in the group) at STIKes St. Borromeus students.
This type of research conducted with descriptive correlational. Respondents were about 64
people from bacelor student in STIKes Santo Borromeus. From the results of statistical tests,
where the value of p < 0.05 the results obtained by that method of teaching SGD provides a
significant correlation on motivation to learning (the desire to learn, learning satisfaction
and role in the group) and the p-value > 0.05 which means that teaching methods does not
provide correlation SGD on motivation to learning (learning needs and learning
achievement). Conclusions in this research is the method of teaching SGD are correlation
with motivation improvement on the desire to learn, learning satisfation and role in the group
and are not correlation on learning needs and learning achivement.. Recommendations from
this research is a method of learning SGD remains one of the choices in learning at STIKes
St. Borromeus because it will make the students actively develop the potential in him and the
ability to convey an idea or ideas in groups based on literary sources obtained through the
internet or the library. It is based on that in the future, the world of work require nurses
educated workforce, able to work together in teams (groups), have the ability to solve
problems effectively, capable of processing and using information, and able to utilize
technology effectively in the global market, in order to improve productivity.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada dasarnya adalah proses memanusiakan manusia. Menurut UU Sisdiknas
No. 20 Tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang dibutuhkan dirinya, masyarakat, bangsa,
dan negara, yang nantinya diharapkan pendidikan Nasional dapat tercapai.
Ide Lahirnya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) didasarkan pada pemikiran bahwa
bakat dan kemampuan peserta didik pada tiap jenjang dalam satuan pendidikan berbeda-beda
sehingga diperlukan suatu kurikulum yang memungkinkan setiap anak didik memiliki
kompetensi dasar sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-masing. Kurikulum lama
dianggap telah tidak memadai lagi untuk mencapai tujuan pendidikan modern karena evaluasi
yang digunakan oleh para pendidik dilapangan masih berpedoman pada paradigma lama yang
hanya mengukur kemampuan kognitif dengan bentuk-bentuk evaluasi yang hampir tidak
berubah sama sekali dengan kurikulum sebelumnya.
Dengan berpedoman pada Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas (2002) bahwa
kurikulum berbasis kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang
kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar,
dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah.
Kurikulum ini berorientasi pada: (1) hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri
peserta didik melalui serangkaian pengalaman belajar yang bermakna, dan (2) keberagaman
yang dapat diwujudkan sesuai dengan kebutuhannya. Kurikulum berbasis kompetensi
berupaya mengkondisikan setiap peserta didik agar memiliki pengetahuan, keterampilan,
sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sehingga
proses penyampaiannya harus bersifat kontekstual dengan mempertimbangkan faktor
kemampuan, lingkungan, sumber daya, norma, integrasi dan aplikasi berbagai kecakapan
kinerja dengan model pembelajaran Student Centre Learning (SCL).
Diskusi adalah salah satu elemen belajar secara aktif dan merupakan bagian dari model
pembelajaran SCL yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mencari sumber
informasi , memberikan umpan balik yang konstruktif dan menghargai sudut pandang yang
bervariasi sehingga dapat diambil kesimpulan bersama dari pembelajaran tersebut. Dengan
metode Small Group Discussion (SGD), mahasiswa harus memiliki motivasi yang tinggi
untuk mengeksplorasi sumber-sumber informasi yang mendukung pembelajaran, sehingga
mahasiswa mampu memahami lebih banyak informasi dengan mencari dan mampu
mendiskusikannya dengan baik yang akan berdampak pada prestasi belajarnya.
STIKes Santo Borromeus merupakan konversi dari Akper Santo Borromeus pada tahun
2006. Pada semester ini telah diimplementasikan KBK dengan model pembelajaran SCL
dengan berbagai bentuk metode pembelajaran, dan salah satu bentuk pembelajaran yang
diterapkan pada semester ini diantaranya adalah SGD. Mahasiswa dibagi menjadi kelompok
kecil (5-10 orang) untuk mendiskusikan bahan yang diberikan oleh dosen dan mereka
mencari sumber pustaka dari berbagai literatur yang mendukung materi yang akan
didiskusikan. Dibutuhkan kesiapan mahasiswa untuk mencari sumber pustaka dan mampu
menyampaikan informasi tersebut dalam kelompok diskusi, yang nantinya dapat dipahami
oleh seluruh anggota kelompok dari materi yang didiskusikan.
Motivasi merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran SGD, karena motivasi
yang tinggi akan mengarahkan mahasiswa untuk memiliki inisiatif dalam mencari sumber
pustaka sebagai kegiatan yang terarah dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dengan rasa
ingin tahu yang tinggi akan mendorong mahasiswa mencapai kemudahan dalam belajar dan
akan berdampak pada prestasi yang diharapkan. Kemampuan motivasi yang tinggi dapat
memberikan semangat kepada mahasiswa STIKes Santo Borromeus untuka melakukan
sesuatu yang baik dan bermanfaat bagi diri sendiri dalam mencari sumber literatur yang
menunjang dalam penerapan KBK . Dengan berpedoman pada hal tersebut diatas, maka
peneliti ingin mengetahui hubungan antara metode pembelajaran : Small Group Discussion
(SGD) dengan peningkatan motivasi belajar pada mahasiswa STIKes Santo Borromeus
Bandung.
B. Rumusan Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan penelitiannya adalah Bagaimana
hubungan metode pengajaran : Small Group Discussion (SGD) dengan peningkatan
motivasi belajar pada mahasiswa Stikes Santo Borromeus
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum :
Mengetahui hubungan metode pengajaran : Small Group Discussion (SGD) dengan
peningkatan motivasi belajar pada mahasiswa Stikes Santo Borromeus
2. Tujuan Khusus :
a. Mengetahui hubungan metode pengajaran : Small Group Discussion (SGD)
dengan kebutuhan belajar pada mahasiswa Stikes Santo Borromeus
b. Mengetahui hubungan metode pengajaran : Small Group Discussion (SGD)
dengan keinginan belajar pada mahasiswa Stikes Santo Borromeus
c. Mengetahui hubungan metode pengajaran : Small Group Discussion (SGD)
dengan kepuasan dalam belajar pada mahasiswa Stikes Santo Borromeus
d. Mengetahui hubungan metode pengajaran : Small Group Discussion (SGD)
dengan prestasi yang dihasilkan dari belajar pada mahasiswa Stikes Santo
Borromeus
e. Mengetahui hubungan metode pengajaran : Small Group Discussion (SGD)
dengan peran kelompok belajar pada mahasiswa Stikes Santo Borromeus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian dapat memperkuat teori yang sudah ada dan dapat dijadikan sebagai
bahan studi lanjutan yang relevan bagi penelitian berikutnya
2. Manfaat praktis
a) Bagi institusi
Memberikan informasi tentang hubungan Metode Pengajaran : Small Group
Discussion (SGD) Dengan Peningkatan Motivasi Belajar Pada Mahasiswa
STIKes Santo Borromeus
b) Bagi peneliti
Memberikan gambaran tentang hubungan metode pengajaran : Small Group
Discussion (SGD) dengan peningkatan motivasi belajar yang meliputi keinginan
belajar, kebutuhan belajar, kepuasan belajar, prestasi yang dihasilkan dan peran
dalam kelompok dan sebagai langkah awal dalam penelitian selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kurikulum Berbasis Kompetensi
Eve Krakow (2005) mengemukakan bahwa pengajaran berbasis kompetensi adalah
keseluruhan tentang pembelajaran aktif (active learning) dimana dosen membantu mahasiswa
untuk belajar bagaimana belajar dari pada hanya mempelajari isi (learn how to learn rather
than just cover content).
Dalam kurikulum berbasis kompetensi berupaya mengkondisikan setiap peserta didik
agar memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak sehingga proses penyampaiannya harus bersifat kontekstual
dengan mempertimbangkan faktor kemampuan, lingkungan, sumber daya, norma, integrasi
dan aplikasi berbagai kecakapan kinerja. KBK berorientasi pada pendekatan konstruktivisme
dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a) Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa, baik secara individual maupun klasikal
b) Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman
c) Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi
d) Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar yang lain yang memenuhi
unsur edukasi
e) Penilaian menekankan pada proses dan hasil dalam upaya penguasaan atau pencapaian
suatu kompetensi.
Pembelajaran sekarang ini menjadi berpusat pada mahasiswa Student Centre Learning
(SCL) dengan memfokuskan pada tercapainya kompetensi yang diharapkan. Hal ini berarti
mahasiswa harus didorong untuk memiliki motivasi dalam diri mereka sendiri, kemudian
berupaya keras mencapai kompetensi yang diinginkan. Konsekuensi paradigma baru adalah
dosen hanya sebagai fasilitator dan motivator dengan menyediakan beberapa strategi belajar
yang memungkinkan mahasiswa (bersama dosen) memilih, menemukan dan menyusun
pengetahuan serta cara mengembangkan ketrampilannya (method of inquiry and discovery).
Diskusi adalah salah satu elemen belajar secara aktif dan merupakan bagian dari banyak
model pembelajaran SCL. Dalam Small Group Discussion ini mahasiswa peserta kuliah
membuat kelompok kecil (5 sampai 10 orang) untuk mendiskusikan bahan yang diberikan
oleh dosen atau bahan yang diperoleh sendiri oleh anggota kelompok tersebut.
B. Motivasi
Pengertian motivasi menurut Sudarwan Danim (2004 : 2) diartikan sebagai kekuatan,
dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong
seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang
dikehendakinya.
memiliki motivasi. Motivasi adalah sebuah alasan atau dorongan seseorang untuk bertindak.
Ada 3 hal yang berkaitan dengan motivasi yaitu keadaan yang mendorong tingkah laku
(motivating states), tingkah laku yang didorong oleh keadaan tersebut (motivated behavior)
dan tujuan dari tingkah laku (goals or ends of such behavior) Motivasi dipengaruhi oleh
kebutuhan belajar, keinginan belajar, kepuasan dalam belajar, prestasi yang dihasilkan dan
adanya kelompok belajar. Motivasi belajar merupakan suatu keadaan atau kondisi yang
mendorong, merangsang atau menggerakkan seseorang untuk belajar sesuatu atau atau
melakukan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan. Kemampuan motivasi adalah kemampuan
untuk memberikan semangat kepada diri sendiri guna melakukan sesuatu yang baik dan
bermanfaat.Dalam hal ini terkandung adanya unsur harapan dan optimisme yang tinggi ,
sehingga memiliki kekuatan semangat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu.
C. KERANGKA KONSEP
Input
Proses
Output
Metode Pembelajaran
Student Centre Learning
Keterangan :
= diteliti
= tidak diteliti
Motivasi :
1. Keinginan belajar
2. Kebutuhan belajar
3. Kepuasan belajar
4. Prestasi dalam belajar
5. Peran kelompok dalam
belajar
Ada hubungan
Tidak ada
hubungan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Design Penelitian
Dalam penelitian ini jenis desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan
metode penelitian korelasi
B. Variabel penelitian
Variabel dalam penelitian ini mencakup
motivasi belajar pada mahasiswa Stikes Santo Borromeus dan menjadi variabel
independen adalah metode pengajaran Small Group Discussion (SGD)
C. Definisi operasional
Variabel
Definisi Operasional
Hasil Ukur
Skala
Small Group
1 = dilakukan
Ordinal
Discussion (SGD)
0 = tidak dilakukan
1 = terpenuhi
0 = tidak terpenuhi
Ordinal
1 = baik
0 = tidak baik
Ordinal
sumber informasi
Kepuasan belajar
1 = puas
0 = tidak puas
Ordinal
1 = baik
0 = tidak baik
Ordinal
1 = baik
dalam belajar
0 = tidak baik
selama pembelajaran
Ordinal
berlangsung
Motivasi
1 = tinggi
0 = rendah
Ordinal
N
N.d2 + 1
n = 76
76.(0,05)2 + 1
E. Instrumen Penelitian
Instrument pengumpulan data dalam penelitian ini berupa kuesioner dengan jumlah 25
pernyataan dengan skala Likert, yang diberi jawaban 4 = sangat setuju, 3 = setuju, 2 =
tidak setuju dan 1 = sangat tidak setuju.
H. Etika penelitian
Peneliti telah mendapatkan rekomendasi dari STIKes Santo Borromeus untuk melakukan
penelitian pada bulan Juli- Agustus 2011 kepada mahasiswa Prodi S1 Keperawatan
H. Rancangan Analisis
Dalam penelitian ini analisis yang peneliti gunakan adalah analisis univariat dengan uji
statistiknya one sample t-test dan dilanjutkan dengan bivariant dengan uji statistic ChiSquare untuk memperoleh gambaran ada tidaknya hubungan antara metode pengajaran
Small Group Discussion dengan peningkatan motivasi belajar (kebutuhan belajar,
keinginan belajar, kepuasan belajar, prestasi yang dihasilkan dan peran dalam kelompok).
BAB IV
HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1.
Frekuensi
16
25
48
75
Jumlah
64
100
Frekuensi
17 - 18
27
42
19-20
18
28
21-22
15
23
23-24
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa responden perempuan (75%) lebih besar
dibandingkan pria (25%) pada mahasiswa STIKes Santo Borromeus. Dari tabel 4.2
didapatkan bahwa usia 17-18 tahun (42%) sebagai responden yang terbanyak.
2.
Terpenuhi
31
48,4
Tidak terpenuhi
33
51,6
Total
64
100
3.
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Keinginan belajar pada mahasiswa STIKes Santo
Borromeus
Keinginan belajar
Baik
24
37,5
Tidak baik
40
62,5
Total
64
100
Keingian belajar pada mahasiswa STIKes Santo Borromeus adalah baik (37,5%) dan
tidak baik (62,5%)
4.
Puas
28
43,8
Kurang puas
36
56,3
Total
64
100
Kepuasan mahasiswa STIKes Santo Borromeus dalam belajar adalah puas (43,8%) dan
kurang puas (56,3%)
5.
Baik
19
29,7
Kurang baik
45
70,3
Total
64
100
Prestasi yang dihasilkan pada mahasiswa STIKes Santo Borromeus adalah baik (29,7%)
dan kurang baik (70,3%)
6.
Baik
27
42,2
Kurang baik
37
57,8
Total
64
100
Peran kelompok belajar pada mahasiswa STIKes Santo Borromeus adalah baik (42,2%)
dan kurang baik (57,8%)
7.
Dilakukan
46
71,9
Tidak dilakukan
18
28,1
Total
64
100
Metode pengajaran : Small Group Discussion (SGD) pada mahasiswa STIKes Santo
Borromeus dilakukan (71,9%) dan tidak dilakukan (28,1%)
8.
Tabel 4.9 Distribusi metode pengajaran : Small Group Discussion (SGD) berdasarkan kebutuhan
belajar pada mahasiswa STIKes Santo Borromeus
Small Group
Discussion
Kebutuhan belajar
Terpenuhi
OR
Tidak terpenuhi
(SGD)
Nilai p
95% CI
N
Dilakukan
21
45,7
25
54,3
Tidak dilakukan
10
55,6
44,4
0,672
Total
31
48,4
33
51,6
0,225-2,010
0,189
Dari tabel 4.9 didapatkan distribusi metode pengajaran : Small Group Discussion (SGD)
berdasarkan kebutuhan belajar pada mahasiswa STIKes Santo Borromeus menunjukkan
bahwa dilakukannya metode pengajaran SGD dalam peningkatan motivasi belajar
berdasarkan kebutuhan belajar adalah hampir seimbang yaitu terpenuhi (45,7%) dan
tidak terpenuhi (54,3%) . Hasil penghitungan dengan menggunakan uji Chi-Square
diperoleh nilai p = 0,189, dimana nilai p>0.05 yang berarti bahwa tidak ada hubungan
antara metode pengajaran SGD dengan kebutuhan belajar.
9.
Hubungan metode pengajaran : Small Group Discussion (SGD) dengan keinginan belajar
pada mahasiswa STIKes Santo Borromeus
Tabel 4.10 Distribusi metode pengajaran : Small Group Discussion (SGD) berdasarkan
keinginan belajar pada mahasiswa STIKes Santo Borromeus
Small Group
Keinginan belajar
Discussion
Baik
Tidak baik
OR
(SGD)
Dilakukan
17
37
29
63
Tidak dilakukan
38,9
11
61,1
0,921
Total
24
37,5
40
62,5
0,300-2,826
Nilai p
95% CI
0,001
Dari tabel 4.10 didapatkan distribusi metode pengajaran : Small Group Discussion
(SGD) berdasarkan keinginan belajar pada mahasiswa STIKes Santo Borromeus
menunjukkan bahwa metode pengajaran SGD yang dilakukan
dalam peningkatan
motivasi belajar berdasarkan keinginan belajar adalah baik (37%) lebih rendah
dibandingkan dengan tidak baik (63%). Hasil penghitungan dengan menggunakan uji
Chi-Square diperoleh nilai p = 0,001 dimana nilai p<0.05 yang berarti bahwa ada
hubungan antara metode pengajaran SGD dengan keinginan belajar.
10. Hubungan metode pengajaran : Small Group Discussion (SGD) dengan kepuasan belajar
pada mahasiswa STIKes Santo Borromeus
Tabel 4.11 Distribusi metode pengajaran : Small Group Discussion (SGD) berdasarkan
kepuasan belajar pada mahasiswa STIKes Santo Borromeus
Small Group
Kepuasan belajar
Discussion
Puas
Tidak puas
OR
(SGD)
95% CI
Dilakukan
21
45,7
25
54,3
1,320
Tidak dilakukan
38,9
11
61,1
0,435 4,010
Total
28
43,8
36
56,3
Nilai p
0,044
Dari tabel 4.11 didapatkan distribusi metode pengajaran : Small Group Discussion
(SGD) berdasarkan kepuasan belajar pada mahasiswa STIKes Santo Borromeus
menunjukkan bahwa metode pengajaran SGD yang dilakukan
dalam peningkatan
motivasi belajar berdasarkan kepuasan belajar adalah puas (45,7%) dan tidak puas
(54,3%) hampir seimbang. Hasil penghitungan dengan menggunakan uji Chi-Square
diperoleh nilai p = 0,044 dimana nilai p<0,05 yang berarti bahwa ada hubungan antara
metode pengajaran SGD dengan kepuasan belajar.
11. Hubungan metode pengajaran : Small Group Discussion (SGD) dengan prestasi yang
dihasilkan pada mahasiswa STIKes Santo Borromeus
Tabel 4.12 Distribusi metode pengajaran : Small Group Discussion (SGD) berdasarkan
prestasi yang dihasilkan pada mahasiswa STIKes Santo Borromeus
Small Group
Discussion
Baik
Kurang baik
OR
(SGD)
95% CI
Dilakukan
15
32,6
31
67,4
1,694
Tidak dilakukan
22,2
14
77,8
0,475 6,035
Total
19
29,7
45
70,3
Nilai p
0,264
Dari tabel 4.12 didapatkan distribusi metode pengajaran : Small Group Discussion
(SGD) berdasarkan prestasi yang dihasilkan pada mahasiswa STIKes Santo Borromeus
menunjukkan bahwa metode pengajaran SGD yang dilakukan
dalam peningkatan
motivasi belajar berdasarkan prestasi yang dihasilkan adalah baik (32,6%) lebih rendah
dibandingkan dengan kurang baik (67,4%). Hasil penghitungan dengan menggunakan uji
Chi-Square diperoleh nilai p = 0,264 dimana nilai p>0,05 yang berarti bahwa tidak ada
hubungan antara metode pengajaran SGD dengan prestasi belajar yang dihasilkan
12. Hubungan metode pengajaran : Small Group Discussion (SGD) dengan peran kelompok
belajar pada mahasiswa STIKes Santo Borromeus
Tabel 4.13 Distribusi metode pengajaran : Small Group Discussion (SGD) berdasarkan
peran kelompok belajar pada mahasiswa STIKes Santo Borromeus
Small Group
Discussion
Puas
OR
Tidak puas
(SGD)
95% CI
Dilakukan
20
43,5
26
56,5
1,209
Tidak dilakukan
38,9
11
61,1
0,397 3,677
Total
27
42,2
37
57,8
Nilai p
0,003
Dari tabel 4.13 didapatkan distribusi metode pengajaran : Small Group Discussion
(SGD) berdasarkan kepuasan belajar pada mahasiswa STIKes Santo Borromeus
menunjukkan bahwa metode pengajaran SGD yang dilakukan
dalam peningkatan
motivasi belajar berdasarkan peran kelompok belajar adalah puas (43,5%) dan tidak puas
(56,5%) hampir seimbang. Hasil penghitungan dengan menggunakan uji Chi-Square
diperoleh nilai p = 0,003 dimana nilai p<0,05 yang berarti bahwa ada hubungan antara
metode pengajaran SGD dengan peran kelompok belajar.
B. PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian, pada tabel 4. 9 diperoleh data bahwa nilai p = 0,189, dimana nilai
p>0.05 yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara metode pengajaran SGD dengan
kebutuhan belajar. Meskipun hasil uji statistik menyatakan tidak ada hubungan, tetapi
peneliti berasumsi bahwa melalui SGD dengan membentuk kelompok-kelompok kecil
(berjumlah 5 10 mahasiswa) dapat meningkatkan motivasi anggota kelompok dalam
mencari sumber informasi karena mahasiswa membutuhkan belajar untuk memahami
materi yang akan didiskusikan dalam kelompok.( Sumber: Unit Pengembangan Materi
dan Proses pembelajaran di Perguruan Tinggi, DIKTI 2005). Hal ini didukung dari para
ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai suatu proses internal (dari dalam diri
seseorang ) yang mengaktifkan, membimbing, dan mempertahankan perilaku dalam
rentang waktu tertentu (Baron, 1992:Schunk,1990 dalam Nur, 2003:2). Dengan
motivasi sebagai dorongan, baik diakibatkan faktor dari dalam maupun luar mahasiswa,
maka akan tercapai tujuan tertentu guna memenuhi / memuaskan suatu kebutuhan .
Dalam konteks pembelajaran maka kebutuhan tersebut berhubungan dengan kebutuhan
untuk belajar. Dengan demikian mahasiswa termotivasi untuk belajar sesuatu dengan
menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga
mahasiswa itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik.
Berdasarkan tabel 4.10 diperoleh nilai p = 0,001 dimana nilai p<0.05 yang berarti bahwa
ada hubungan antara metode pengajaran SGD dengan keinginan belajar.
Keinginan adalah kemauan yang mendasari seseorang untuk melakukan suatu usaha.
Keinginan yang tinggi untuk belajar dari mahasiswa menjadikan mereka memiliki
komitment dalam kesungguhan belajar, sehingga mahasiswa tidak merasa rugi untuk
berada lebih lama di perpustakaan atau area hot spot mencari sumber pustaka.
Berdasarkan tabel 4.11 diperoleh data bahwa nilai p = 0,044 dimana nilai p<0,05 yang
berarti bahwa ada hubungan antara metode pengajaran SGD dengan kepuasan belajar.
Kepuasan belajar identik dengan kemauan dan rasa puas dari mahasiswa dalam
berinteraksi selama kegiatan SGD berlangsung. Hasil yang diharapkan adalah
pemahaman materi yang sedang didiskusikan dan kemampuan dalam menyampaikan
pendapat dalam kelompok.
Dari tabel 4.12 diperoleh nilai p = 0,264 dimana nilai p>0,05 yang berarti bahwa tidak
ada hubungan antara metode pengajaran SGD dengan prestasi belajar yang dihasilkan.
Untuk mencapai prestasi belajar mahasiswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu
diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor yang
terdapat dalam diri mahasiswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar mahasiswa
(faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri bersifat biologis sedangkan
faktor yang berasal dari luar diri antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat
dan sebagainya. (Juliantara K, 2010). Keberhasilan seseorang tidak hanya diukur dari
hasil akhir tetapi juga dari proses selama kegiatan itu berlangsung. Demikian pula pada
mahasiswa STIKes Santo Borromeus, bahwa metode pengajaran SGD tidak memberikan
dampak langsung saat itu dari prestasi belajar yang dihasilkan namun dapat pula terjadi
pada akhir perkuliahan, dimana mereka menyadari bahwa dampak berdiskusi dalam
kelompok memberikan kemampuan kepada mereka untuk dapat menyampaikan ide-ide
atau gagasan kepada orang lain. Pada akhir pekuliahan, dampak keaktifan dalam
kelompok untuk mencari literatur dan kemampuan berdiskusi berdampak pada
peningkatan prestasi yang akan diraihnya.
Berdasarkan tabel 4.13 diperoleh nilai p = 0,003 dimana nilai p<0,05 yang berarti bahwa
ada hubungan antara metode pengajaran SGD dengan peran kelompok belajar.
Peran dalam kelompok belajar memberikan kontribusi yang tinggi dalam meningkatkan
motivasi seseorang dalam bertindak. (Sopiatin,2010). Sebagai anggota dalam kelompok
belajar, mahasiswa diberi kesempatan untuk tampil dalam memberikan masukan materi
berdasarkan informasi yang diperoleh dari sumber pustaka. Keaktifan anggota kelompok
menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.
C. KETERBATASAN PENELITIAN
Peneliti tidak menemukan kendala yang berarti selama penelitian ini berlangsung.
Adanya perhatian dari institusi dan kerjasama dari mahasiswa memudahkan peneliti
dalam melakukan penelitian ini.
D. IMPLIKASI KEPERAWATAN
1.
2.
Melalui metode Student Centre Learning (SGD) dengan model pembelajaran Small
Group Discussion(SGD) diharapkan mahasiswa dapat melakukan upaya maksimal
dalam
mencari
sumber-sumber
informasi
dalam
kelompok
dan
mampu
3.
Motivasi yang tinggi mengarahkan mahasiswa untuk tekun dan antusias mencari
sumber pustaka yang memudahkan dalam proses pembelajaran dan memberikan
kontribusi yang tinggi akan pencapaian prestasi yang diharapkan.
4.
sehingga memberikan
pengalaman belajar yang bermakna bagi mahasiswa. Mahasiswa akan belajar untuk
menjadi pendengar yang baik, bekerjasama untuk tugas bersama, memberikan dan
menerima umpan balik yang konstruktif, menghormati perbedaan pendapat,
mendukung pendapat dengan bukti, serta menghargai sudut pandang yang
bervariasi.
BAB V
KESIMPULAN & SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dari Hubungan metode pengajaran Small Group
Discussion (SGD) dengan peningkatan motivasi belajar pada mahasiswa STIKes Santo
Borromeus maka dapat disimpulkan bahwa dari lima subvariabel yang diteliti diperoleh
:
1.
Tidak ada hubungan antara metode pengajaran SGD dengan kebutuhan belajar.
2.
3.
4.
Tidak ada hubungan antara metode pengajaran SGD dengan prestasi belajar yang
dihasilkan.
5.
Ada hubungan antara metode pengajaran SGD dengan peran kelompok belajar.
Secara umum dapat disimpulkan dari hasil uji statistik bahwa metode pengajaran SGD
memberikan hubungan bermakna pada motivasi belajar ( keinginan belajar, kepuasan
belajar dan peran dalam kelompok) dan tidak memberikan hubungan secara langsung
pada motivasi belajar (kebutuhan belajar dan prestasi belajar).
B. SARAN
1.
Metode pembelajaran SGD tetap menjadi salah satu pilihan dalam pembelajaran di
STIKes Santo Borromeus, hal ini didasari bahwa melalui metode pembelajaran SGD
membuat mahasiswa secara aktif mengembangkan potensi dalam dirinya dan
kemampuan menyampaikan ide ide atau gagasan dalam kelompok berdasarkan
sumber pustaka yang diperoleh melalui media internet atau perpustakaan.
2.
DAFTAR RUJUKAN
Buku Kepustakaan :
Arikunto, Suharsini.,2006, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Cet.13,Edisi
6.Jakarta: Rineka Cipta.
Balitbang Depdiknas, 2002., Kurikulum Berbasis Kompetensi., Pusat Kurikulum, Jakarta.
DIKTI 2005., Unit Pengembangan Materi dan Proses pembelajaran di Perguruan Tinggi.
Nursalam.2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan,Edisi 2,
Jakarta: Salemba Medika
Sardiman.2008, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Edisi 1 Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Sopiatin, Popi., MPd. 2010. Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa, Penerbit: Ghalia
Indonesia Jl. Rancamaya KM 1 Warung Nangka N0.47 Ciawi-Bogor
Internet :
Supiani.Teori-teori motivasi. http://www.google.co.id
Caray.2008.Motivasi.http://makalah & skripsi.blog spot.com/diunduh 18 Maret 2011 pkl
15.15
Ketut
Juliantara.
2010.
Motivasi
dan
Minat
belajar
siswa.
http://edukasi.kompasiana.com/2010/04/11/motivasi-dan-minat-belajar-siswa/
diunduh 30 September 2011 pkl. 08.05