Anda di halaman 1dari 7

Masmis Yang Malang

Kesehatan merupakan kebutuhan hidup manusia yang harus terpenuhi. Jika tubuh
sehat maka manusia dapat menjalankan aktivitas hidupnya dengan baik seperti bermain,
belajar, dan bekerja. Kesehatan dapat dijaga dengan mengkonsumsi bahan makanan bergizi
seimbang, olahraga yang cukup, serta menerapkan pola hidup yang sehat. Namun pada saat
ini, sebagian dari masyarakat mendapatkan masalah dalam menjaga kesehatannya karena
adanya berbagai faktor, sehingga mereka memiliki tingkat kesehatan yang cukup rendah dan
lebih sering menderita penyakit, kecacatan hingga kematian. Pada masyarakat miskin
(masmis) yang memiliki keterbatasan ekonomi, ketika sehat mereka harus dihadapkan pada
mahalnya harga-harga kebutuhan pokok yang termasuk juga didalamnya adalah

bahan

pangan. Pangan sebagai sumber gizi sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk kesehatan. Jika
masyarakat tidak dapat memenuhi kebutuhan pangan berarti masyarakat juga tidak bisa
memenuhi keseimbangan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk kesehatan, sehingga
kesehatan mereka akan terganggu. Pada masyarakat miskin (masmis), dikala tidak sehat atau
sakit, mereka tidak memiliki cukup uang untuk membeli obat atau membayar biaya Rumah
Sakit yang mahal. Maka mereka memilih alternatife lain untuk pengobatan, seperti pergi ke
dukun yang biaya pengobatanya lebih murah dibandingkan bila harus pergi kedokter. Jauh
berbeda, jika dibandingkan dengan masyarakat yang hidup dalam kecukupan. Masyarakat
yang mampu atau masyarakat yang memiliki pendapatan tinggi, mereka dapat menjaga
kesehatannya melalui asupan gizi yang cukup dan mampu untuk mengakses pelayanan
kesehatan.
Dari permasalahan yang terjadi di atas, maka dalam esai ini akan diuraikan mengenai
beberapa faktor yang menyebabkan masyarakat miskin lebih sering menderita penyakit,
kacacatan, hingga kematian jika

dibandingkan dengan masyarakat yang hidup dalam

kecukupan, dan akan dibahas juga mengenai upaya pemerintah dalam meningkatkan
kesehatan pada masyarakat miskin, serta cara memlihara kesehatan yang dilakukan secara
mandiri oleh masyarakat.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan masyarakat miskin cenderung lebih sering
menderita penyakit, kecacatan, hingga kematian jika dibandingkan dengan masyarakat yang
hidup berkecukupan pada umumnya. Dua di antara faktor tersebut adalah faktor kekurangan
asupan gizi seimbang dan faktor keadaan lingkungan tempat tinggal yang tidak sehat..
Regina Eka Sri R.
010-06-0047

Faktor pertama penyebab penyakit, kecacatan, hingga kematian pada masyarakat


miskin adalah karena kurangnya asupan gizi. Gizi yang seimbang didapatkan dari komposisi
kandungan bahan makanan yang kita konsumsi sehari hari. Gizi dibutuhkan oleh tubuh
untuk tumbuh, berkembang dan menjaga kekebalan tubuh dari penyakit. Maka bisa dikatakan
bahwa, pangan sebagai sumber gizi adalah kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi. (2)
(5)

Tetapi pada kenyataanya, pada masyarakat kurang mampu atau masyarakat miskin,
yang memiliki keterbatasan ekonomi, yang harus berhadapan dengan harga pangan yang
semakin lama semakin mahal saja . Keterbatasan ekonomi membuat mereka tidak mampu
membeli pangan dalam jumlah dan kualitas yang baik, sehingga mereka terpaksa
mengkonsumsi bahan makanan yang bergizi rendah sehari-harinya. Hal seperti ini
berlangsung lama, sehingga mereka mengalami keadaan kekurangan asupan gizi yang
seimbang. Sedikitnya gizi yang diserap oleh tubuh menyebabkan terganggunya pertumbuhan
organ dan jaringan tubuh, juga dapat melemahkan daya tahan tubuh sehingga mudah
terserang penyakit. Permasalahan ketidakseimbangan gizi ini yang akhirnya memberikan
dampak buruk bagi kesehatan mereka, terutama pada kesehatan ibu hamil, bayi dan balita
sebagai anggota keluarga yang sedang membutuhkan gizi lebih.(2)
Pada ibu hamil, kehamilan selalu berhubungan dengan perubahan fisiologis yang
berakibat pada meningkatkan volume cairan dan sel darah merah, serta menurunkan
konsentrasi protein pengikat nutrisi dalam sirkulasi darah. Apabila kebutuhan ibu akan gizi
tidak terpenuhi, maka beresiko untuk kesehatan sang ibu juga untuk janin yang
dikandungnya. Ibu membutuhkan zat besi yang cukup saat hamil, jika ibu kekurangan zat
besi maka akan meningkatkan resiko kematian ibu pada saat melahirkan. Kurangnya asupan
gizi oleh ibu juga beresiko untuk kesehatan janin dalam kandungannya. (8)
Janin mulai membutuhkan gizi dimulai dari saat terjadinya pembuahan janin dan
minggu minggu pertama kehamilan, yang biasanya pada saat itu ibu belum mengetahui
bahwa dirinya sedang hamil. Jika janin tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup mulai dari
saat

terjadinya pembuahan janin hingga

minggu minggu pertama kehamilan maka

beresiko terhadap kelahiran yang premature yang dapat memberikan efek jangka panjang,
Masalahnya adalah jika bayi lahir premature, organ organ penting bayi masih belum
berkembang dan belum siap untuk menghadapi kehidupan diluar rahim. Seperti organ paruparu, karena lahir premature paru-paru bayi belum siap untuk bekerja diluar rahim sehingga
Regina Eka Sri R.
010-06-0047

akan mengalami syndrome gawat nafas (Respiratory distress Syndrome) dan berlanjut pada
keadaan asfiksia (lemas) dan kemudian meninggal.(9)
Ini adalah kemungkinan terburuk yang dapat terjadi akibat kurangnya gizi yang
dikonsumsi ibu saat sebelum hamil. Kurangnya asam folat dapat meningkatkan kejadiaan
cacat bawaan terutama cacat yang menyangkut tabung syaraf pada janin.(2)
seorang ibu hamil yang kurang mampu dan tidak memiliki pengetahuan luas
mengenai kehamilan, dalam keadaan hamil mengkonsumsi makanan dengan sembarang dan
tidak memikirkan faktor gizi dari makanan yang dikonsumsi juga meminum obat ketika sakit.
Zat kimia yang masuk kedalam tubuh ibu mempengaruhi pada nutrisi dan cairan yang akan
diterima oleh janin, sehingga akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin
dalam kandungan. Hal inilah salah satunya yang akhirnya mengakibatkan kecacatan
permanent pada bayi yang dibawa hingga dewasa.(10)
Pada balita yang tidak mendapat cukup makanan bergizi seimbang, memiliki system
kekebalan tubuh yang tidak kuat sehingga mudah terserang infeksi. Kurangnya vitamin A
pada anak balita, menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kebutaan dan meningkatkan
resiko kematian akibat infeksi.(2) Badan PBB untuk urusan anak anak, Unicef, baru-baru ini
mengeluarkan laporan yang cukup mengejutkan dan memprihatinkan. Unicef menyatakan,
setiap menitnya 10 anak-anak meninggal dunia akibat kekurangan gizi, lebih dari jumlah
anak-anak di Negara-Negara berkembang berat badannya dibawah normal dan menderita
penyakit yang disebabkan oleh kekurangan asupan makanan.(6)
Dari uraian diatas tampak bahwa kurangnya gizi yang dikonsumsi oleh masyarakat
miskin akibat ketidakmampuan mereka dalam memenuhi kebutuhan akan pangan,
menimbulkan banyak pengaruh buruk untuk kesehatan mereka. Bukan hanya menyebabkan
banyak dari mereka menderita penyakit dan infeksi, tetapi juga dapat mengakibatkan
kecacatan hingga meningkatkan kematian.(2) Tidak seperti masyarakat yang hidup dalam
kecukupan yang dapat menjaga keseimbangan gizinya dengan mengkonsumsi pangan dalam
jumlah dan kualitas yang baik. Inilah mengapa masyarakat miskin cenderung lebih sering
menderita penyakit, kecacatan, dan kematian dibandingkan dengan masyarakat yang hidup
dalam kecukupan. Salah satunya adalah karena faktor gizi.
Faktor kedua penyebab rendahnya kesehatan pada masyarakat miskin adalah keadaan
di lingkungan tempat tinggal mereka. Karena himpitan ekonomi jugalah masyarakat miskin
terpaksa harus rela tinggal ditempat yang tidak layak dan kumuh. Dimana kawasan
Regina Eka Sri R.
010-06-0047

perkumuhan identik dengan persediaan air bersih dan sanitasi yang kurang memadai, juga
sampah lingkungan yang berserakan disekitar tempat tinggal, serta kepadatan penduduk. Pada
lingkungan.yang kotor virus dan bakteri mudah berkembang biak dan mudah menyebar,
sehingga individu yang sedang lemah kekebalan tubuhnya dengan mudah dapat terserang
penyakit infeksi. Beberapa penyakit yang sering muncul pada masyarakat adalah diare,
malaria, dan demam berdarah dengue. Pola hidup masyarakat yang tidak sehat seperti :
membuang sampah disembarang tempat, mandi di sungai yang airnya kotor oleh masyarakat
miskin yang memiliki pengetahuan minim dianggap nyaman dan terbiasa. Pola hidup yang
tidak sehat seperti ini, yang menyebabkan lingkungan menjadi kotor sehingga mereka mudah
terserang penyakit dan infeksi lalu menular pada orang orang disekitar mereka.(3)
Permasalahan kekurangan gizi yang banyak diderita oleh masyarakat miskin ini sudah
seharusnya ditanggulangi dengan serius. Keberpihakan pemerintah dalam memenuhi hak
hak kesehatan masyarakat jelas sangat diperlukan. Maka di Negara RI, pemerintah banyak
melakukan upaya untuk memperbaiki gizi dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Salah
satu upaya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat adalah dengan menjalankan program
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).(1) (4) (7)
Masyarakat miskin yang terdaftar sebagai peserta jamkesmas mempunyai hak untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan dasar yang meliputi :

Pelayanan kesehatan yang di

berikan oleh Puskesmas dan jaringannya, pelayanan kesehatan di Rumah Sakit dan di
BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM. Dengan adanya program jamkesmas yang telah
diterapkan sejak tahun 2008 ini, diharapkan dapat meningkatkan umur harapan hidup bangsa,
menurunkan angka kematian ibu melahirkan, menurunkan angka kematian bayi dan balita
serta menurunkan angka kelahiran.(1) Disamping memberikan pelayanan kesehatan gratis
bagi masyarakat kurang mampu, pemerintah melakukan pemberian beras miskin (Raskin)
juga memberikan bantuan langsung tunai (BLT) yang berupa uang yang diberikan kepada
mereka guna memperbaiki keadaan gizi masyarakat juga memberikan penyuluhan guna
meningkatkan pengetahuan masyarakat miskin yang masih minim. Program dan bantuan
yang dilakukan oleh pemerintah tersebut dapat membantu dalam meningkatkan kesehatan
masyarakat.(2)
Masyarakat miskin yang cenderung memiliki pengetahuan yang rendah karena tidak
dapat bersekolah akibat keterbatasan biaya, membuat mereka tidak mengetahui bahwa untuk
mendapatkan gizi yang seimbang yang dibutuhkan oleh tubuh sebenarnya tidak harus dengan
Regina Eka Sri R.
010-06-0047

membeli bahan makanan yang dijual mahal di pasar. Karena bukan hanya bahan makanan
yang lezat juga mahal saja yang mengandung gizi tinggi.Tapi pada kenyataannya, masyarakat
kurang mengetahui bahwa banyak bahan makanan yang lebih murah yang kandungan gizinya
sama tingginya dengan bahan makanan mahal. Sebagai contoh daging ayam dan tempe,
keduanya memiliki kandungan protein yang tinggi. Namun minimnya pengetahuan
masyarakat, terutama soal gizi dan kesehatan, mengakibatkan mereka kesulitan dalam
memenuhi asupan gizi yang seimbang dan menjaga kesehatan.
Sudah saatnya masyarakat secara mandiri memperhatikan gizi keluarga demi
terhindar dari kurangnya asupan gizi yang dapat menggangu kesehatan anggota keluarga.
Inisiatif besar yang ada dalam keluarga untuk mengatur gizi anggota keluarga guna
menghindari kekurangan gizi sudah mutlak diperlukan. Jika lingkungan dikelola dengan baik,
memanfaatkan halaman rumah untuk ditanami oleh aneka sayur-mayur dan buah-buahan,
cara ini jika dilakukan dapat mempermudah dalam memenuhi kebutuhan akan pangan, maka
dapat meningkatkan kesehatan pada masyarakat miskin yang pada saat ini masih rendah
tingkat kesehatannya.(2)
Meskipun memiliki keterbatasan ekonomi, bukan berarti kebutuhan akan gizi tidak
bisa terpenuhi. Tubuh tidak memerlukan bahan makanan yang mahal untuk kesehatan, tetapi
membutuhkan makanan bergizi seimbang yang didapat dari komposisi bahan makanan.
Namun masyarakat tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang mengkomposisikan
bahan makanan untuk mendapatkan gizi seimbang. Masyarakat harus mandiri mengikuti
penyuluhan mengenai gizi dan pola hidup sehat, juga mengetahui pelayanan kesehatan gratis
yang diberikan oleh pemerintah untuk masyarakat kurang mampu agar mereka dapat menjaga
kesehatan dengan baik.(2)
Jadi, tidak bisa dipungkiri bahwa masyarakat miskin memiliki tingkat kesehatan yang
lebih rendah dari pada kesehatan masyarakat yang hidup berkecukupan. Hal ini karena
masyarakat yang hidup dalam kecukupan dapat menjaga

kesehatannya dengan

mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna untuk memenuhi asupan gizi yang seimbang
dan memenuhi kelayakan tempat tinggal, serta mampu mengakses pelayanan kesehatan bila
jatuh sakit.. Tidak seperti masyarakat miskin yang memiliki keterbatasan ekonomi, mereka
kesulitan dalam mendapatkan pangan sebagai sumber gizi. Mengkonsumsi gizi yang tidak
seimbang, juga ditambah dengan lingkungan tempat tinggal yang tidak bersih, akibat pola
hidup yang tidak sehat, yang pada akhirnya menyebabkan masyarakat miskin lebih sering
Regina Eka Sri R.
010-06-0047

menderita penyakit, kecacatan hingga kematian, jika dibandingkan dengan masyarakat yang
hidup dalam kecukupan.
Semoga dengan pemaparan yang penulis berikan ini, dapat menggugah jiwa pembaca
untuk ikut memikirkan keadaan gizi masyarakat kurang mampu, sehingga nantinya akan
meningkatkan rasa peduli terhadap sesama untuk dapat saling berbagi kepada orang-orang
disekitar yang memiliki keterbatasan ekonomi dan membutuhkan bantuan.

Regina Eka Sri R.


010-06-0047

Daftar Pustaka
1. Departemen Kesehatan RI (2009), Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan
Masyarakat, Jakarta
2. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (2009), Rencana Aksi Daerah Pangan Daerah
Pangan Dan Gizi, Nusa Tenggara Barat
3. http://www.sehatgroup.web.id/?p=733
4. http://www.berpolitik.com/static/myposting/2008/12/myposting_18506.html
5. http://www.smartschool.co.id/index.php?
option=com_content&task=view&id=228&Itemid=1
6. http//www.eramuslim.com/berita/dunia/tiap-menit-10-anak-anak-meninggal-duniaakibat-kurang-gizi.html
7. http://www.beritaindonesia.co.id/visi-berita/menghapus-nestapa-rakyat-miskin
8. http://www.krucil.com/archive/index.php/t_29366.html
9. http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3991031
10. http://www.bataviase.co.id/node/290382

Regina Eka Sri R.


010-06-0047

Anda mungkin juga menyukai