Kristal
Kristal didefinisikan sebagai komposisi atom-atom zat padat yang memiliki susunan
teratur dan periodik dalam pola tiga dimensi. Keteraturan susunan tersebut terjadi
karena kondisi geometris yang harus memenuhi adanya ikatan atom yang berarah
dan susunan yang rapat. Atom-atom bergabung membentuk padatan (solid), atomatom itu mengatur dirinya sendiri dalam pola tatanan tertentu yang disebut kristal
(Malvino, 1981 dalam Ferry, 2012). Susunan khas atom dalam kristal disebut struktur
kristal. Sebuah kristal yang ideal disusun oleh satuan-satuan struktur yang identik secara
berulang-ulang yang tak hingga didalam ruang. Bahan yang tersusun oleh deretan atomatom yang teratur letaknya dan berulang (periodik) yang tidak berhingga dalam ruang
disebut bahan kristal. Kumpulan yang berupa atom atau molekul dan sel ini terpisah sejauh
1 atau 2 .
Struktur Kristal
Bagian terkecil dari kristal adalah sel satuan. Kumpulan dari sel satuan yang teratur
membentuk kisi kristal
Gambar 2 ilustrasi 3 dimensi kisi kristal dan sel satuan (Surdia, 1993)
Gambar 3 sumbu-sumbu dan sudut-sudut antar sumbu kristal (Nyoman dalam dalam Ferry,
2012)
Parameter dari sl satuan dapat dinyatakan oleh sisi sel satuan (a, b, c) dan sudut diantaranya
( , , ). Atas dasar geometrinya dikenal tujuh sistem kristal. Sistem kristal ini dapat
dibagi lebih lanjut menjadi 14 kisi ruang (kisi Bravais).
Tabel 1. Pembagian tujuh sistem kubus dan empat belas kisi bravais serta kondisi
interferensi titik nol (Omar dalam Kristianing, 2007)
Gambar 4. Pembagian empat belas kisi bravais struktur kristal (Omar dalam Kristianing,
2007 )
Difraksi Sinar X
Salah satu metode untuk mengkarakterisasi zat padat adalah secara mtode difraksi sinar x.
Sebuah kisi kristal dianggap terdiri dari lapisan teratur atau bidang atom yang terpisah pada
jarak yang sama. Karena panjang gelombang sinar-X sebanding dengan jarak antar atom,
Laue (1912) mengemukakan bahwa kristal dapat bertindak sebagai kisi-kisi sinar-X. Jadi
ketika seberkas sinar-X yang mengenai kristal, akan terbentuk sejumlah bayangan dengan
intensitas yang berbeda. Jika gelombang terdifraksi berada dalam fase yang sama, mereka
saling memperkuat dan serangkaian titik terang yang dihasilkan pada lempengan fotografi.
Di sisi lain, jika gelombang difraksi keluar dari fase, bintik-bintik dihasilkan pada pelat
fotografi. Dari pola difraksi keseluruhan yang dihasilkan oleh kristal, kita bisa mendapat
informasi rinci mengenai posisi partikel dalam kristal.
e
kedua.
Gambar 6. Refleksi sinar X membentuk dua bidang yang berbeda pada kristal
Sinar ini akan memperkuat mereka dipantulkan dari bidang pertama jika jarak yang
ditempuh (CB + BD) adalah sama dengan jumlah integral n, dari panjang gelombang.
Artinya
Geometri menunjukkan bahwa
Dari (i) dan (ii) dapat dikatakan bahwa
Persamaan diatas disebut Persamaan Bragg. Persamaan Bragg digunakan terutama untuk
penentuan jarak antara bidang kristal. Untuk sinar-X dengan panjang gelombang tertentu,
sudut dapat diukur dengan Bragg spektrometer sinar-X. arak interplanar kemudian dapat
dihitung dengan bantuan persamaan Bragg.
Pengukuran Sudut Difraksi
Beberapa metode yang digunakan untuk pengukuran sudut difraksi yaitu metode kristal
berputar dan metode bubuk
1. Metode Kristal berputar
2. Metode Bubuk
Cara mendapatkan ialah dengan menjatuhkan berkas sinar X pada kristal tunggal
yang trorientasi serta terdistorsi. Dengan cara kristal tunggal ini, yang diktahui nilai d
nya, dapat dicari nya, yang dijatuhkan pada bubuk zat padat, maka nilai d dari zat
padat tersebut dapat ditentukan. Dalam hal kristal tunggal tak ada, dapat digunakan
bubuk zat padat. Pola difraksi yang didapat adalah garis-garis halus dan dari jarak antagaris dapat dicari.
Fery, M. 2012. Bab II Kajian Pustaka. eprints.uny.ac.id/8160/3/bab%202%20%20%2008306141017.pdf. diakses pada 6 Oktober 2015.
Kristianing, Yuli M. 2007. Analisis Struktur Polikristal Grafit dengan Metode
Difraksi Elektron Menggunakan Tabung Difraksi Teltron 2555. Skripsi.
dipublikasikan. Surakarta. Universitas Sebelas Maret.
Bahl...............
Surdia, Noer M. 1993. Ikatan dan Struktur Molekul. Bandung. Kimia FMIPA
ITB