Anda di halaman 1dari 3

b.

Klasifikasi Hadits Ahad


Jumlah rawi dari masing-masing thabaqah, mungkin satu orang, dua orang, tiga
orang atau malah lebih banyak, namun tidak sampai pada tingkat mutawatir.
Berdasarkan jumlah dari tahabaqah masing-masing rawi tersebut, Hadits ahad ini
dapat dibagi dalam tiga macam, yaitu Masyhur, Aziz dan Gharib.
1. Hadits Masyhur
a. Pengertian Hadits Masyhur
Menurut bahasa, masyhur adalah muntasyir yaitu sesuatu yang sudah tersebar, sudah
pupuler. Adapun menurut istilah, Hadits masyhur adalah :

.
Hadist yang diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih pada setiap thabaqoh tidak
mencapai derajat mutawatir.
b. Klasifikasi Hadits Masyhur
Istilah masyhur yang diterapkan pada suatu Hadits kadang-kadang bukan untuk
memberikan sifat-sifat Hadits menurut ketetapan diatas, yakni banyaknya rawi yang
meriwayatkan suatu hadits, tetapi diterapkan juga untuk memberikan sifat suatu hadits
yang mempunyai ketenaran di kalangan para ahli ilmu tertentu atau kalangan
masyarakat ramai. Dari segi ini, hadits masyhur terbagi kepada :
(1)

Masyhur di kalangan para muhaditsin dan lainnya (golongan ulama ahli ilmu
dan orang umum), seperti hadits

:
( )
Seorang muslim adalah orang yang menyelamatkan sesame muslim lainnya dari
gangguan lidah dan tangannya.
(2)

Masyhur di kalangan ahli-ahli ilmu tertentu, misalnya hanya masyhur di


kalangan ahli hadits saja, ahli fiqih saja, ahli tasawuf saja, dan sebagainya.
Contoh hadits yang termasyhur di kalangan ulama fiqih adalah

)
(
Tidaklah sah sholat bagi orang yang berdekatan dengan masjid, selain sholat di
dalam masjid.

Contoh hadits masyhur di kalangan ulama ushul fiqih adalah :

)
(
Terangkatlah (dosa) dari umatku, kekeliruan, lupa dan perbuatan yang mereka
lakukan karena terpaksa (HR At-Thabrani dari Ibnu Abbas)
(3)

Masyhur di kalangan masyarakat umum, seperti hadits :

( )
Bagi si peminta-minta ada hak, walaupun dating dengan kuda (HR Ahmad dan
An-Nasai)
c. Kitab-kitab yang berisi tentang kumpulan hadits masyhur, antara lain Al-Maqasid AlHasanah fi ma Isytahara ala Al-Alsinah
Contoh hadits mutawattir manawi adalah :


( )
Nabi SAW tidak mengangkat kedua tangannya dalam doa-doa beliau, kecuali dalam
sholat istisqa, dan beliau mengangkat tangannya hingga tampak putih-putih kedua
ketiaknya (HR Bukhari)
Hadits-Hadits yang semakna dengan hadits tersebut banyak sekali, lebih dari 100
hadits.
3. Hadits Muatawatir Amali
Hadits mutawatir amali adalah

Sesuatu yang diketahui dengan mudah bahwa ia dari agama dan telah mutawatir di
kalangan umat Islam bahwa Nabi SAW mengajarkannya atau menyuruhnya atau
selain dari itu. Dari hal itu dapat dikatakan soal yang telah disepakati.
Contoh hadits muatawtir amali adalah berita-berita yang menerangkan waktu dan
rakaat shalat, shalat jenazah, shalat Ied, hijab perempuan yang bukan mahram, kadar
zakat, dan segala rupa amal yang telah menjadi kesepakatan, ijma.

d. Kitab-kitab tentang Hadits-hadits Mutawatir


Sebagian ulama telah mengumpulkan hadits-hadits mutawatir dalam sebuah kitab
tersendiri. Diantara kitab-kitab tersebut adalah :
1. Al-Azhar Al-Mutanatsirah fi Al-Akhbar Al-Mutawatirah, karya As-Suyuthi,
berurutan berdasarkan bab.
2. Qathf Al-Azhar, karya As-Suyuthi, ringkasan dari kitab diatas.
3. Al-Laali Al-Mutanatsirah fi Al-Ahadits Al-Mutawatirah, karya Abu Abdillah
Muhammad bin Thulun Ad-Dimasyqi
4. Nazhm Al-Mutanatsirah min Al-Hadits Al-Mutawatirah, karya Muhammad bi
Jafar Al-Kattani
2. Hadits Ahad
a. Pengertian Hadits Ahad
Hadits ahada adalah hadits yang jumlah rawinya tidak sampai pada jumlah mutawatir,
tidak memenuhi syarat mutawatir, dan tidak pula sampai pada derajat mutawatir. Hal
ini dinyatakan dalam kaidah ilmu hadits berikut ini.


Hadits yang tidak mencapai derajat mutawatir




Hadits yang tidak sampai jumlah rawinya kepada jumlah hadits mutawatir, baik
rawinya itu seorang, dua, tiga, empat, lima atau seterusnya dari bilangan-bilangan
yang tidak memberi pengertian bahwa hadits itu dengan bilangan tersebut masuk ke
dalam hadits mutawatir.

Anda mungkin juga menyukai