Anda di halaman 1dari 29

Referat

ABSES HEPAR

Anne Ridhani Fatimah


Dokter Pembimbing: dr. Wiyoto Sukardi, Sp.B

Pendahuluan
Merupakan penyakit dari organ hati yang masih menjadi
masalahan kesehatan beberapa negara Asia, Afrika dan Amerika.
Prevalensi yang tinggi sangat erat hubungannya dengan sanitasi
yang jelek, status ekonomi yang rendah serta gizi yang buruk.
Dapat di sebabkan oleh infeksi bakteri, parasit, maupun jamur yang
bersumber dari sistem gastrointestinal yang ditandai dengan
adanya proses supurasi dengan pembentukan pus di dalam
parenkim hati.
Abses hati dibagi menjadi 2 abses hati amebik dan abses hati
piogenik di mana kasus abses hati amebik lebih sering terjadi
dibanding abses hati piogenik.
Abses hati amebik biasanya disebabkan oleh infeksi Entamoeba
hystolitica
Abses hati piogenik disebabkan oleh infeksi Enterobacteriaceae,
Streptococci, Klebsiella, Candida, Salmonella, dan golongan
lainnya.

Hampir 10% penduduk dunia terutama penduduk


dunia berkembang pernah terinfeksi Entamoeba
histolytica tetapi 10% saja dari yang terinfeksi
menunjukkan gejala.
Individu yang mudah terinfeksi penduduk di
daerah endemik ataupun wisatawan yang ke
daerah endemik
laki laki : perempuan 3:1 hingga 22:1

Anatomi
Merupakan organ intestine terbesar (1,21,8 kg atau kurag lebih 25% berat badan
orang dewasa)
Berada sejajar dengan ruang intercostal V
kanan dan batas bawah menyerong
keatas dari iga IX kanan ke iga VIII kiri
Mempunyai dua facies (permukaan) yaitu:
Facies Diaphragmatika
Facies Visceralis

Vaskularisasi
Aorta
abdominalis
Arteri hepatika
propria
Arteri hepatika
propria dexra
sinistra

Vena porta
hepatis
Vena porta
hepatis sinistra
dan dextra

Persyarafan
Nervus Simpatikus : dari ganglion seliakus
pembuluh darah pada lig.
hepatogastrika dan masuk porta hepatis
Nervus Vagus : dari trunkus sinistra yang
mencapai porta hepatis menyusuri
kurvatura minor gaster dalam omentum.

Fisiologi
Fungsi dasar hati dapat dibagi menjadi :
1. Fungsi Vaskular untuk menyimpan dan
menyaring darah
2. Fungsi metabolisme yang berhubungan
dengan sebagian besar sistem
metabolisme tubuh
3. Fungsi sekresi dan ekskresi yang berperan
membentuk empedu yang mengalir
melalui saluran empedu ke saluran
pencernaan.

Etiologi
Abses hati amebik disebabkan oleh strain virulen Entamoeba
hystolitica yang tinggi.
Infeksi biasanya terjadi setelah meminum air atau memakan
makanan yang terkontaminasi kotoran yang mengandung
tropozoit atau kista tersebut. Dinding kista akan dicerna oleh
usus halus tropozoit imatur. Tropozoit dewasa tinggal di usus
besar terutama sekum.
Abses piogenik disebabkan oleh Enterobactericeae,
Microaerophilic streptococci, Anaerobic streptococci, Klebsiella
pneumoniae, Bacteriodes, Fusobacterium, Staphilococcus
aereus, Staphilococcus milleri, Candida albicans, Aspergillus,
Eikenella corrodens, Yersinis enterolitica, Salmonella thypii,
Brucella melitensis dan fungal
Abses hati dapat disebabkan infeksi dapat berasal dari sistem
porta dan hematogen melalui arteri hepatika.

Infeksi secara hematogen biasanya disebabkan oleh bakteremia


dari endokarditis, sepsis urinarius, dan intravenous drug abuse
Abses pada hepar diduga berasal dari invasi sistem vena porta,
pembuluh limfe mesenterium, atau penjalaran melalui
intraperitoneal.
Dalam parenkim hepar terbentuk tempat-tempat mikroskopis
terutama terjadi trombosis, sitolisis, dan pencairan, suatu proses
yang disebut hepatitis amuba.
Bila tempat-tempat tersebut bergabung maka terjadilah abses
amuba.
Dilaporkan 21-30% dari abses hepar berasal dari penyakit biliaris
yaitu obstruksi ekstrahepatik, kolangitis, koledolitiasis, tumor
jinak atau ganas biliaris.
Anastomosis anterobiliaris (choledochoduodenostomy atau
choledochojejunostomy) juga dilaporkan sebagai penyebab abses
hepar di samping komplikasi biliaris dan transplantasi hati.
Trauma tumpul dan nekrosis hati yang berasal dari vascular
injury selama laparaskopi cholecystectomy juga merupakan
penyebab abses hepar

Patogenesis
Patogenesis amebiasis hati belum dapat diketahui
secara pasti.
Ada beberapa mekanisme (faktor investasi parasit
yang menghasilkan toksin, malnutrisi, faktor
resistensi parasit, berubah-ubahnya antigen
permukaan dan penurunan imunitas cell mediated).
Secara kasar, mekanisme terjadinya amebiasis
didahului dengan penempelan E. Histolytica pada
mukus usus, diikuti oleh perusakan sawar intestinal,
lisis sel epitel intestinal serta sel radang
disebabkan oleh endotoksin E. histolytica kemudian
penyebaran amoeba ke hati melalui vena porta.

Terjadi fokus akumulasi neutrofil periportal yang disertai


nekrosis dan infiltrasi granulumatosa.
Lesi membesar bersatu dan granuloma diganti dengan
jaringan nekrotik yang dikelilingi kapsul tipis seperti jaringan
fibrosa.
Secara patologis, amebiasis hati ini berukuran kecil sampai
besar yang isinya berupa bahan nekrotik seperti keju
berwarna merah kecoklatan, kehijauan, kekuningan atau
keabuan.
Struktur dari abses amuba hepar terdiri dari cairan di dalam,
dinding dalam, dan kapsul jaringan penyangga.
Secara klasik cairan abses menyerupai anchovy paste ,
berwarna coklat kemerahan sebagai akibat jaringan hepar
dan sel darah merah yang dicerna.
Abses mungkin saja berisi cairan hijau atau kuning.
Tidak seperti abses bakterial, cairan abses amuba steril dan
tidak berbau.

Manifestasi Klinis
abses hati piogenik apabila ditemukan
sindrom klinis klasik berupa nyeri spontan
perut kanan atas, yang ditandai dengan
jalan membungkuk ke depan dengan
kedua tangan diletakkan di atasnya.
nyeri pada bahu sebelah kanan, batuk
ataupun terjadi atelektesis, rasa mual dan
muntah, berkurangnya nafsu makan,
terjadi penurunan berat badan yang
unintentional, demam, malaise, anemia

Diagnosis

Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Laboratorium
USG dan CT Scan sensitivitas 8595 %

Pemeriksaan Fisik
Nyeri tekan kuadran kanan atas abdomen
Hepatomegali 3 jari sampai 6 jari di
bawah arcus-costa
Ikterus terdapat pada 25 % kasus dan
biasanya berhubungan dengan
penyebabnya yaitu penyakit traktus
biliaris, abses biasanya multipel, massa di
hipokondrium atau epigastrium, efusi
pleura, atelektasis, fluktuasi pada hepar,
dan tanda-tanda peritonitis

Pemeriksaan Laboratorium
Darah rutin kadar Hb darah, jumlah leukosit
darah, kecepatan endap darah dan percobaan fungsi
hati, termasuk kadar bilirubin total, total protein dan
kadar albumin dan glubulin dalam darah.
Pemeriksaan yang didapat leukositosis yang tinggi
dengan pergeseran ke kiri, anemia, laju endap darah
, alkalin fosfatase , enzim transaminase dan
serum bilirubin, kadar albumin serum dan waktu
protrombin yang memanjang kegagalan fungsi
hati yang disebabkan abses hati.
Hiperbilirubinemia didapatkan hanya pada 10 %
penderita abses hepar.

Pemeriksaan penunjang
USG
Bentuk bulat atau oval
Tidak ada gema dinding yang berarti
Ekogenitas lebih rendah dari parenkim
hati normal.
Bersentuhan dengan kapsul hati
Peninggian sonik distal (distal
enhancement)

CT Scan
Hipoekoik
Massa oval dengan
batas tegas
Non-homogen

Kriteria diagnostik untuk hepatic amoebiasis


menurut Lamont dan Pooler :
1. Pembesaran hati yang nyeri tekan pada orang
dewasa.
2. Respons yang baik terhadap obat anti amoeba.
3. Hasil pemeriksaan hematologis yang
menyokong : leukositosis.
4. Pemeriksaan Rontgen (PA Lateral) yang
menyokong.
5. Trophozoit E. histolytica positif dalam pus hasil
aspirasi.
6. "Scintiscanning" hati adanya "filling defect".
7. "Amoeba Hemaglutination" test positif

Komplikasi
Sistem plueropulmonum merupakan
sistem tersering terkena.
Efusi pleura, empyema abses pulmonum
atau pneumonia abses menembus
diafragma
Fistula bronkopleura, biliopleura dan
biliobronkial reptur abses amuba.
Ludah yang berwarna kecoklatan yang berisi
amuba.

Komplikasi abses hati


amoeba umumnya berupa
perforasi abses ke berbagai
rongga tubuh dan ke kulit.
Perforasi dapat berlanjut ke
paru sampai ke bronkus
sehingga didapat sputum
yang berwarna khas coklat.
Perforasi ke perikard
menyebabkan efusi
perikard dan tamponade
jantung.
Perforasi ke depan atau ke
sisi terjadi ke arah kulit
sehingga menimbulkan
fistel yang dapat
menyebabkan timbulnya
infeksi sekunder.

Penatalaksanaan
Antibiotik
Penisilin, selanjutnya kombinasi antara ampisilin dan aminoglikosida
atau sefalosforin generasi III,dan Klindamisin atau metronidazol.
Dosis Metronidazole 50 mg/kgBB/hari diberikan tiga kali sehari
selama 10 hari menyembuhkan 95% penderita abses amuba
hepar.
Metronidazol gagal Emetin, dehidroemetin, dan klorokuin
Kombinasi klorokuin dan emetin dapat menyembuhkan 90%
penderita amubiasis ekstrakolon yang resisten.

Aspirasi
Berguna untuk mengurangi gejala-gejala penekanan dan
menyingkirkan adanya infeksi bakteri sekunder.
Mengurangi risiko ruptur pada abses yang volumenya lebih dari 250
ml, atau lesi yang disertai rasa nyeri hebat dan elevasi diafragma.

Drainase perkutan
Berguna pada penanganan komplikasi paru,
peritoneum, dan perikardial.

Operasi
Laparotomi perdarahan yang jarang terjadi
tetapi mengancam jiwa penderita, disertai atau
tanpa adanya ruptur abses.
Penderita dengan septikemia karena abses amuba
yang mengalami infeksi sekunder juga dicalonkan
untuk tindakan bedah, khususnya bila usaha
dekompresi perkutan tidak berhasil.
Dilakukan dengan sayatan subkostal kanan. Abses
dibuka, dilakukan penyaliran, dicuci dengan
larutan garam fisiologik dan larutan antibiotik
serta dengan ultrasonografi intraoperatif.

Hepatektomi
Pengangkatan lobus hati yang terkena
abses.
Hepatektomi dapat dilakukan pada
abses tunggal atau multipel, lobus
kanan atau kiri, juga pada pasien
dengan penyakit saluran empedu.

Prognosis

Kesimpulan
Abses hati merupakan infeksi pada hati yang disebabkan bakteri,
jamur, maupun nekrosis steril yang dapat masuk melalui
kandung kemih yang terinfeksi dan infeksi dalam perut lainnya.
Dibedakan menjadi 2 abses hati amebik dan abses hati
piogenik.
Gejala-gejala demam tinggi, nyeri pada kuadran kanan atas
abdomen, hepatomegali, ikterus.
Diagnosis pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, dan
laboratorium.
Terapi yang diberikan antibiotika spektrum luas, aspirasi
cairan abses, drainase, laparatomi dan hepatektomi.
Abses hepar dapat disembuhkan bila ditangani dengan cara
yang tepat dalam waktu yang secepatnya
Oleh karena itu sangatlah penting untuk dapat mendiagnosanya
sedini mungkin.

Referensi

Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Ilmu


Penyakit Dalam. Edisi keempat. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FKUI, Jakarta 2006 ; 462 463
Sjamsuhidaja,R & deJong, Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta :
EGC Penerbit Buku Kedokteran. 2004
Guyton & Hall.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta : EGC
Penerbit Buku Kedokteran.1997
Sobotta. Atlas Anatomi Manusia. Edisi 21. Jakarta. EGC Penerbit
buku kedokteran.2000.
Christophers Textbook of Surgery. Philadelphia and London:
Saunder Company. 1960; 797-799
Junita, Arini, et al. Beberapa Kasus Abses Hati Amuba. Denpasar:
www.ejournal.unud.ac.id.
Peralta, Ruben. Liver Abscess. Dominica:
www.emedicine.medscape.com. 2008

Anda mungkin juga menyukai