Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Obesitas merupakan keadaan dimana seseorang memiliki berat
badan yang lebih berat dibandingkan berat idealnya. Hal ini disebabkan
karena terjadi penumpukan adipose atau jaringan lemak di dalam tubuh
secara berlebihan. Obesitas dapat menimbulkan masalah fisiologis,
emosional, sosial dan psikologis. Dampak fisiologis yang ditimbulkan
adalah meningkatnya risiko berbagai jenis penyakit. Contoh dampak
emosional dan psikologis adalah berkurangnya kepercayaan diri karena
penampilan fisik kurang menarik, dan contoh dampak sosial adalah
terbatasnya pergaulan karena kurangnya rasa percaya diri. Oleh karena itu,
diperlukan diet khusus bagi penderita overweight, yaitu diet energi rendah
tinggi serat. Diet energi rendah tinggi serat adalah diet yang kandungan
energinya di bawah kebutuhan normal, cukup vitamin dan mineral, serta
banyak mengandung serat yang bermanfaat dalam proses penurunan berat
badan.
1.2 Rumusan masalah
1. Metabolisme lipid
2. Metabolisme protein
3. Metabolisme nukleotida pada asam urat
4. Obesitas
5. Pengaturan nutrisi

1 | L I N G K A R P I N G G A N G B E RTA M B A H L A G I

1.3 Tujuan Masalah


1. Mahasiswa mampu menjelaskan metabolisme lipid
2. Mahasiswa mampu menjelaskan metabolisme protein
3. Mahasiswa mampu menjelaskan nukleotida
4. Mahasiswa mampu menjelaskan obesitas
5. Mahasiswa mampu menjelaskan pengaturan nutrisi

2 | L I N G K A R P I N G G A N G B E RTA M B A H L A G I

BAB II
PEMBAHASAN
LBM III
LINGKAR PINGGANG BERTAMBAH LAGI
2.1 Skenario
Tn. M 47 tahun, datang ke dokter keluarganya untuk pemeriksaan
kesehatan rutin bulanan. Pasien mengeluh nyeri dan bengkak pada jemari
tangan dan kaki terutama pada ibu jari kaki kanan, sejak 2 hari terakhir,
menurut pasien sejak seminggu terakhir dirinya menghadiri beberapa acara
syukuran sehingga banyak mengkonsumsi daging, jerohan dan aneka kue
serta kacang-kacangan . Kemudian dokter melakukan pemeriksaan fisik
diperoleh tanda-tanda vital RR: 20x/menit, Nadi: 92x/ menit, tensi: 135/90
mmHg, temp: 36,5 0C, berat badan 98 kg, tinggi badan 170 cm, lingkar
pinggang 95 cm. Pada sendi interphalanx distal digiti 1 pedis dextra
tampak oedem dan hiperemia. Dokter juga melakukan pemeriksaan
laboratorium rutin dan diperoleh hasil GDS: 110 mg/dl, total kolesterol:
280 mg/dl, LDL: 180 mg/dl, HDL: 32 mg/dl, TG: 180 mg/dl dan asam
urat; 9, lain-lain dalam batas normal. Menurut dokter, Tn. M mengalami
obesitas,

dislipidemia

dan

peningkatan

asam

urat,

dokter

juga

menyarankan agar pasien memperbaiki gaya hidup terutama dengan


mengatur diet dan berolah raga, selain itu dokter juga menyarankan untuk
berkonsultasi dengan ahli gizi untuk mengatur diet yang sesuai bagi
pasien.
Bagaimana Saudara menjelaskan kondisi yang dialami oleh pasien Tn.M
tersebut?
2.2 Terminologi

3 | L I N G K A R P I N G G A N G B E RTA M B A H L A G I

Dalam pembahasan skenario di atas, kami menemukan beberapa


istilah dan masalah. Adapun istilah dan masalah tersebut, antara lain :

Sendi interphalanx distal digiti 1 pedis dextra : persendian ibu jari kaki

kanan
Oedem : timbunan abnormal sejumlah cairan di dalam ruang jaringan

intersel (antarsel) atau ruangan tubuh.


Hiperemia : peningkatan jumlah darah di bagian atau organ tubuh
dikarenakan peningkatan volume darah setempat pada jaringan tertentu.
Hiperemia adalah proses aktif akibat adanya penambahan aliran darah
yang masuk (in flow) ke dalam arteri.

GDS : Gula darah sewaktu

Total kolesterol : Jumlah total kandungan kolesterol darah. Kolesterol


diproduksi oleh tubuh sendiri dan juga datang dari asupan makanan yang

kita konsumsi (produk hewani).


LDL : Low-density lipoprotein (LDL) alias si kolesterol jahat. Terlalu
banyak LDL dalam darah menyebabkan akumulasi endapan lemak (plak)

dalam arteri (proses aterosklerosis)


HDL : Seringkali disebut kolesterol baik karena membantu membawa
pergi LDL dari aliran darah untuk disimpan sebagai cadangan di dalam sel,
menjaga pembuluh darah tetap terbuka dan lancar. Idealnya level HDL

harus diatas 40 mg/dL


TG : Trigliserida adalah tipe lemak lain dalam darah.Level TG yang tinggi
umumnya menunjukkan bahwa makan lebih banyak kalori daripada kalori
yang dibakar untuk aktivitas, karena itu level TG biasanya tinggi pada

pasien yang gemuk atau pasien diabetes.


Asam urat : zat hasil metabolisme purin dalam tubuh. Zat asam urat ini
biasanya akan dikeluarkan oleh ginjal melalui urine dalam kondisi normal.
Namun dalam kondisi tertentu, ginjal tidak mampu mengeluarkan zat asam
urat secara seimbang sehingga terjadi kelebihan dalam darah. Kelebihan
zat asam urat ini akhirnya menumpuk dan tertimbun pada persendian-

4 | L I N G K A R P I N G G A N G B E RTA M B A H L A G I

persendian dan tempat-lainnya termasuk di ginjal itu sendiri dalam bentuk

kristal-kristal.
Dyslipidemia : kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan

peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma.


Obesitas : Deposisi lemak yang berlebih di dalam jaringan lemak sebagai

akibat dari makan yang banyak melebihi keperluan pemakaian energy


lingkar pinggang :

2.3 Metabolisme Lipid


Lipid adalah molekul-molekul biologis yang tidak larut dalam air terapi
larut di dalam pelarut-pelarut organik. Lipid sendiri memiliki beberapa fungsi,
seperti (1) sebagai penyususn struktur membran sel, (2) sebagai cadangan
energi, dan (3) sebagai hormon dan vitamin dalam tubuh.
Terdapat beberapa jenis lipid, yaitu:
1. Asam lemak
Asam lemak merupakan asam monokarboksilat rantai panjang. Adapun
rumus umum dari asam lemak adalah:
CH3(CH2)nCOOH dan CnH2n+1-COOH
Rentan ukuran dari asam lemak adalah C12 sampai dengan C24.
Ada dua macam asam lemak yaitu;
- Asam lemak jenuh (saturated fatty acid) , yaitu asam lemak yang
-

tidak memiliki ikatan rangkap


Asam lemak tak jenuh (un-saturated fatty acid)

2. Gliserida netral
Gliserida netral adalah ester antara asam lemak dengan gliserol. Fungsi
dasar dari gliserol adalah sebagai sumber simpanann energi (berupa lemak
atau minyak). Setiap gliserol mungkin berikatan dengan 1, 2, atau 3 asam
lemak yang tidak harus sama. Jika gliserol berikatan dengan satu asam
lemak maka disebut monogliserida, jika berikatan dengan 2 asam lemak
disebut digliserida, dan jika berikatan dengan tiga asam lemak dinamakan

5 | L I N G K A R P I N G G A N G B E RTA M B A H L A G I

trigliserida. Trigliserida merupakan cadangan energi yang penting dari


sumber lipid.
3. Lipid kompleks
Lipid kompleks adalah kombinasi antara lipid dengan molekul lain.
Contoh penting dari lipid kompleks adalah lipoprotein dan glikolipid.
Lipoprotein merupakan gabungan antara lipid dengan protein. Ada 4 jenis
major dari lipoprotein plasma yang masing-masing tersusun atas beberapa
jenis lipid, yaitu :
- Kilomikron , berfungsi sebagai alat transportasi trigliserida dari
-

usus ke jaringan lain, kecuali ginjal


VLDL (very low-density lypoproteins), berfungsi untuk mengikat
trigliserida di dalam hati dan mengangkutnya menuju jaringan

lemak
LDL (low-density lypoproteins), berperan mangangkut kolesterol

ke jaringan perifer
HDL (high-density lypoproteins), berperan mengikat kolesterol

plasma dan mengangkut kolesterol ke hati


4. Lipid Non-gliserida
Lipid jenis ini tidak mengandung gliserol. Jadi asam lemak bergabung
dengan molekul-molekul non gliserol. Yang termasuk dalam jenis ini
adalah sfingolipid (fosfolipid yang tidak diturunkan dari lemak), steroid
(hormon reproduktif), kolesterol (jenis lipid yang menyusun membran
plasma), dan lilin (ester antara asam lemak dengan alkohol rantai panjang).

Metabolisme lipid sebagian besar asam lemak dan monogliserida


karena tidak dapat larut dalam air maka diangkut oleh miselus / emulsi dan
dilepaskan ke dalam sel epitel usus. Dalam sel ini, asam lemak dan
monogliserida segera dibentuk menjadi trigliserida dan berkumpul
berbentuk kilomikron. Selanjutnya kilomikron ditransportasikan melalui
pembuluh limfe dan bermuara pada vena cava, sehingga bersatu dengan

6 | L I N G K A R P I N G G A N G B E RTA M B A H L A G I

sirkulasi darah. Kilomikron ini kemudian ditransportasikan menuju hati


dan jaringan adiposa.
Di dalam sel-sel hati dan jaringan adiposa, kilomikron segera
dipecah manjdai asam-asam lemak dan gliserol. Selanjutnya asam-asam
lemak dan gliserol tersebut dibentuk kembali menjadi simpanan
trigliserida. Proses pembentukan trigliserida ini dinamakan esterifikasi.
Jika sewaktu-waktu tubuh membutuhkan energi dari lipid, trigliserida akan
dipecah menjadi asam lemak dan gliserol, untuk ditransportasikan menuju
sel-sel untuk dioksidadi menjadi energi, proses ini disebut lipolisis.
Selanjutnya, asam lemak tersebut ditransportasikan oleh albumin ke
jaringan yang memerlukan dan disebut sebagai asam lemak bebas (free
fatty acid / FFA).
Hasil akhir dari pemecahan lipid dan makanan adalah asam lemak
dan gliserol. Jika sumber energi dari karbohirat telah mecukupi, maka
asam lemak mengalami esterifikasi. Proses oksidasi asam lemak
dinamakan oksidasi beta dan menghasilkan asetil Ko-A yang kemudian
masuk ke dalam siklus asam sitrat sehingga dihasilkan energi. Di sisi lain,
jika kebutuhan energi sudah mencukupi, asetil Ko-A dapat mangalami
lipogenesis menjadi asam lemak dan selanjutnya dapat disimpan sebagai
trigliserida.

2.4 Metabolisme Protein


Protein itu merupakan makromolekul yang berikatan dengan
polipeptida. Berfungsi sebagai untuk: biokatalisator, hormon, dan tempat
penyimpanan genetika yang khas. Sifatnya ditentukan oleh jenis asam
amino, urutan asam amino pada rantainya dan lain-lain. Asam amino

7 | L I N G K A R P I N G G A N G B E RTA M B A H L A G I

adalah unit monomer suatu protein memiliki gugus fungsional yaitu gugus
asam amino dan gugus asam karboksilat.
Sebagian zat-zat makanan harus dipecah menjadi molekul-molekul
sebelum diabsorpsi. Pemecahannya itu dibantu oleh enzim-enzim. Jadi
urutan

pencernaan

proteinnya

begini

awalnya

makanan

yang

mengandung protein masuk ke dalam mulut, setelah dikunyah makanan


masuk ke dalam lambung. Nah disini enzim pepsin bersama HCL
mengubah protein asli menjadi proteosa dan pepton. Lalu isi lambung atau
kimus ini akan masuk ke duodenum secara sedikit demi sedikit melalui
sfingter pilorus. Disini, sekresi pankreas dan empedu yang sangat basa
menetralkan asam dari kimus. Lalu getah pankreas yang mengandung
enzim tripsin dan kimotripsin akan mengubah protein asli proteosa dan
pepton menjadi polipeptida. Getah pankreas juga mengandung enzim
peptidase. Karboksipeptidase (menghidrolisis ikatan peptida terminal pada
ujung karboksil). Amino peptidase dan dipeptidase (memecah ikatan
peptida terminal pada ujung amino bebas). Lalu isi dari duodenum akan
masuk kedalam usus. Proses ini akan terus berlanjut sampai berubah
menjadi asam amino penyusunnya. Asam amino akan diabsorpsi oleh
mukosa usus halus masuk ke dalam sirkulasi darah.
Jenis-Jenis Asam Amino
-

Essensial: Isoleusin, lysine, leucine, methionin, phenylalanin, threonina,


triptofan, valin.

Non esensial: alanin, arginin, asparagin, asam aspartat, sistein, tirosin,


serin, dan lain-lain.

2.5 Metabolisme Nukleotida


A. De-novo biosintesis nukleotida purin
1. Inosin monofosfat disintesis de-novo dengan menambahkan ke ribosa fosfat
a. Langkah pertama - dan langkah diatur - adalah konversi ribosa-5-fosfat
untuk phosphoribose-1-pirofosfat (PRPP).
8 | L I N G K A R P I N G G A N G B E RTA M B A H L A G I

b. The pirofosfat 'mengaktifkan' C1 pada ribosa untuk penambahan lebih


lanjut:

c. Sintesis hasil untuk inosin monofosfat:

Senyawa lainnya berkontribusi terhadap sintesis, termasuk:


- N-formil THF 10
- Glisin
- Glutamin
- Aspartate.
2. IMP diubah menjadi baik AMP atau GMP oleh jalur yang berbeda
a. Konversi inosin-MP untuk Adenosin-MP:

9 | L I N G K A R P I N G G A N G B E RTA M B A H L A G I

b. Konversi inosin-MP untuk guanosin-MP:

3. fosforilasi memberi bentuk difosfat (nukleosida monofosfat kinase)


AMP + ATP AMP + ATP <--> <-> 2ADP 2ADP
(adenylate kinase) (Siklase kinase)
GMP + ATP GMP + ATP <---> <---> GDP + ADP PDB + ADP
(guanylate kinase) (Guanylate kinase)
- Enzim yang sama khusus untuk setiap nukleotida
- Tidak ada kekhususan untuk ribonucleotide vs deoksiribosa.
4. deoxynucleotides dibentuk atas penurunan
gula (ribonucleotidereduktase)
a. Mekanisme radikal bebas
b.HU adalah inhibitor RR

- Scavenger radikal bebas


- Menghambat reductase ribonucleotide
- Berguna dalam kemoterapi

10 | L I N G K A R P I N G G A N G B E R T A M B A H L A G I

5. fosforilasi untuk trifosfat (nukleosida difosfat kinase)


N 1 DP + N 2 TP N 1 DP + N 2 TP <--> <-> N 1 TP + N 2 DP N 1 TP +
N 2 DP

dan
dN 1 DP + N 2 TP dN 1 DP + N 2 TP <--> <-> dN 1 TP + N 2 DP dN 1TP +
N 2 DP

Tidak ada kekhususan untuk basis

Tidak ada kekhususan untuk gula (ribo-atau deoksi-)

6. Regulasi biosintesis purin:


PRPP mengatur tingkat produksi purin melalui peraturan feed-maju
(Banyak poin peraturan lain, tetapi dengan signifikansi medis sedikit atau
tidak ada.)

B. Degradasi nukleotida purin menjadi asam urat:

11 | L I N G K A R P I N G G A N G B E R T A M B A H L A G I

Nucleases dan nucleotidases menurunkan rantai asam nukleat ke


nukleotida bebas dan kemudian ke nukleosida. Para nucleoosides purin
kemudian terdegradasi lebih lanjut menjadi asam urat, yang diekskresikan
dalam urin.
Adenin: pertama deaminate untuk inosin, kemudian bersatu untuk
membentuk hipoksantin, mengoksidasi untuk xanthine asam urat maka
Guanosin: bersatu pertama yang merilis guanin, kemudian deaminate
untuk xanthine, mengoksidasi menjadi asam urat

Perhatikan bahwa:
- Jalur yang sama digunakan untuk deoxynucleotides dan ribonucleotides
- Adenosine adalah deaminated * sebelum * gula dihapus.
- Guanosin adalah deaminated * setelah * gula lepas.
- Fosforilasa: analog dengan hidrolase; menggunakan fosfat di tempat air.
- Produk akhir, asam urat, diekskresikan dalam urin
2.5 Obesitas

12 | L I N G K A R P I N G G A N G B E R T A M B A H L A G I

Definisi obesitas yaitu suatu keadaan dari akumulasi lemak tubuh


yang berlebihan di jaringan lemak tubuh dan dapat menimbulkan beberapa
penyakit.
Menurut para ahli yang didasarkan pada hasil penelitian, obesitas
dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya
adalah:
1. Faktor genetik : Faktor genetik dapat menjadi penyebab obesitas karena
genetik dapat diturunkan dari generasi sebelumnya pada generasi
berikutnya di dalam sebuah keluarga. Hal ini dimungkinkan karena pada
saat ibu yang obesitas sedang hamil maka unsur sel lemak yang berjumlah
besar dan melebihi ukuran normal, secara otomatis akan diturunkan
kepada bayi selama dalam kandungan
2. Kerusakan pada salah satu bagian otak : Sistem pengontrol yang mengatur
perilaku makan terletak pada suatu bagian otak yang disebut hipotalamus.
Hipotalamus merupakan sebuah kumpulan inti sel dalam otak yang
langsung berhubungan dengan bagian-bagian lain dari otak dan kelenjar di
bawah otak. Dua bagian hipotalamus yang mempengaruhi penyerapan
makan yaitu hipotalamus lateral (HL) yang menggerakan nafsu makan dan
hipotalamus ventromedial (HVM) yang bertugas merintangi nafsu makan
atau sebagai pusat kenyang. Apabila kerusakan terjadi pada bagian HVM
maka seseorang akan menjadi rakus dan akan terjadi kegemukan serta
obesitas.
3. Pola makan yang sehat : Pola makan yang berlebihan dapat menyebabkan
kegemukan karena asupan kalori juga akan meningkat. Semakin banyak
jumlah kalori yang dikonsumsi maka semakin banyak jumlah kalori yang
disimpan apabila tidak diimbangi dengan kegiatan fisik yang sesuai.
4. Lingkungan : Faktor lingkungan ternyata juga mempengaruhi seseorang
untuk menjadi gemuk. Apabila seseroang dibesarkan dalam lingkungan
yang menganggap gemuk adalah simbol kemakmuran dan keindahan maka
13 | L I N G K A R P I N G G A N G B E R T A M B A H L A G I

orang tersebut akan cenderung untuk menjadi gemuk. Selama pandangan


tersebut tidak dipengaruhi oleh faktor eksternal maka orang yang obesitas
tidak

akan

mengalami

masalah-masalah

psikologis

sehubungan

dengankegemukan.
2.6 Patofisiologi Obesitas
Obesitas terjadi karena adanya kelebihan energi yang disimpan
dalam bentuk jaringan lemak. Gangguan keseimbangan energi ini dapat
disebabkan oleh faktor eksogen, sebagai akibat nutrisional dan faktor
endogen akibat adanya kelainan hormonal, sindrom atau defek genetik.
Pengaturan keseimbangan energi diperankan oleh hipotalamus melalui 3
proses

fisiologis

yaitu

pengendalian

rasa

lapar

dan

kenyang,

mempengaruhi laju pengeluaran energi, dan regulasi sekresi hormon.


Apabila asupan energi melebihi dari yang dibutuhkan, maka jaringan
adiposa meningkat disertai dengan peningkatan kadar leptin dalam
peredaran darah. Leptin kemudian merangsang anorexigenic center di
hipotalamus agar menurunkan produksi neuro peptide Y (NPY), sehingga
terjadi penurunan nafsu makan. Demikian pula sebaliknya bila kebutuhan
energi lebih besar dari asupan energi maka jaringan adiposa berkurang dan
terjadi rangsangan pada orexigenic center di hipotalamus yang
menyebabkan peningkatan nafsu makan.

Pada sebagian besar penderita obesitas terjadi resistensi leptin


sehingga tingginya kadar leptin tidak menyebabkan penurunan nafsu
makan. Terjadinya ketidakseimbangan energi ini, dalam hal ini energi di
dalam tubuh meningkat sehingga akan terjadi penimpunan lapisan lemak
sehingga meyebabkan overweight dan akhirnya terjadi obesitas.
Secara umum, obesitas dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan
kalori, yang diakibatkan asupan energi yang jauh melebihi kebutuhan
14 | L I N G K A R P I N G G A N G B E R T A M B A H L A G I

tubuh. Pada bayi (infant), penumpukan lemak terjadi akibat pemberian


makanan pendamping ASI yang terlalu dini, terutama apabila makanan ini
memiliki kandungan karbohidrat, lemak, dan protein yang tinggi. Pada
masa anak -anak dan dewasa, 8 asupan energi bergantung pada diet
seseorang. Penelitian yang dilakukan menemukan bahwa pengontrolan
nafsu makan dan tingkat kekenyangan seseorang diatur oleh mekanisme
neural dan humoral (neurohumoral) yang dipengaruhi oleh genetik, nutrisi,
lingkungan, dan sinyal psikologis. Mekanismeini dirangsang oleh respons
metabolik yang berpusat pada hipotalamus.
Salah satu untuk penderita diabetes yaitu mengontrol jumlah
asupan kalori harian tubuh. Berikut cara menghitungnya.
1. Tentukan berat badan ideal (BB)
Langkah awal yang harus diketahui adalah tinggi badan (TB) yang
Anda miliki saat ini. Berat badan (BB) ideal bisa diperhitungkan
dengan

cara:

BB Ideal = 0,9 x (TB-100). Ini akan menentukan berapa bobot


tubuh yang seharusnya Anda miliki. Para pria biasanya memiliki
kelebihan berat badan karena memiliki massa otot yang lebih besar,
sedangkan perempuan lebih berat karena massa lemaknya yang
lebih tinggi.

2. Hitung kebutuhan basal (KB)


Kebutuhan basal (KB) adalah kebutuhan minimal yang dibutuhkan
untuk memenuhi kebutuhan saat tidur atau istirahat. "Ini
merupakan kebutuhan energi dan kalori yang paling mendasar
untuk menggerakan jantung, paru, usus dan pencernaan saja,"
jelasnya. Kebutuhan basal laki-laki dan perempuan ini berbeda satu
sama lain.
15 | L I N G K A R P I N G G A N G B E R T A M B A H L A G I

KB perempuan = BB Ideal x 25 Kkal


KB pria = BB Ideal x 30 KKal
3. Aktivitas fisik (AF)
Rata-rata semua orang pasti memiliki aktivitas masing-masing.
Asupan kalori tubuh ini juga dipengaruhi oleh aktivitas yang
dilakukan. Secara umum ada tiga kategori aktivitas fisik yang
dilakukan yaitu ringan, sedang, dan berat. Aktivitas fisik ini
dihitung dari total kebutuhan basal.
Aktivitas ringan (10-20 persen) : Menyetir mobil (10 persen),
mengajar (20 persen), berjalan (20 persen), kerja kantoran (10
persen), memancing (20 persen), membaca (10 persen).
Aktivitas sedang (20-30 persen) : kerja rumah tangga (20 persen),
bersepeda (30 persen), bowling (20 persen), berjalan cepat (30
persen),

berkebun

(30

persen).

Aktivitas berat (40-50 persen) : aerobik (40 persen), bersepeda


mendaki (40 persen), panjat tebing (50 persen), dansa (40 persen),
jogging (40 persen), atlit (50 persen).
Jika dalam satu hari Anda banyak beraktivitas, maka kebutuhan
aktivitas yang diambil adalah aktivitas yang paling sering
dilakukan setiap harinya.
4. Koreksi usia (KU)
Usia juga akan mempengaruhi kebutuhan kalori seseorang.
Semakin bertambahnya usia, maka kebutuhan kalori dan asupan
makanannya pun semakin sedikit.
Untuk Anda yang berusia 40-59 tahun, maka koreksi usianya
mencapai 5 persen, usia 60-69 tahun maka koreksinya 10 persen, dan
usia lebih dari 70 tahun koreksinya 20 persen.

16 | L I N G K A R P I N G G A N G B E R T A M B A H L A G I

5. Total kalori yang dibutuhkan (TK)


Setelah mendapatkan semua komponen yang dibutuhkan, maka
total kalori (TK) sehari ini bisa dihitung dengan rumus:
TK = KB + AF KU

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Obesitas terjadi karena adanya kelebihan energi yang disimpan
dalam bentuk jaringan lemak. Gangguan keseimbangan energi ini dapat
disebabkan oleh faktor eksogen, sebagai akibat nutrisional dan faktor
endogen akibat adanya kelainan hormonal, sindrom atau defek genetik.
17 | L I N G K A R P I N G G A N G B E R T A M B A H L A G I

Pengaturan keseimbangan energi diperankan oleh hipotalamus melalui 3


proses

fisiologis

yaitu

pengendalian

rasa

lapar

dan

kenyang,

mempengaruhi laju pengeluaran energi, dan regulasi sekresi hormon.


Apabila asupan energi melebihi dari yang dibutuhkan, maka jaringan
adiposa meningkat disertai dengan peningkatan kadar leptin dalam
peredaran darah. Leptin kemudian merangsang anorexigenic center di
hipotalamus agar menurunkan produksi neuro peptide Y (NPY), sehingga
terjadi penurunan nafsu makan. Demikian pula sebaliknya bila kebutuhan
energi lebih besar dari asupan energi maka jaringan adiposa berkurang dan
terjadi rangsangan pada orexigenic center di hipotalamus yang
menyebabkan peningkatan nafsu makan.

DAFTAR PUSTAKA
Guyton & Hall. 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11.
Jakarta:EGC.
Murray,K Robert.dkk.2009.Biokimia Harper edisi 27.Jakarta:EGC
Price,Syilvia A & Lorraine M Wilson.2006.Patofisiologi:Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit Edisi 6 Volume 1 dan 2.Jakarta:EGC
Dokter Ida Gunawan, MS SpGK.Menghitung Kebutuhan Kalori
Harian(akses Minggu,19 Mei 2013)
JohnmMFmAdamnBagian Ilmu Penyakit Dalam.Obesitas,Pengertian dan
diagnosis.(akses Minggu 19 Mei 2013)
18 | L I N G K A R P I N G G A N G B E R T A M B A H L A G I

Anda mungkin juga menyukai