KEGIATAN EKSPLORASI
PEROLEHAN DAN PEMROSESAN DATA
1. Hasil survai topografi, kemudian diproses menjadi:
- Peta topografi.
- Dasar untuk pembuatan peta-peta tematik (peta dan penampang geologi, peta
kontur struktur, peta isopach, peta kualitas dll).
2. Lintasan sejajar dan tegak lurus jurus perlapisan batubara, serta lintasan terpilih
untuk pengukuran penampang stratigrafi, kemudian diproses menjadi:
- Peta lintasan untuk mendukung peta geologi.
- Penampang lintasan (geologi).
- Penampang stratigrafi.
- Melengkapi peta topografi yang ada.
3. Pembuatan trenching dan test pitting, kemudian diproses menjadi:
- Profil singkapan.
- Penampang stratigrafi.
- Pemercontohan terpilih.
4. Pemboran yang datanya berupa inti bor, kemudian diproses menjadi:
- Log bor.
- Penampang geologi.
- Pemercontohan terpilih.
5. Pengambilan contoh (channel sampling), kemudian diproses menjadi:
- Tabel hasil analisis seluruh data dan masing-masing profil.
- Peta-peta kualitas.
PENGUKURAN TOPOGRAFI DAN BATAS
1 Pengukuran topografi perlu dilakukan dengan alat ukur standar (akurasi tinggi).
2 Pengukuran tersebut dapat dilaksanakan secara bertahap, tetapi pembuatan titik
ikat/base line/poligon merupakan prioritas utama dan pertama dengan titik ikat
diambil dari titik trimble terdekat (kontak Bakosurtanal/Geoservices).
3 Perlu memperhatikan batas dengan kegiatan sekitar, dapat di cek pada Dinas
Kehutanan, Dinas Sumberdaya Mineral dan Energi, Dinas Pertanian setempat.
4 Selama pelaksanaan pengukuran sekaligus mengambil data geologi, geoteknik,
geohidrologi, penggunaan lahan saat itu dan pembuatan sketsa topografi.
5 Arah lintasan (base line) sejajar dan tegak lurus kedudukan lapisan batubara,
apabila ada data yang belum tertembak atau sulit ditembak dengan alat ukur,
maka dapat digunakan sunnto.
Coal
Coal
Coal
Coal
4. Sebagai evaluasi lateral (ruang) dan vertikal (waktu) dari seluruh satuan yang ada
atau sebagian dari satuan stratigrafi, misal lapisan batubara, lapisan batulempung
kalolinitan, lapisan yang kaya akan fosil tertentu.
Metode pengukuran penampang stratigrafi:
1. Metode kompas dan tali (tape and compass method)
- Minimal dilaksanakan oleh 2 orang.
- Perlu memperhatikan adanya perubahan jurus dan kemiringan lapisan pada
tiap rentangan.
- Lebih sesuai pada topografi yang tidak bergelombang/terjal.
- Untuk ketelitian tinggi memerlukan waktu yang cukup lama.
- Hasil penampang tidak langsung diketahui, karena masih memerlukan
perhitungan koreksi.
2. Metode tongkat Jacob (Jacobs staff method)
- Dapat dilakukan oleh 1 orang.
- Lebih efektif dan efisien, yaitu lebih tepat dan cepat.
- Ketebalan dapat langsung diukur tanpa koreksi dan penampang dapat
langsung dibuat.
- Sesuai untuk semua kondisi topografi.
PEMBORAN
Pemboran merupakan metode eksplorasi dengan biaya mahal, oleh karena itu dalam
penentuan program pemboran harus direncanakan secara cermat. Lokasi pemboran
(titik bor) ditentukan berdasarkan peta geologi, penampang geologi, hasil interpretasi
geofisika, dan peta topografi serta sekaligus ditentukan target pemboran (kedalaman
dan titik yang direncanakan).
Tujuan pemboran inti
1. Mengetahui urutan stratigrafi secara lebih lengkap.
2. Menentukan sebaran dan ketebalan endapan batubara kearah vertikal maupun
horisontal.
3. Mendapatkan contoh batubara untuk di analisa.
4. Mendapatkan unsur-unsur struktur geologi.
5. Menentukan tebal lapisan penutup.
6. Uji geohidrologi maupun geoteknik.
Kewajiban dan tanggungjawab geologist, antara lain:
1. Menentukan lokasi titik pemboran dan jumlah lubang bor.
2. Menentukan target kedalaman maksimum dan minimum tiap titik bor serta total
kedalaman pemboran inti dan bukan inti.
Coal
3. Memperkirakan jumlah unit bor yang diperlukan sesuai target waktu dan kondisi
di lapangan.
4. Mengatur peninjauan ke lokasi pemboran.
5. Mengawasi aktivitas pemboran, menyiapkan core box dan inti bor untuk di
analisia di laboratorium.
6. Mempersiapkan laporan dan merekomendasikan tindakan selanjutnya.
7. Hasil akhir pemboran dinyatakan sebagai penampang berkolom (core log/
graphic log) dan penampang bagian-bagian yang dianggap penting.
8. Menyiapkan laporan hasil pemboran.
Setiap inti bor yang diperoleh harus segera diamati, didiskripsi, dicatat, dan
didokumentasikan. Pengamatan litologi juga dimaksudkan untuk menentukan
lapisan penunjuk sebagai pedoman korelasi, model pengendapannya, sifat fisik
batuan, dan lapisan pembawa air.
Rencana pemboran meliputi:
1. Penggunaan alat bor dan mata bor yang perlu mempertimbangkan faktor:
- kondisi pencapaian lokasi pemboran,
- kedalaman maksimum yang ingin dicapai, kekerasan batuan,
- tujuan mendapatkan inti bor,
- pemboran coring atau non coring,
- pertimbangan apakah akan dilanjutkan dengan melakukan geophysical
logging atau tidak,
- kecepatan kemajuan pemboran dikaitkan dengan waktu kerja.
2. Transport alat bor ke lokasi dan perpindahan antar titik bor di lapangan,
termasuk penyiapan lokasi bor, jalan, jembatan, dan pemeliharaannya.
3. Kendaraan untuk transport di lapangan dan membuka daerah kerja.
4. Perencanaan lubang/titik bor, meliputi jumlah titik dan titik alternatif.
5. Rencana core drilling dan atau open drilling serta minimal core recovery.
6. Pengadaan suku cadang, camp, dan pergudangan.
7. Prosedur ganti rugi tanam tumbuh.
8. Sistem shift dan logistik serta organisasi penanggungjawab pemboran.
9. Perkiraan akan adanya gangguan dalam pemboran.
Persiapan sebelum pemboran
1. Peta topografi, peta geologi dan penampang geologi, dan peta penggunaan lahan
harus sudah jadi, tujuannya untuk memudahkan pelaksanaan pemboran, baik
secara teknis maupun sosial-ekonomi di lokasi pemboran.
2. Dipahami karakteristik geologi dan lapisan batubaranya, yaitu kendali struktur
yang berperan, besarnya kemiringan lapisan batubara, topografi lokal, tingkat
pelapukan, sifat kemenerusan seam, dan karakteristik seam.
6
Coal
3. Jalur mobilisasi (moving) antar titik, lokasi camp, sumber air, core box, perijinan,
jadual pelaksanaan pemboran.
4. Sebelum dilakukan pemboran, harus dibuat tabel rencana pemboran, meliputi
lokasi titik bor (koordinat dan elevasi), target kedalaman, nomor seam, waktu,
dan realisasi, unit mesin bor, keterangan (faktor pendukung dan kendala).
Penentuan titik bor harus memperhatikan
1. Peta geologi, penampang geologi, penampang stratigrafi, dan penampang atau
perhitungan yang diperlukan.
2. Target seam yang akan diketahui: jangan sampai terjadi NR (not reach) atau
barren ground.
3. Kedalaman yang ingin dicapai: perhatikan hubungan antara elevasi
singkapan/coal bed dan rencana titik bor, kedudukan perlapisan, jenis litologi,
dan kemampuan mesin bor.
4. Daerah yang masih terbatas datanya: tujuannya adalah untuk memperluas daerah
pengaruh sebaran lapisan batubara.
5. Jauh dekatnya dengan sumber air.
6. Kalau terpaksa, misal lokasi rencana titik bor jauh air, topografi tinggi,
kemampuan bor terbatas, maka pilih alternatif yang terbaik sesuai kondisi di
lapangan.
Saat pemboran
1. Perhatikan setiap kemajuan pemboran yang masuk, umumnya panjang core barel
2,05 m, panjang inner tube 1,60 m; panjang dan jumlah rod (stang bor = 1,5 m).
2. Air pembilas usahakan harus bersih untuk mencek litologi yang sedang di tembus
mata bor.
3. Perhatikan kecepatan pemboran, apakah stabil, menjadi lambat atau tiba-tiba
cepat. Kenampakan ini mencerminkan kondisi litologi dan tertangkap atau
tidaknya inti bor.
4. Waktu membersihkan dasar lubang bor (spull) harus bersih, agar core tidak
tercampur oleh runtuhan/kotoran di dalam/di dasar lubang pemboran..
5. Harus di cek pada saat split (inner tube) dibuka, perhatikan pengukuran
perolehan corenya. Atau setelah core barrel dicabut, lihat pantatnya (lubang di
dekat mata bor), apakah terisi core atau tidak.
6. Lalu inti bor di diskripsi juga catat core recovery, kedalaman,
ketebalan/kemajuan pemboran, sekaligus pada core box ditandai dengan spidol
batas kemajuannya, beri kayu tipis (pembatas) kalau loss core.
Pemerian inti bor (core)
Core punya arti sangat penting, oleh karena itu core harus dijaga, diperlakukan hatihati, diamati secara lengkap, sifat/karakteristik batuan direkam dan terwakili dalam
7
Coal
Coal
3. Dalam waktu tertentu 3 - 7 - 10 hari kemudian di cek muka air tanah pakai tali
kasur + bandul, berapa kedalamannya. Tujuannya untuk mengetahui muka air
tanah (pendekatan sederhana).
Pekerjaan di studio
Begitu pemboran selesai (stop drilling), segera secepatnya data log bor sementara
dibawa ke studio untuk di kerjakan, yaitu meliputi:
1. Pembuatan log bor.
2. Buat section tegak lurus jurus memotong titik bor, data titik bor yang berdekatan
dapat juga di proyeksikan ke dalam section ini
3. Perbaiki coal bednya.
4. Revisi penampang stratigrafi (gabungan) yang pernah dibuat berdasarkan data
log bor yang sudah ada.
Hasil akhir yang diharapkan :
1. Peta lokasi/situasi skala 1:25.000 1:50.000
2. Peta topografi skala 1:1.000
3. Peta tata batas skala 1:10.000
4. Peta kegiatan eksplorasi skala 1:10.000, meliputi lokasi singkapan, sumur uji,
pemboran, dan pengambilan contoh
5. Peta geologi rinci
6. Penampang geologi
7. Penampang stratigrafi
8. Korelasi
9. Peta coal bed/crop line
10. Peta isopah lapisan penutup
11. Peta isopach tiap seam
12. Peta kontur struktur
13. Sumur uji dan parit uji serta penampangnya
14. Penampang bor.
15. Sketsa singkapan/foto
16. Peta kualitas tiap seam (isocal, isoash, isovol dll)
17. Peta perhitungan cadangan dan penampang
18. Peta rencana peningkatan/penciutan K.P.
19. Peta penggunaan lahan (jenis penggunaan, kepemilikan, jumlah tanam tumbuh)
sesuai perkembangan terakhir di lapangan.
PEMERCONTOHAN (SAMPLING) BATUBARA
Contoh (sample) adalah sebagian kecil dari suatu tubuh lapisan batubara yang
dianggap mewakili, yaitu mewakili seluruh sifat-sifat yang terdapat dalam tubuh
lapisan batubara tersebut.
9
Coal
10
Coal
untuk memberii alas pada bagian bawah, pekerjaan agar dilakukan secara hatihati.
4. Penomoran contoh (labeling samples)
Penomoran contoh merupakan bagian terpenting pada prosedur pengambilan
contoh. Oleh karena itu perlu mendapat perhatian serius saat memasukkan
contoh ke dalam kantong (kuat dan khusus) agar contoh tidak terganggu.
Selanjutnya memberi keterangan yang jelas baik di dalam kantong contoh
maupun di buku catatan lapangan antara lain nama geologist pengambil contoh,
tanggal, metoda sampling, lokasi, deskripsi singkat dan lengkap, analisa contoh
yang diminta dilakukan di laboratorium atau unsur-unsur apa saja yang
diperlukan, dan sistem penyimpanan contoh.
Metode drill core sampling
Contoh diambil dari hasil pemboran inti (core drilling), yaitu setelah contoh diambil
dari core barrel lalu dibersihkan kemudian dipotong (split) memanjang menjadi dua
bagian. Sebagian digunakan untuk uji laboratorium dan sisanya disimpan sebagai
arsip untuk penelitian selanjutnya.
Pengambilan contoh pada pemboran non-coring yang hasilnya berupa cutting dan
lumpur mempunyai beberapa keuntungan dan kesulitan.
Keuntungan cara ini adalah :
1. Pengambilan contoh dapat mencapai bagian bawah (floor) dari lapisan batubara.
2. Material yang terambil berbutir halus sehingga tidak perlu dihancurkan lagi.
3. Produktivitas tinggi dengan biaya rendah.
Adapun kesulitan dengan cara ini adalah :
1. Tidak dapat digunakan atau diterapkan pada lapisan batubara yang tidak
seragam, misal berstruktur banded.
2. Tingkat ketepatan atau representatif contoh sangat tergantung apakah cutting
yang dapat terambil tersebut cukup banyak atau tidak, perlu juga diketahui
berapa besarnya core recovery.
3. Apabila menggunakan lumpur pemboran, maka contoh harus bersih dari lumpur
pemboran.
4. Ketebalan sulit diperhitungkan karena kecepatan pemboran dan naiknya cutting
tidak sama, sehingga bersifat perkiraan.
Catatan
1. Setelah diamati secara lengkap, lalu core dimasukan ke dalam plastik contoh, ikat
rapat, lalu segera secara berkala dikirim ke laboratorium. Jangan menunggu
sampai kegiatan eksplorasi selesai.
2. Apabila core batubara cukup panjang, maka perlu di split.
11
Coal
Coal
GEOHIDROLOGI
1. Evaluasi hidrogeologi meliputi:
- Pengukuran muka airtanah dapat dilakukan pada sumur penduduk,
permukaan danau, sungai, rawa, atau genangan air lainnya. Pengukuran
pada lubang bor perlu dipasang pipa pralon dengan dinding berlubang.
- Kualitas fisik air dilakukan berdasarkan pengamatan lapangan, esdangkan
untuk kualitas kimia air dilakukan pemeriksaan di laboratorium.
2. Evaluasi hidrologi atau air permukaan meliputi:
- Data curah hujan.
- Pengukuran debit aliran air sungai.
- Pola pengaliran detil.
- Pengukuran variasi permukaan air sungai.
13