Anda di halaman 1dari 12

I.

Latar Belakang
Setiap organ pada makhluk hidup memiliki fungsinya masing-masing. Namun,
organ-organ tersebut akan bekerjasama dalam menjaga keseimbangan dalam tubuh
sehingga tidak terjadi kerusakan atau gangguan. Bila dalam keadaan tidak seimbang,
tubuh akan memberikan tanda bahwa ada yang tidak benar atau telah terjadi kerusakan
pada bagian tertentu, sehingga dapat segera diberikan tindakan agar tidak semakin
parah dan membahayakan. Maka dari itu, kita perlu mengetahui fungsi dari setiap
organ dan bagaimana cara kerja organ tersebut serta mengetahui tanda-tanda yang
diberikan ketika terjadi gangguan pada organ tersebut.
II. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.

Bagaimana hubungan antara organ dengan fungsinya dalam sistem gerak?


Bagaimana hubungan antara organ dengan fungsinya dalam sistem pencernaan?
Bagaimana hubungan antara organ dengan fungsinya dalam sistem sirkulasi?
Gangguan apa saja yang dapat terjadi pada sistem gerak, sistem pencernaan, dan
sistem sirkulasi?

III. Tujuan
Dapat menganalisis hubungan antara organ dengan fungsinya pada sistem gerak,
sistem pencernaan, sistem sirkulasi dan mengaitkan dengan boprosesnya serta
gangguan fungsi yang mungkin terjadi.
IV. Pembahasan
A.Sistem Gerak
Manusia memiliki kemampuan untuk bergerak dan melakukan aktivitas,
seperti berjalan, berlari, menari dan lain-lain. Kemampuan melakukan gerakan tubuh
pada manusia didukung adanya sistem gerak, yang merupakan hasil kerja sama yang
serasi antar organ sistem gerak, seperti rangka (tulang), persendian, dan otot.
Fungsi rangka (tulang) adalah sebagai alat gerak pasif, yang hanya dapat
bergerak bila dibantu oleh otot. Berdasarkan bentuknya tulang dibedakan menjadi
tulang pipa, tulang pipih, tulang pendek, sedangkan berdasarkan pada zat penyusun
dan sturkturnya tulang dibedakan menjadi tulang rawan dan tulang keras.
Fungsi persendian adalah menghubungkan antara tulang yang satu dengan
tulang yang lainnya.
Fungsi otot adalah sebagai alat gerak aktif, yang dapat menggerak- kan organ
lain sehingga terjadi suatu gerakan.
Untuk lebih jelasnya dalam membahas system gerak ini, akan diuraikan satu persatu,
sebagai berikut :

1. Rangka (Tulang)
Rangka atau tulang pada tubuh manusia termasuk salah satu alat gerak pasif
karena tulang baru akan bergerak bila digerakkan oleh otot. Sedangkan unsur
pembentuk tulang pada manusia adalah unsur kalsium dalam bentuk garam yang
direkatkan oleh kalogen. Dalam perkembangannya bentuk tulang dan rangka tubuh
yang disusun nya dapat mengalami kelainan yang disebabkan oleh gangguan yang
dibawa sejak lahir, infeksi penyakit, faktor gizi atau posisi tubuh yang salah.
Kerangka pada tubuh manusia memiliki fungsi yang sangat penting, yaitu :
1. Sebagai penegak tubuh
2. Sebagai pembentuk tubuh
3. Sebagai tempat melekatnya otot (otot rangka)
4. Sebagai pelindung bagian tubuh yang penting
5. Sebagai tempat pembentukkan sel darah merah
6. Sebagai alat gerak pasif
7. Sebagai penyimpan Kalsium, Fosfor, Natrium dan elemen lain
8. Pembentuk Limfosit B sebagai sistem immunologis tubuh
Menurut jenisnya tulang pada manusia dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
a. Tulang Rawan
Tulang rawan tersusun dari sel-sel tulang rawan, ruang antar sel tulang rawan
banyak mengandung zat perekat dan sedikit zat kapur, bersifat lentur.
Tulang rawan banyak terdapat pada tulang anak kecil dan pada orang dewasa
banyak terdapat pada ujung tulang rusuk, laring, trakea, bronkus, hidung, telinga,
antara ruas-ruas tulang belakang. Pada anak-anak masih banyak memiliki tulang
rawan sehingga bila patah mudah menyambung kembali. Proses perubahan tulang
rawan menjadi tulang keras, disebut osifikasi.
1.Tulang rawan hialin
Tulang rawan hialin adalah jenis jaringan tubuh, juga disebut tulang rawan.
Hal ini mengkilap, licin, tegas, transparan, dan abu-abu kebiruan dalam warna.
Tulang rawan hialin sederhana dalam struktur, tanpa saraf atau pembuluh darah. Ini
memiliki elastisitas tinggi dan membantu bantal dan melindungi tulang. Kata hialin
berasal dari bahasa Yunani untuk kaca, dan mengacu pada bening jaringan.
Terdapat di saluran pernafasan (hidung s/d bronkus), ujung ventral iga, tulang di
dalam persendian, serta rangka embrio.
2. Tulang Rawan Elastin
Tulang rawan elastis yaitu tulang yang mengandung serabut-serabut elastis.
Bewarna kuning, buram, elastic.Tulang rawan elastis dapat kita temukan pada daun
telinga, tuba eustachii (pada telinga) dan laring

3. Tulang Rawan Fibrosa


Tulang rawan fibrosa yaitu tulang yang mengandung banyak sekali bundelbundel serat kolagen sehingga tulang rawan fibrosa sangat kuat dan lebih
kaku.Bewarna buram, putih, kuat.Tulang ini dapat kita temukan pada discus
diantara tulang vertebrae dan pada simfisis pubis diantara 2 tulang pubis
b. Tulang Keras
Tulang keras dibentuk oleh sel pembentuk tulang (osteoblas)ruang antar sel
tulang keras banyak mengandung zat kapur, sedikit zat perekat, bersifat keras.
Zat kapur tersebut dalam bentuk kalsium karbonat (CaCO 3)dan kalsium fosfat
( Ca(PO4)2) yang diperoleh atau dibawa oleh darah.
Dalam tulang keras terdapat saluran havers yang didalamnya terdapat
pembuluh darah yang berfungsi mengatur kehidupan sel tulang.
Tulang keras berfungsi untuk menyusun sistem rangka.
Contoh tulang keras yaitu tulang paha, tulang lengan, tulang betis,tulang selangka.
Jenis jenis tulang keras:
1. Tulang kompak
Tulang kompak adalah suatu jenis jaringan tulang yang terdiri dari osteon
yang tersusun rapat atau sistem haversian, dan bentuk penampilan luar yang sangat
keras. Karena osteon tersusun rapat dan beberapa lapisan ditumpuk dengan
beberapa celah pada jaringan ini, tulang kompak sangat keras dan padat
(dibandingkan dengan tulang kanselus). Fitur-fitur ini tulang kompak sangat
penting untuk melayani fungsinya dalam memberikan dukungan kepada tubuh dan
melindungi organ. Tulang kompak juga menyediakan tuas untuk gerakan dan
menyimpan mineral (mirip dengan tulang kanselus).
Tulang membentuk sistem kerangka manusia dan digunakan untuk
mendukung tubuh dan membantu memberikan gerakan. Tulang terdiri dari dua
jenis jaringan tulang: tulang spons dan tulang kompak. Jaringan ini berbeda dalam
hal kepadatan tulang, atau bagaimana sel yang erat dikemas bersama-sama. Tulang
kompak menyumbang lebih dari 75 persen dari semua materi tulang dalam tubuh
bila diukur beratnya.
Sel-sel tulang kompak, yang juga disebut tulang kortikal, tampak erat
dikemas menjadi massa padat. Meskipun disebut dekat bersama-sama, jenis tulang
ini tidak sepenuhnya padat. Ada kanal kecil yang berjalan melalui tulang, yang
memungkinkan pembuluh darah untuk menembus itu. Tulang spons, juga disebut
tulang kanselus, tampaknya memiliki ruang terbuka yang lebih luas dan
menyerupai spons.Tulang kompak adalah apa yang ditemukan di luar sebagian
tulang besar. Ini adalah lapisan luar yang keras yang memberikan tulang mereka
penampilan halus, putih. Jenis tulang ini memiliki massa jauh lebih besar dari

jumlah yang sama dari tulang spons, yang ditemukan di tempat-tempat seperti
sendi dan ujung tulang. Tulang kerangka manusia dapat dikelompokkan menjadi
lima jenis: Tulang panjang, pendek, datar, tidak teratur dan sesamoid. Berbagai
jenis tulang memiliki jumlah yang berbeda dari tulang kompak dan kekenyalan.
Tulang panjang, seperti lengan, kaki, jari tangan dan kaki, yang sebagian besar
terdiri dari tulang kompak. Tulang-tulang ini lebih panjang dari lebar mereka,
sehingga mereka membutuhkan kekuatan tambahan dan mendukung ketersediaan
jaringan kompak.
2. Tulang Spons
Tulang spons adalah bagian berongga yang terletak menjelang tengah
tulang. Di dalam tulang spons terdapat sumsum tulang merah dan sumsum tulang
kuning. Sumsum tulang merah membuat sel darah merah. Sebagian dari sumsum
tulang merah pada orang dewasa terletak di kepala dan femur hemerus. Sumsum
tulang kuning menyimpan lemak.
Kelainan pada tulang :
1. Lordosis adalah kelainan pada tulang leher dan panggul yang terlalu membengkok
ke depan.
2. Kifosis adalah kelainan pada tulang punggung yang terlalu membengkok ke
belakang.
3. Skoliosis adalah kelainan pada ruas-ruas tulang belakang yang membengkok ke
samping.
4. Rakhitis : Kelainan yang berhubungan dengan pertumbuhan tulang yang tidak
wajar pada anak-anak yang terjadi karena kekurangan vit. D dan kalsium atau
kekurangan memperoleh sinar UV sewaktu proses pembentukan tulang. Tulang
menjadi lunak dan mudah mengalami perubahan bentuk .
5. Osteoporosis : Keadaan tulang menjadi rapuh dan keropos akibat kekurangan
kalsium. Biasa terjadi pada perempuan tua atau perempuan hamil.
6. Fraktura : Keadaan patah pada tulang
7. Dislokasi : Peregangan atau pergeseran persendian atau patah tulang
8. Polio : Radang pada substansi kelabu sumsum tulang belakang yang disebabkan
oleh virus polio menyebabkan kelumpuhan
9. Reumatoid Artritis : Membran sinovial yang membatasi sendimenjadi memerah
dan kartilago pada sendi menjadi rusak
B. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan merupakan sistem yang memproses mengubah makanan dan
menyerap sari makanan yang berupa nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Sistem pencernaan juga akan memecah molekul makanan yang kompleks menjadi
molekul yang sederhana dengan bantuan enzim sehingga mudah dicerna oleh tubuh.

Sistem pencernaan pada manusia hampir sama dengan sistem pencernaan hewan
lain yaitu terdapat mulut, lambung, usus, dan mengeluarkan kotorannya melewati
anus. Proses pencernaan pada manusia terbagi atas 5 macam yaitu:
1. Injesti
Adalah proses menaruh atau memasukkan makanan di mulut. Biasanya
menggunakan tangan atau menggunakan alat bantu seperti sendok, garpu, sumpit,
dan lain sebagainya.
2. Pencernaan Mekanik
Proses pencernaan mekanik yaitu proses mengubah makanan menjadi kecil dan
lembut. Pencernaan mekanik dilakukan oleh gigi dan alat bantu lain seperti batu
kerikil pada burung merpati. Proses ini bertujuan untuk membantu untuk
mempermudah proses pencernaan kimiawi. Proses ini dilakukan secara sadar atau
sesuai dengan keinginan kita.
3. Pencernaan Kimiawi
Proses pencernaan kimiawi yaitu proses mengubah molekul-molekul zat makanan
yang kompleks menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana sehingga mudah
dicerna. Pencernaan kimiawi dilakukan oleh enzim, asam, bile, dan air. Proses ini
dilakukan secara tidak sadar karena yang mengaturnya adalah enzim.
4. Penyerapan
Penyerapan adalah gerakan nutrisi dari sistem pencernaan ke sistem sirkulator dan
lymphatic capallaries melalui osmosis, transport aktif, dan difusi.
5. Penyingkiran
Yaitu penyingkiran/pembuangan material yang tidak dicerna dari tract pencernaan
melalui defekasi.
Organ yang termasuk dalam sistem pencernaan terbagi menjadi dua kelompok. Yaitu:
1. Saluran Pencernaan
Saluran pencernaan adalah saluran yang kontinyu berupa tabung yang dikelilingi
otot. Saluran pencernaan mencerna makanan, memecah nya menjadi bagian yang
lebih kecil dan menyerap bagian tersebut menuju pembuluh darah. Organ-organ
yang termasuk di dalam nya adalah : mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus
serta usus besar. Dari usus besar makanan akan dibuang keluar tubuh melalui anus.
2. Organ pencernaan tambahan (aksesoris)
Organ pencernaan tambahan ini berfungsi untuk membantu saluran pencernaan
dalam melakukan kerjanya. Gigi dan lidah terdapat dalam rongga mulut, kantung
empedu serta kelenjar pencernaan akan dihubungkan kepada saluran pencernaan
melalui sebuah saluran. Kelenjar pencernaan tambahan akan memproduksi sekret
yang berkontribusi dalam pemecahan bahan makanan. Gigi, lidah, kantung
empedu, beberapa kelenjar pencernaan seperti kelenjar ludah, hati dan pankreas.
Bagian-Bagian Sistem Pencernaan Pada Manusia

1. Kelenjar ludah
2. Parotis
3. Submandibularis
(bawah rahang)
4. Sublingualis (bawah
lidah)
5. Rongga mulut
6. Amandel
7. Lidah
8. Esofagus
9. Pankreas
10. Lambung
11. Saluran pankreas
12. Hati
13. Kantung empedu
14. duodenum
15. Saluran empedu
16. Kolon
17. Kolon transversum
18. Kolon ascenden
19. Kolon descenden
20. Ileum
21. Sekum
22. Appendiks/Umbai

cacing
23. Rektum/Poros usus
24. Anus

Proses Pencernaan Makanan Dalam Sistem Pencernaan Pada Manusia


Pertama-tama, pencernaan dilakukan oleh mulut. Disini dilakukan pencernaan
mekanik yaitu proses mengunyah makanan menggunakan gigi dan pencernaan
kimiawi menggunakan enzim ptialin (amilase). Enzim ptialin berfungsi mengubah
makanan dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat (amilum) menjadi gula
sederhana (maltosa). Maltosa mudah dicerna oleh organ pencernaan selanjutnya.
Enzim ptialin bekerja dengan baik pada pH antara 6,8 7 dan suhu 37oC.
Makanan selanjutnya dibawa menuju lambung dan melewati kerongkongan.
Makanan bisa turun ke lambung karena adanya kontraksi otot-otot di kerongkongan.
Di lambung, makanan akan melalui proses pencernaan kimiawi menggunakan
zat/enzim sebagai berikut:
Renin, berfungsi mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI).
Hanya dimiliki oleh bayi.
Pepsin, berfungsi untuk memecah protein menjadi pepton.
HCl (asam klorida), berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin.
Sebagai disinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan
kolesistokinin pada usus halus.
Lipase, berfungsi untuk memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun
lipase yang dihasilkan sangat sedikit.
Setelah makanan diproses di lambung yang membutuhkan waktu sekitar 3 4
jam, makanan akan dibawa menuju usus dua belas jari. Pada usus dua belas jari
terdapat enzim-enzim berikut yang berasal dari pankreas:
1. Amilase. Yaitu enzim yang mengubah zat tepung (amilum) menjadi gula lebih
sederhana (maltosa).
2. Lipase. Yaitu enzim yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.

3. Tripsinogen. Jika belum aktif, maka akan diaktifkan menjadi tripsin, yaitu enzim
yang mengubah protein dan pepton menjadi dipeptida dan asam amino yang siap
diserap oleh usus halus.
Selain itu, terdapat juga empedu. Empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung di
dalam kantung empedu. Selanjutnya, empedu dialirkan melalui saluran empedu ke
usus dua belas jari. Empedu mengandung garam-garam empedu dan zat warna
empedu (bilirubin). Garam empedu berfungsi mengemulsikan lemak. Zat warna
empedu berwarna kecoklatan, dan dihasilkan dengan cara merombak sel darah merah
yang telah tua di hati. Empedu merupakan hasil ekskresi di dalam hati. Zat warna
empedu memberikan ciri warna cokelat pada feses.
Selanjutnya makanan dibawa menuju usus halus. Di dalam usus halus terjadi
proses pencernaan kimiawi dengan melibatkan berbagai enzim pencernaan.
Karbohidrat dicerna menjadi glukosa. Lemak dicerna menjadi asam lemak dan
gliserol, serta protein dicerna menjadi asam amino. Jadi, pada usus dua belas jari,
seluruh proses pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein diselesaikan. Selanjutnya,
proses penyerapan (absorbsi) akan berlangsung di usus kosong dan sebagian besar di
usus penyerap. Karbohidrat diserap dalam bentuk glukosa, lemak diserap dalam
bentuk asam lemak dan gliserol, dan protein diserap dalam bentuk asam amino.
Vitamin dan mineral tidak mengalami pencernaan dan dapat langsung diserap oleh
usus halus.
Makanan yang tidak dicerna di usus halus, misalnya selulosa, bersama dengan
lendir akan menuju ke usus besar menjadi feses. Di dalam usus besar terdapat bakteri
Escherichia coli. Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa makanan
menjadi feses. Selain membusukkan sisa makanan, bakteri E. coli juga menghasilkan
vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah. Sisa
makanan dalam usus besar masuk banyak mengandung air. Karena tubuh memerlukan
air, maka sebagian besar air diserap kembali ke usus besar. Penyerapan kembali air
merupakan fungsi penting dari usus besar.Selanjutnya sisa-sisa makanan akan
dibuang melalui anus berupa feses. Proses ini dinamakan defekasi dan dilakukan
dengan sadar.
C. Sistem Sirkulasi
Fungsi sirkulasi adalah untuk melayani kebutuhan jaringan; untuk mentranspor
nutrien ke jaringan, untuk mentranspor produk-produk yang tidak berguna bagi tubuh,
untuk mengantarkan hormon dari satu organ ke organ yang lain, dan secara umum
untuk memelihara lingkungan yang sesuai dalam seluruh cairan jaringan tubuh agar
dapat bertahan hidup secara optimal, serta untuk fungsi metabolisme sel-sel tubuh.
Sirkulasi darah pada tubuh manusia memiliki saluran khusus yang dikenal
sebagai pembuluh darah. Secara garis besar terdapat 2 macam pembuluh darah, yaitu
Vena dan Arteri, tetapi masing-masing pembuluh darah tersebut terbagi lagi menjadi
beberapa jenis pembuluh darah sesuai dengan ukuran dan fungsinya.

1. Arteri
Merupakan pembuluh darah yang mentransport darah dibawah tekanan tinggi ke
seluruh jaringan tubuh. Arteri memiliki dinding vaskular yang kuat, dan di dalamnya
darah mengalir dengan kecepatan tinggi.
2. Arteriol
Merupakan cabang terkecil dari sistem arteri dan berfungsi sebagai katub kendali, di
mana darah akan dikeluarkan ke dalam kapiler. Arteriol juga memiliki dinding otot
kuat yang mampu menutup arteriol sama sekali atau memungkinkannya untuk
melakukan dilatasi, sehingga mempunyai kemampuan untuk mengatur aliran darah ke
kapiler sebagai responnya terhadap kebutuhan jaringan.
3. Kapiler
Berfungsi untuk pertukaran cairan, nutrisi, elektrolit, hormon, dan bahan-bahan
lainnya antara darah dengan cairan interstitial. Untuk peran ini, dinding kapiler
bersifat sangat tipis dan permeabel untuk zat-zat bermolekul kecil.
4. Venule
Berfungsi untuk mengumpulkan darah dari kapiler. Venule merupakan cabang vena
yang terkecil dan secara bertahap akan bergabung menjadi vena yang semakin besar
ukurannya.
5. Vena
Vena merupakan pembuluh darah yang mentransport darah dari seluruh jaringan
tubuh ke jantung. Sama pentingnya dengan arteri, vena bertindak sebagai penampung
utama darah. Bedanya, sistem vena memiliki tekanan yang sangat rendah dan
memiliki lapisan dinding yang lebih tipis. Meskipun demikian, dinding vena
mempunyai otot yang dapat menyebabkan vena berkontraksi (vasokonstriksi/lumen

vena menjadi lebih sempit) dan juga dapat melebar (vasodilatasi). Dengan demikian
vena bertindak sebagai penampung darah ekstra yang dapat dikendalikan bergantung
pada kebutuhan tubuh.
KLASIFIKASI DAN MEKANISME SIRKULASI
Sirkulasi dalam tubuh manusia dibagi menjadi dua, Sirkulasi Sistemik dan Sirkulasi
Pulmonal. Sirkulasi Sistemik ialah sirkulasi yang menyuplai darah ke seluruh tubuh
kecuali paru-paru, sedangkan Sirkulasi Pulmonal ialah sirkulasi yang menyuplai
darah ke paru untuk mengadakan pertukaran gas oksigen dengan karbondioksida.

Proses Sirkulasi Sistemik diawali dengan aliran darah dari seluruh jaringan
tubuh menuju Vena Cava Superior dan Vena Cava Inferior, melalui Vena tersebut
darah akan masuk ke dalam Atrium Kanan Jantung lalu melewati katub tricuspid dan
masuk ke dalam Ventrikel Kanan Jantung. Proses selanjutnya diikuti dengan Sirkulasi
Pulmonal, darah yang telah tertampung di dalam ventrikel kanan tadi akan dipompa
menuju paru melewati Arteri Pulmonalis. Di dalam jaringan paru inilah akan terjadi
proses difusi gas, yaitu pertukaran antara gas oksigen dengan karbondioksida, di
mana karbondioksida akan dilepaskan untuk dihembuskan keluar tubuh melalui
exhalasi (menghembuskan napas) dan oksigen yang diperoleh dari inhalasi (menarik
napas) akan diikat oleh erythrocyte/sel darah merah untuk disebarkan ke sel-sel
tubuh. Proses selanjutnya diikuti dengan Sirkulasi Sistemik lagi, di mana darah dari
dalam paru (kaya akan oksigen) akan keluar dari paru dan masuk ke dalam Atrium
Kiri Jantung melalui Vena Pulmonalis, kemudian darah tersebut akan melewati katub
mitral dan masuk ke dalam Ventrikel Kiri Jantung. Darah yang tertampung dalam
ventrikel kiri tadi akan dipompa ke aorta (arteri terbesar pada tubuh manusia) untuk
disebarkan ke seluruh jaringan tubuh. Darah yang telah mengalir dalam arteri akan
mengalami difusi gas pada target organ dan proses tersebut terjadi di dalam struktur
pembuluh darah kapiler yang terdapat pada target organ. Setelah mengalami difusi
gas dalam kapiler, darah akan memasuki venule (vena kecil) yang selanjutnya akan
terus mengalir ke vena-vena tubuh hingga tertampung kembali ke Vena Cava dan

proses yang telah saya jelaskan di awal tadi akan terulang kembali. Begitu seterusnya
karena proses ini tidak akan pernah berhenti selama manusia hidup.
DIFUSI GAS
Organ paru memiliki struktur alveoli yang berperan penting pada proses
pernapasan karena di alveoli terdapat pembuluh darah kapiler untuk proses difusi gas
oksigen/O2 dari alveoli ke kapiler paru dan difusi karbondioksida/CO2 dari darah ke
alveoli paru.

Semua gas yang berhubungan dengan fisiologi pernapasan adalah molekul-molekul


sederhana yang dapat bergerak bebas satu sama lain, proses ini disebut difusi. Proses
difusi ini terjadi melalui membran di seluruh bagian terminal paru, tidak hanya dalam
alveoli itu sendiri. Membran ini secara bersama-sama dikenal sebagai membran
pernapasan atau membran paru yang memiliki beberapa lapisan, antara lain: (1)
lapisan cairan yang melapisi alveolus dan berisi surfaktan untuk mengurangi tekanan
permukaan cairan alveolus, (2) epitel alveolus yang terdiri dari sel epitel yang tipis,
(3) membran basalis epitel, (4) ruang interstitial tipis di antara epitel alveolus dan
membran kapiler, (5) membran basalis kapiler yang pada beberapa tempat bersatu
dengan membran basalis epitel, dan (6) membran endotel kapiler. Meskipun
lapisannya banyak, tetapi ketebalan membran pernapasan ini sangat tipis. Diameter
rata-rata kapiler paru juga sangat kecil, sehingga membran eritosit/sel darah merah di
dalamnya dapat bersentuhan langsung dengan dinding kapiler, hal ini menyebabkan
O2 dan CO2 tidak perlu melewati sejumlah besar plasma ketika berdifusi di antara
alveoli dan eritrosit sehingga dapat meningkatkan kecepatan difusi tersebut.

Gambar (a) di atas menunjukan proses difusi O2 dan CO2 yang terjadi di paru:
O2 dari alveoli menembus membran pernapasan dan masuk ke kapiler paru untuk
berikatan dengan hemoglobin di dalam eritrosit, membentuk ikatan yang disebut
Oxyhemoglobin. Sedangkan CO2 dari plasma menembus kapiler paru dan masuk ke
alveoli, selanjutnya CO2 akan dikeluarkan melalui proses ekspirasi pernapasan.
Gambar (b) di atas menunjukan proses difusi O2 dan CO2 yang terjadi di
jaringan:
Ikatan Oxyhemoglobin dalam eritrosit akan terlepas sehingga O2 akan keluar dari
eritrosit dan menembus dinding kapiler untuk masuk ke dalam sel-sel jaringan.
Sedangkan CO2 dari sel jaringan akan masuk ke kapiler dan berikatan dengan
senyawa H2O/air di dalam plasma.

Anda mungkin juga menyukai