ahan-bahan yang terkontaminasi cairan tubuh Odha harus dicuci dan pisahkan dari
bahan yang lain, selalu memegang bagian yang tidak terkena noda/cairan. cucilah
dengan air dan sabun, bilas, keringkan dan setrika seperti biasanya.
Jangan berbagi barang-barang yang tajam seperti alat cukur, sikat gigi, jarum at
au apapun yang memungkinkan terkena darah Odha. Jika terpaksa harus berbagi, ala
t-alat tersebut harus direbus terlebih dahulu dalam air mendidih sebelum digunak
an
Jauhkan barang-barang seperti popok, tissue bekas pakai, saputangan atau apapun
yang memungkinkan terkontaminasi cairan tubuh Odha. Letakkan pada tempat yang te
rtutup dan sulit dijangkau terutama oleh anak-anak
HIV tidak menular melalui kontak sosial, misalnya bersalaman, ngobrol, berpeluka
n. Akan tetapi Odha dan keluarga sedapat mungkin mneghindari infeksi yang bisa d
itularkan melalui kontak sosial seperti Infeksi saluran pernafasan dan diare.
Menghindari Infeksi lainnya
Odha mempunyai daya tahan tubuh yang lemah sehingga mudah terkena infeksi. Infek
si dapat melemahkan daya tahan tubuh Odha. Beberapa cara menjaga kebersihan yang
harus dijalankan oleh semua anggota keluarga termasuk Odha :
Cuci tangan sebelum : memasak, makan, menyuapi makanan dan memberi obat
Cuci tangan setelah : memakai kertas tissu toilet, mengganti popok/pakaian dalam
Gunakan air bersih (matang) untuk makan/minum terutama untuk anak-anak
Cucilah seprei/handuk/baju dengan sabun dan air
Simpanlah makanan dalam tempat tertutup sehingga tidak tercemar oleh kotoran/lal
at
Bila ada anggota keluarga yang sakit, cucilah gelas sebelum digunakan orang lain
Jangan meludah disembarang tempat
Cucilah dengan air bersih buah-buahan dan sayuran segar yang langsung dimakan ta
npa dimasak
Membuang sampah pada tempatnya, kelola dengan benar (ditimbun/dibakar).
Perawatan Paliatif
1.Perawatan paliatif adalah perawatan yang terpusat pada penderita dan keluargan
ya, ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup penderita dan keluarganya melalu
i semua tindakan yang aktif dan antisipatif, preventif dan pengobatan terhadapse
mua gejala untuk mengatasi penderitaan si sakit. Diperlukan pendekatan secara te
rpadu oleh sebuah tim yang multiprofesional, yang bekerja secara interdisipliner
sepanjang perjalanan penyakitnya, dengan menempatkan upaya membina relasi dokte
r-pasien-keluarga yang saling menghargai dan saling mempercayai sebagai hal yang
utama. Perawatan paliatif harus memperhatikan kebutuhan-kebutuhan penderita bai
k dari segi fisik, maupun segi intelektual, emosional, sosial dan spiritual. Ia
juga menjaga otonomi penderita, menyediakan informasi yang diinginkan dan kelelu
asaan untuk memilih perawatan yang bagaimana yang diinginkannya.
2.Dalam perawatan paliatif ditekankan bahwa pada penderita dengan penyakit yang
sudah lanjut, selain gejala-gejala fisik dan psikologik, juga timbul penderitaan
yang bermula pada kondisi distress mengenai keberadaan dirinya. Hal ini sering
kali merupakan hal yang kurang dipahami sebagai penyebab penderitaan pada pender
ita karena hal ini terkait dengan pertanyaan sentral tentang makna dan tujuan hi
dup, ketakutan akan kematian yang mengancam serta kenyataan bahwa mereka dalam w
aktu yang tidak terlalu lama akan terpisah dari orang-orang yang dicintainya unt
uk selama-lamanya. Pada kasus HIV/AIDS, hal ini menjadi sangat penting karena st
igma dan penilaian negatif yang melekat pada mereka yang menderita penyakit ini.
Tidak jarang penderita ditolak keberadaannya, dikucilkan atau diisolasi dari ma
syarakat. Perilaku menyimpang seperti penyalahgunaan narkotika, khususnya IDU (i
njecting drug use), hubungan homoseksual, hubungan heteroseksual dengan pasangan
yang berganti-ganti dan lain-lainnya merupakan kondisi yang sering dikaitkan de
ngan HIV/AIDS. Stigma dan penilaian negatif ini juga berdampak pada keluarga yan
g (akan) ditinggalkannya.