BAB II
TINJAUAN MANAJEMEN PROYEK
DAN PT. BHINNEKA UTAMA
BANGUN PERKASA
II-1
BAB II
TINJAUAN MANAJEMEN PROYEK DAN TINJAUAN PT. BHINNEKA UTAMA
BANGUN PERKASA
A. Tinjauan Teori Manajemen Proyek
1. Pengertian Umum Manajemen Proyek
Manajemen proyek adalah sebuah planning atau perencanaan untuk merencanakan
proyek agar berjalan dengan baik. Manajemen proyek adalah suatu rencana pekerjaan
yang di susun secara sistematik sehingga suatu pekerjaan tersebut dapat terselesaikan
dengan baik atau bisa di sebut juga sebagai cara mengelola dan mengorganisir
berbagai aset, sumber daya manusia, waktu serta kualitas pekerjaan proyek, sehingga
proyek menghasilkan kualitas yang maksimal dalam waktu yang sudah direncanakan
serta memberikan efek kesejahteraan bagi karyawan, sebagai contoh kita ambil yaitu
pembangunan sebuah rumah, pada saat pembuatan rumah, kita harus membutuhkan
berbagai macam bahan material seperti pasir, semen, batu bata, dsb.
Menurut Budi Santoso (2003;3), manajemen proyek adalah kegiatan merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengendalikan sumber daya organisasi
perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu dengan sumber daya
tertentu. Manajemen proyek mempergunakan personel perusahaaan untuk ditempatkan
pada tugas tertentu dalam proyek.
Sedangkan menurut H. Kurzner (1982), manajemen proyek adalah merencanakan,
menyusun organisasi, memimpin, dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk
mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan. Lebih jauh lagi manajemen
proyek menggunakan pendekatan hirariki vertikal dan horizontal.
Oleh sebab itu, maka konsep manajemen proyek meliputi :
a. Proyek merupakan suatu kegiatan yang sifatnya sementara dengan tujuan
tertentu dan memanfaatkan sumber-sumber daya.
b. Manajemen proyek ialah proses pencapaian tujuan proyek dalam suatu wadah
tertentu.
II-2
Controlling (POSDLC).
c. Luer Gulick
: Planning, Organizing. Staffing, Directing, Coordinating,
Reporting, Budgeting (POSDiCorB).
d. George R. Terry
: Planning, Organizing, Actuating, Controlling (POAC).
Fungsi-fungsi manajemen di dalam unsur manajemen merupakan perangkat lunak
(prosedur operasi), manajer merupakan merupakan perangkat SDM (brainware) serta
II-3
II-4
II-5
II-6
II-7
dan biaya merupakan bagian dari divisi manajemen proyek yang mencakup
pemantauan kemajuan pekerjaan, reduksi biaya, optimasi, model, dan analisis.
Disamping pengendalian terhadap waktu dan biaya, pengendalian mutu fisik
konstruksi juga harus dijalankan. Divisi pengendalian mutu fisik konstruksi
terpisah dengan divisi pengendalian jadwal dan biaya. Pengendalian terhadap
mutu fisik konstruksi dilakukan secara tersendiri oleh pengawas teknik melalui
gambar-gambar rencana dan spesifikasi teknik.
3. Organisasi Proyek
a. Definisi Organisasi Proyek
Organisasi proyek merupakan suatu sistem yang melibatkan banyak pihak yang
bekerja sama dalam melaksanakan serangkaian kegiatan.Oleh karena itu unsurunsur yang terlibat dalam pengelolaan harus saling bekerja sama dan mempunyai
rasa tanggung jawab terhadap tugas, kewajiban serta wewenang yang telah
diberikan sesuai bidang dan keahlian masing-masing.Keuntungan dari adanya
Organisasi dalam suatu proyek adalah :
1) Pekerjaan dapat dilaksanakan secara matang.
2) Pekerjaan yang tumpang tindih dapat dihindari dengan dilaksanakannya
pembagian tugas serta tanggung jawab sesuai keahlian.
3) Meningkatkan pendayagunaan dana,fasilitas,serta kemampuan yang
tersedia secara maksimal.
b. Jenis Organisasi Proyek
Menurut PMBOK (Project Management Body of Knowledge), jenis organisasi
proyek dikelompokkan dalam beberapa kategori, salah satu kategori tersebut
adalah jenis organisasi proyek menurut PMBOK Project Management Body of
Knowledge). Bentuk-bentuk organisasi menurut PMBOK adalah sebagai berikut:
1) Organisasi Fungsional
Organisasi fungsional merupakan organisasi klasik yang setiap staf /
tenaga kerjanya memiliki satu atasan. Anggota staf dikelompokkan dalam
spesialisasi, seperti bagian produksi, pemasaran, teknik, akunting, dan
setiap staf memiliki wewenang dan tanggung jawab yang jelas. Menurut
Iman Soeharto (l997), organisasi fungsional memiliki keuntungan dalam
kemudahan pengawasan karena setiap anggota./staf hanya melapor ke
II-8
dan
Funcional Manager
Funcional Manager
Funcional Manager
Staf
Staf
Staf
Staf
Staf
Staf
Staf
Staf
Staf
II-9
Chief Executive
Project Manager
Project Manager
Project Manager
Staf
Staf
Staf
Staf
Staf
Staf
Staf
Staf
Staf
3) Organisasi Matrik
Organisasi matrik merupakan bentukan baru dari organisasi fungsional
dan organisasi proyek. Bentukan organisasi baru yang beranggotakan staf
dari setiap fungsi yang ada disebut organisasi matriks lemah. Organisasi
matrik lemah mengatur banyak karakteristik dari organisasi fungsional dan
manajer proyek lebih bersifat sebagai koordinator daripada sebagai
manajer. Bentukan baru ini nantinya akan menjadi sebuah tim proyek yang
ditugaskan untuk mengelola proyek konstruksi di lapangan. Kelemahan
bentuk organisasi ini adalah tim yang dibentuk semuanya memiliki
II-10
kualifikasi staff
bukan
sangat terbatas.
Sebagai kebalikan dari organisasi matrik lemah, maka organisasi matrik
kuat memiliki banyak karakteristik dari organisasi proyek dan dapat
memiliki manajer proyek secara penuh dengan otoritas yang dapat
dipertimbangkan dan juga memiliki staff administrasi proyek sendiri.
Bentuk organisasi matrik kuat dapat dilihat pada Gambar 02.04.
Chief Executive
Fungsional Manager
Fungsional Manager
Fungsional Manager
Staf
Staf
Staf
Staf
Staf
Staf
Staf
Staf
Project Manajer
Chief Executive
Fungsional Manager
Fungsional Manager
Manager of Project Manager
Staf
Staf
Staf
Staf
Staf
Project Manager
Project Manager
II-11
Project Manager
Kontraktor Utama
Konsultan
II-12
2) Organisasi Pembangun-Pemilik
Bentuk organisasi ini merupakan turunan dari organisasi tradisional.
Dalam organisasi ini, pemilik bekerja dengan kemampuan sendiri, baik di
bidang perancanaan atau desain maupun pelaksanaan konstruksinya,
sehingga tugas pemilik adalah sebagai desainer dan kontraktor. Meskipun
pemilik juga bertindak sebagai kontraktor, beberapa pekerjaan konstruksi
dapat diberikan kepada kontraktor/sub kontraktor, dan biasanya jenis
kontrak yang mengikat adalah harga tetap, harga satuan, atau kontrak
tertentu yang dinegosiasikan. Bentuk organisasi dapat dilihat pada gambar
2.06
Pemilik Proyek
Divisi Pelaksana
Divisi Perencana
Kontraktor
Kerja dengan Kemampuan Sendiri
Sub- Kontraktor
Gambar 2.06 Organisasi Proyek Pembangun-Pemilik
Sumber : Ir. Irika Widiasanti, dkk. Dalam Manajemen Konstruksi, 2013
proyek dilakukan
pekerjaan yang dilakukan oleh divisi kontrakror dapat dilakukan oleh sub
II-13
Konsultan Kontraktor
Konsultan Perencana
Kontraktor Utama
Subkontraktor
II-14
Pemilik Proyek
Konsultan Kontraktor
Konsultan Perencana
Kontraktor Utama
kontraktor
yang
mengajukan
harga
penawaran
terendah
dan
dapat
dipertanggungjawabkan.
a. Sistem Pelelangan
1) Sistem Lelang Terbuka
Lelang terbuka adalah lelang yang bersifat terbuka dan bebas, yaitu tidak
ada pembatasan peserta tender sehingga kontraktor yang merasa mampu
dan memenuhi persyaratan dan dapat ikut mengajukan tender tanpa
melalui proses prakualifikasi. Lelang ini dilakukan dengan mengeluarkan
pengumuman resmi untuk penerangan umum untuk mengundang
kontraktor yaangberminat dalam pelelangan pekerjaan.
Melalui tender ini, pemilik dapat menentukan pemenang tender dengan
harga penawaran terendah. Kerugiannya pemilik sulit menentukan
II-15
pemenang bila terlalu banyak jumlah peserta tender. Selain itu gambaran
dan informasi mengenai kualitas masing masing peserta sangat minim
sehingga memberikan kemungkinan terjadi kesalahan dalam menentukan
pemenang.
2) Sistem Lelang Terbatas
Lelang terbatas adalah lelang yang hanya dapat diikuti oleh rekanan yang
dipilih dari pemborong/rekanan yang tercatat dalam daftar rekanan mampu
(DRM) yaitu yang dinyatakan lulus dalam penilaian/seleksi prakualifikasi
yang diadakan oleh jawatan pemerintah atau panitia prakualifikasi sesuai
dengan bidang usaha atau ruang lingkup kemampuannya. Untuk proyek
pemerintah, peserta yang diundang ditetapkan maksimal 5 rekanan dan
minimal 3 diantaranya memasukkan surat penawaran.
Keuntungan dengan sistem lelang ini adalah pemilik dapat memilih
kontraktor yang berkualitas dengan harga penawaran yang rendah dan
dengan mutu yang tetap terjamin. Kerugiannya apabila kontraktor merasa
terkait dengan penawaran yang diajukan terdapat kemungkinan hasil
pekerjaannya kurang memuaskan.
3) Sistem Penunjukan Langsung
Sistem penunjukan langsung adalah pemilihan dengan caraa penunjukan
langsung oleh pemilik tanpa melalui proses tender, baik tender terbuka
maupun terder terbatas. Harga borongan dirundingkan antara kedua belah
pihak melalui proses negosiasi sampai diperoleh harga yang wajar dan
secara teknis dapat dipertanggung jawabkan, sehingga kontrak jenis ini
dikenal sebagai kontrak negosiasi (negotiated contract).
Cara penunjukan langsung ini biasanya diaplikasikan pada proyek
ekspansi atau duplikasi, dimana kontraktor yang sama telah menunjukan
keberhasilan dan prestasi kerja yang memuaskan pada proyek yang telah
dilakukan sehingga pemilik menaruh kepercayaan yang tinggi pada
kontraktor yang bersangkutan. Sistem ini juga diterapkan pada proyek
yang bersifat khusus atau spesifik, misalnya proyek yang menyangkut
II-16
teknologi baru yang kompleks dan rumit dimana tidak semua kontraktor
mampu melaksanakannya.
b. Sistem Perjanjian
Dilihat dari pembagian tanggung jawab antara pemilik dan kontraktor dalam
cara pembayaran, maka sistem kontrak dapat dibedakan menjadi dua bagian
besar yaitu sistem kontrak harga tetap (fix price contract) dan kontrak harga
tidak tetap/ kontrak biaya jasa (cost plus fee).
1) Kontrak Harga Tetap Fix (Fixed Price Contract)
a) Kontrak Lump Sum (Lump Sum Contract)
Dalam sistem kontrak ini, pihak kontraktor menyanggupi untuk
melaksanakan semua pekerjaan proyek yang tercantum dalam
dokumen kontrak dengan harga pasti dan tetap. Dengan demikian
kontraktor harus menanggung semua resiko apabila terjadi kesalahan
dalam menghitung volume pekerjaan.
Dalam kontrak Lum Sum ini, pihak pemilik mengharapkan proyek
selesai pada waktunya dengan biaya yang telah ditetapkan tanpa perlu
mengetahui berapa uang yang telah dikuarkan oleh kontraktor.
Konsultan perencana telah menghitung perkiraan seluruh biaya dan
volume pekerjaan yang kemudian diserahkan kepada pemilik (owners
estimates). Daftar kuantitas pekerjaan (bill of quantities) tidak di
berikan oleh pemilik proyek tetapi dibuat sendiri oleh kontraktor pada
saat mengajukan harga penawaran. Kontraktor yang mengikuti tender
mengajukan hasil perhitungan biaya dan volume. Panitia tender akan
mempertimbangkan harga penawaran yang diajukan kontraktor yang
telah dipersiapkan sebelumnya.
Cara Lump Sum ini dapat dipakai apabila ruang lingkup dan kuantitas
pekerjaan dalam kontrak telah diketaui secara pasti. Selain itu,
kontraktor harus setuju untuk melaksanakan pekerjaan yang diminta
dengan sejumlah pembayaran uang yang tetap (fixed), yaitu sebesar
harga penawaran borongan ditambah keuntungan.
II-17
pekerjaan
Memberikan jaminan kepada pemilik proyek bahwa jumlah harga
borongan tidak akan berubah selama berlangsungnya pekerjaan
II-18
harga penawaran.
Jika terjadi penambahan volume pekerjaan akibat perubahan
kondisi lapangan maka, biaya tambahan menjadi tanggung jawab
owner.
2) Kontrak Harga atau Kontrak Biaya Plus Jasa
Pada kontrak ini, nilai kontrak tidak dinyatakan dengan harga yang pasti.
Kontrak jenis ini biasanya dipakai pada proyek yang ruang lingkupnya
belum terdefinisi dengan baik, misalnya desain yang belum lengkap.
Kontrak ini memberikan keleluasaan yang besar kepada pemilik untuk
menentukan pekerjaan yang perlu dan tidak perlu. Pemilik menanggung
seluruh resiko atas beban biaya proyek, termasuk hal yang belum diketahui
sewaktu penandatanganan kontrak, seperti ekskalasi, perubahan nilai tukar
mata uang dll. Bentuk kontrak biaya plus jasa dapat berupa :
a) Kontrak biaya plus jasa tetap
Kontraktor menerima ganti rugi untuk semua biaya proyek yang telah
dikeluarkan ditambah upah yang jumlahnya tetap (fixed free)sesuai
kesepakatan dalam kontrak.
b) Kontrak biaya plus jasa tidak tetap
II-19
kontrak
dengan
cara
mengurangi
kualitas
II-20
Dalam sebuah proyek konstruksi diperlukan beberapa sumber daya yang mendukung
jalannya proyek konstruksi yang sedang dilaksanakan, seperti yang dikemukaan oleh
Siregar dan Samadhi (1989:9) dalam mengelola suatu proyek konstruksi diperlukan
bebrapa sumber daya, seperti manusia, dana, material, peralatan, dan schedule
(penjadwalan).
a. Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber daya manusia menurut Soeharto, 1995 dalam proyek ialah seluruh
tenaga kerja yang dipergunakan sebagai masukan atau input pada suatu
rangkaian kegiatan proyek untuk memperoleh hasil proyek telah ditetapkan.
Pada proyek konstruksi terdapat banyak pihak yang terlibat didalamnya, seperti
pemilik proyek, kontraktor, konsultan, sub kontraktor dan sebagainya yang
masing-masing pihak memberikan peran yang cukup penting sesuai perannya
masing-masing dan saling mendukung antar bagian.
Hal ini dimungkinkan terjadi dikarenakan hasil akhir pekerjaan suatu konstruksi
bergantung pada kinerja tenaga kerja pada tiap pekerjaan yang dikerjakannya
dilapangan, walaupun tanpa mengesampingkan adanya faktor lain yang
berpengaruh terhadap penyelesaian pekerjaan proyek konstruksi seperti
peralatan yang digunakan, bahan pekerjaan konstruksi maupun yang lainnya.
Beberapa contoh tenaga kerja yang terlibat secara langsung di lapangan dalam
pekerjaan proyek konstruksi dan memiliki peranan yang cukup dominan, seperti:
1) Project Manager
Merupakan orang-orang yang bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan
proyek, mengawasi semua tenaga kerja yang terlibat di dalam proyek, baik
yang berada di lapangan maupun yang bertugas di kantor.
2) Site Manager
Merupakan staff ahli untuk mewakili pekerjaan kontraktor di lapangan dan
memiliki wewenang penuh untuk mengambil tindakan-tindakan yang
berkaitan dengan pelaksanaan semua pembangunan serta bertanggung
jawab atas segala apa yang terjadi pada pekerjaan proyek konstruksi.
3) Site Engineer
Site engineer merupakan pembantu tugas manajer proyek yang memiliki
tugas dalam perencanaan teknis dan material yang meliputi menyediakan
II-21
II-22
II-23
Untuk
peralatan
umum
yang
biasa
digunakan
perlu
untuk
d) Biaya Sub-Kontrakor
Biaya ini diperlukan bila ada bagian pekerjaan diserahkan/dikerjakan
oleh sub-kontraktor. Sub-kontraktor ini bertanggung jawab dan
dibayar oleh kontraktor utama.
2) Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)
Biaya tidak langsung adalah biaya yang diperlukan untuk setiap kegiatan
proyek, tetapi tidak berhubungan langsung dengan kegiatan yang
bersangkutan dan dihitung pada awal proyek sampai akhir proyek. Bila
pelaksanaan akhir proyek mundur dari waktu yang sudah direncanakan
maka biaya tidak langsung ini akan menjadi besar, sedangkan jumlah
pekerjaan dan nilai kontrak tetap, sehingga keuntungan kontraktor akan
berkurang bahkan untuk kondisi tertentu akan mengalami kerugian. Biaya
tidak langsung tersebut meliputi :
a) Biaya Overhead
Biaya Overhead adalah biaya-biaya operasional yang menunjang
pelaksanaan pekerjaan selama proyek berlangsung, yang meliputi :
i.
Fasilitas sementara
ii.
Operasional petugas satpam
iii.
Biaya untuk K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
b) Gaji Pegawai
Termasuk dalam unsur biaya ini adalah gaji maupun honor pegawai /
karyawan tetap dan tidak tetap yang terlibat maupun tidak terlibat
dalam proyek yang dibebankan dalam pembiayaan proyek tersebut.
c) Biaya Tak Terduga
Biaya tak terduga adalah biaya untuk kejadian-kejadian yang mungkin
bisa terjadi, mungkin tidak.
d) Keuntungan
Keuntungan kontraktor yang direkomendasikan dalam kontrak kerja
pada umumnya 10% selain itu juga tergantung besarnya resiko
pekerjaan tersebut, semakin besar resikonya maka akan semakin besar
II-24
material
transportasi,
penyimpanan
atau
pergudangan,
dan
II-25
1) Mengusahakan agar alat (terutama alat berat) dapat bekerja dengan optimal
sehingga OR (Occupancy Ratio) dapat tercapai semaksimal mungkin atau
dengan perkataan lain produktivitas alatnya yang tinggi.
2) Kebutuhan alat ringan dapat dipenuhi secara Outsourcing (sewa dari luar)
untuk menghindari biaya perawatan dan penyimpanan yang tinggi.
e. Jadwal (Schedule)
Penjadwalan adalah pengaturan perincian yang diperlukan untuk melaksanakan
rencana itu. Dimulai dengan taraf desain, dikembangkan pada waktu pemberian
kontrak, kemudian digunakan sebagai dasar pengendalian sewaktu pembelian
sub kontrak diadakan atau sampai konstruksi. Pada hakekatnya, jadwal adalah
alat yang digunakan sebagai patokan untuk mengukur kegiatan pelaksanaan
pekerjaan terhadap waktu untuk penyelesaian kegiatan tersebut, meliputi
kegiatan alokasi sumber daya, pembagian tenaga kerja, alokasi dan pengadaan
pengadaan material, dan segala sesuatu yang dipengaruhi dengan waktu itu
sendiri dalam jangka waktu tertentu. Jadi dengan demikian dapat dikaitkan
masalah-masalah yang berhubungan dengan kegiatan tersebut dengan faktorfaktor yang berpengaruh terhadap waktu, yang dapat dimanfaatkan secara
produktif untuk penyelesaian kegiatan. Ada beberapa fungsi penjadwalan, antara
lain :
1) Menentukan durasi total yang digunakan untuk menyelesaikan proyek.
2) Menentukan waktu pelaksanaan dari masing-masing kegiatan.
3) Menentukan kegiatan-kegiatan yang tak boleh terlambat atau tertunda
pelaksanaannya (kegiatan kritis) dan jalur kritis.
4) Menentukan kemajuan pelaksanaan proyek.
5) Sebagai dasar perhitungan cashflow proyek.
6) Sebagai dasar bagi penjadwalan sumber daya proyek lain, seperti tenaga
kerja, material, dan peralatan.
7) Sebagai alat pengendalian proyek.
Adapun proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir
yang telah ditentukan dan menjamin bahwa selesainya proyek dengan tepat waktu.
Beberapa tahapan yang diperlukan dalam hal tersebut antara lain :
1) Definisi aktivitas
II-26
2) Sekuensial aktivitas
secara berurutan.
3) Estimasi durasi aktivitas
akan dibutuhkan.
4) Pengembangan jadwal
II-27
tersebut.
Menyediakan dana yang diperlukan untuk merealisasikan proyek.
Menandatangani surat perjanjian pemborongan dan surat perintah kerja.
Menetapkan pekerjaan tambahan atau pengurangan pekerjaan.
Mengeluarkan semua instruksi dan menyerahkan semua dokumen
II-28
II-29
II-30
II-31
Project Manager
Site Manager
Pelaksana I
Drafter
Mandor
Logistik
Pelaksana I
Surveyor
Mandor
Adminsitrasi
Mandor
Pekerja
II-32
II-33
tanggungjawabnya
sendiri
untuk
membantu
memecahkan
permasalahan dan konflik ekonomi yang selalu hadir sampai tingkat tertentu
dalam daerah proyek tertentu.
8. Manajemen Pengendalian Proyek
a. Pengendalian Mutu (Quality Control)
Pengendalian mutu merupakan pengelolaan
yang
bertujuan
mencapai
II-34
Metode pelaksanaan.
Penyediaan dan distribusi peralatan dan tenaga kerja.
Kemajuan pekerjaan.
Perubahan-perubahan pekerjaan akibat kondisi lapangan dan permintaan pemilik proyek.
Mutu pelaksanaan.
3) Pengujian Hasil Pelaksanaan Pekerjaan
Pada pekerjaan tertentu harus dilakukan pengujian terhadap hasil
pelaksanaannya, sehingga pekerjaan tersebut dapat dinilai selesai.
4) Serah Terima Hasil Pekerjaan
Bila suatu mutu pekerjaan sudah dinilai selesai melalui pengujian hasil
pekerjaan, maka dapat dilakukan serah terima dari kontraktor kepada
pemberi tugas yang didampingi oleh konsultan pengawas. Sebelum serah
terima pertama ini dilakukan, terlebih dahulu dilakukan, terlebih dahulu
dilakukan
pencatatan
hal-hal
yang
harus
diperbaiki
pada
masa
II-35
II-36
segera
setelah
ditunjuk
untuk
selanjutnya
dimintakan
II-37
II-38
pekerjaan
dimulai,
dan
dengan
memperhitungkan
angsuran
II-39
Ditentukan oleh jenis bahaya yang melekat tidak terpisahkan dengan pekerjaan
yang sedang dilaksanakan, maupun oleh bahaya terhadap kesehatan kerja yang
ditimbulkan oleh metoda dan material serta lokasi dari pekerjaan itu.
d. Penyingkiran Bahaya Mekanis
Pemakaian pagar batas, peralatan, serta prosedur untuk melindungi pekerjaan
secara fisik terhadap daerah atau situasi yang berbahaya (pelindung parit,
pelindung rantai, dan lain-lain).
e. Perlindungan
Pemakaian dari variabel sedemikian seperti helm (topi) keras, kacamata
pengaman, respirator, penyumbat telinga, tali (sabuk) tempat duduk, batang
gulung (roll bar), serta perangkat lainnya untuk melindungi kesehatan dan
keamanan kerja dari individu.
Semua faktor ini penting untuk menyusun suatu program keselamatan kerja yang
seutuhnya. Menurut tradisi, pengeluaran untuk keselamatan kerjadari perusahaa
berskala besar maupun program pengaturan dari pihak pemerintah, terutama diarahkan
pada faktor yang bersifat fisik. Penekanan yang kuat ini dapat kita rasakan pada
sebagian besar dari penerbitan OSHA maupun lainnya. Juga kerangka inspeksi dan
sanksi berupa denda dari OSHA telah mencerminkan hal ini. Namun dari beberapa
kajian telah diperlihatkan bahwa kira-kira 80 persen dari seluruh kecelakan kerja
industry itu disebabkan dari tindakan yang tak aman dalam mata rantai kecelakaan dan
bukan hanya satu kondisi yang taka man.
Dari beberapa uraian diatas bahwa keselamatan kerja sangat berkaitan erat dengan
kecelakan kerja. Kecelakaan kerja dalam proyek konstruksi diklasifikasikan dalamn
beberapa kategori , yaitu :
a. Menurut jenis kecelakaan, misalnya jatuh tertimpa suatu benda, luka karena
tumbbukan, terjepit, suhu tinggi, aus listrik, radiasi dll.
b. Menurut penyebab, misalnya akibat mesin, alat angkat, dan alat alat lain.
c. Menurut sifat luka/ kelainan, misalnya luka bakar
d. Menurut letak kelainan.
B. Tinjauan PT. Bhinneka Utama Bangun Perkasa
II-40
Tinjauan PT. Bhinneka Utama Bangun Perkasa ini berisi tentang deskripssi sejarah
pembentukan PT. juga berisi tentang profil serta visi misi yang merupakan suatu tujuan
didirikannya PT. Bhinneka Utama Bangun Perkasa ini.
1. Sejarah PT. Bhinneka Utama Bangun Perkasa
PT. Bhinneka Utama Bangun Perkasa adalah sebuah perusahaan yang berbadan hukum
yang bergerak pada bidang jasa yaitu bidang perencanaan, kontraktor, dan
pengembang. PT. Bhinneka Utama Bangun Perkasa dibangun pertama kali pada tahun
2010 yang sebelumnya bergerak pada bidang pertokoan, ruko, serta perumahan.
Sebelum menjadi sebuah PT. Bhinneka Utama Bangun Perkasa, pendiri perusahaan ini
yaitu Ir. Trisno Seputro bergabung dengan perusahaan kakaknya yang juga bergerak
pada bidang yang sama di kota Yogyakarta pada tahun 2001-an. Dahulu kedua saudara
kandung ini saling bekerjasama untuk membangun, membesarkan, serta mengelola
perusahaan agar bisa bersaing dan unggul dibidangnya. Namun, karena terdapat suatu
ketidakcocokan antara bapak Trisno dengan saudaranya tersbut maka bapak Trisno
memilih untuk keluar dan mendirikan sebuah perusahaan sendiri yang juga bergerak
dalam bidang jasa konstruksi.
Dengan memiliki basic seorang arsitek dan sudah terdaftar dalam Ikatan Arsitek
Indonesia (IAI) serta memiliki pengalaman yang cukup di bidang ini maka bapak
Trisno mendirikan sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang konstruksi yaitu jasa
perencanaan, kontraktor, dan pengembang. Bapak Trisno mendirikan perusahaan ini
pada tahun 2010 dimana bapak Trisno memilih keluar dari perusahaan bersama dengan
kakaknya. Perusahaan yang didirikan diberi nama PT. Bhinneka Utama Bangun
Perkasa ini diketuai oleh Ir. Trisno Seputro sebagai direktur utama dan sebagai seorang
konsultan perencana.
Awalnya PT. Bhinneka Utama Bangun Perkasa bergerak pada bidang perumahan,
pertokoan, dan juga ruko. Dengan bidang ini, PT. Bhinneka Utama Bangun Perkasa
telah memiliki banyak proyek sejak tahun 2010 salah satunya adalah proyek ruko yang
dikerjakan di Magelang yang dimiliki oleh PT. Sinar Mandiri Semesta. Selain proyek
tersebut, perusahaan ini juga telah memiliki banyak proyek di Yogyakarta dan
Sekitaranya.
II-41
Namun, seiring berjalannya waktu banyak penawaran yang datang salah satunya
adalah proyek gedung berlantai banyak atau highrise building, proyek pertama
bangunan tingkat tinggi ini dikerjakan pada tahun 2014 yaitu proyek Hotel Tara yang
juga dimiliki oleh PT. Sinar Mandiri Semesta. Dengan proyek ini maka diharapkan PT.
Bhinneka Utama Bangun Perkasa dapat bersaing dan berkompetisi pada proyek
bangunan bertingkat tinggi baik itu di Yogyakarta maupun proyek-proyek lainnya di
seluruh Indonesia.
2. Profil PT. Bhinneka Utama Bangun Perkasa
PT. Bhinneka Utama Bangun Perkasa ini adalah sebuah perusahaan yang bergerak di
bidang jasa konstruksi baik perencanaan, kontraktor, maupun pengembang.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 2010 di daerah Yogyakarta dengan banyak
pertimbangan. Beberapa deskripsi umum mengenai PT. Bhinneka Utama Bangun
Perkasa adalah sebagai berikut :
a. Tahun berdiri
b. Pendiri
c. Lokasi
d.
e.
f.
g.
h.
Nomor SK.
Tanggal SK.
Nomor Akta
Tanggal Akta
Notaris
: 2010
: Ir. Trisno Seputro, IAI
: 1. Pogung Baru, Blok F20 Jalan Kaliurang, Yogyakarta
2. Jalan Parang Tritis KM. 03 Yogyakarta
: 63996
: 13 Desember 2012
: 108
: 19 November 2012
: Winahyu Erwiningsih, SH., M.Hum
Walaupun PT. Bhinneka Utama Bangun Perkasa didirikan pada tahun 2010 namun
baru memiliki sebuah catatan hukum pada tahun 2012 dengan nomor akta 108 dengan
notaris Wahyu Erwiningsih, SH, M.Hum. Kantor dari PT. Bhinneka Utama Bangun
Perkasa ini terdapat pada dua tempat namun keduanya berada di derah Yogyakarta
sehingga sasaran proyek yang dilaksanakan adalah proyek yang berada di daerah
Yogyakarta dan sekitarnya.
Salah satu kantor yang berada di surat untuk perijinan KP (kerja praktik) mahasiswa
berada di daerah Yogyakarta tepatnya di Jalan Parang Tritis KM. 03 Yogyakarta,
namun dengan melalui wawancara kepada seorang site manager proyek Hotel Tara
diketahui bahwa pada alamat tersebut hanya akan dijumpai dealer motor yang
II-42
merupakan milik dari direktur utama PT. Bhinneka Utama Bangun Perkasa yaitu Ir.
Trisno Seputro. Sehingga jika ada klien atau customer yang membutuhkan jasa
perusahaan ini akan dilayani di sebuah dealer motor tersebut.
Kantor yang kedua PT. Bhinneka Utama Bangun Perkasa ini berada pada Pogung Baru
Block F20, dengan penelusuran penulis maka alamat dari perusahaan ini ditelusuri dan
mendapatkan sebuah hasil. Namun, kantor yang kedua berupa sebuah rumah tinggal
yang merupakan rumah tinggal dari direktur utama PT. Bhinneka Utama Bangun
Perkasa yaitu Ir. Trisno Seputro. Letak rumah berada di perumahan belakang kampus
UGM tepatnya terletak pada Blok F dengan nomor rumah 20. Rumah tinggal yang
digunakan sebagai kantor perusahaan PT. Bhinneka Utama Bangun Perkasa dapat
dilihat pada gambar 2.01 dibawah ini :
Dapat dilihat dari gambar 2.01 dan gambar 2.02 bahwa kantor yang berlokasi di
Pogung Baru, Blok F20 Yogyakarta ini adalah sebuah rumah tinggal yang digunakan
untuk menerima customer maupun klien yang membutuhkan jasa dari PT. Bhinneka
Utama Bangun Perkasa. Namun, lokasi yang dicantumkan dalam surat menyurat dan
badan hokum adalah lokasi yang berada di Jalan Parang Tritis KM 03 Yogyakarta
seperti pada surat izin KP (kerja praktek) yang diberikan kepada mahasiswa.
3. Visi dan Misi PT. Bhinneka Utama Bangun Perkasa
II-43
Walaupun merupakan sebuah perusahaan baru yang bergerak di bidang jasa konstruksi
namun, pihak perusahaan PT. Bhinneka Utama Bangun Perkasa memiliki sebuah visi
dan misi sehingga perusahaan mempunyai tujuan yang tegas dalam melaksanakan
sebuah proyek yang akan dikerjakan pada waktu mendatang.
a. Visi
Menjadi perusahaan swasta nasional terdepan di industri jasa konstruksi,
berkembang secara berkesinambungan, memberikan kesejahteraan kepada
karyawan, pengurus, pemegang saham, dan stake holder lainnya melalui
komitmen terhadap CSR (corporate social responsibility) dan tata kelola
perusahaan yang baik (good corporate governance).
b. Misi
Untuk mencapai visi tersebut, PT. Bhinneka Utama Bangun Perkasa telah
menerapkan misi dan strategi sebagai berikut :
1) Pemberdayaan maksimal dari lima pilar usaha konstruksi : Pemasaran,
Operasional, Keuangan, Sumber Daya Manusia dan Informasi.
2) Menyamakan persepsi diantara manajemen untuk mempertahankan nilainilai perusahaan dan mencapai tujuan bersama.
3) Pelatihan dan rekruitmen sumber daya manusia yang tepat, untuk
menghasilkan tenaga kerja yang kompeten, berdedikasi, dan bersemangat
tinggi sesuai budaya perusahaan.
4) Penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengambilan keputusan dan tata
kelola perusahaan yang baik (good corporate governance).
5) Peningkatan kompetisi di era globalisasi lewat kerjasama dengan
perusahaan kontraktor nasional maupun internasional.
4. Pengalaman Kerja PT. Bhinneka Utama Bangun Perkasa
PT. Bhinneka Utama Bangun Perkasa termasuk perusahaan yang masih baru dalam
proyek bangunan bertingkat tinggi karena baru mengerjakan sebuah proyek hotel yang
pertama kalinya pada tahun 2014 yaitu Hotel Tara yang dimiliki oleh perusahaan yang
dipimpin oleh bapak Chandro yaitu PT. Sinar Mandiri Semesta. Proyek ini dimiliki
oleh pihak PT. Bhinneka Utama Bangun Perkasa dengan cara penunjukan langsung
sehingga pihak PT. Bhinneka Utama Bangun Perkasa tidak mengikuti tender untuk
memenangkan proyek Hotel Tara ini. Untuk proyek pertamanya ini, PT. Bhinneka
Utama Bangun Perkasa juga menjadi konsultan perencana selain menjadi kontraktor
pelaksana.
II-44
Gambar 2.03 dan gambar 2.04 adalah gambar proyek Hotel Tara tampak depan dan
tampak belakang, proyek ini merupakan proyek pertama PT. Bhinneka Utama Bangun
Perkasa untuk bangun tingkat tinggi atau lebih dikenal dengan highrise building.
Proyek Hotel Tara ini terletak di Jalan Magelang KM. 02 Karangwaru Yogyakarta,
lokasi hotel berada di pinggir Jalan Magelang Yogyakarta.
Sebelum menangani sebuah proyek gedung bertingkat tinggi, pihak PT. Bhinneka
Utama Bangun Perkasa telah lebih berpengalaman pada bidang perumahan, pertokoan,
dan juga ruko yang kebanyakan berada di daerah Yogyakarta dan sekitarnya.
Sebelumnya PT. Bhinneka Utama Bangun Perkasa banyak menangani proyek
perumahan, ruko , dan pertokoan dari tahun 2010. Biasanya pihak PT. Bhinneka
Utama Bangun Perkasa juga menjadi konsultan perencana bagi proyek sekaligus
menjadi kontraktor pelaksana proyek.
5. Struktur Organisasi PT. Bhinneka Utama Bangun Perkasa
Untuk struktur organisasi, mahasiswa telah melakukan wawancara kepada site manajer
dan salah satu pengawas dari pihak PT. Bhinneka Utama Bangun Perkasa namun tidak
dapat diketahui dengan jelas struktur organisasi yang diterapkan pada PT. Bhinneka
Utama Bangun Perkasa. Mahasiswa juga telah melakukan penelusuran untuk kantor
resmi namun tidak dijumpai seorang administrator dari kantor tersebut karena kantor
merupakan sebuah rumah tinggal pada daerah Pogung Raya dan dealer motor pada
II-45
II-46