oleh
hemokonsentrasi
(peningkatan
plasma
yang
hematokrit)
atau
Keluhan tambahan :
Pemeriksaan fisik
Inspeksi
petekie
Auskultasi
Bising paru jantung
Palpasi
Pembesaran organ
Perkusi
Batas paru jantung
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah yang rutin dilakukan untuk menapis pasien
tersangka
demam
dengue
adalah
melalui
pemeriksaan
kadar
Leukosit:
dapat
dapat
normal
atau
menurun.
Mulai
hari
ke-3
disertai adanya limfosit plasma biru (LPB) > 15% dari jumlah total
leukosit yang pada fase syok akan meningkat.
Trombosit: umumnya terdapat trombositopenia pada hari ke 3-8.
yang
mendeteksi adanya
- Perdarahan
gusi),
-
mukosa
(tersering
epistaksis
atau
perdarahan
hipoproteinemia.
Diagnosis banding
Diagnosis banding perlu dipertimbangkan bilamana terdapat
kesesuaian klinis dengan demam tiroid, campak, influenza, chikungunya
dan leptospirosis.
Etiologi dan factor resiko
etiologi
Demam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh
virus
dengue,
yang
termasuk
dalam
genus
Flavivirus,
keluarga
Factor resiko
epidemiologi
Demam berdarah dengue tersebar di wilayah Asia Tenggara, Pasifik Barat
dan Karibia. Indonesia merupakan wilayah endemis dengan sebaran di seluruh
wilayah tanah air. Insiden DBD di Indonesia antara 6 hingga 15 per 100.000
penduduk (1989 hingga 1995); dan pernah meningkat tajam saat kejadian luar
biasa hingga 35 per
100.000 penduduk pada tahun 1998, sedangkan mortalitas DBD cenderung
menurun hingga mencapai 2% pada tahun 1999.
Penularan infeksi virus dengue terjadi melalui vektor nyamuk genus Aedes
(terutama A. aegypti dan A. albopictus). Peningkatan kasus setiap tahunnya
berkaitan dengan sanitasi lingkungan dengan tersedianya tempat perindukan
bagi nyamuk betina yaitu bejana yang berisi air jernih (bak mandi, kaleng bekas
dan tempat penampungan air lainnya).
Patofisiologi
Berdasarkan data yang ada, terdapat bukti yang kuat bahwa mekanisme
imunopatologis berperan dalam terjadinya demam berdarah dengue dan sindrom
renjatan dengue.
dan
makrolag
opsonisasi antibodi.
berperan
Namun
proses
dalam
fagositosis
fagositosis
ini
virus
dengan
menyebabkan
itu
aktivitasi
komplemen
oleh
kompleks
imun
lain;
menyatakan
bahwa
infeksi
virus
dengue
menyebabkan
di
makrofag.
Terjadinya
infeksi
makrofag
oleh
sumsum tulang
pada
fase
awal
infeksi (<5
hari)
disfungsi
endotel.
Berbagai
penelitian
menunjukka n
terjadinya koagulopati konsumtif pada demam berdarah dengue stadium III dan IV.
Aktivasi koagulasi pada demam berdarah dengue terjadi melalui aktivasi jalur
ekstrinsik (tissue factor pathway). Jalur intrinsik juga berperan melalui aktivasi
factor Xia namun tidak melalui aktivasi kontak (kalikrein C1-inhibitor complex)
(Price, Wilson,
2006).
Penatalaksanaan Campak
Terapi pada campak bersifat suportif, terdiri dari:
a. pemberian cairan yang cukup, misal air putih, jus buah segar, teh, dll
untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang karena panas dan berkeringat
karena demam.
b. kalori yang sesuai dan jenis makanan yang disesuaikan dengan tingkat
kesadaran dan adanya komplikasi
c. suplemen nutrisi
d. antibiotik diberikan apabila terjadi infeksi sekunder
e. anti konvulsi apabila terjadi kejang
f. anti piretik bila demam, yaitu non-aspirin misal acetaminophen.
g. vitamin A
h.anti virus
Masalah yang sering terjadi pada anak dengan campak adalah:
a.
Hipertermia
b.
Kurang nutrisi
c.
Risiko komplikasi
Pasien campak tanpa komplikasi dapat berobat jalan, pengobatan bersifat
simtomatik dengan
pemberian
antipiretik,
antitusif,
ekspektoran,
dan
anak membutuhkan
suplemen
vitamin A. Anak-anak
dengan
negara
dimana
defisiensi
vitamin
menjadi
masalah
dan
ribavirin ini masih dalam tahap penelitian dan belum digunakan untuk penderita
anak.