PENDAHULUAN
Pembangunan
ekonomi
pada
hakekatnya adalah serangkaian usaha
kebijaksanaan
yang
bertujuan
untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat
memperluas
kesempatan
kerja
dan
mengarahkan
Dalam
pembangunan
ekonomi Indonesia kesempatan kerja masih
menjadi masalah utama. Hal ini timbul
karena
adanya
kesenjangan
atau
ketimpangan
dalam
mendapatkannya.
Pokok dari permasalahan ini bermula dari
kesenjangan antara pertumbuhan jumlah
angkatan kerja disatu pihak dan kemajuan
berbagai sektor perekonomian dalam
menyerap tenaga kerja dipihak lain.
Pembangunan ekonomi yang bertujuan
antara lain pencapaian pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi, mengentaskan
kemiskinan, menjaga kestabilan harga
dengan selalu memperhatikan tingkat
inflasi,
menjaga
keseimbangan
pembayaran,
perhatian
yang
cukup
terhadap
neraca
perdagangan,
pendistribusian pendapatan yang lebih adil
dan merata, dan mengatasi masalah
pengangguran. pembagian pendapatan
secara merata.
Pengangguran merupakan masalah
yang
sangat
kompleks
karena
mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang saling berinteraksi
mengikuti pola yang tidak selalu mudah
dipahami. Apabila pengangguran tersebut
tidak
segera
diatasi
maka
dapat
menimbulkan
kerawanan sosial dan
berpotensi
mengakibatkan
kemiskinan
(Badan Pusat Statistik, 2012). Gejala
pengangguran yang terselubung didaerah
pedesaan
dan
dilingkungan
kota
merupakan sebagian akibat dari kurang
tersedianya lapangan kerja yang produktif
penuh (yang membawa hasil kerja dan
nafkah mata pencaharian yang memadai
untuk
memenuhi
kebutuhan
dasar).
Masalah pengangguran memang selalu
menjadi suatu persoalan yang perlu
dipecahkan dalam perekonomian negara
Indonesia.
Jumlah
penduduk
yang
bertambah semakin besar setiap tahun
membawa akibat bertambahnya jumlah
angkatan kerja dan tentunya akan
memberikan makna bahwa jumlah orang
yang mencari pekerjaan akan meningkat,
menjaga
keberadaan
karyawan
di
perusahaan, menjaga semangat kerja
karyawan dan tetap menjaga kelangsungan
hidup perusahaan yang akhirnya akan
memberi manfaat kepada masyarakat.
Menurut
Undang-Undang
Republik
Indonesia Nomor 13 tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan, dalam Bab I Pasal 1
angka 30 dijelaskan Upah adalah hak
pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan
dalam bentuk uang sebagai imbalan dari
pengusaha atau pemberi kerja kepada
pekerja/buruh
yang
ditetapkan
dan
dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja,
kesepakatan, atau peraturan perundangundangan,
termasuk
tunjangan bagi
pekerja/buruh dan keluarganya, atas suatu
pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau
akan dilakukan.
Kartasapoetra
(1992:
135)
menyatakan bahwa jenis-jenis upah dapat
dikemukakan
sebagai
berikut.
Upah
nominal ialah sejumlah uang yang
dibayarkan kepada para buruh yang berhak
secara tunai sebagai imbalan atas
pengerahan jasa atau pelayanannya sesuai
dengan ketentuan ketentuan yang terdapat
dalam Perjanjian Kerja di bidang industri
atau perusahaan ataupun dalam suatu
organisasi kerja, dimana ke dalam upah
tersebut tidak ada tambahan atau
keuntungan yang lain yang diberikan
kepadanya. Upah nominal ini sering pula
disebut upah uang (money wages)
sehubungan
dengan wujudnya yang
memang
berupa
uang
secara
keseluruhannya, upah nyata ini ialah upah
uang yang nyata yang benar benar harus
diterima oleh seseorang yang berhak. Upah
nyata ini ditentukan oleh daya beli upah
tersebut yang akan banyak tergantung dari
: besar atau kecilnya jumlah uang yang
diterima; besar atau kecilnya biaya hidup
yang diperlukan.
Ada kalanya upah itu diterima dalam
wujud uang dan fasilitas atau in natura,
maka upah nyata yang diterimanya yaitu
jumlah upah uang dan nilai rupiah dari
fasilitas dan barang in natura tersebut.
Upah Hidup ialah hidup yang lebih luas,
yang tidak hanya kebutuhan pokoknya saja
yang dapat dipenuhi melainkan juga
sebagian
dari
kebutuhan
sosial
keluarganya, misalnya bagi pendidikan,
tentunya
pengusaha
harus
berani
mengeluarkan biaya yang cukup rasional
untuk pemberian upah, karena ini sangat
berpengaruh
pada
semangat
kerja
karyawan. Penentuan kebutuhan, upah
yang diperoleh karyawan secara periodik
akan
digunakan
untuk
pemenuhan
kebutuhan hidupnya baik untuk karyawan
itu sendiri ataupun untuk keluarganya.
Salah satu peristiwa moneter yang
sangat penting dan yang di jumpai di
hampir semua negara di dunia adalah
Inflasi. Sukirno (2002: 70) menyatakan
bahwa inflasi dapat didefinisikan sebagai
suatu proses kenaikan harga-harga yang
berlaku dalam sesuatu perekonomian.
Sedangkan
Boediono
(1999:
120)
menyatakan bahwa definisi singkat dari
inflasi adalah kecenderungan dari hargaharga untuk naik secara umum dan terus
menerus. Kenaikan harga dari satu atau
dua barang saja tidak disebut inflasi,
kecuali bila kenaikan tersebut meluas
kepada (atau mengakibatkan kenaikan)
sebagian besar dari harga barang-barang
lain. Kenaikan harga semacam ini tidak
dianggap sebagai masalah atau "penyakit"
ekonomi
dan
tidak
memerlukan
kebijaksanaan
khusus
untuk
menanggulanginya. Boediono (1999: 161)
menyatakan bahwa ada berbagai cara
untuk menggolongkan macam inflasi, dan
penggolongan mana yang dipilih tergantung
pada tujuannya. Dari latar belakang di atas
maka peneliti ingin melakukan penelitian
yang berjudul Pengaruh Nilai PDRB.
Tingkat Upah Dan Tingkat Inflasi Terhadap
Tingkat Pengangguran Terbuka Di Provinsi
Bali Tahun 2003-2012. Dengan rumusan
masalahnya
adalah
bagaimanakah
pengaruh parsial nilai PDRB terhadap
tingkat pengangguran terbuka di Provinsi
Bali
Tahun
2003-2012.
Kedua,
Bagaimanakah pengaruh parsial tingkat
upah terhadap tingkat pengangguran
terbuka di Provinsi Bali tahun 2003-2012.
Ketiga, Bagaimanakah pengaruh parsial
tingkat
inflasi
terhadap
tingkat
pengangguran terbuka di Provinsi Bali
tahun 2003-2012. Keempat, bagaimanakah
pengaruh simultan nilai PDRB, tingkat upah
dan tingkat inflasi terhadap tingkat
pengangguran terbuka di Provinsi Bali
tahun 2003-2012.
METODE
Pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode
wawancara dan metode dokumentasi.
Metode wawancara merupakan salah satu
teknik
pengumpulan
data,
yang
pelaksanaannya dapat dilakukan secara
langsung
berhadapan
dengan
yang
diwawancarai, tetapi dapat juga secara
tidak langsung seperti memberikan daftar
pertanyaan
untuk
dijawab
pada
kesempatan lain (Husein Umar, 2004).
Dalam penelitian ini dilakukan wawancara
secara
langsung
terhadap
pegawai
Departemen
Tenaga
Kerja
Dan
Transportasi dan pegawai perpustakaan
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, karena
data yang dicari terdapat di Departemen
Tenaga Kerja Dan Transportasi dan
perpustakaan
BPS
Provinsi
Bali.
Wawancara ini dilakukan untuk menunjang
data yang berkaitan dengan penelitian.
Pengumpulan
data
melalui
metode
dokumentasi
dilakukan
dengan
menggunakan catatan atau dokumen yang
berhubungan dengan objek penelitian.
Catatan atau dokumen yang mendukung
dalam penelitian ini adalah nilai PDRB,
tingkat upah, tingkat inflasi, dan tingkat
pengangguran terbuka di Provinsi Bali.
Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder seperti
data jumlah tingkat pengangguran, data
nilai PDRB, data tingkat upah dan tingkat
inflasi.
Metode
analisis
data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu, uji
asumsi klasik, uji t, uji F, dan determinasi
berganda (R2).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
di Badan Pusat Statistik mengenai nilai
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di
Provinsi Bali, maka diperoleh data nilai
PDRB dari tahun 2003-2012, seperti terlihat
pada tabel 1 di bawah menunjukkan bahwa
laju PDRB di Provinsi Bali dari tahun 20032012 mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun.
PDRB
18.423.860,70
19.080.895,84
19.963.243,81
21.072.444,79
22.184.679,28
23.497.047,07
24.900.571,98
26.228.275,39
27.756.113,77
30.753.647,05
32 804.381,36
Pertumbuhan (%)
3.57
4.62
5.56
5.28
5.92
5.97
5.33
5.83
10.80
6.69
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Sumber : Badan Pusat Statistik
Untuk mengetahui pengaruh nilai PDRB
terhadap pengangguran terbuka di Provinsi
Bali secara parsial, maka digunakan
program
SPSS
16.0 for windows.
Menggunakan analisis regresi dengan
4.66
3.61
4.63
5.81
7.68
5.63
5.37
5.38
7.91
5.72
Tabel 3. Hasil Perhitungan Uji t Untuk Nilai PDRB, Tingkat Upah Dan Tingkat Inflasi
Terhadap Pengangguran Terbuka
Model
(Constant)
PDRB
Upah
Inflasi
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
.499
.793
.674
.071
.974
.158
.024
.715
.058
.053
.114
T
.630
9.519
6.695
1.097
Sig
.552
.000
.001
.315
Hasil analisis
pada tabel 1
menunjukkan sebagai berikut, Uji t terhadap
variabel PDRB (X1) didapatkan thitung
sebesar 9.519 dengan signifikansi t sebesar
0,000. Karena thitung lebih besar ttabel
(9.519>1.943) atau signifikansi t lebih kecil
dari 5% (0,000<0,05), maka secara parsial
variabel PDRB (X1) berpengaruh signifikan
terhadap variabel pengangguran terbuka
(Y). Besar pengaruh parsial nilai PDRB
terhadap
pengangguran
terbuka
ditunjukkan
dengan koefisien parsial
sebesar
0,968
(96,8%)
sedangkan
pengaruh variabel lain sebesar 0,032
(3,2%).
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan di Badan Pusat Statistik
mengenai tingkat upah di Provinsi Bali,
maka di peroleh data tingkat upah dari
tahun 2003-2012, seperti terlihat pada tabel
4 sebagai berikut.
Inflasi (%)
4.56
5.97
11.31
4.30
5.91
9.62
4.37
8.10
3.75
4.71
Model
1
Regression
Residual
Total
14.802
.790
15.592
3
6
9
4.934
.132
Sig.
37.488
.000a
Untuk
mengetahui
besarnya
pengaruh nilai PDRB, tingkat upah dan
tingkat inflasi terhadap pengangguran
terbuka
digunakan analisis
koefisien
determinasi (R2). Besarnya koefisien
determinasi (R2) seperti terlihat pada tabel 7
sebagai berikut.
Model
1
R
.974a
R ssSquare
Adjusted R Square
.949
.924
dengan
data
variabel pengangguran
terbuka (Y) dapat di hitung pula koefisien
detrminasi Adjusted R square sebesar 0,
924. Hasil ini menunjukan bahwa nilai
PDRB, tingkat upah dan tingkat inflasi
secara
bersama-sama
memberikan
kontribusi terhadap pengangguran terbuka
sebesar 92,4%. Artinya variasi naik
turunnya tingkat pengangguran terbuka
dipengaruhi oleh besarnya nilai PDRB (X1),
tingkat upah (X2) dan tingkat inflasi (X3).
Sisanya 7,6% dipengaruhi oleh faktor lain
yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Untuk
mengetahui signifikansi pengaruh variabel
nilai PDRB, tingkat upah dan tingkat inflasi
secara
bersama-sama
terhadap
pengangguran terbuka dapat diketahui
dengan membandingkan antara Fhitung
dengan Ftabel atau dengan membandingkan
taraf signifikan F (p_value) dengan .
Melihat ringkasan hasil perhitungan SPSS
pada tabel model summary, maka dapat
dikatakan bahwa secara simultan terdapat
pengaruh yang signifikan antara variabel
nilai PDRB, tingkat upah dan tingkat inflasi
dengan pengangguran terbuka karena
Fhitung > Ftabel atau 37,49 > 8,94. Pada tabel
model summary juga menunjukan jika
p_value < yakni 0,000 < 0,05 sehingga
keputusan yang diambil adalah menolak
Ho. Hal ini merupakan pentingnya nilai
PDRB, tingkat upah dan tingkat inflasi
terhadap pengangguran terbuka.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan maka dapat
disimpulkan
sebagai berikut. Variabel Nilai PDRB
mempunyai pengaruh yang positif dan
signifikan mempengaruhi Pengangguran
Terbuka. Hal ini dapat dilihat dari besarnya
pengaruh parsial nilai PDRB terhadap
pengangguran terbuka ditunjukkan dengan
koefisien parsial sebesar 0,968 (96,8%)
sedangkan pengaruh variabel lain sebesar
0,032 (3,2%), dengan nilai signifikan PDRB
lebih kecil dari 5% (0,000<0,05). Hal ini
menggambarkan nilai PDRB sangat
berpengaruh
terhadap
pengangguran
terbuka di Provinsi Bali. Variabel tingkat
upah mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap pengangguran terbuka. Hal ini
dapat dilihat dari besarnya pengaruh parsial
Produk
Bruto.