Anda di halaman 1dari 10

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELOMPOK PENDUKUNG (KP) ASI

DI PUSKESMAS KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO


TUGAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

OLEH :
DWI HELYNARTI SYURANDARI, S.Si.
101214153010

PROGRAM MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA 2013

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELOMPOK PENDUKUNG (KP) ASI


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO
A. LATAR BELAKANG
Menyusui merupakan aspek yang sangat penting untuk kelangsungan hidup bayi
guna mencapai tumbuh kembang bayi/anak yang optimal sekaligus mempertahankan
kesehatan ibu setelah bersalin.
Sejak lahir, bayi hanya diberi ASI saja hingga usia 6 bulan yang disebut dengan
pemberian ASI Eksklusif. Selanjutnya pemberian ASI diteruskan hingga anak berusia
dua tahun dengan penambahan makanan lunak/padat yang disebut makanan pendamping
ASI (MP-ASI) yang cukup dalam jumlah maupun mutunya.
Dalam situasi apapun, ibu harus senantiasa didukung untuk tetap dapat
menyusui bayinya. Karena mendapatkan ASI merupakan hak anak agar dapat bertumbuh
kembang secara optimal. Pemberian ASI juga dapat membentuk perkembangan
intelegensi, rohani dan perkembangan emosional, karena selama disusui dalam dekapan
ibu, bayi bersentuhan langsung dengan ibu, dan mendapatkan kehangatan kasih sayang
dan rasa aman.
Namun harus diakui masih banyak bayi yang belum mendapatkan ASI. Di
wilayah Puskesmas Kemlagi Kabupaten Mojokerto pencapaian ASI eksklusif tahun 2010
adalah 55,31% dan tahun 2011 adalah 72,27%
Agar ibu-ibu dapat lebih berhasil menyusui diperlukan bantuan moril dari suami
dan keluarga, penyuluhan dan pengetahuan praktis dari petugas/kader. Oleh karena itu
maka salah satu usaha yang ditempuh adalah dengan membentuk kelompok pendukung
ASI (KP-ASI) di desa-desa di wilayah kerja Puskesmas Kemlagi Kabupaten Mojokerto.
B. TUJUAN DAN SASARAN
1. Tujuan Umum :
Tujuan umum dari dibentuknya kelompok pendukung ASI (KP-ASI) adalah
terbentuknya kelompok pendukung ASI (KP-ASI) untuk mendukung agar ibu-ibu
dapat lebih berhasil menyusui yaitu memberikan ASI Eksklusif pada bayinya dan
dilanjutkan hingga anak berusia 2 tahun. Meningkatkan, pengetahuan, sikap dan
perilaku ibu tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif pada bayi.
2. Tujuan Khusus :

a. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan anggota kelompok tentang ASI


eksklusif.
b. Memperoleh komitmen dari anggota untuk mendukung semua kegiatan yang
dilaksanakan.
c. Dikeluarkannya Surat Keputusan dari Kepala Desa tentang kelompok
pendukung ASI (KP-ASI).
d. Kelompok pendukung ASI (KP-ASI) dapat melaksanakan tugasnya dengan
sebaik-baiknya.
Sesuai tujuan tersebut, maka peserta KP-ASI diutamakan ibu hamil serta ibu ibu
yang memiliki bayi usia 0-6 bulan. Walaupun demikian, kelompok ini terbuka untuk
orang orang lain yang memiliki minat yang sama. Suami atau anggota keluarga lain dari
seorang ibu hamil / menyusui, seorang perempuan yang belum hamil tapi sudah
berkeinginan untuk menyusui bayinya suatu saat, atau tenaga kesehatan yang ingin
belajar dari dan berbagi informasi dengan para ibu hamil/ menyusui dapat dilibatkan
dalam pertemuan KP-ASI.
C. STRATEGI DAN PENDEKATAN
Tujuan

Pembangunan

Kesehatan

yaitu

Indonesia

Sehat

2010

yang

menggambarkan bahwa pada tahun 2010 Bangsa Indonesia hidup dalam lingkungan
yang sehat,berperilaku hidup bersih dan sehat,serta mampu menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata sehingga memiliki derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya.
Untuk menyukseskan Program Pembangunan Kesehatan tersebut, salah satunya
dengan mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) salah
satunya Pembentukan Kelompok Pendukung ASI. dengan dukungan pelayanan serta
pembinaan teknis dari petugas kesehatan yang mempunyai nilai strategis untuk
pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Kelompok pendukung ASI memberikan
pengetahuan pada Ibu tentang pentingnya memberikan ASI Eksklusif pada bayi sehingga
dapat meningkatkan kecerdasan dan pertumbuhan, melindungi bayi dari berbagai
penyakit infeksi dan menghindarkan bayi dari alergi dan diare.
Untuk mencapai tujuan dan strategi yang telah ditetapkan, dilakukan pendekatan
sebagai berikut :

1. Berbasis masyarakat menempatkan masyarakat sebagai pengambilan keputusan


dan bertanggung jawab atas kegiatan yang dilakukan dalam program.
2. Partisipatif melibatkan semua pihak masyarakat, dengan anggota dari kelompok
pendukung ASI ini adalah Kepala Desa, Bidan desa , PKK Desa (6 orang), kader
posyandu ,dan kader poskesdes (2 orang).
3. Keberpihakan kepada kelompok risiko program menempatkan para ibu hamil,
menyusui dan balita sebagai penerima manfaat.
4. Kesetaraan gender memberi kesempatan kepada siapa pun, laki-laki dan
perempun terlibat dalam tiap pengambilan keputusan, pelaksanaan, hingga evaluasi
program.
5. Keberlanjutan perubahan perilaku hidup sehat yang terjadi dan ketersedian sarana
dan prasarana pendukung agar dapat memberi manfaat sehingga program
dipertimbangkan untuk dilanjutkan hingga mencapai kualitas hidup yang
diharapkan.
6. Tranparansi dan akuntabilitas program dilakukan secara terbuka, dapat dipercaya,
akurat dan dipertanggungjawabkan.
D. PELAKSANAAN PROGRAM
1. Penentuan Lokasi :
-

Semua desa yang ada di bawah cakupan Puskesmas Kemlagi


Lokasi pelatihan di balai desa dan puskesmas

2. Penerima Manfaat
-

Ibu-ibu hamil
Ibu-ibu yang memiliki balita menyusu
Balita yang menyusu

3. Tugas Anggota KP-ASI


Tugas dari anggota KP-ASI adalah :
a. Memberikan nasihat praktis kepada ibu-ibu hamil dan menyusui tentang
perawatan payudara, cara menyusui yang baik dan benar, manfaat ASI dan
menyusui secara eksklusif dan nasehat tentang cara mengatasi permasalahan
yang ditemui pada waktu menyusui.
b. Memberikan dukungan psikologis kepada ibu menyusui sehingga menimbulkan
rasa percaya diri pada ibu dan memotivasi agar :

1) Ibu yakin bahwa dapat menyusui, ASI adalah yang terbaik, dan ibu dapat
memproduksi ASI yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya.
2) Ibu mengetahui setiap perubahan fisik yang terjadi dan mengerti bahwa
perubahan itu adalah normal.
3) Ibu mengetahui dan mengerti akan pertumbuhan dan perilaku bayi dan
bagaimana seharusnya menghadapi dan mengatasinya.
4.

Bahan atau Materi Pemberdayaan yang Disiapkan


- Buku Pedoman tentang ASI Eksklusif
- Alat peraga dan praktik demo
- Panthom
- Alat kesehatan
- Leaflet dan poster

5.

Pelaksanaan Kegiatan KP-ASI


1.
Pembentukan KP-ASI
Membentuk kelompok KP-ASI dibeberapa desa. Adapun kegiatan yang
dilaksanakan dalam pembentukan KP-ASI adalah :
1) Melakukan pemanggilan peserta/anggota melalui surat dari Kepala Desa.
2) Menjelaskan tujuan dibentuknnya KP-ASI
3) Menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh KP-ASI
4) Meminta komitmen dari anggota KP-ASI
5) Menyusun struktur organisasi / kepengurusan KP-ASI
6) Pembuatan Surat Keputusan dari Kepala Desa tentang KP-ASI
2.

Pemberian Materi Pada KP-ASI


Setelah KP-ASI terbentuk, diberikan materi pada anggota KP-ASI.
Adapun materi yang disampaikan adalah :
1) Tujuan dibentuknya kelompok KP-ASI
2) Tugas dari anggota KP-ASI adalah :
a) Memberikan nasehat praktis kepada ibu-ibu hamil dan menyusui
tentang perawatan payudara, cara menyusui yang baik dan benar,
manfaat ASI dan menyusui secara eksklusif dan nasehat tentang cara
mengatasi permasalahan yang ditemui pada waktu menyusui.
b) Memberikan dukungan psikologis kepada ibu menyusui sehingga
menimbulkan rasa percaya diri pada ibu dan memotivasi agar :

(1) Ibu yakin bahwa dapat menyusui, ASI adalah yang terbaik, dan ibu
dapat memproduksi ASI yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
bayinya.
(2) Ibu mengetahui setiap perubahan fisik yang terjadi dan mengerti
bahwa perubahan itu adalah normal.
(3) Ibu mengetahui dan mengerti akan pertumbuhan dan perilaku bayi
dan bagaimana seharusnya menghadapi dan mengatasinya.
3. Pendampingan KP-ASI
Petugas Puskesmas melaksanakan pendampingan pada anggota KPASI dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Pendampingan dilaksanakan saat KPASI melaksanakan kegiatan :
1) Memberikan penyuluhan/ nasehat dan dukungan psikologis oleh bidan desa
pada saat ibu hamil dan menyusui datang ke pustu, poskesdes, posyandu
atau saat kunjungan rumah.
2) Memberikan penyuluhan/ nasehat dan dukungan psikologis oleh kader pada
saat ibu hamil dan menyusui datang ke pustu, poskesdes, posyandu atau
saat kunjungan rumah.
6.

Pelaksanaan Kegiatan

Waktu

Goals
Memberikan
pengetahuan kepada
masyarakat dan

Satu bulan

pemangku kepentngan

(empat

di Kecamatan Kemlagi

minggu)

dan 15 desa.
Memilih motivator KPASI

Dua minggu

Pembentukan KP-ASI

Kegiatan
Penyuluhan oleh tenaga kesehatan kepada
masyarakat tentang IMD dan pemberian ASI
eksklusif
Menyebarkan poster dan leaflet tentang IMD
dan pemberian ASI eksklusif
Gerakan dan Mobilisasi sosialisasi IMD dan
pemberian ASI eksklusif dengan modelling
kader bersama aparat desa (TOGA, TOMA)
Menunjuk ibu balita dari wilayah setempat
yang pernah mendapatkan pelatihan khusus
sebagai motivator KP-ASI.
Melakukan pemanggilan peserta/anggota
melalui surat dari Kepala Desa. Tiap desa
diupayakan ada 5-7 kelompok KP-ASI,
sehingga minimal ada 5-10 kader yang

menjadi motivator.
Menjelaskan tujuan dibentuknnya KP-ASI
dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh
KP-ASI
Meminta komitmen dari anggota KP-ASI
Menyusun struktur kepengurusan KP-ASI dan
membuat Surat Keputusan Kepala Desa
tentang KP-ASI
Merupakan kegiatan dalam rangka
mempersiapkan motivator/kader KP-ASI oleh
tim pembina KP-ASI Puskesmas Kemlagi
yang bertujuan untuk memberikan
pengetahuan tentang ASI eksklusif,
Satu minggu

Pembinaan kelompok

perawatan payudara dan cara penyimpanan

KP-ASI

ASI.
Pembinaan dilaksanakan selama 1 bulan,
sehingga dalam pelaksanaan kegiatan
tersebut, kelompok KP-ASI dapat menjadi
fasilitator / motivator pada setiap kegiatan
yang dilaksanakan.
Sosialisasi dilaksanakan oleh Tim pembina

Satu minggu

Sosialisasi tentang KP-

KP-ASI Puskesmas Kemlagi beserta Kader

ASI

KP-ASI desa disetiap posyandu, PKK dusun


dan PKK desa
Pada kegiatan KP-ASI membutuhkan sarana
dan prasarana antara lain :

Satu bulan
(dilakukan

Persiapan alat-alat

1.
2.
3.
4.
5.

Banjar / Balai Desa.


Buku Pedoman tentang ASI Eksklusif.
Alat peraga dan alat praktek demo.
Panthom.
Pencatatan/pelaporan menggunakan

sejak awal

registrasi yaitu buku bantu ASI Eksklusif

program)

dan pelaporan menggunakan LB3 Gizi.


Alat alat diatas diperoleh dari dukungan
dari Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto,
Puskesmas Kemlagi dan swadaya
masyarakat.

Pelaksanaan KP-ASI dilaksanakan


dilaksanakan secara rutin setiap bulan.
Setiap kegiatan akan dipandu oleh 10 orang

10 bulan

kader KP-ASI sebagai fasilitator dibantu oleh

(dilakukan

Tim pembina KP-ASI Puskesmas Kemlagi

setelah
sosialisasi
dan semua

dengan pembagian materi sebagai berikut :


Pelaksanaan KP-ASI

1. Pertemuan pertama dilaksanakan dengan


materi tentang ASI Eksklusif
2. Pertemuan kedua dilaksanakan dengan

alat/meteri
telah selesai

materi perawatan payudara


3. Pertemuan Ketiga dilaksanakan dengan

disiapkan

materi gizi ibu hamil dan menyusui


4. Pertemuan keempat dilaksanakan dengan
materi cara penyimpanan ASI
Melatih dan meregenerasi kader baru,

Satu bulan

terutama pada ibu-ibu muda yang sedang

(dilakukan
sebulan
sebelum

hamil dan baru memiliki anak (balita)


Keberlanjutan program

pertama.
Diupayakan satu desa memiliki 3-5 kader

program

baru. Kader/motivator lama berperan untuk

berakhir)

mencari kader baru)

E. EVALUASI dan MONITORING


Evaluasi dan monitoring dilakkukan Penilaian yang dilakukan oleh tim
penyelenggara kegiatan. Kegiatan tersebut dilakukan tiga kali dalam satu tahun, yakni
pada bulan kempat, kedelapan, dan bulan ke-12. Tujuan evaluasi untuk melihat sejauh
mana program berjalan sesuai dengan target dan ouutcomes yang diharapkan.
Berikut bentuk evaluasi yang dikembangkang:
a. Indikator Proses
1) Kehadiran peserta
2) Partisipasi peserta
3) Jumlah KP-ASI yang terbentuk
b. Indikator outcome
1) Pencatatan jumlah ibu yang memberikan ASI eksklusif
2) Dukungan keluarga terhadap ibu untuk memberikan ASI eksklusif

3) Kesehatan balita

Determinan

Variabel
Jumlah ibu yang paham

Indikator
100 persen ibu yang

Sumber
Ibu-ibu yang

tentang pentingnya dan

menyusui telah paham

punya balita

manfaat ASI eksklusif


Jumlah ibu yang telah

ASI eksklusif
85 persen ibu menyusui

Ibu-ibu yang

memberi ASI eksklusif

telah memberi ASI

punya balita

eksklusif kepada anak


Hasil (kualitas

Ketersediaan pojok laktasi

hidup, perilaku,

balitanya
Sudah ada 1 pojok laktasi Masyarakat
di tiap desa

(perangkat

Tumbuh kembang bayi

85 persen bayi tidak

desa)
Balita

sehat dan cerdas


Angka kematian rendah

sakit-sakitan
Angka kematian bayi 0

Pusekesmas

Partisipasi suami/ibu

persen
90 persen keluarga

Keluarga

mertua mendukung ASI

mendukung ibu

Proses

eksklusif
Jumlah ibu menyusui yang

memberikan
70 persen ibu-ibu yang

Ibu-ibu yang

(kesadaran dan

sukarela menjadi

punya balita/menyusui

punya balita

keterlibatan)

kader/motivator

mau menjadi kader

dan

Jumlah pertemuan yang

Satu kali dalam sebulan

menyusui
Motivator

dilakukan
Jumlah ibu menyusui yang

100 persen ibu-ibu yang

KP ASI
Ibu-ibu yang

datang dalam pertemuan

menyusui dan punya

punya balita

KP-ASI

balita di tiap desa datang

dan

Jumlah kelompok yang

Tiap desa punya minimal

menyusui
Kelompok

terbentuk

5 KP ASI

dan kader

Semua staf puskesmas

KP ASI
Petugas

terlibat dalam membuat

puskesmas

lingkungan)

Peran puskesmas

hingga memberikan
pengetahuan tentang ASI

10

eksklusif

Anda mungkin juga menyukai