Oleh
KELAS SANTA TERESA
A. Pengertian kateterisasi
Kateter adalah peralatan bedah yang berbentuk tubuler dan lentur yang dimasukkan ke
dalam rongga tubuh untuk mengeluarkan atau memasukan cairan (Kamus dorland. 1998 ;
196)
Chateterization adalah pemasangan kateter ke dalam saluran atau rongga tubuh (Dorland,
1998 ; 197)
Kateterisasi kandung kemih adalah : memasukan selang plastic atau karet melalui
uretra ke dalam kandung kemih. (Perry, potter, 2005. 1710)
kesimpulan :
Kateterisasi kandung kemih dilakukan dengan memasukan selang plastik atau karet
melalui uretra ke dalam kandung kemih. Kateter juga menjadi alat untuk mengkaji
haluaran urine per jam pada klien yang hemodinamiknya tidak stabil.
B. Tipe Kateterisasi
1. Kateter inweling atau intermiten untuk retensi merupakan dua bentuk insersi kateter. Pada
teknik intermiten, kateter lurus yang sekali pakai dimasukkan cukup panjang untuk
mengeluarkan urine dari kandung kemih (5-10 menit).
2. Kateter menetap atau Foley tetap ditempat untuk periode waktu yang lebih lama sampai
klien mampu berkemih dengan tuntas dan spontan atau selama pengukuran akurat per jam
dibutuhkan. Kateter foley menetap memiliki balon kecil yang dapat digembungkan, yang
melingkari kateter tepat dibawah ujung kateter. Apabila digembungkan, balon bertahan
dipintu masuk kandung kemih untuk menahan selang kateter tetap di tempatnya. Kateter
menetap untuk retensi memiliki dua atau tiga lumen di dalam badan kateter. Satu lumen
mengeluarkan urine melalai kateter ke kantung pengumpul. Lumen kedua membawa air
steril ke dan dari dalam balon saat lumen digembungkan atau dikempeskan. Lumen ketiga
dapat digunakan untuk memasukan cairan atau obat-obatan kedalam kandung kemih.
Menentukan jumlah lumen adalah dengan menghitung jumlah drainase dan tempat injeksi
pada ujung kateter.
3. Kateter coude digunakan pada klien pria, yang mungkin mengalami pembesaran prostat,
yang mengobstruksi sebagian ureter. Kateter ini lebih kaku dan lebih midah terkontrol
daripada kateter yang ujungnya lurus.
C. Indikasi kateterisasi
Kateterisasi Intermiten
Meredakan rasa tidak nyaman akibat distensi kandung kemih, ketentuan untuk menurunkan
distensi
Mengambil spesimen urine yang steril
Mengkaji residu urine setelah pengosongan kandung kemih
Penatalaksanaan jangaka panjang klien yang mengalami cidera medula spinal, degenerasi
neuromuskular, atau kandung kemih yang tidak kompeten
PEMASANGAN KATETER
1. Pengertian :
Memasukan selang karet atau plastic ke dalam vesika urinaria (kandung kemih) melalui uretra
2. Tujuan :
1. Menghilangkan distensi kandung kemih
2. Sebagai penatalaksanaan kandung kemih yang inkompeten
3. Mendapatkan spesimen urine steril
4. Mengkaji jumlah residu urine, jika kandung kemih tidak mampu sepenuhnya
dikosongkan
3. Indikasi :
Alat :
Tray kateterisasi steril
Sarung tangan steril
Sarung tangan bersih
Duk steril, satu fenestrated
Pelumas
Larutan pembersih antiseptic
Bola kapas
Forsep
Kateter straight atau inwelling
Spuit yang sudah terisi dengan larutan untuk menggembungkan balon pada kateter
inwelling
Wadah atau basin (biasanya bagian dasar dari tray)
Wadah specimen
Lampu senter
Selang drainase sterildan kantung pengumpul
Plester, gelang karet, dan peniti
Selimut mandi
Bantalan tahan air
Kantung sampah
Basin dengan air hangat dan sabun
Handuk mandi
Pasien :
dilaksanakan.
Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya
Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak mengancam.
Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi
Privasi klien selama komunikasi dihargai.
Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan perhatian serta respek selama
Langkah
1. Kaji status klien :
Rasional
Dapat mengindikasikan derajat kepenuhan
kesadaran
atau
perkembangan klien
kandung kemih
tahap
d. Usia
digunakan.
Nomor
8-10
biasanya
patologis
yang
dapat
f. Alergi
g. Meninjau
ulang
program
dokter
untuk kateterisasi
setelah
pembedahan
atau
setelah
untuk
penampungan
Selimut mandi
Alas penyerap yang kedap air
Pemeliharaan
kebersihan
perineum
Tempat sampah
Sarung tangan sekali pakai, baskom sebelum
memasang
kateter
akan
berisi air hangat, sabun, lap badan, mengurangi resiko ISK. Memberikan
dan handuk
uretra eksterna
Menjadi wadah aliran urine jika kateter
intermitten
digunakan
atau
kateter
prosedur
kepada
memposisikan
klien
yang
dependen.
Meningkatkan
penggunaan
mekanika
penggunaan
mekanika
7. Posisi perawat menghadap klien, berdiri Keberhasilan insersi kateter dapat dicapai,
di sebelah kiri tempat tidur, jika anda jika posisi perawat nyaman dan semua
akan menggunakan tangan kanan (berdiri peralatan mudah dijangkau
di sebelah kanan tempat tidur jika anda
akan
menggunakan
tangan
kiri).
mengambil
dorsal rekumben (telentang dengan perineum dengan baik. Ubah posisi jika
lutut ditekuk). Minta klien untuk klien tidak dapat mengabduksi tungkai
merelaksasi paha sehingga paha pada sendi pinggul. Posisi ini juga dapat
dapat dirotasi ke arah luar (tungkai lebih nyaman untuk klien. Sanggah klien
dapat ditopang dengan bantal)., atau dengan
posisikan
klien
dalam
berbaring
miring
(sim)
bantal
jika
perlu,
untuk
untuk
mengambil
posisi
lampu
untuk
perineum.
dikemas
terpisah)
Memungkinkan
penanganan
peralatan
asepsis
bedah
dan
Buka bagian dalam kemasan steril yang mengatur daerah tempat kerja. Semua
berisi
kateter.
Tuangkan
antiseptic steril ke dalam wadah yang kedua tangan anda harus diselesaikan,
berisi bola kapas steril. Buka paket sebelum membersihkan meatus uretra.
yang berisi lubrikan. Pindahkan wadah
specimen
(penutup
harus
dipasang
sudah
terlebih
dahulu
diisi,
dari
katup
balon.
Balon
harus
Mempertahankan
supaya
sarung
terlipat
tanpa
menyentuh
perineum
sehingga
labia
permukaan
yang
terkontaminasi
b. Pria : tempatkan duk di atas paha
tepat di bawah penis. Angkat duk
bolong. Buka lipatan duk dan
sterilitas
akses
ke
peralatan
pada duk steril di antara paha klien, dan menjadi mudah selama insersi kateter
buka wadah specimen urine (jika
diperlukan), menjaga permukaan bagian
dalam tetap steril.
22. Oleskan lubrikan di sepanjang sisi
ujung kateter :
a. Wanita : 2,5 sampai 5 cm
b. Pria : 7,5 sampai 12,5 cm
23. Bersihkan meatus uretra :
a. Wanita :
1. Dengan tangan yang
tidak Memungkinkan
Retraksi
uretra
dominan
penuh
meatus
seluruh
mencegah
selama
proses
visualisasi
ini
pembersihan
menyebabkan
pelaksanaan prosedur.
di
meatus
uretra.
kecil
ke
daerah
paling
luas.
yang
Tangan
prepusium
glans.
pengulangan
proses
karena
uretra
dengan
Pertahankan
tangan
gerakan
Meninggalkan
kateter
yang
kateter
mungkin
keluar
mengindikasikan
bahwa
kateter
sekitar
keluar.
tahanan,
Apabila
jangan
ada
3. Lepaskan
kateter
labia
dan
dengan
pegang
aman
insersi kateter
pada
saat
pada
pria
dewasa
berukuran
Urine
yang
keluar
sampai
Apabila
urine
ada
keluar.
tahanan,
tarik
ke
uretra.
atau
pembesaran
prostat.
kuat
menggunakan
specimen
urine
yang
tertahan
dapat
menjadi
dalam
jumlah
yang
besar
dapat
Balon
di
dalam
kandung
kemih
pangkal kateter.
digembungkan. Apabila posisi balon di
3. Injeksi sejumlah total larutan secara
dalam uretra tidak tepat, nyeri terjadi
perlahan. Apabila klien mengeluh
selama proses penggembungan.
nyeri yang tiba-tiba, aspirasi larutan
dan masukkan kateter lebih jauh.
Jangan
menginjeksikan
cairan
dengan
merasakan
perlahan
adanya
untuk
tahanan.
dan
kantung
sudah
kantung
ketinggiannya
dapat
berada
di
atas
IRIGASI KATETER
1. Pengertian :
Pencucian kateter urine untuk mempertahankan kepatenan kateter urine menetap
dengan larutan steril yang diprogramkan oleh dokter. Karena darah, pus, atau
sedimen dapat terkumpul di dalam selang dan menyebabkan distensi kandung kemih
2. Tujuan :
1. Untuk mempertahankan kepatenan kateter urine
2. Mencegah terjadinya distensi kandung kemih karena adanya penyumbatan kateter
urine, misalnya oleh darah dan pus
3. Untuk membersihkan kandung kemih
kandung kemih
5. Mengkaji jumlah urine di dalam kantung Volume cairan di dalam kantung urine setelah
drainase
urine
sebelum
irigasi,
untuk
6. Mengumpulkan
peralatan
dan
c. Metode terbuka
meningkatkan resiko infeksi
(1) Set irigasi steril disertai troli/
Memberikan dorongan yang penting untuk
penampangnya
mengeluarkan bekuan darah
(2) Bulb spuit atau spiut tipe piston
Duk dapat mencegah seprei tempat tidur
berkapasitas 60 ml
(3) Basin penampung yang steril
menjadi kotor
(4) Duk kedap air
(5) Wadah larutan yang steril
(6) Swab antiseptik
Menjaga sistem tetap steril
(7) Sarung tangan steril
Larutan yang dingin meneyababkan spasme
(8) Sesuaikan larutan irigasi pada suhu
kandung kemih
ruangan
(9) Plester atau pita elastis untuk
memfiksasi kembali kateter
(10) Selimut mandi
7. Jelaskan prosedur dan tujuan kepada klien
Membantu
klien
bersikap
santai
dan
membuat
keteter
mudah
dan
dijangkau.
menetap
dengan
lumen kateter
pengumpulan spesimen)
Tekanan perlahan yang diberikan secara
e. Masukkan jarum spuit melalui pintu
kontinu membuat bekuan darah dan sedimen
masuk pada sudut 30 derajat
f. Injeksikan cairan secara perlahan ke terlepas tanpa menimbulkan trauma pada
dalam kateter dan ke dalam kandung dinding kandung kemih
kemih
Memungkinkan drainase mengalir karena
g. Lepaskan spuit, klem, dan biarkan
dipengaruhi gaya gravitasi
larutan mengalir ke dalam kantung
drainase
urine.
PILIHAN:
pada
sistem
kateter.
Mencegah
jumlah yang normal pada orang akumulasi larutan di dalam kandung kemih,
dewasa). Tutup klem selang irigasi yang dapat menyebabkan distensi kandung
dan kemudian buka klem selang kemih dan kemungkinan cedera.
drainase
g. Untuk irigasi
kontinu,
hitung
besar
Menyiapkan bahan irigasi untuk dimasukkan
b. Kenakan sarung tangan steril
c. Letakkan duk kedap air steril di ke dalam kateter
bawah kateter
Mencegah sprei tempat tidur menjadi kotor
d. Aspirasi 30 ml larutan ke dalam spuit
dan mencegah supaya tidak samapi ke
irigasi steril
lapangan steril
e. Pindahkan baskom pengumpul steril Mempertahankan kesterilan bagian dalam
ke dekat paha klien
lumen kateter dan selang drainase serta
f. Lepaskan kateter dari selang drainase
mengurangi kemungkinan masuknya agens
sehingga urine dapat mengalir ke
patogen ke dalam kandung kemih
dalam baskom pengumpul steril.
Instilasi secara perlahan mengurangi insiden
Tutup ujung selang drainase dengan
spasme kandung kemih, tetapi dapat
tutup pelindung yang steril. Letakkan
membersihkan kateter dari obstruksi
selang ini di tempat yang aman.
Memungkinkan drainase mengalir akibat
g. Insersi ujung spuit ke dalam lumen
gaya gravitasi. Memungkinkan kateter dibilas
kateter dan masukkan larutan secara
secara adekuat
perlahan
h. Lepaskan spuit, rendahkan kateter,
dan biarkan larutan mengalir keluar
ke
dalam
baskom.
di
dalam
kandung
kemih,
tubuh
menghadap
Anda.
dari
lembaga),
dan
perlengkapan
darinase,
BLADER TRAINING
1. Pengertian :
Suatu latihan yang digunakan dalam rangka melatih otot-otot kandung kemih.
2. Tujuan :
Mengembalikan pola kebiasaan berkemih
3. Hal yang perlu disiapkan :
a. Tentukan pola waktu biasanya klien berkemih sendiri. Bila tidak dapat dibuat pola
berkemih, rencanakan waktu ke toilet, misalnya 1-2 jam sekali
b. Usahakan agar intake cairan sekitar 2-3 liter/hari
c. Posisi berkemih yang normal dan nyaman
4. Prosedur :
Langkah
1. Sesuai dengan pola berkemih yang telah
ditentukan,
usahakan
agar
Rasional
klien
urine
yang
untuk
adekuat,
sehingga
uretra,
dan
linrin.blogspot.com/2009/12/irigasi-kandung-kemih.html