Oleh :
SKOLASTIKA YUNARNI JUITA
(P27838113022)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latarbelakang
pH
meter adalah alat untuk mengukur kadar asam dan basa dalam
1.2.
Batasan Masalah
1.2.1. Untuk mengukur PH dari setiap larutan / cairan dengan
menggunakan elektroda pH Meter
1.2.2. Untuk mengetahui suhu setiap larutan / cairan yang diukur
dengan menggunakan LM35
1.2.3. Menampilkan nilai pH dan suhu pada layar LCD karakter
2x16 cm
1.2.4. Lamanya alat ini bekerja tergantung dari lamanya pengisian
bateray.
1.2.5. Membandingkan hubungan antara sensor
suhu dan
elektroda ph meter
1.3.
Rumusan Masalah
Dapatkah dibuat alat pH meter dilengkapi dengan penyimpanan
1.4.
Tujuan Penelitian
1.4.1. Tujuan Umum
Dibuatnya alat pH meter dilengkapi dengan penyimpanan
data dan tampilan suhu berbasis mikrokontroler
1.4.2. Tujuan Khusus
Dengan acuan permasalahan di atas, maka secara operasional tujuan
khusus pembuatan alat ini antara lain :
1.4.2.1. Membuat rangkaian amplifier.
1.4.2.2. Membuat rangkaian display tampilan pH dan hasil.
1.4.2.3. Membuat rangkaian mikrokontroler ATMega 8535
1.4.2.4. Membuat rangkaian displar LCD 2 x 16 cm untuk
menampilkan nilai Ph.
1.4.2.5. Membuat Program untuk menggetahui besarnya pH setiap
larutan yang akan diukur dan penyimpanannya
1.4.2.6. Membuat rangkaian untuk mendeteksi suhu setiap larutan yang
akan diukur
1.4.2.7. Membuat rangkaian Charger bateray., dengan outputan +12
Volt, -12 Volt yang digunakan untuk menyuplay rangkaian Op
1.5.
Manfaat Penelitian
1.5.1. Manfaat teoritis
Dapat menambah wawasan bagi mahasiswa khususnya mahasiswa
Teknik Elektromedik tentang peralatan medis terutama peralatan laboratorium
dan bagaimana cara memodifikasinya agar didapatkan hasil yang sempurna
1.5.2. Manfaat peraktis
Dapat memudahkan tenaga kesehatan khususnya para tenaga
laboratorium dalam mengukur
tampilan pada LCD.
dengan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Urin
Air urine adalah hasil eksresi (zat yang dikeluarkan) dari tubuh manusia yang
sudah tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh. Hasil eksresi ini adalah sisa-sisa metabolisme
yang berupa cairan, dimana setiap manusia pasti menghasilkan zat eksresi ini dan
dibuang.
Pada umumnya urine vang paling baik yang akan diuji adalah urine pertama
pagi hari. Urine-urine ini harus ditampung didalam tempat yang bersih bebas dari
detergen dan zat-zat lain yang kemudian akan diperiksa segera sebelum 12 jam setelah
ditampung. Bila pemeriksaan tidak dapat dilakukan segera, hendaklah urine disimpan
dalam frezer dengan suhu 4oC. Jika diperlukan dapat ditambahkan bahan pengawet
sodium azide (0,0 1%) sehingga urine dapat tahan sampai 24 jam.
2.2.
Elektroda
Fungsi elektroda pada pH meter adalah untuk mengukur tegangan yang
Measuring Range
1 to 13 pH ( Typhycal 0 to 14 pH ).
Operation Temperature
5 to 60 C ( 41 to 140 F ).
Electrode Structure
Combination Type.
71 Ph
Value
Body Material
Epoxy.
Conector
BNC.
Mechanical Protection
Dimension
- 12 mm.
2.3.
Pesawat pH Meter
pH adalah suatu satuan ukur yang menguraikan derajat tingkat kadar
keasaman atau kadar alkali dari suatu larutan. Unit pH diukur pada skala 0
sampai 14. Istilah pH berasal dari p, lambang matematika dari negatif
logaritma, dan H, lambang kimia untuk unsur Hidrogen. Definisi yang
formal tentang pH adalah negative logaritma dari aktivitas ion Hydrogen
pH = -log[H+].
Besarnya konsentrasi ion H+ dalam larutan disebut derajat keasaman.
Untuk menyatakan derajat keasaman suatu larutan dipakai pengertian
pH.
Atas dasar pengertian ini, ditentukan:
2.4.
Prinsip Dasar pH
Pengukuran pH didasarkan pada pengukuran selisih potensial yang
terdapat suatu logam dalam larutan yang mengandung ion logam terlarut.
Selisih potensialnya ditentukan sesuai dengan Hukum Nernst.
Hukum Nernst :
Eobs = Ec + Nf log aH+
Keterangan :
Eobs
: Selisih Potensial
Esc
: Refernse Potensial
Nf
: Nernst Faktor
aH+
2,3RT
nf
Keterangan :
: Absolute Temperature ( K )
: Valensi ( n = 1 )
siklus clock untuk mengeksekusi satu instruksi program. Secara umum, AVR dapat
dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu kelas ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga
ATmega, dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing kelas
adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Dari segi arsitektur dan instruksi yang
digunakan, mereka bisa dikatakan hampir sama. Mikrokontroler AVR ATmega 8535
memiliki fitur yang cukup lengkap. Mikrokontroler AVR ATmega 8535 telah
dilengkapi dengan ADC internal, EEPROM internal, Timer/Counter, PWM, analog
comparator, dan lain-lain (Heryanto, 2008).Gambar IC mikrokontroler ATmega 8535
beserta dengan bagian port dapat dilihat pada Gambar.
2.5.1.
Fitur
Fitur-fitur yang dimiliki oleh mikrokontroler ATmega 8535 adalah
2.5.2.
digunakan untuk operasi logika. Tiap-tiap pin akan bertegangan +5 volt saat
berlogika high dan bertegangan 0 volt saat berlogika low.
Secara terperinci fungsi-fungsi dari tiap pin akan dijelaskan sebagai berikut.
a.
b.
c.
d.
e.
Port C (PC0...PC7) merupakan pin input/output dua arah dan dan akan
dihubungkan dengan pin pada LCD.
f.
Port D (PD0...PD7) merupakan pin input/output dua arah dan pin fungsi
khusus.
g.
h.
i.
j.
2.6.
LCD
LCD adalah sebuah display dot matrix yang difungsikan untuk menampilkan
tulisan berupa angka atau huruf sesuai dengan yang diinginkan (sesuai dengan
program yang digunakan untuk mengontrolnya). Pada tugas akhir ini penulis
menggunakan LCD dot matrix dengan kharakter 2 x 16, sehingga kaki-kakinya
berjumlah 16 pin.
Keterangan
Vss
Vcc
Vee
RS
H/L
R/W
H/L
DB0
H/L
Pin data D0
DB1
H/L
Pin data D1
DB2
H/L
Pin data D2
10
DB3
H/L
Pin data D3
11
DB4
H/L
Pin data D4
12
DB5
H/L
Pin data D5
13
DB6
H/L
Pin data D6
14
DB7
H/L
Pin data D7
Dihubungkan ke 0 V (Ground)
Dihubungkan dengan tegangan supply +5V dengan
toleransi 10%.
Digunakan untuk mengatur tingkat kontras LCD.
Bernilai logika 0 untuk input instruksi dan bernilai
logika 1 untuk input data.
Bernilai logika 0 untuk proses write dan bernilai
logika 1 untuk proses read.
Merupakan sinyal enable. Sinyal ini akan aktif pada
failing edge dari logika 1 ke logika 0.
V+BL
16
V-BL
ground
RS
0
R/W
0
DB7
0
DB6
0
DB5
0
DB4
0
DB3 DB2
DB1
DB0
RS
R/W
DB7
0
DB6
0
DB5
0
DB4
0
DB3 DB2
0
DB1
DB0
* : invalid bit
Cursor Home mengembalikan cursor ke posisi semula (address 0). DD
RAM alamat 0 di set ke AC dan cursor kembali ke posisi semula. DD RAM jangan
dirubah. Jika cursor sedang ON, maka akan kembali ke sebelah kiri.
3. Entry Mode Set.
RS
R/W
DB7
DB6
DB5
DB4
DB3 DB2
DB1
DB0
I/D
Entry Mode Set diset untuk menunjukkan perpindahan cursor dan apakah display
akan dirubah.
I/D : ketika I/D = 1, alamat akan ditambah satu dan cursor berpindah ke kanan.
Ketika I/D = 0, alamat akan dikurangi satu dan cursor berpindah ke kiri.
S
R/W
DB7
DB6
DB5
DB4
DB3 DB2
DB1
DB0
Display ON/OFF Control mengembalikan total display dan cursor ON dan OFF, dan
membuat posisi cursor mulai berkedip.
D : ketika D = 1, display ON
ketika D = 0, display OFF
C : ketika C = 1, cursor ditampilkan
ketika C = 0, cursor tidak ditampilkan
Cursor
B = 1 (blinking)
R/W
DB7 DB6
DB5
DB4
DB3 DB2
S/C
DB1
DB0
R/L
: invalid bit
Cursor Display Shift memindah cursor dan mengubah display tanpa merubah
isi dari DD RAM. Berikut ini tabel penunjukan cursor, yaitu :
S/C R/L
Operas
6. Function Set.
RS
R/W
DB7 DB6
DB5
DB4
DL
DB3 DB2
1
DB1
DB0
: invalid bit
81
82
C
0
2.7.
83
C
2
84
C
3
85
C
4
86
C
5
87
C
6
88
C
7
89
C
8
8a
C
9
8b
C
a
8c
C
b
8d
C
c
8e
C
d
8f
C
e
IC LM 35
penyensor suhu cairan atau larutan baik itu pH 1 pH 14 atau cairan urin untuk
mengetahui apakah urinnya sehat atau tidak.
(a. LM35)
2.8.
OP07
Ic OP07 mempunyai karakteristk sebagai berikut :
Noise rendah
Tidak memerlukan komponen-komponen eksternal
Mengganti amplifier-amplifier pemotong pada biaya yang lebih rendah
Masukan luas -daerah tegangan ....0 sampai 14 V typ
Tegangan supply lebar mencakup 3v sampai 18V.
Ic ini menawarkan offset rendah dan kestabilan jangka panjang dengan arti
noise rendah, tanpa pemotong, rangkaian penguat transistor dengan input bipolar.
untuk kebanyakan aplikasi, komponen-komponen eksternal tidak diperlukan karena
nol offset dan kompensasi frekuensi. perbedaan masukan yang benar, dengan daerah
tegangan masuk yang lebar dan penolakan modus umum terkemuka, menyediakan
fleksibilitas dan performa maksimum lingkungan dengan noise yang tinggi dan di
dalam aplikasi-aplikasi non-inverting. arus-arus bias rendah dan impedansi masukan
sangat tinggi dipertahankan (di) atas seluruh daerah suhu. OP07 tak tertandingi karena
noise yang rendah, amplifikasi ketelitian tinggi dengan tanda-tanda tingkatan yang
sangat rendah.
BAB III
KONFIGURASI SISTEM
3.1.
Diagram Mekanis
10
11
12
13
4 5
Keterangan :
1. Sensor suhu
2. Kuvet
3. Prob elektroda pH
4. Pengukuran TP 1 TP 3 dan Ground.
5. Start
6. Reset
7. Up
8. Down
9. Read
10. LCD charakter 2x16 cm
11. Adjustment.
12. Saklar ON/OFF
13. Steker
Sensor
suhu(LM35)
Kuvet
amplifier
Elektroda
pH
(OP07)
program
LCD
Buffer
Mikrokon
troler
Save
Start
PLN
Rangkaian
Bateray Charge
Bateray
Charge
3.3.
Diagram Alir
Begin
Inisialisasi LCD
Konversi ke data pH
Proses Diagnosis
Display hasil
END
Daftar pustaka
http://extremeelectronics.co.in/avr-tutorials/interfacing-temperature-sensor-lm35/
https://valdykelautan.wordpress.com/ph-meter/
M. Ary Heryanto,ST dan Ir. Wisnu Adi P, 2008,Pemrograman Bahasa C untuk
Mikrokontroler ATMEGA8535, ANDI Yogyakarta
https://fahmizaleeits.wordpress.com/2010/04/10/aplikasi-lcd-denganmikrokontroller-atmega8535/rangkaian-lcd/
http://elektronika-dasar.web.id/teori-elektronika/operasional-amplifier-op-amp/