Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL

PH METER DILENGKAPI DENGAN PENYIMPANAN DATA DAN TAMPILAN


SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535

Oleh :
SKOLASTIKA YUNARNI JUITA
(P27838113022)

Politeknik Kesehatan KEMENKES Surabaya


Jurusan Teknik Elektromedik
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latarbelakang
pH

meter adalah alat untuk mengukur kadar asam dan basa dalam

cairan/larutan. pengukuran pH merupakan faktor penting dalam bidang kimia, baik


kimia organik dan anorganik, fisika, biokimia, dan analitik . pH meter digunakan
sebagai standar ukuran pengenceran memastikan apakah sudah sesuai dengan dosis
yang ditentukan.
Alat ini biasanya diletak dilaboratorium analis untuk mengukur kadar pH dari
urien untuk memastikan apakah seseorang menginap penyakit diabel, kolesterol,
ginjan atau penyakit yang lainnya. Dan pada laboratorium kimia alat ini sangat
penting untuk mengetahui keasaman atau kebasaan dari larutan kimia,terutama
sebelum melakukan suatu reaksi kimia, sehingga terlebih dahulu lebih baik
memeriksa kadar pH dari laruan tersebut agar tidak terjadi kesalahan pada saat
melakukan reaksi tersebut, seperti reaksi pengendapan, kompleksasi, enzimatis dll.
Pada dasarnya untuk mengetahui kadar pH dari suatu larutan / cairan dapat
dilakukan secarah konvensional dan dilakukan lebih cepat daripada menggunakan
alat pH Meter yaitu dengan cara meneteskan cairan / larutan pada kertas lakmus.
Namun karena cara konvensional ini banyak kekurangannya, diantaranya karena
hasil pemeriksaan ini dengan menggunakan mata telanjang, dan sewaktu waktu
daya akomadasi mata bias berubah, sehingga dapat mengakibatkan ketidakakuratan
dalam mendeteksi hasil pemeriksaan dan juga pemeriksaan ini kurang cepat.
Alat ini pernah dibuat sebelumnya oleh Israelly Sillen Tetelepta (2010),
namun alat ini belum dilengkapi dengan tampilan suhunya dan range pengukurannya
terbatas, maka dari itu penulis akan membuat alat ini dilengkapi dengan tampilan
suhu dan range pengukurannya diperluas, sehingga alat ini dapat digunakan untuk
mengukur lebih dari beberapa sampel larutan.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis akan membuat alat dengan judul
pH Meter dilengkapi dengan penyimpanan data dan tampilan suhu berbasis
mikrokontroler atmega 8535

1.2.

Batasan Masalah
1.2.1. Untuk mengukur PH dari setiap larutan / cairan dengan
menggunakan elektroda pH Meter
1.2.2. Untuk mengetahui suhu setiap larutan / cairan yang diukur
dengan menggunakan LM35
1.2.3. Menampilkan nilai pH dan suhu pada layar LCD karakter
2x16 cm
1.2.4. Lamanya alat ini bekerja tergantung dari lamanya pengisian
bateray.
1.2.5. Membandingkan hubungan antara sensor

suhu dan

elektroda ph meter
1.3.

Rumusan Masalah
Dapatkah dibuat alat pH meter dilengkapi dengan penyimpanan

data dan tampilan suhu berbasis mikrokontroler?

1.4.

Tujuan Penelitian
1.4.1. Tujuan Umum
Dibuatnya alat pH meter dilengkapi dengan penyimpanan
data dan tampilan suhu berbasis mikrokontroler
1.4.2. Tujuan Khusus
Dengan acuan permasalahan di atas, maka secara operasional tujuan
khusus pembuatan alat ini antara lain :
1.4.2.1. Membuat rangkaian amplifier.
1.4.2.2. Membuat rangkaian display tampilan pH dan hasil.
1.4.2.3. Membuat rangkaian mikrokontroler ATMega 8535
1.4.2.4. Membuat rangkaian displar LCD 2 x 16 cm untuk
menampilkan nilai Ph.
1.4.2.5. Membuat Program untuk menggetahui besarnya pH setiap
larutan yang akan diukur dan penyimpanannya
1.4.2.6. Membuat rangkaian untuk mendeteksi suhu setiap larutan yang
akan diukur
1.4.2.7. Membuat rangkaian Charger bateray., dengan outputan +12
Volt, -12 Volt yang digunakan untuk menyuplay rangkaian Op

Amp dan +5 Volt untuk menyuplai rangkaian LCD 2 x 16 cm,


dan mikrkontroler AVR ATMega 8535
1.4.2.8. Melakukan uji coba pada modul yang telah dibuat

1.5.

Manfaat Penelitian
1.5.1. Manfaat teoritis
Dapat menambah wawasan bagi mahasiswa khususnya mahasiswa
Teknik Elektromedik tentang peralatan medis terutama peralatan laboratorium
dan bagaimana cara memodifikasinya agar didapatkan hasil yang sempurna
1.5.2. Manfaat peraktis
Dapat memudahkan tenaga kesehatan khususnya para tenaga
laboratorium dalam mengukur
tampilan pada LCD.

kadar pH suatu larutan / cairan

dengan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Urin
Air urine adalah hasil eksresi (zat yang dikeluarkan) dari tubuh manusia yang

sudah tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh. Hasil eksresi ini adalah sisa-sisa metabolisme
yang berupa cairan, dimana setiap manusia pasti menghasilkan zat eksresi ini dan
dibuang.
Pada umumnya urine vang paling baik yang akan diuji adalah urine pertama
pagi hari. Urine-urine ini harus ditampung didalam tempat yang bersih bebas dari
detergen dan zat-zat lain yang kemudian akan diperiksa segera sebelum 12 jam setelah
ditampung. Bila pemeriksaan tidak dapat dilakukan segera, hendaklah urine disimpan
dalam frezer dengan suhu 4oC. Jika diperlukan dapat ditambahkan bahan pengawet
sodium azide (0,0 1%) sehingga urine dapat tahan sampai 24 jam.

2.2.

Elektroda
Fungsi elektroda pada pH meter adalah untuk mengukur tegangan yang

ditentukan antara elektroda sensitive terhadap ion hydrogen.


Ada dua macam elektrode anatara lain :
2.2.1. Elektroda Referensi :
Berfungsi untuk menjaga dan memberikan potencial yang tetap dan
tidak dipengaruhi oleh karakteristik.
2.2.2. Elektroda Pengukur :
Berfungsi sebagai pengukur karena potensialnya berubah ubah
sesuai dengan konsentrasi ion hydrogen dari larutan yang sedang diukur.
Elektroda gelas ini tidak peka terhadap oksidator dan reduktor,
sehingga kekurangan kekurangan yang terdapat pada elektroda lain tidak
terdapat pada elektroda gelas. Yang perlu diingat bahwa elektroda gelas harus
selalu dibenam dalam air supaya peremukaan gelas senantiasa tertutup oleh
lapisan air. Dengan demikian keseimbangan antara lcali dari gelas H3O+
dalam air dapat dipertahankan. Elektroda gelas yang biasa dipakai sampai

suhu 150 C mempunyai batas batas ukur mulai dari pH = 1 sampai pH = 9.


Diatas pH = 9 timbul kelainan kelainan ion ion ini akan semakin tinggi
harga pH, semakin besar pula kelainannya.

Gambar 2.2.1 Elektroda pH Model PE 03


Spesifikasi elektroda tersebut ( PE 03 ) dapat dilihat dalm tabel berikut ini :
Featuresz

Economical Cost, General Purpose, Laboratory & File Usage.

Measuring Range

1 to 13 pH ( Typhycal 0 to 14 pH ).

Operation Temperature

5 to 60 C ( 41 to 140 F ).

Electrode Structure

Combination Type.

Zero Potensial for pH

71 Ph

Value
Body Material

Epoxy.

Conector

BNC.

Mechanical Protection

With protection bottle on the electroda head.

Dimension

Body lenght 160 mm.


Body Dia

- 12 mm.

Cable lenght 1000 mm.


Applications

Water conditioning, Aquariums, beverage, fish hatcheries,

food processing, photography, laboratory, paper industry,


plating industri, quality control, school & college, water
conditioning.

2.3.

Pesawat pH Meter
pH adalah suatu satuan ukur yang menguraikan derajat tingkat kadar
keasaman atau kadar alkali dari suatu larutan. Unit pH diukur pada skala 0
sampai 14. Istilah pH berasal dari p, lambang matematika dari negatif
logaritma, dan H, lambang kimia untuk unsur Hidrogen. Definisi yang
formal tentang pH adalah negative logaritma dari aktivitas ion Hydrogen

pH = -log[H+].
Besarnya konsentrasi ion H+ dalam larutan disebut derajat keasaman.
Untuk menyatakan derajat keasaman suatu larutan dipakai pengertian
pH.
Atas dasar pengertian ini, ditentukan:

2.4.

Jika nilai pH = pOH = 7, maka larutan bersifat netral.

Jika nilai pH < 7, maka larutan bersifat asam.

Jika nilai pH > 7, maka larutan bersifat basa.

Prinsip Dasar pH
Pengukuran pH didasarkan pada pengukuran selisih potensial yang
terdapat suatu logam dalam larutan yang mengandung ion logam terlarut.
Selisih potensialnya ditentukan sesuai dengan Hukum Nernst.
Hukum Nernst :
Eobs = Ec + Nf log aH+

Keterangan :
Eobs

: Selisih Potensial

Esc

: Refernse Potensial

Nf

: Nernst Faktor

aH+

: Hydrogen yang akti

Rumus Nerst Faktor dibawah ini berkaitan untuk mencari


besarnya nilai Eobs pada Hukum Nernst diatas :
Nf =

2,3RT
nf
Keterangan :

: Gas Konstan ( 8,134 J/ k Mol )

: Absolute Temperature ( K )

: Faraday Konstan ( 648 x 104 )

: Valensi ( n = 1 )

Apabila jumlah ion H3O+ bertambah ( aktivitasnya ) sifat larutan akan


bertambah asam dan harga pH akan turun dibawah 7. Sebaliknya jika jmlah
ion H3O+ berkurang, sifat larutan akan bertambah basah dan pH akan naik
menjadi lebih dari 7.
2.5.

Microkontoler AVR atMega8535


Mikrokontroler adalah IC yang dapat diprogram berulang kali, baik ditulis

atau dihapus (Bejo, 2007).Biasanya digunakan untuk pengontrolan otomatis dan


manual pada perangkat elektronika. Beberapa tahun terakhir, mikrokontroler sangat
banyak digunakan terutama dalam pengontrolan robot. Seiring perkembangan
elektronika, mikrokontroler dibuat semakin kompak dengan bahasa pemrograman yang
juga ikut berubah. Salah satunya adalah mikrokontroler AVR (Alf and Vegards Risc
processor) ATmega 8535 yang menggunakan teknologi RISC (Reduce Instruction Set
Computing) dimana program berjalan lebih cepat karena hanya membutuhkan satu

siklus clock untuk mengeksekusi satu instruksi program. Secara umum, AVR dapat
dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu kelas ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga
ATmega, dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing kelas
adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Dari segi arsitektur dan instruksi yang
digunakan, mereka bisa dikatakan hampir sama. Mikrokontroler AVR ATmega 8535
memiliki fitur yang cukup lengkap. Mikrokontroler AVR ATmega 8535 telah
dilengkapi dengan ADC internal, EEPROM internal, Timer/Counter, PWM, analog
comparator, dan lain-lain (Heryanto, 2008).Gambar IC mikrokontroler ATmega 8535
beserta dengan bagian port dapat dilihat pada Gambar.
2.5.1.

Fitur
Fitur-fitur yang dimiliki oleh mikrokontroler ATmega 8535 adalah

a. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu port A, B, C, dan D.


b. ADC internal sebanyak 8 saluran.
c. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembandingan.
d. CPU yang terdiri atas 32 buah register.
e. SRAM sebesar 512 byte.
f. Memori Flash sebesar 8 kb dengan kemampuan Read While Write.
g. Port antar muka SPI.
h. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi.
i. Antar muka komparator analog.
j. Port USART untuk komunikasi serial.
k. Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16
MHz.

Gambar 2.6.1 AVR ATmega 8535

2.5.2.

Konfigurasi Pin pada AVR ATmega 8535


AVR ATmega 8535 mempunyai 32 pin I/O yang semuanya dapat

digunakan untuk operasi logika. Tiap-tiap pin akan bertegangan +5 volt saat
berlogika high dan bertegangan 0 volt saat berlogika low.
Secara terperinci fungsi-fungsi dari tiap pin akan dijelaskan sebagai berikut.
a.

VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai masukan catu daya.

b.

GND merupakan pinGround.

c.

Port A (PA0...PA7) merupakan pin input/output dua arah dan pin


masukanADC.

d.

Port B (PB0...PB7) merupakan pininput/output dua arah.

e.

Port C (PC0...PC7) merupakan pin input/output dua arah dan dan akan
dihubungkan dengan pin pada LCD.

f.

Port D (PD0...PD7) merupakan pin input/output dua arah dan pin fungsi
khusus.

g.

RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroler.

h.

XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal.

i.

AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC.

j.

AREF merupakan pin masukan tegangan referensi untuk ADC.

Gbr 2.6.2. rangkaian mikrokontroler ATMega 8535

2.6.

LCD
LCD adalah sebuah display dot matrix yang difungsikan untuk menampilkan

tulisan berupa angka atau huruf sesuai dengan yang diinginkan (sesuai dengan
program yang digunakan untuk mengontrolnya). Pada tugas akhir ini penulis
menggunakan LCD dot matrix dengan kharakter 2 x 16, sehingga kaki-kakinya
berjumlah 16 pin.

Gbr 2.6.1 rangkaian LCD

Gbr 2.6.2 bentuk LCD


LCD yang penulis gunakan adalah M1632, yang mana digunakan untuk
menampilkan proses hasil pengukuran. LCD ini hanya memerlukan daya yang sangat
kecil, tegangan yang dibutuhkan juga sangat rendah yaitu +5 VDC. Panel TN LCD
untuk pengaturan kekontrasan cahaya pada display dan CMOS LCD drive sudah
terdapat di dalamnya. Semua fungsi display dapat dikontrol dengan memberikan
instruksi dan dapat dengan mudah dipisahkan oleh MPU. Ini membuat LCD berguna
untuk range yang luas dari terminal display unit untuk mikrokomputer dan display
unit measuring gages.

Tabel fungsi pada pin LCD


No Symbo Leve

Keterangan

Vss

Vcc

Vee

RS

H/L

R/W

H/L

DB0

H/L

Pin data D0

DB1

H/L

Pin data D1

DB2

H/L

Pin data D2

10

DB3

H/L

Pin data D3

11

DB4

H/L

Pin data D4

12

DB5

H/L

Pin data D5

13

DB6

H/L

Pin data D6

14

DB7

H/L

Pin data D7

Dihubungkan ke 0 V (Ground)
Dihubungkan dengan tegangan supply +5V dengan
toleransi 10%.
Digunakan untuk mengatur tingkat kontras LCD.
Bernilai logika 0 untuk input instruksi dan bernilai
logika 1 untuk input data.
Bernilai logika 0 untuk proses write dan bernilai
logika 1 untuk proses read.
Merupakan sinyal enable. Sinyal ini akan aktif pada
failing edge dari logika 1 ke logika 0.

Back Light pada LCD ini dihubungkan dengan


15

V+BL

tegangan sebesar 4 4,2 V dengan arus 50 200


Ma

16

V-BL

Back Light pada LCD ini dihubungkan dengan

ground

Tabel 2.5.1. Fungsi Pin Pada LCD


Cara kerja menjalankan LCD :
Langkah 1 : Inisialisasi LCD.
Langkah 2 : Arahkan pada alamat yang dikehendaki (lihat tabel alamat).
Langkah 3 : Tuliskan data ke LCD, maka karakter akan tampil pada alamat tersebut.
Beberapa fungsi instruksi dari LCD, yaitu :
1. Display Clear.

RS
0

R/W
0

DB7
0

DB6
0

DB5
0

DB4
0

DB3 DB2

DB1

DB0

Display Clear membersihkan semua tampilan dan mengembalikan cursor


pada posisi semula (address 0). Ruang kode 20 (heksa desimal) ditulis ke semua
alamat dari DD RAM, dan alamat 0 dari DD RAM di set ke AC (Address Counter).
Jika diubah, display akan kembali ke posisi semula. Setelah perintah eksekusi pada
Display Clear, mode entry akan ditambahkan.
2. Cursor Home.

RS

R/W

DB7
0

DB6
0

DB5
0

DB4
0

DB3 DB2
0

DB1

DB0

* : invalid bit
Cursor Home mengembalikan cursor ke posisi semula (address 0). DD
RAM alamat 0 di set ke AC dan cursor kembali ke posisi semula. DD RAM jangan
dirubah. Jika cursor sedang ON, maka akan kembali ke sebelah kiri.
3. Entry Mode Set.

RS

R/W

DB7

DB6

DB5

DB4

DB3 DB2

DB1

DB0

I/D

Entry Mode Set diset untuk menunjukkan perpindahan cursor dan apakah display
akan dirubah.
I/D : ketika I/D = 1, alamat akan ditambah satu dan cursor berpindah ke kanan.
Ketika I/D = 0, alamat akan dikurangi satu dan cursor berpindah ke kiri.
S

: ketika S = 1 dan I/D = 1, display berpindah ke kiri.


ketika S = 1 dan I/D = 0, display berpindah ke kanan.
ketika S = 0 , display tak berpindah.

4. Display ON/OFF Control.


RS

R/W

DB7

DB6

DB5

DB4

DB3 DB2

DB1

DB0

Display ON/OFF Control mengembalikan total display dan cursor ON dan OFF, dan
membuat posisi cursor mulai berkedip.
D : ketika D = 1, display ON
ketika D = 0, display OFF
C : ketika C = 1, cursor ditampilkan
ketika C = 0, cursor tidak ditampilkan

B : ketika B = 1, karakter pada posisi cursor berkedip


ketika B = 0, karakter pada posisi cursor tidak berkedip.
Contoh : C = 1 (cursor display)

Cursor
B = 1 (blinking)

Gambar 2.6.3. Penampakan Cursor Pada LCD


5. Cursor/ Display Shift
RS

R/W

DB7 DB6

DB5

DB4

DB3 DB2

S/C

DB1

DB0

R/L

: invalid bit

Cursor Display Shift memindah cursor dan mengubah display tanpa merubah
isi dari DD RAM. Berikut ini tabel penunjukan cursor, yaitu :
S/C R/L

Operas

Posisi cursor dipindah ke kiri

Posisi cursor dipindah ke kanan

Semua display dipindah ke kiri dengan cursor

Semua display dipindah ke kanan dengan cursor

6. Function Set.
RS

R/W

DB7 DB6

DB5

DB4

DL

DB3 DB2
1

DB1

DB0

: invalid bit

Function Set digunakan untuk mengeset pemisahan data length. DL : ketika


DL =1, data length diset untuk 8 bit (DB7 sampai DB0). Ketika DL =0, data length di
set untuk 4 bit (DB7 sampai DB4). Untuk bit atas ditransfer lebih dulu, kemudian
dilanjutkan bit bawah.
Tabel 2.5.4. Posisi Karakter Pada LCD Karakter 2 X 16
80

81

82

C
0

2.7.

83

C
2

84

C
3

85

C
4

86

C
5

87

C
6

88

C
7

89

C
8

8a

C
9

8b

C
a

8c

C
b

8d

C
c

8e

C
d

8f

C
e

IC LM 35

IC LM 35 adalah IC sensor suhu yang sangat teliti terkemas dalam bentuk


Integrated Cicuit dimana output tegangan keluaran sangat linear berpedoman pada
perubahan suhu. IC LM 35 tidak memerlukan pengkalibrasian atau penyetelan dari luar.
Karena ketelitiannya sampai lebih kurang seperempat derajat celcius pada temperatur
ruangan. Jangkah sensor mulai 550C sampai dengan 1500C. LM 35 mempunyai
impedansi output sangat rendah, penggunaannya sangat mudah difungsikan sebagai
kontrol dan indikator tampilan catu daya disupplay dengan catu daya tunggal atau
dengan catu daya terbelah LM 35 dapat dilalui arus 60 A dari supplay sehingga panas
yang ditimbulkan sendiri sangat rendah kurang dari 00C di dalam suhu ruangan.

LM seri 35 tersedia dalam kemasan TD -46 seperti kemasan transistor LM seri


35 juga tersedia dalam plastik TO-42.

Ic LM 35 disini digunakan dalam rangkaian

penyensor suhu cairan atau larutan baik itu pH 1 pH 14 atau cairan urin untuk
mengetahui apakah urinnya sehat atau tidak.

(a. LM35)

(b. Simbol LM35)

Gbr 2.7.1.(a.) LM35 dan ( b.)simbol LM35

Gbr 2.7.2 rangkain LM35

2.8.

OP07
Ic OP07 mempunyai karakteristk sebagai berikut :
Noise rendah
Tidak memerlukan komponen-komponen eksternal
Mengganti amplifier-amplifier pemotong pada biaya yang lebih rendah
Masukan luas -daerah tegangan ....0 sampai 14 V typ
Tegangan supply lebar mencakup 3v sampai 18V.

Ic ini menawarkan offset rendah dan kestabilan jangka panjang dengan arti
noise rendah, tanpa pemotong, rangkaian penguat transistor dengan input bipolar.
untuk kebanyakan aplikasi, komponen-komponen eksternal tidak diperlukan karena
nol offset dan kompensasi frekuensi. perbedaan masukan yang benar, dengan daerah
tegangan masuk yang lebar dan penolakan modus umum terkemuka, menyediakan
fleksibilitas dan performa maksimum lingkungan dengan noise yang tinggi dan di
dalam aplikasi-aplikasi non-inverting. arus-arus bias rendah dan impedansi masukan
sangat tinggi dipertahankan (di) atas seluruh daerah suhu. OP07 tak tertandingi karena
noise yang rendah, amplifikasi ketelitian tinggi dengan tanda-tanda tingkatan yang
sangat rendah.

Gambar 2.8.1. Perencanaan Rangkaian Penguat Untuk Ic OP07

Gbr2.8.2 IC OP07 dan konfigurasinya

BAB III
KONFIGURASI SISTEM

3.1.

Diagram Mekanis
10

11
12
13

4 5

Keterangan :
1. Sensor suhu
2. Kuvet
3. Prob elektroda pH
4. Pengukuran TP 1 TP 3 dan Ground.
5. Start
6. Reset
7. Up
8. Down
9. Read
10. LCD charakter 2x16 cm
11. Adjustment.
12. Saklar ON/OFF
13. Steker

3.2. Blok Diagram

Sensor
suhu(LM35)

Kuvet

amplifier

Elektroda
pH

(OP07)

program
LCD

Buffer

Mikrokon
troler

Save

Start

PLN

Rangkaian
Bateray Charge

Bateray
Charge

Cara kerja blok diagram


Tegangan dari jala jala listrik disearahkan menjadi tegangan DC pada
rangkaian automatic charge batteray penuh/full. Tegangan DC dari batteray
digunakan untuk mensupllay keseluruh rangkaian. Tombol start ditekan untuk
memulai inisialisasi LCD, Elektroda pH akan mendeteksi sample ( urine dan larutan
buffer ) untuk mengubah sinyal dari pH menjadi sinyal listrik dan outputannya akan
dikuatkan oleh rangkaian penguat. Outputan dari rangakian penguat berupa tegangan
analog yang akan dikonversikan oleh IC ADC mikrokontroler dimana data analog
akan diubah menjadi data digital sehingga dapat dibaca oleh IC Mikrokontroller
atmega 8535 dan data tersebut akan diproses oleh Mikrokontoller Atmega 8535 dan
hasilnya akan ditampilkan pada LCD Charakter 2 x 16 cm.

3.3.

Diagram Alir

Begin

Inisialisasi LCD

Baca Data ADC

Konversi ke data pH

Proses Diagnosis

Display hasil

END

Cara kerja diagram alir


Pada awal kerja alat dimulai dari BEGIN. Kemudian dilakukan inisilisasi
LCD, setelah dilakukan inisilisasi maka sampel siap dimasukan, dan sampel tersebut
akan dibaca oleh elektroda dan meneruskan data ke ADC untuk diolah dari data
analog menjadi data digital. Setelah dari ADC maka data akan diolah oleh IC
Mikrokontroller ATMega 8535 dan kemudian hasil diagnosa akan ditampilkan pada
display LCD Charakter 2 x 16 dan proses selesai diakhiri dengan END.

Daftar pustaka

http://extremeelectronics.co.in/avr-tutorials/interfacing-temperature-sensor-lm35/
https://valdykelautan.wordpress.com/ph-meter/
M. Ary Heryanto,ST dan Ir. Wisnu Adi P, 2008,Pemrograman Bahasa C untuk
Mikrokontroler ATMEGA8535, ANDI Yogyakarta
https://fahmizaleeits.wordpress.com/2010/04/10/aplikasi-lcd-denganmikrokontroller-atmega8535/rangkaian-lcd/
http://elektronika-dasar.web.id/teori-elektronika/operasional-amplifier-op-amp/

Anda mungkin juga menyukai