Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

Model Pengembangan Perangkat Lunak


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
Pada mata kuliah Rekayasa Perangkat Lunak

Disusun oleh :
Ratna Sari
11351201387
5F

TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
RIAU
2015

Macam-Macam Model Pengembangan Perangkat Lunak


A. Waterfall Model
Waterfall model dikenal sebagai model yang melakukan pendekatan pada perkembangan
perangkat lunak secara seistematik dan sekuensial. Yang artinya kegiatan pada model ini
dilakukan secara terurut berdasarkan panduan proses mulai dari komunikasi kepada client
atau pelanggan sampai dengan aktifitas sampai pengorderan setelah masalah dipahami secara
lengkap dan berjalan stabil sampai selesai.
Model Waterfall (Ian Sommerville)

Gambar 1 : Waterfall model


Penjealsan :
Requirements Analysis And Definition.
Pembentukan kebutuhan.
System And Software Design.
Mengubah kebutuhan menjadi bentuk karakteristik yang dimerngerti perangkat lunak.
Implementation And Unit Testing.
Penulisan program.
Integration And System Testing.
Memeriksa program, mencari kesalahan.
Operation And Maintenance.
Pemeliharaan sistem, menambahkan fungsi.
Kelebihan Waterfall Model:
Mudah diaplikasikan.

Memberikan template tentang metode analisis, desain, pengkodean, pengujian, dan


pemeliharaan.
Cocok digunakan untuk produk software yang sudah jelas kebutuhannya di awal,
sehingga minim kesalahannya.
Problems Model Waterfall
1. Jarang sekali proyek yang prosesnya bisa dilakukan secara sequencial.
2. Sukar bagi customer untuk secara explisit mengemukakan semua kebutuhannya.
3. Customer harus sabar untuk menanti produk selesai, karena dikerjakan tahap per
tahap,menyelesaikan tahap awal baru bisa ke tahap selanjutnya.
4. Perubahan ditengah-tengah pengerjaan produk akan membuat bingung team work yang
sedang membuat produk.
5. Adanya waktu menganggur bagi pengembang, karena harus menunggu anggota tim
proyek lainnya menuntaskan pekerjaannya.
6. Semua kebutuhan sudah terefenisi sejak awal dan Software yang diberikan adalah versi
terakhir dari setiap tahap.
B. Prototyping Model
Prototype Model adalah model yang dapat diterapkan pada model apapun. Pada model
ini. Pengguna akan kesulitan mendefinisakan input, proses, output yang diminta secara detail
dan developer tidak yakin terhadap efisiensi algoritma, kemampuan adaptasi terhadap sistem
operasi, atau bentuk interaksi mesin dengan orang.

.
Gambar 2 : Prototype model

Penjelasan :

Prototype Paradigm dimulai dengan mengumpulkan kebutuhan-kebutuhan customer.


Developer dan customer bertemu dan mendefinisikan obyektif software secara
menyeluruh, mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan yang diketahui dari area pekerjaan.
Setelah itu dibuat Quick Design.
Quick Design difokuskan pada representasi aspek software yang bisa dilihat
customer/user (misal: format input dan output).
Quick Design cenderung ke pembuatan prototipe.
Prototipe dievaluasi customer/user dan digunakan untuk menyempurnakan kebutuhan
software yang akan dikembangkan.
Sering terjadi customer menjabarkan objektif umum mengenai software yang diminta,
tetapi tidak bisa mendefinisakan input, proses, output yang diminta secara detail.
Disisi lain, developer menjadi tidak yakin terhadap efisiensi algoritma, kemampuan
adaptasi terhadap sistem operasi, atau bentuk interaksi mesin dengan orang.
Untuk mengatasi situasi tersebut, bisa digunakan pendekatan Prototype Paradigm.
Kelebihan Prototyping Model

Menghemat waktu pengembangan.


Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan.
Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan.
Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya.
User dapat berpartisipasi aktif dalam pengembangan sistem.
Punya kemampuan menangkap requirement secara konkret daripada secara abstrak.

Problems Prototyping Model


Customer melihat prototipe tersebut sebagai versi dari software.
Pada saat produk tersebut harus dibangun ulang supaya level kualitas bisa terjamin,
Customer akan mengeluh dan meminta sedikit perubahan saja supaya prototipe tersebut

bisa berjalan.
Development membuat implemetasi yang kompromitas dengan tujuan untuk

memperoleh prototipe pekerjaan secara cepat.


Dampaknya adalah sistem operasi atau bahasa pemrograman yang dipergunakan tidak
tepat, algoritma tidak efisien.
C. Incremental Model
Dalam model Incremental ini proses pengerjaan perangkat lunak akan dilakukan
perbagian sehingga bagian selanjutnya akan dikerjakan setelah bagian awal telah selesai dan
selanjutnya sampai menghasilkan perangkat lunak yang lengkap, dengan semua fungsi yang
diperlukan dan pengerjaan perangkat lunak berakhir.

Gambar 3 : Incremental Model

Penjelasan :
1. Kombinasikan elemet-element dari waterfall dengan sifat iterasi/perulangan.
2. Element-element dalam waterfall dikerjakan dengan hasil berupa produk dengan
3. Spesifikasi tertentu, kemudian proses dimulai dari fase pertama hingga akhir dan
4.

menghasilkan produk dengan spesifikasi yang lebih lengkap dari yang sebelumnya.
Demikian seterusnya hingga semua spesifikasi memenuhi kebutuhan yang ditetapkan

oleh pengguna.
5. Produk hasil increment pertama biasanya produk inti (core product), yaitu produk yang
memenuhi kebutuhan dasar. Produk tersebut digunakan oleh pengguna atau menjalani
review/ pengecekan detil. Hasil review tersebut menjadi bekal untuk pembangunan pada
increment berikutnya. Hal ini terus dikerjakan sampai produk yang komplit dihasilkan.
6. Model ini cocok jika jumlah anggota tim pengembang/pembangun PL tidak cukup.
7. Mampu mengakomodasi perubahan secara fleksibel.
8. Produk yang dihasilkan pada increment pertama bukanlah prototype, tapi produk yang
sudah bisa berfungsi dengan spesifikasi dasar.
Kelebihan incremental model:
1. Resiko yang rendah pada pengembangan sistem.
2. Mengutamakan fungsi-fungsi pada sistem perangkat lunak sehingga kemudahan
pemakaian sistem yang paling di utamakan.
3. Cocok digunakan bila pembuat software tidak banyak/kekurangan pembuat
4. Mampu mengakomodasi perubahan kebutuhan customer.

5. Mengurangi trauma karena perubahan sistem. Klien dibiasakan perlahan-lahan


menggunakan produknya bagian per bagian.
Kekurangan Incremental Model:
1. Hanya cocok untuk proyek berukuran kecil (tidak lebih dari 200.000 baris coding)
2. Mungkin terjadi kesulitan untuk memetakan kebutuhan pengguna ke dalam rencana
spesifikasi masingmasing hasil increment
D. Spiral Model
Setiap tahapan model ini selalu dilakukan risk analisys dan verivikasi atau testing. Spiral
model merupakan proses yang pendekatannya bersifat realistis pada software besar karena
proses dari awal sampai proses pengiriman dan perbaikan dapat dipahami dengan baik oleh
client dan developer. Model ini mempunyai rangkaian kerja yang iterasi (peningkatan pada
model) awal yang berbentuk prototype dan kemudian iterasi selanjutnya akan menjadi
perkembangan dari model sebelumnya.

Gambar 4 : Spiral Model

Penjelasan :
Customer Comunication
Membangun komunikasi yang baik dengan pelanggan
Planning
Mendefinisikan sumber, batas waktu, informasi-informasi lain seputar proyek
Risk Analyst
Identifikasi resiko management dan teknis
Engineering

Pembangunan contoh-contoh aplikasi misalnya prototype


Construction and release
Pembangunan, test, install dan report
Customer Evaluation
Mendapatkan feedback dari pengguna berdasarkan evaluasi pada fase engineering dan
fase instalasi
Kelebihan model Spiral:
Setiap tahap pengerjaan dibuat prototyping sehingga kekurangan dan apa yang
diharapkan oleh client dapat diperjelas dan juga dapat menjadi acuan untuk client dalam
mencari kekurangan kebutuhan.
Pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami dan bereaksi terhadap resiko
setiap tingkat evolusi karena perangkat lunak terus bekerja selama proses.
Menggunakan prototipe sebagai mekanisme pengurangan resiko dan pada setiap keadaan
di dalam evolusi produk.
Tetap mengikuti langkah-langkah dalam siklus kehidupan klasik dan memasukkannya ke
dalam kerangka kerja iteratif.
Membutuhkan pertimbangan langsung terhadp resiko teknis sehingga mengurangi resiko
sebelum menjadi permaslahan yang serius.Kekurangan model Spiral:
Banyak konsumen (Client) tidak percaya bahwa pendekatan secara evolusioner dapat
dikontrol oleh kedua pihak. Model spiral mempunyai resiko yang harus dipertimbangkan
ulang oleh konsumen dan developer.
Memerlukan tenaga ahli untuk memperkirakan resiko, dan harus mengandalkannya
supaya sukses.
Belum terbukti apakah metode ini cukup efisien karena usianya yang relatif baru.
Memerlukan penaksiran resiko yang masuk akal dan akan menjadi masalah yang serius
jika resiko mayor tidak ditemukan dan diatur.
Butuh waktu lama untuk menerapkan paradigma ini menuju kepastian yang absolute.
Perbedaan dan Perbandingan Model-Model Pengembangan Perangkat Lunak
Jenis
Waterfall

Sistem Kerja
Proyek dibagi menjadi

Penekanan
Penekanan pada

Konsep
Kontrol ketat

Pendekatan
Pendekatan

fase yang berurutan,

perencanaan, jadwal

dijaga selama

teknik

dengan

waktu, tanggal

umur proyek melalui

tradisional

beberapatumpang

target, anggaran dan

dokumentasi

diterapkan

tindih dan

implementasi dari

tertulis yang luas,

untuk rekayasa

splashback diterima

keseluruhan

review formal, dan

perangkat lunak

antara fase.

sistempada satu

persetujuan

waktu.

/signoff oleh
pengguna dan
manajemen informasi
teknologi yang
terjadi pada
akhir fase yang
paling sebelum
memulai tahap
berikutnya.

Prototyping

Incremental

Upaya untuk

Penekanan pada

Kecil mock-up dari

Pendekatan

mengurangi resiko

pengurangan waktu

sistem yang dibentuk

untuk

proyek yang melekatd

dan biaya, dan

setelah melalui proses

menangani

engan memeca

peningkataan

berulang-ulangs

bagian-bagian

hproyek ke dalam

keterlibatan

ampai modifikasi

yang dipilih dari

segmen yang lebih

pengguna

prototipe berkembang

metodologi,

kecil dan menyediakan

untuk memenuhi

pengembangany

lebih

kebutuhan pengguna.

ang lebih

banyak kemudahan-

besar yang lebih

perubahan selama

tradisional

proses pembangunan.
Cara kerja mirip

Penekanan pada

Konsep perangkat

Pendekatan

waterfall, serangkaian

sistem waktu kerja

lunak awal, analisis

metodelogi

Air terjun mini

yang lebih cepat dan

persyaratan, dan

pengembangan

dilakukan di mana

pengurangan resiko

desain arsitektur

sistem

semua fase Waterfallt

kerja karena

dan inti sistem di

ersebut selesai untuk

prosedur yang lebih

definisikanmelaluiWat

sebagian kecil dari

sederhana

erfall, diikuti dengan

suatu sistem, sebelum

berulang Prototyping,

melanjutkan

yang berpuncak dalam

kekenaikan berikutnya

memasang
prototipe akhir,sistem

Spiral

Setiap perjalanan

Penekanan pada

kerja.
Konsep dengan

sekitar melintasi spir

penilaian risiko dan

memulai setiap

penggabungkan

alempat

meminimalkan risiko

siklus dengan

keuntungan

kuadran dasar:(1)

proyek dengan

identifikasi

dari konsep top-

menentukantujuan, al

memecah proyek ke

pemangku

down dan

ternatif, dan

dalam segmen yang

kepentingan

bottom-up.

kendala dari iterasi,

lebih kecil dan

dankondisi menang

(2) mengevaluasial

menyediakan lebih

mereka, dan

ternatif,

banyak kemudahan-

mengakhiri setiap

Mengidentifikasi dan

perubahan selama

siklus dengan review

mengatasi risiko, (3))

proses pengembangan

dan komitmen

mengembangkan dan
memverifikasi
kiriman dari iterasi,
dan (4) merencanaka
n iterasi berikutnya

Pendekatan pada

Anda mungkin juga menyukai