Anda di halaman 1dari 49

FRAKTUR TULANG

Dr. Suparyanto, M.Kes

FRAKTUR
Difinisi :
Fraktur adalah hilangnya kontinuitas
daripada jaringan tulang dan / atau tulang
rawan yang disebabkan oleh rudapaksa.
Patofisisiologi :
Tulang normal bukan merupakan suatu
struktur yang kaku atau keras tetapi
mempunyai elastisitas sehingga dapat
sedikit melengkung (bent)
Tulang kortical lebih dapat menahan gaya
kompresi (compression force) dan gaya
geser (shearing force) daripada gaya regang
(tension force)

FRAKTUR
Patofisisiologi :
Umumnya frakture terjadi karena
kegagalan melawan gaya regang tersebut
Bila tulang panjang mendapat suatu gaya
bending (angulary force) pada permukaan
tulang panjang akan sedikit melengkung
tapi bila gaya regang telah terlampaui
maka akan terjadi suatu frakture pada
daerah convex pada tulang yang
melengkung tersebut, dan gayanya akan
diteruskan keseluruh tebal tulang
sehingga menimbulkan fraktur yang
tranversal atau oblique

FRAKTUR
Patofisisiologi :
Pada anak anak struktuk tulang lebih
elastis sehingga daya bending tersebut
menyebabkan fraktur didaerah convex,
sedang pada daerah concave hanya
sedikit melengkung, ini yang disebut
sebagai Green stick fracture.
Gaya torsional atau rotational (twising
force) menyebabkan patah tulang
bentuk spiral

FRAKTUR CLAVICULA

FRAKTUR

Gaya tarik ( traction force ) yang mengenai


tulang kecil seperti patella atau maleolus lateralis
/ tibialis melalui ligament atau otot yang melekat
dapat menimbulkan avulsion fracture
Tulang cancellous merupakan strukture tulang
yang seperti spone ( spongiosa ) lebih tidak
tahan terhadap gaya kompresi, maka bila terjadi
gaya kompresi yang mendadak dapat
menimbulkan frakture kompresi yang mana salah
satu permukaan fracture masuk kedalam atau
impacted kedalam permukaan frakture yang lain.
Pada anak anak dimana struktur tulang kortical
yang membatasi tulang cancellous masih tipis
maka terjadi lipatan / lekukan pada tulang
cortical tersebut, sebagai Buckle fracture ,
atau Torus fracture

TERMINOLOGI FRAKTUR

Diagnosa frakture harus ditulis


secara lengkap:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Lokalisasi
Luas
Konfigurasi
Hubungan antar masing masing
fragmen
Hubungan frakture dengan dunia
luar
Komplikasi

TERMINOLOGI FRAKTUR

Lokasisasi :

Luas :

Sebutkan nama tulang, letak frakture : 1/3


proksimal, 1/3 tengah, 1/3 distal, kiri /
kanan
Jika disertai dengan dislokasi maka
disebut frakture dislokasi
Fracture komplit, fracture inklomplit ( hair
line fracture, green stick fracture )

Konfigurasi :

Transversal, oblique, spiral, komminutiva

TERMINOLOGI FRAKTUR

Hubungan fragmen satu


terhadap yang lain :

Hubungan fracture dengan dunia


luar

Fracture undisplaced, fracture


displaced

Fracture tertutup, fracture terbuka

Komplikasi

Lokal atau sistemik

MACAM FRAKTUR

MACAM FRAKTUR

MACAM FRAKTUR

MACAM FRAKTUR

PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi: bandingkan kiri dan
kanan (ekspresi wajah,
pembengkakan / swelling)
Palapsi: analisis nyeri (nyeri
subyektif, nyeri obyektif, nyeri
lingkar, nyeri sumbu pada
tarikan dan / atau tekanan)
Gerak: aktif dan atau pasif

FRAKTUR

DIAGNOSA
Anamnesa : jatuh, terkilir, kecelakaan
Gejala :
Nyeri lokal : nyeri menghebat bila
digerakan atau berkurang bila tidak
bergerak
Crepitasi : mungkin bisa dirasakan
oleh penderita atau bisa didengarkan
bila kedua fragmen saling bergeser.

PEMERIKSAAN
RADIOLOGIS
Syarat mutu foto Roentgen pada
pemeriksaan patah tulang:
Patah tulang dipertengahan foto
Persendian proksimal dan distal
termasuk foto
Dua foto dua arah bersilangan
90o
Sinar menembus tegak lurus

PENATALAKSANAAN

Jangan bertindak gegabah


Pengobatan yang tepat dan
memadai
Memilih cara pengobatan dengan
tujuan khusus :
1.
2.

Mengurangi rasa nyeri : imobilisasi,


analgesic
Melakukan reposisi dan
mempertahankan posisi yang sempurna
(imobilisasi) daripada fragmen frakture
(continous traction, circular gips,
internal fixation)

IMOBILISASI

IMOBILISASI

PENATALAKSANAAN
3.

4.

Memberikan kemungkinan atau


memacu terjadinya Bony Union
(memungkinkan terjadi
penyembuhan tanpa mengganggu
proses alami)
Mengusahakan fungsi yang
optimal : latihan otot untuk
mencegah disuse atropi dan
memberikan vascularisasi yang
baik disekitar frakture.

OPERASI FRAKTUR

PENATALAKSANAAN

Menyesuaikan diri dengan hukum alam :

Pengobatan harus didasarkan pada


kenyataan dan secara praktis

Pengobatan harus didasarkan pada proses alami


yang terjadi dengan mengenal sifat sifat alami
daripada jaringan sehingga kita tidak
mengganngu / mencegah proses penyembuhan.

Penderita tua frakture dapat sembuh dengan


traksi dalam waktu lama, dapat menimbulkan
komplikasi , maka pilihan operasi lebih baik

Pilih cara pengobatan pada seorang


penderita sebagai individu

Mal union pada frakture jari tidak menjadi


masalah pada sopir taksi, tetapi merupakan
masalah yang besar pada seorang pemain piano.

PROSES PENYEMBUHAN
FRAKTUR
Proses penyembuhan suatu
fraktur dimulai sejak terjadi
fraktur sebagai usaha tubuhuntuk
memperbaiki kerusakan
kerusakan yang dialaminya.
Penyembuhan dari fraktur
dipengaruhi oleh beberapa faktor
lokal dan faktor sistemik adapun
faktor lokal:

FAKTOR LOKAL
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Lokasi fraktur
Jenis tulang yang mengalami
fraktur.
Reposisi anatomis dan
immobilasi yang stabil.
Adanya kontak antar fragmen.
Ada tidaknya infeksi.
Tingkatan dari fraktur.

FAKTOR SISTEMIK
1.
2.
3.
4.

Keadaan umum pasien


Umur
Malnutrisi
Penyakit sistemik.

FASE PENYEMBUHAN
FRAKTUR
1.

Fase Reaktif
1.
2.

2.

Fase Reparatif
1.
2.

3.

Fase hematom dan inflamasi


Pembentukan jaringan granulasi
Fase pembentukan callus
Pembentukan tulang lamellar

Fase Remodelling
1.

Remodelling ke bentuk tulang


semula

FASE PENYEMBUHAN
FRAKTUR

Proses penyembuhan Fraktur Primer


Penyembuhan cara ini terjadi internal
remodelling yang meliputi upaya langsung
oleh korteks untuk membangun kembali
dirinya ketika kontinuitas terganggu.
Agar fraktur menjadi menyatu, tulang
pada salah satu sisi korteks harus
menyatu dengan tulang pada sisi lainnya
(kontak langsung) untuk membangun
kontinuitas mekanis.
Tidak ada hubungan dengan pembentukan
kalus. Terjadi internal remodelling dari
haversian system dan penyatuan tepi
fragmen fraktur dari tulang yang patah

SYARAT REMODELING
HAVERSIAN
1.
2.
3.

Pelaksanaan reduksi yang tepat


Fiksasi yang stabil
Eksistensi suplay darah yang
cukup
Remodeling haversian aktif
terlihat pada sekitar minggu ke
empat fiksasi.

PENYEMBUHAN
SEKUNDER
Penyembuhan sekunder meliputi
respon dalam periostium dan
jaringan-jaringan lunak eksternal.
Proses penyembuhan fraktur ini
secara garis besar dibedakan atas 5
fase, yakni
1. Fase hematom (inflamasi),
2. Fase proliferasi,
3. Fase kalus,
4. Fase osifikasi
5. Fase remodelling

FASE INFLAMASI

Tahap inflamasi berlangsung beberapa hari


dan hilang dengan berkurangnya
pembengkakan dan nyeri.
Terjadi perdarahan dalam jaringan yang
cidera dan pembentukan hematoma di
tempat patah tulang.
Ujung fragmen tulang mengalami devitalisasi
karena terputusnya pasokan darah terjadi
hipoksia dan inflamasi yang menginduksi
ekpresi gen dan mempromosikan
pembelahan sel dan migrasi menuju tempat
fraktur untuk memulai penyembuhan.

FASE INFLAMASI
Produksi atau pelepasan dari faktor
pertumbuhan spesifik, Sitokin, dapat
membuat kondisi mikro yang sesuai
untuk :
1. Menstimulasi pembentukan periosteal
osteoblast dan osifikasi intra membran
pada tempat fraktur,
2. Menstimulasi pembelahan sel dan
migrasi menuju tempat fraktur, dan
3. Menstimulasi kondrosit untuk
berdiferensiasi pada kalus lunak
dengan osifikasi endokondral yang
mengiringinya. (Kaiser 1996).

FASE INFLAMASI

Berkumpulnya darah pada fase


hematom awalnya diduga akibat
robekan pembuluh darah lokal yang
terfokus pada suatu tempat tertentu.
Namun pada perkembangan
selanjutnya hematom bukan hanya
disebabkan oleh robekan pembuluh
darah tetapi juga berperan faktorfaktor inflamasi yang menimbulkan
kondisi pembengkakan lokal.
Waktu terjadinya proses ini dimulai
saat fraktur terjadi sampai 2 3
minggu.

PROSES PENYEMBUHAN
FRAKTUR

FASE PROLIFERASI

Kira-kira 5 hari hematom akan mengalami


organisasi, terbentuk benang-benang
fibrin dalam jendalan darah, membentuk
jaringan untuk revaskularisasi, dan invasi
fibroblast dan osteoblast.
Fibroblast dan osteoblast (berkembang
dari osteosit, sel endotel, dan sel
periosteum) akan menghasilkan kolagen
dan proteoglikan sebagai matriks kolagen
pada patahan tulang.
Terbentuk jaringan ikat fibrous dan tulang
rawan (osteoid). Dari periosteum, tampak
pertumbuhan melingkar.

FASE PROLIFERASI

Kalus tulang rawan tersebut


dirangsang oleh gerakan mikro
minimal pada tempat patah tulang.
Tetapi gerakan yang berlebihan akan
merusak struktur kalus.
Tulang yang sedang aktif tumbuh
menunjukkan potensial
elektronegatif.
Pada fase ini dimulai pada minggu ke
2 3 setelah terjadinya fraktur dan
berakhir pada minggu ke 4 8.

PROSES PENYEMBUHAN
FRAKTUR

FASE PEMBENTUKAN
KALUS

Merupakan fase lanjutan dari fase


hematom dan proliferasi mulai terbentuk
jaringan tulang yakni jaringan tulang
kondrosit yang mulai tumbuh atau
umumnya disebut sebagai jaringan tulang
rawan.
Sebenarnya tulang rawan ini masih dibagi
lagi menjadi tulang lamellar dan
wovenbone
Pertumbuhan jaringan berlanjut dan
lingkaran tulang rawan tumbuh mencapai
sisi lain sampai celah sudah terhubungkan.

FASE PEMBENTUKAN
KALUS

Fragmen patahan tulang digabungkan


dengan jaringan fibrous, tulang rawan,
dan tulang serat matur.
Bentuk kalus dan volume dibutuhkan
untuk menghubungkan efek secara
langsung berhubungan dengan jumlah
kerusakan dan pergeseran tulang.
Perlu waktu tiga sampai empat minggu
agar fragmen tulang tergabung dalam
tulang rawan atau jaringan fibrous.
Secara klinis fragmen tulang tidak bisa
lagi digerakkan.

FASE PEMBENTUKAN
KALUS

Regulasi dari pembentukan kalus


selama masa perbaikan fraktur
dimediasi oleh ekspresi dari faktorfaktor pertumbuhan. Salah satu faktor
yang paling dominan dari sekian
banyak faktor pertumbuhan adalah
Transforming Growth Factor-Beta 1
(TGF-B1) yang menunjukkan
keterlibatannya dalam pengaturan
differensiasi dari osteoblast dan
produksi matriks ekstra seluler

FASE PEMBENTUKAN
KALUS

Faktor lain yaitu:


Vascular Endothelial Growth Factor
(VEGF) yang berperan penting pada
proses angiogenesis selama
penyembuhan fraktur.
(chen,et,al,2004).
Pusat dari kalus lunak adalah
kartilogenous yang kemudian
bersama osteoblast akan
berdiferensiasi membentuk suatu
jaringan rantai osteosit, hal ini
menandakan adanya sel

FASE PEMBENTUKAN
KALUS

tulang serta kemampuan mengantisipasi


tekanan mekanis. (Rubin,E,1999)
Proses cepatnya pembentukan kalus lunak yang
kemudian berlanjut sampai fase Remodelling
adalah masa kritis untuk keberhasilan
penyembuhan fraktur. (Ford,J.L,et al,2003).
Jenis-jenis Kalus
Dikenal beberapa jenis kalus sesuai dengan
letak kalus tersebut berada terbentuk kalus
primer sebagai akibat adanya fraktur terjadi
dalam waktu 2 minggu
Bridging (soft) callus terjadi bila tepi-tepi tulang
yang fraktur tidak bersambung.
Medullary (hard) Callus akan melengkapi
bridging callus secara perlahan-lahan.

FASE PEMBENTUKAN
KALUS

Kalus eksternal berada paling luar


daerah fraktur di bawah periosteum
periosteal callus terbentuk di antara
periosteum dan tulang yang fraktur.
Interfragmentary callus merupakan
kalus yang terbentuk dan mengisi
celah fraktur di antara tulang yang
fraktur.
Medullary callus terbentuk di dalam
medulla tulang di sekitar daerah
fraktur. (Miller, 2000)

STADIUM KONSOLIDASI

Dengan aktifitas osteoklast dan osteoblast


yang terus menerus, tulang yang immature
(woven bone) diubah menjadi mature
(lamellar bone).
Keadaan tulang ini menjadi lebih kuat
sehingga osteoklast dapat menembus
jaringan debris pada daerah fraktur dan
diikuti osteoblast yang akan mengisi celah
di antara fragmen dengan tulang yang
baru.
Proses ini berjalan perlahan-lahan selama
beberapa bulan sebelum tulang cukup kuat
untuk menerima beban yang normal.

STADIUM KONSOLIDASI

STADIUM REMODELLING

Fraktur telah dihubungkan dengan


selubung tulang yang kuat dengan bentuk
yang berbeda dengan tulang normal.
Dalam waktu berbulan-bulan bahkan
bertahun-tahun terjadi proses
pembentukan dan penyerapan tulang
yang terus menerus lamella yang tebal
akan terbentuk pada sisi dengan tekanan
yang tinggi. Rongga medulla akan
terbentuk kembali dan diameter tulang
kembali pada ukuran semula.
Akhirnya tulang akan kembali mendekati
bentuk semulanya, terutama pada anakanak.

STADIUM REMODELLING

STADIUM REMODELLING

Anda mungkin juga menyukai