Anda di halaman 1dari 5

SATUAN ACARA BERMAIN ( S A B )

Dibuat untuk memenuhi tugas Keperawatan Anak

Nama:
Dwiki Febriyanto
Fazry Arzun Arasy
Feti Liszayanti
Maratus Solikha

NIM:
344 037 14032
344 037 14038
344 037 14041
344 037 14071

AKPER PEMKOT TEGAL


2015

Satuan Acara Bermain ( S A B )


Pokok Bahasan / Topik
Subpokok Bahasan
Waktu
Tempat
Sasaran
Metode
Media

: Bermain terapeutik
: Terapi bermain pada bayi sampai usia 6 bulan
: 15 menit
: Puskesmas A
: Klien berinisial YZ
: Simulasi bermain terapeutik
: Ruangan berwarna terang, Pakaian bayi

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan terapi bermain terapeutik klien ( YZ ) kooperatif dalam
pengobatan.
II. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan terapi bermain terapeutik,
1. Kecemasan klien akan menurun ditandai dengan klien memperoleh
kenyamanan dalam perawatan medis
2. Pertumbuhan dan perkembangan klien normal dalam keadaan sakit.
III. Materi
1. Definisi Permainan Terapeutik
2. Fungsi Permainan Terapeutik
3. Tujuan Permainan Terapeutik
4. Permainan Terapeutik
IV. Kegiatan Bermain Terapeutik
No. Waktu

Kegiatan penyuluh

- Pembukaan
Mengucapkan salam

2 menit

Kegiatan Klien
- Menjawab salam
dan mendengarkan

- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan maksud dan
tujuan bermain terapeutik
2

10 menit

- Menyimulasikan bayi di
ruangan terang
- Menyimulasikan mengajak
bicara bayi
- Menyimulasikan
mengenakan bayi dengan
pakaian hangat
- Menyimulasikan

- Klien ikut
dilibatkan dalam
simulasi

menggendong bayi
- Menyimulasikan
mengajarkan bayi berdiri di
pangkuan pengasuh
3

3 menit

- Evaluasi
Meminta keluarga untuk
mempraktekan materi yang
disimulasikan.
- Menutup kegiatan dengan
mengucapkan terima kasih
dan salam.

- Menjawab salam.

V. Materi Permainan Terapeutik


1. Definisi Permainan terapeutik
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan
yang ditimbulkan tanpa mempertimbangkan hasil akhir ( Hurlock,
1991 ).
Ericson ( dalam

Landreth, 2001 ) mendefinisikan bermain

sebagai suatu situasi dimana ego dapat bertransaksi dengan


pengalaman menciptakan suatu model dan menguasai realitas
melalui percobaan dan perencanaan.
Permainan terapeutik adalah upaya melanjutkan perkembangan
normal yang memungkinkan anak berespon lebih efektif terhadap
situasi yang sulit seperti pengobatan. Sifat permainan terapeutik
merupakan permainan bentuk yang kecil, berfokus pada bermain
sebagai mekanisme perkembangan dan peristiwa yang kritis
seperti hospitalisasi. Permainan terapeutik ini terdiri dari aktivitas
aktivitas yang tergantung dengan kebutuhan perkembangan
anak maupun lingkungan dan dapat disampaikan dalam berbagai
bentuk yang diantaranya adalah pertunjukan wayang interaktif,
seni ekspresi atau kreatif, permainan wayang atau boneka, dan
lain lain permainan yang berorientasi pengobatan ( Koller, 2008
b ).
2. Fungsi Permainan Terapeutik
Fungsi utama bermain adalah merangsang perkembangan sensoris
motorik, perkembangan intelektual, perkembangan sosial,
perkembangan

kreativitas,

perkembangan

kesadaran

perkembangan moral, dan bermain sebagai terapi.

diri,

3. Tujuan Permainan Terapeutik


Menurut Supartini ( 2004 ), bermain sebagai terapi mempunyai
tujuan sebagai berikut:
a. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang
normal, pada saat sakit anak mengalami gangguan dalam
pertumbuhan dan perkembangannya. Selama anak dirawat di
rumah sakit, kegiatan stimulasi terhadap pertumbuhan dan
perkembangan masih harus tetap dilanjutkan untuk menjaga
kesinambungannya.
b. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide
idenya.
c. Mengembangkan kreativitas dan kemampuan memecahkan
masalah.
d. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit
dan dirawat di rumah sakit.
4. Permainan Terapeutik
a. Social Affective Play
Inti dari permainan ini adalah adanya hubungan interpersonal
yang menyenangkan antara anak dan orang lain. Permainan yang
bisa dilakukan bermain Monolog, perawat sebagai pelaksana akan
berkomunikasi secara terapeutik sesuai tahap pertumbuhan dan
perkembangan anak, selama proses komunikasi ini bayi juga
diajak bermain dengan mainan bayi berbunyi ( bel ), mainan bayi
bertekstur ( boneka berdecit ), mainan bayi bergantung ( bola
berwarna yang digantung ).
VI. Evaluasi
- Evaluasi Struktur:
Klien berpartispasi dalam kegiatan bermain terapeutik..
- Evaluasi Proses :
Klien terlibat dalam simulasi bermain terapeutik.
- Evaluasi hasil :
Klien mampu menerapkan bermain terapeutik.
Referensi :
Aris, Alamsyah. Konsep Bermain Pada Anak.

http://alam414m.blogspot.co.id/2011/07/konsep-bermain-padaanak.html, diakses 22 Oktober 2015.


P, Ida subardiah. 2009 . Pengaruh Permainan... Depok: FIK UI.
Solikha, Umi. 2011. Pengaruh Therapeutic Peer Play terhadap
Kecemasan dan Kemandirian Anak Usia Sekolah Selama
Hospitalisasi di Rumah Sakit Wilayah banyumas, Tesis,Fakultas Ilmu
Keperawatan UI.

Anda mungkin juga menyukai