Anda di halaman 1dari 7

1.

Unsur-unsur Struktur Pengendalian Intern


Pengertian Struktur Pengendalian Intern menurut Mulyadi adalah Pengendalian Intern meliputi
struktur organisasi metode dan prosedur yang dikoordinasikan dan diterapkan dalam perusahaan
dengan tujuan untuk mengamankan harta milik perusahaan, mengecek ketelitian dan keandalan
data akuntansinya, mendorong efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Sedangkan menurut Bodnar and Hopwood, Struktur Pengendalian Intern adalah kebijakan dan
prosedur untuk menyediakan jaminan yang memadai bahwa tujuan perusahaan dapat dicapai.
Secara umum, Pengendalian Intern merupakan bagian dari masing-masing sistem yang
dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman pelaksanaan operasional perusahaan atau organisasi
tertentu.
Sedangkan Sistem Pengendalian Intern merupakan kumpulan dari pengendalian intern yang
terintegrasi, berhubungan dan saling mendukung satu dengan yang lainnya.
Di lingkungan perusahaan, pengendalian intern didifinisikan sebagai suatu proses yang
diberlakukan oleh pimpinan (dewan direksi) dan management secara keseluruhan, dirancang
untuk memberi suatu keyakinan akan tercapainya tujuan perusahaan yang secara umum dibagi
kedalam tiga kategori, yaitu :
a)

Keefektifan dan efisiensi operasional perusahaan

b)

Pelaporan Keuangan yang handal

c)

Kepatuhan terhadap prosedur dan peraturan yang diberlakukan

Suatu pengendalian intern bisa dikatakan efektif apabila ketiga kategori tujuan perusahaan
tersebut dapat dicapai, yaitu dengan kondisi :
1. Direksi dan manajemen mendapat pemahan akan arah pencapain tujuan perusahaan,
dengan, meliputi pencapaian tujuan atau target perusahaan, termasuk juga kinerja, tingkat
profitabilitas, dan keamanan sumberdaya (asset) perusahaan.
2. Laporan Kuangan yang dipublikasikan adalah handal dan dapat dipercaya, yang meliputi
laporan segmen maupun interim.

3. Prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sudah ditaati dan dipatuhi
dengan semestinya.
Unsur-Unsur Struktur Pengendalian Intern Struktur Pengendalian Intern terdiri atas lima (5)
unsur atau elemen yaitu:
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran
pengendalain orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua
komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur.
Beberapa faktor yang berpengaruh di dalam lingkungan pengendalian antara lain:
Integritas dan Nilai Etik Merupakan etika entitas yang dimiliki dan standar perilaku
yang berlaku serta bagaimana mereka mengkomunikasikan dan mengaplikasikan dalam
praktik.
Komitmen terhadap kompetensi,Kompetensi merupakan pengetahuan dan keterampilan
yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
Dewan Direksi dan Komite Audit,Jajaran direktur yang efektif adalah yang independen
terhadap manajemen. Komite audit bertanggung jawab sebagai komunikator, baik bagi
internal auditor maupun eksternak auditor.
Gaya Manajemen dan Gaya Operasi,Pemahaman dan aspek-aspek tentang filosofi
manajemen dan gaya operasi memberi auditor suatu pemahaman mengenai sikap
manajemen terhadap pengendalian intern.
Struktur Organisasi,Pemahaman struktur organisasi memberi gambaran bagi auditor
mengenai manajemen dan elemen-elemen fungsional dari bisnis dan bagaimana
pengendalian diimplementasikan.
Pemberian Wewenang dan Tanggung Jawab,Memberi pemahaman mengenai
pengendalaian dan cara-cara yang digunakan untuk pengendalian, perencanaan formal
organisasi dan operasi, penugasan karyawan dan kebijakan yang dimiliki entitas.
Praktek dan Kebijakan Sumber Daya Manusia,Sumber daya manusia merupakan
aspek penting dalm pengendalian intern. Pengendalian intern yang dikembangkan entitas
berusaha untuk mengatur, menjaga tindakan-tindakan yang dilakukan manusia dalam
entitas.
2. Penaksiran Risiko
Penaksiran risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang relevan untuk
mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola.
Penetuan risiko tujuan laporan keuangan adalah identifikasi organisasi, analisis, dan manajemen
risiko yang berkaitan dengan pembuatan laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berterima umum.
Risiko dapat timbul atau berubah karena keadaan sebagai berikut:
a. Perubahan dalam lingkungan operasi
b. Personel baru
c. Sistem informasi yang baru atau yang diperbaiki
d. Teknologi baru Lini produk, produk, atau aktivitas baru
e. Restrukturisasi korporasi
f. Operasi luar negeri
g. Standar akuntansi baru
2

Semua entitas memiliki risiko tergantung dari ukuran, struktur, sifat, atau jenis dari perusahaan.
risiko tersebut dapat berupa risiko eksternal dan internal dan semua harus bisa dikendalikan.
Perubahan ekonomi, industri, regulasi serta kondisi operasi memungkinkan timbulnya risiko
berbeda yang harus segera dapat diatasi oleh manajemen. Auditor berkepentingan untuk
memahami mengenai pengetahuan tentang penilaian risiko yang dilakukan oleh manajemen,
seperti pengidentifikasian risiko terhadap laporan keuangan, pengevaluasian kemungkinan
terjadinya, keputusan manajemen atas tindakan yang akan dilakukan.
3. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan
manajemen dilaksanakan. Umumnya aktivitas pengendalian yang mungkin relevan dengan audit
dapat digolongkan sebagai kebijkan dan prosedur yang berkaitan dengan berikut ini:
a.
b.
c.
d.

Review terhadap kinerja


Pengolahan informasi
Pengendalian fisik
Pemisahan tugas

Aktivitas pengendalian dapat dikategorikan sebagai berikut:


Pengendalian Pemrosesan
Informasi Hal ini berkaitan dengan proses otorisai, kelengkapan dan keakuratan data keuangan.
Pengendalain pemrosesan informasi digolongkan menjadi dua (2), yaitu:

Pengendalian umum
Pengendalian aplikasi

Pengendalian yang ditujukan untuk pemrosesan tipe-tipe transaksi baik di lingkungan


komputer maupun manual dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
-Otorisasi yang tepat (setiap bukti transaksi diotorisasi secara tepat sehingga tidak ada bukti
yang melewati prosedur otorisasi)
-Pencatatan dan dokumentasi (semua bukti transaksi telah dicatat dan didokumentasikan dan
bila akan diperiksa, dapat dilacak kembali)
-Pemeriksaan independen

Pemisahan tugas
Pengendalian fisik
Telaah kinerja

Pengembangan atas aktivitas pengendalian berkaitan dengan kebijakan dan prosedur dapat
dijabarkan dalam lima (5) aktivitas pengendalian berikut:
a. Pemisahan tugas
b. Otorisasi yang jelas atas transaksi dan aktivitas
c. Pendokumentasian dan pencatatan
d. Pengendalian fisik atas assets dan catatan
e.Pengecekan secara independen atas kinerja
4. Informasi dan Komunikasi

Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran


informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan
tanggung
jawab
mereka.
Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tentang sistem informasi yang
relevan dengan pelaporan keuangan untuk memahami :
a. Golongan transaksi dalam operasi entitas yang signifikan bagi laporan keuangan
b. Bagaimana transaksi tersebut dimulai
c. Catatan akuntansi, informasi pendukung, dan akun tertentu dalam laporan
keuangan yang tercakupalam pengolahan dan pelaporan transaksi
d. Pengolahan akuntansi yang dicakup sejak transaksi dimulai sampai dengan
dimasukkan ke dalam laporan keuangan, termasuk alat elektronik (seperti komputer
dan electronic data interchange) yang digunkan untuk mengirim, memproses,
memelihara,
dan
mengakses
informasi
5. Pemantauan (Monitoring)
Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian intern
sepanjang waktu. Pemantauan mencakup penentuan desain dan operasi
pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini
dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus (ongoing
activities), evaluasi secara terpisah (separate periodic evaluations), atau dengan
berbagai kombinasi dari keduanya.
Auditor perlu memahami mengenai pemantauan untuk mengetahui aktivitas
pemantauan seperti apakah yang digunakan perusahaan dan bagaimana aktivitas
tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan pengendalian internal bila
dibutuhkan.

2. Hubungan SPI Dengan Prosedur Audit


Lainnya
Pada prosedur audit ini, auditor harus memusatkan perhatian pada rancangan dan operasi dari
aspek-aspek SPI sampai seluas yang diperlukan untuk dapat merencanakan audit dengan efektif.
Lima jenis prosedur audit yang berhubungan dengan pemahaman auditor atas SPI, yaitu
1. Pengalaman auditor pada periode sebelumnya terhadap satuan usaha tersebut.
2. Tanya jawab dengan pegawai perusahaan
3. Pemeriksaan pedoman kebijakan dan prosedur.
4. Inspeksi atas dokumen dan catatan.
5. Pengamatan aktivitas dan operasi satuan usaha tersebut.

Pengujian atas Pengendalian

Penggunaan utama atas pemahaman SPI adalah untuk menetapkan risiko pengendalian relatif
terhadap berbagai tujuan pengendalian intern yang ada. Auditor dapat menetapkan risiko
pengendalian pada tingkat yang mencerminkan evaluasi atas SPI klien , tetapi harus dibatasi
sampai tingkat yang didukung oleh bahan bukti yang diperoleh.
Pengujian atas pengendalian diarahkan pada efektivitas pengendalian yang mencakup jenis
bahan bukti sbb :

Tanya jawab dengan pegawai klien

Inspeksi dokumen dan catatan

Pengamatan penerapan kebijakan dan prosedur spesifik

Pelaksanaan ulang oleh auditor terhadap penerapan kebijakan dan prosedur spesifik

Perbedaan dengan prosedur untuk memperoleh pemahaman atas SPI adalah bahwa dengan
pengujian atas pengendalian, tujuan menjadi lebih spesifik dan pengujian menjadi lebih
ekstensif.
Jika auditor memutuskan untuk menetapkan risiko pengendalian dibawah tingkat maksimum
untuk satu tujuan pengendalian intern tertentu, maka prosedur satu dapat digabung dengan
prosedur dua.

Pengujian Substantif atas Transaksi

Pengujian substantif adalah prosedur yang dirancang untuk menguji kekeliruan atau
ketidakberesan dalam bentuk uang yang langsung mempengaruhi kebenaran saldo L/K Tujuan
dari pengujian ini adalah untuk menentukan apakah transaksi pembukuan klien telah diotorisasi
dengan pantas, dicatat dan diikhtisarkan dalam jurnal dengan benar dan dipindahbukukan ke
buku besar dan buku tambahan dengan benar.

Prosedur analitis
Prosedur analitis mencakup perbandingan jumlah yang dicatat dengan perkiraan yang

dikembangkan oleh auditor. Prosedur analitis ini sering berupa perhitungan rasio oleh auditor
untuk dibandingkan dengan rasio tahun lalu dan data lain yang berhubungan.
Tujuan penggunaan prosedur analitis :
1. Memperoleh pemahaman atas bidang usaha klien.
2. Menetapkan kemampuan kelangsungan hidup suatu satuan usaha.
3. Indikasi timbulnya kemungkinan kekeliruan dalam L/K.
4. Mengurangi pengujian audit yang lebih rinci.

Pengujian Terinci atas Saldo

Pengujian ini menitikberatkan pada saldo akhir buku besar untuk Neraca maupun rugi laba
dengan penekanan utama pada Neraca. Merupakan pengujian yang penting karena bahan bukti
diperoleh dari sumber yang independen dari klien sehingga berkualitas tinggi.
Pengujian ini bertujuan memberikan kebenaran moneter atas perkiraan yang berkaitan, sehingga
merupakan pengujian substantif juga.

Daftar Pustaka
http://warta-ekonomi.blogspot.com/2010/11/unsur-unsur-strukturpengendalian.html
http://fekool.blogspot.com/2015/04/auditing-struktur-pengendalianintern.html

Anda mungkin juga menyukai