HIPERTENSI GRAVIDA
2.
3. 2.1 Batasan/Pengertian
4.
5. 2.1.1
6.
Asuhan Kebidanan
Asuhan Kebidanan berdasarkan rumusan berbagai pakar dijelaskan
sebagai berikut :
7.
masalah kesehatan ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan di dalam
memberikan asuhan kebidanan kepada individu, keluarga dan masyarakat. (Santosa.
NI, 1995 : 17)
10. 2.1.2
11.
Multi Gravida
Multigravida adalah seorang wanita yang telah beberapa kali hamil.
13.
14. 2.1.3
15.
yang telah terjadi sebelum hamil ataupun diketemukan sebelum usia kehamilan 20
minggu atau hypertensi yang menetap 6 minggu paska persalinan, apapun yang
menjadi sebabnya. (Winardi. B, 1991 : 2)
16.
17. 2.2 Batasan/Konsep Dasar Hypertensi Kronis
18. 2.2.1
19.
Batasan
Penyakit hypertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler
yang terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan
nifas. (Sastrawinata. S, 1984 : 90)
20. 2.2.2
21.
Klasifikasi Hypertensi
Menurut American Committee and Maternal Welfare yang dikutip oleh
Hypertensi Kronis
25. 2.2.2.3
kronis. Pasien dengan hypertensi yang kronis sering memberat penyakitnya dalam
kehamilan dengan gejala-gejala hypertensi yang naik, proteinuri dan edema serta
kelainan retina.
26. 2.2.2.4
27.
Transient Hypertensi
Diagnosa dibuat kalau timbul hypertesi dalam kehamilan atau dalam 24 jam
pertama dalam nifas pada wanita yang tadinya normotensi dan yang hilang dalam
10 hari post partum.
28.
29.
30. 2.2.3
31.
ringan atau berat, menurut frekuensi dan intensitas kelainannya. Adalah penting untuk
menyadari bahwa suatu keadaan yang kelihatannya ringan dapat menjadi berat.
(Winardi. B, 199: 8)
32. Tabel 2.1 Indikator Derajad Beratnya Hypertensi Akibat Kehamilan
33.
Kelainan
Ringan
< 100mmHg
Berat
> 110mmHg
35. Proteinnuri
1+
2+
tidak ada
ada
tidak ada
ada
tidak ada
ada
39. Oliguri
tidak ada
ada
40. Kejang
tidak ada
ada
normal
meningkat
tidak ada
ada
43. Hyperbilirubinemia
tidak ada
ada
44.
45. SGOT
minimal
nyata
46. Fetal Growth Retardasion
tidak ada
ada jelas
47. Sumber : Pritcard, Mac Donald, Giant. William Obstetri, 1991 : 612
48.
49. 2.2.4
50.
Terdapat banyak akibat hypertensi karena kehamilan yang terjadi pada ibu,
berikut akan dibahas berdasarkan analisa kelainan kardiovaskuler, hematologik,
endokrin, elektrolit, renal, hepatik dan serebral. (Pritchard, Mac Donald, Gant.
1991: 616)
51. 2.2.4.1
52.
Sistem Kardiovaskuler
Meskipun terdapat peningkatan curah jantung pada ibu hamil normal, tekanan
darah tidak meningkat, tetapi sebenarnya menurun sebagai akibat resistensi
perifer berkurang. Pada ibu hamil dengan hypertensi, curah jantung biasanya
tidak berkurang, karena curah jantung tidak berkurang sedang konstriksi arteriol
dan tahanan perifer naik, maka tekanan darah akan meningkat. (Pritchard, Mac
Donald, Gant. 1991 : 616)
2.2.4.2 Hematologik
53.
54. 2.2.4.3
55.
Endokrin
56.
57. 2.2.4.4
58.
59. 2.2.4.5
60.
Perubahan Hepar
61. 2.2.5
62.
63.
Diduga bahwa kapasitas nutrisi plasenta dalam keadaan tersebut dipacu oleh
peningkatan tekanan perfusi, dengan ini pula maka peningkatan klirens
dehidroisoandosteron sulfat. (Winardi. B, 1991 : 6)
64.
Solusio placenta sejak lama diketahui lebih sering dijumpai pada ibu dengan
hypertensi. Insiden tertinggi didapatkan pada ekslampsi 23,6% disusul hypertensi
kronis 10% dan pre eklampsi 2,3%.(Winardi. B, 1991 : 6)
65. 2.2.6
66.
Dikatakan 60% dari wanita yang menderita hypertensi kronis, pada saat hamil
akan mengalami kenaikan tekanan darah, 15-30% mempunyai resiko untuk
mendapatkan superimposed pre eklampsia.
67.
Dengan meningkatnya tensi pada saat hamil maka resiko lain juga menjadi
lebih tinggi misalnya infark miokard akut, CVA, payah jantung, gagal ginjal,
hematuria. (Winardi. B, 1991 : 6)
69. 2.2.7
Diagnosa
2.2.7.1
Cara Pengukuran
Cara pengukuran tekanan darah yang dianjurkan adalah sebagai
berikut :
72.
1.
Memakai
alat
sphygnomanometer
air
raksa
dengan
74.
75.
76.
78.
Apabila penderita datang pertama kali sesudah minggu 20-24 kehamilan, sulit
untuk membedakannya dengan PIH. Secara khusus kita bisa mengadakan
diagnosa banding dengan beberapa ciri yang agak berbeda dengan PIH antara lain
sebagai berikut :
Differensial Diagnosa
81.
Karakteristik
Hypertensi Kronis
PIH
82. 1. Onset
sebelum hamil/
sesudah minggu 20 -
83.
24 kecuali penyakit
84.
tropoblast
85. 2. Usia
relatif muda
86. 3. Paritas
biasanya multi
biasanya primi
87. 4. Nutrisi
diet adekuat
negatif
positif
biasanya hilang
90.
6 mg pp selalu hilang
91.
3 bln pp
positif
biasanya negatif
93. 8. Proteinun
seringkali negatif
biasanya positif
Pemeriksaan Labotarium
Pemeriksaan pendahuluan diperlukan untuk menyingkirkan penyakit
100.
101.
diderita
103.
(Winardi. B, 1991
: 8)
105.
2.2.8
Penatalaksanaan
108.
2.2.8.1 Untuk mempertahankan aliran darah pada uterus terutama pada saat
pembentukan plasenta.
110.
111.
Tirah baring
112.
jam dalam sehari dan ditingkatkan sesuai umur kehamilan. Curet menganjurkan
bed rest selama 4 jam pada siang hari disamping tidur malam 10 jam. (Winardi. B,
1991 : 10)
113.
RBF
GFR
118.
119.
Amine endogen
PNM
Epi/Nonepinefrun
TD
Diurisis
120.
121.
1.
122.
Reaktifitas Kardiovaskuler
Na loss
123.Keterangan :
124.
RBF
125.
GFR
126.
TD
: Tekanan Darah
127.
(Winardi. B, 1991
: 10)
128.
bed rest dapat meningkatkan resiko embas paru. Selain itu dari segi psikologis ibu
program tirah baring ini. Apabila tirah baring dan pemberian sedatif ringan tak
memberikan respon, perlu dipikirkan pemberian anti hypertensi. (Winardi. B,
1991: 12)
131.Diet
132.
rahim. Kandungan protein minimal 90 gr setiap hari. Diet rendah garam tidak ada
keuntungan, bila didapatkan proteinuri maka suplement pengganti protein yang
hilang harus dipikirkan. Pada penderita obesitas ada baiknya menurunkan berat
badan. (Winardi. B, 1991 : 12)
133.
Pada hypertensi ringan terapi yang diajarkan adalah tirah baring saja
136.
esensial yang berat, dan kematian bayi pada umur kehamilan 38 mg tidak berbeda
dengan kehamilan aterm, maka induksi persalinan dianjurkan.
137.
140.
Hypertensi Kronis
143.
145.
2.3.1
146.
Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal dalam melaksanakan asuhan
2.3.1.1 Anamnesa
148.
membantu menegakkan diagnosa dan agar dapat mengambil tindakan segera bila
diperlukan. (Ibrahim. C,1996 : 80)
150.
151. Anamnesa
1. Anamnesa Umum
153.
159.
152. Rasional
Dengan adanya biodata kita dapat
mengenal
klien
serta
diketahui
C, 1996 : 81)
161.
Terdiri
keluarga
klien,
dari
apa
162.
penyakit 163.
ada
yang
Dengan
penyakit/kesehatan
menanyakan
keluarga
dapat
diketahui
diabetes
mellitus,
haemophili
keturunan
kembar
penyakit
kronis.
Pada
dan
penderita
dengan
penyakit
yang
1996 : 83)
pihak
keluarga
ada
yang 165.
166.
Yang
perlu
167.
ditanyakan 168.
Dengan
menanyakan
kepada
gangguan
subyektif
klien
dapat
minggu
pernah
menderita 170.
hipertensi .
171.
Riwayat
kehamilan
172.
ini
Dengan
menanyakan
kehamilan
sekarang
riwayat
diharapkan
petugas
astifitas,
pola
istirahat/tidur,
seksualitas, imunisasi)
157.
Riwayat
kesehatan
mengetahui
1996 : 85)
menstruasi 173.
Dengan
menstruasi
menegakkan
menanyakan
untuk
riwayat
membantuk
diagnosa
(umur
Riwayat
kehamilan, 174.
pernah
disertai
dengan
hipertensi.
Dengan
menanyakan
riwayat
kelainan
pada
178.
181.
182.
No
184. 226.
1.
Pemeriksaan
183.
258.
Rasional
Dengan
melihat
185.
atau
klien
186.
diketahui
dapat
keadaannya
187. 227.
normal
188. 228.
menunjukkan
atau
adanya
189. 229.
190.
Tanda-tanda vital
kelainan
2.
yang
191.
darahnya
192.
230.
193.
mmHg
194. 231.
195.
20 tahun
dari
dan
mmHg
dan
pengaturan denyut
197.
233.
198.
199.
200.
201.
lebih
pengawasan
20-30 tahun
196. 232.
dikatakan
263.
Pada
penderita
202.
yang
mengalami
203.
204. 234.
205. 235.
pergelangan
206. 236.
207. 237.
208.
diraba
209.
265.
Pada
tangan
penderita
210. 238.
dengan
suhu
tubuh
211. 239.
lebih
dari
38oC
212. 240.
menunjukkan
orang
213. 241.
yang
214. 242.
mengalami
215. 243.
kalau
216. 244.
217.
218.
pernapasan
219.
bersangkutan
demam,
suhu
orang
tubuh
tersebut
mengalami
suhu
rendah.
220. 245.
266.
221. 246.
267.
Dengan
222. 247.
menghitung
223. 248.
224. 249.
ketahui
225. 250.
3.
251.
apakah
pernapasan
terhenti
penderita
sama sekali
tindakan
252.
menyelamatkan
penderita
untuk
Dengan mengukur
berat
badan
dan
253.
memantau
254.
0,5
tiap
dan
disertai
255.
256.
hasilnya.
minggunya
adanya
Dengan mengukur
apakah
masih
ibu
belum
Dengan mengukur
kalori
atau
1.
274.
275.
278. Rasional
Dengan melihat kepala dan muka
dapat
280.
281.
keadaan
klien
linfe,
struma,
pembesaran
vena
jogularis)
282.
283.
284.
disampaikan
298.
Keadaan buah dada (betuk, warna
285.
mendapat
286.
287.
1996 : 114)
288.
Keadaan
perut
(bentuk
perut, 299.
perawatan
atau
289.
mempengaruhi
290.
291.
kehamilan
dan
lama)
waktu
292.
maupun
nifas.
293.
294.
persalinan
301.
Keadaan tungkai (aedema, varises,
untuk
menegakkan
kaki)
diagnosa.
295.
302.
303.
2. Pemeriksaan Palpasi
304.
dari pemeriksaan palpasi meliputi usia kehamilan, posisi, letak dan presentasi
janin serta adanya kelainan.
305.
308.
306. Pemeriksaan
Leher meliputi kelenjar thygroid, 315.
307. Rasional
Dengan pemeriksaan palpasi pada
leher
untuk
mengetahui
kelainan
seacara dini
coloustrum
310.
311.
III, IV
312.
313.
314.
posisi janin
318.
Tungkai
Umur
322.
Tinggi findus
kehamilan
324. 0-12
336.
uteri (jari)
Belum berubah
minggu
337.
325.
16
minggu
326.
20
minggu
327.
24
minggu
328.
28
minggu
jari
jari
bawah 348.
23 cm
349.
26 cm
Setinggi pusat
340.
341.
dan
Antara
20 cm
339.
pusat
345.
uteri (cm)
-
347.
pusat
jari
Tinggi firdus
atas 346.
symphisis
338.
323.
350.
diatas 351.
352.
pusat 353.
processus 354.
30 cm
329.
32
minggu
xyphoideus
342.
330.
331.
33 cm
Lengkungan
kurang
minggu
jari
dibawah processus
332.
xyphoideus
333.
343.
334.
335.
355.
3 jari dibawah
processus
40
minggu
xyphoideus
344.
(Ibrahim.
C,
1996 : 124)
356.
357.
3. Pemeriksaan Auskultasi
358.
4. Pemeriksaan Perkusi
Pemeriksaan perkusi adalah memeriksa klien dengan mengetuk lutut
362.
darah) kalau perlu rontgen, ultrasonografi dan Non Stres Test (NST). (Santosa.
NI, 1996 : 6 )
363.
2.3.2
364.
Masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul dan bila tidak
segera diatasi akan mengganggu keselamatan hidup klien. (Syahlan, 1995 : 10)
368.
2.3.2.1 Diagnosa
370.
371.
2.3.2.2 Masalah
373.
kadang kepala pusing, 2. Keadaan umum ibu baik, 3. Tekanan darah 140/90
mmHg atau lebih.
375.
376.
2.3.2.3 Kebutuhan
Nasehat yang dapat dianjurkan pada ibu hamil dengan hypertensi
379.
Diagnosa potensial terhadap kasus hypertensi kronis pada ibu hamil meliputi :
380.
1. Toxemia Gravidarum
382.
383.
384.
385.
386.
4. Solusio Placenta
387.
disertai rasa nyeri, 2. Palpasi rahim teraba keras seperti papan, 3. Anemia, 4. Pada
toucher teraba ketuban yang tegang terus menerus (karena isi rahim bertambah).
388.
2.3.3
389.
Perencanaan
Berdasarkan diagnosa, masalah, kebutuhan yang ditegakkan, bidan
menyusun rencana tindakan. Rencana tindakan mencakup tujuan dan langkahlangkah yang akan dilakukan oleh bidan dalam melakukan intervensi.
390.
berikut :
391.
392.
393.
394.
Rencana
397.
450.
Multigravida
dengan 451.
hypertensi kronis
452.
399.
Tujuan :
400.
asuhan
kebidanan
453.
maka
gejala 455.
Rasional
Kriteria hasil :
456.
457.
diharapkan
memahami
diperhatikan
404.
mengerti
kelainan
dan
pada
405.
462.
406.
407.
408.
klien
Anjurkan
pada
klien
untuk
412.
melakukan
kolaborasi,
untuk
465.
Jelaskan
tanda-tanda
membantu
mempertahankan
kondisi klien.
413.
414.
464.
411.
bahaya
itu.
466.
415.
416.
468.
417.
Masalah
469.
418.
470.
419.
Tujuan :
471.
420.
kebidanan
pada
klien
dengan 473.
hypertensi
kronis
rasa
nyaman 474.
terpenuhi
475.
421.
Kriteria :
476.
422.
pusing,
intervens
423.
Rencana :
diharapkan
424.
faktor penyebabnya.
479.
dapat
yang
diberikan
lebih
mengena
425.
426.
427.
masalah klien
480.
Dengan
jalan-jalan
pagi
akan
428.
429.
kehamilan
dan
persalinan
dapat
kemampuan
430.
431.
481.
432.
482.
433.
483.
434.
484.
435.
Kebutuhan:
436.
HE
tinggi .
487.
437.
Tujuan :
438.
Setelah
485.
488.
diberikan
kebidanan
pada
asuhan 489.
ibu
hamil 490.
493.
Cemas
yang
berlebihan
dapat
439.
Kriteria :
440.
terjadi
441.
442.
istirahat cukup
443.
Rencana :
444.
klien
494.
vasuspasme
dan
akhirnya
496.
445.
446.
orang
Anjurkan pada klien untuk sering
menyimak
berita
soal
kehamilan
diharapkan
dapat
banyak
yang
peduli
kontrol
teratur,
dapat
terhadap klien
Dengan
448.
449.
keadaan bayinya
Anjurkan untuk kontrol teratur
2.3.4
Pelaksanaan
500.
2.3.4.1 Tindakan kebidanan apa yang dapat dikerjakan sendiri, dibantu atau
dilimpahkan kepada staf lainnya, kepala klien atau keluarga serta di rujuk
kepada tenaga lain dari team kesehatan.
502.
503.
2.3.5 Evaluasi
508.