Anda di halaman 1dari 5

Musuh Menjadi Sahabat

Oleh: Emmi Octaviani


SMA Shafiyyatul Amaliyyah
Dea seorang remaja yang pemberani dan energik, ia duduk dibangku SMA
tepatnya kelas pertama. Ia memiliki banyak teman Karena Dea mempunyi sifat yang
bersahabat sehingga teman-temannya senang berteman dengannya. Anak periang ini
adalah anak yang dibanggakan oleh kedua orang tuanya Karena ia anak tunggal. Ia
tinggal di Yogyakarta bersama orang tuanya. Dari kecil ia sudah akrab dengan suasana
dan kehidupan di Yogyakarta. Setiap akhir pekan Dea tidak pernah melewatkan hobinya
yaitu berenang bersama teman-teman. Cokelat merupakan salah satu makanan
favoritnya. Sepulang sekolah ayahnya memberitahu kepadanya bahwasannya Dea dan
keluarganya harus pindah ke Jakarta dikarenakan ayahnya pindah tugas.
Dea kamu baru pulang ? tanya ayahnya
Iya yah,tumben ayah pulangnya cepat?kata Dea
Dea, sini deh duduk disamping ayah,ada yang ingin ayah sampaikan. Kata ayah
Ada apa yah? (dengan wajah penuh tanya) jawab Dea dengan penuh penasaran.
Ayah mau bilang kalau kita harus pindah ke Jakarta, karena ayah pindah tugas ke
Jakarta jadi ibu dan kamu juga harus ikut ayah pindah . Jawab ayahnya
Apa ? kita harus pindah ? kenapa kita nggak disini aja yah. Lagian aku sudah terbiasa
di sini kalau aku sekolah di sana bagaimana dengan sekolah dan teman teman baruku?
dan aku tidak terbiasa dengan kehidupan di sana yang macet. Di sini kan lebih asyik
yah. Jawab Dea
Iya ayah tau kamu pasti berat meninggalkan sekolah dan sahabat-sahabat mu. Ayah
sudah mendaftarkan kamu di sebuah sekolah yang ayah yakin teman-temannya baik dan
kamu pasti bisa beradaptasi di sana. Jawab ayah dengan tenang dan menyakinkan dea.

Dengan berat hati dan sedih Dea pun mengikuti kedua orang tuanya pindah ke
Jakarta. Setelah mengetahui bahwa Dea akan pindah, Dea pun segera mengajak
temannya bermain dan mengucapkan salam perpisahan. Mendengar berita Dea pindah
teman-temannya pun menangis dan bersedih lalu mereka berpelukan untuk terakhir
kalinya.
Di lingkungan yang baru Dea cepat menyesuaikan diri dan memperoleh temanteman baru. Namun ada seorang anak laki-laki yang suka menjahili teman-teman
lainnya disebut bandit kelas yang bernama Dimas. Dimas bersama dua sahabatnya
selalu mempermainkan Rian dan Haris dan juga temen-teman lainnya, khususnya anakanak yang lebih lemah. Dea pun tidak tinggal diam, ia menyemangati teman-temannya
untuk menantang dan melawan perbuatan dimas dan dua sahabatnya itu.
Sesampainya dea di rumah, dea menceritakan semua kejadian di sekolah bersama
ibunya.
Bu, kenapa ya ada anak nakal seperti Dimas ? tanya Dea.
Dari mana kamu tau si Dimas itu anak nakal ?kamu jangan cepat menilai seseorang
lagian kan kamu masih anak baru mana mungkin kamu tau dia anak nakal. Ibunya pun
kembali mengingatkan.
Hmmm iya sih bu. Jawab Dea dengan datar.
Keesokan harinya tiba-tiba ayah Dea mengajak Dea dan ibunya untuk liburan ke
Bandung. Kita mau kemana sih yah ? dea bertanya
Kita mau liburan ke villanya bos ayah. Bos ayah mengajak kita liburan bersama
di vilanya yang di puncak.Udah tenang aja ini bakalan menjadi liburan yang tidak
terlupakan bagi kamu. Jawab ayah
Yeeeeee.....asiiiikkk....(teriak Dea kegirangan).
Sesampainya keluarga Dea di sana bos ayahnya menyambut mereka dengan
penuh kehangatan. Saat Dea memperkenalkan dirinya dan menceritakan di mana ia
bersekolah, Bos ayahnya menyadari bahwa anaknya satu sekolah dengan Dea. Lalu bos

ayahnya memanggil anaknya. Tidak lama kemudian anaknya keluar dari kamar dan
ikut bergabung bersama mereka. Dea pun terkejut ternyata yang dilihatnya adalah
Dimas. Teman sekelasnya yang suka menjahili Dea dan teman-temannya.
Dimas sekarang kamu ajak deh Dea bermain supaya dia tidak bosan. (kata ayah dimas).
Ayah saja sana yang mengajak dea jalan-jalan di dekat villa kita(Jawab Dimas dengan
ketus).
Loh, kamu kok gitu sih Dimas, dia kan tamu kamu juga. Lagian kamu dan Dea teman
sekelas dan biar kalian lebih saling kenal satu sama lain (jawab ayah dimas sambil
membujuk).
Iya deh yah, aku akan ajak Dea untuk bermain. (Dimas pun mulai mencari Dea dengan
wajah yang murung).
Dimas pun melihat dea yang sedang membaca.
Heh, dea ngapain sih kamu di sini ? pasti kamu mau mata-matain aku kan (tanya
Dimas dengan jutek).
Aku ke sini mau liburan. Iiih ogah mau ketemu kamu, ngapain juga aku mata-matain
kamu. Nggak penting banget sih (Dea sambil menjulurkan lidah kepada Dimas).
Ya uda sekarang kamu berani nggak kalau aku kasih tantangan ?(Dimas
menawarkannya kepada Dea).
Tantangan apa ? tanya dea
Adadeh,sekarang kamu berani nggak ? tanya Dimas.
Ok,siapa takut. Gue pasti bisa ngalahin lo. Jawab Dea dengan berani
Kamu yakin ? ok tantangannya kayak mana kalau kita berpetualang saja di hutan itu.
Jawab dimas.
Ok,kalau ke hutan itu sih aku nggak takut. Dea pun meninggalkan dimas.

Mereka pun membereskan barang-barang yang akan dibawa saat berpetualang.


Kemudian mereka lomba lari siapa yang duluan sampai dialah pemenangnya. Pada saat
matahari mulai tenggelam mereka segera keluar dari hutan tersebut.
Sejak liburan tersebut mereka semakin dekat layaknya seorang sahabat yang
saling mengingatkan satu sama lain. Pada saat di sekolah pun dimas selalu bermain
bersama Dea. Melihat kedekatan mereka, teman-temannya pun bertanya-tanya kenapa
Dimas dan Dea bisa sedekat itu padahal sebelumnya kan selalu berantam. Apa sih yang
terjadi dengan kalian ? mendengar hal tersebut dea pun segera membenarkan apa yang
dikatakan teman-temannya. Sebenarnya aku dan dimas telah berbaikan saat liburan
kemarin dan tidak terjadi apa-apa diantara kami.
Keesokannya Dea mencari Dimas,ada beberapa hal yang ingin diceritakannya.
Tetapi yang ditunggu malah tidak kelihatan. Pada saat dea duduk ditaman ada seseorang
temannya yang memberikan sebuah surat kepada Dea. Dea pun segera megambil surat
tersebut. Ternyata surat tersebut berasal dari Dimas. Dea pun segera membacanya.
Dear Dea
Makasih ya Dea, karena kamu sudah mau jadi sahabat aku. Padahal aku kan selalu
menjahili kamu dan teman-teman lainnya. Liburan kemarin adalah pengalaman dan
liburan terindah buat aku.Maaf juga ya dea,kalau aku tidak sempat berpamitan langsung
sama kamu,karena tiba-tiba ayahku dipindahkan kerja ke Belanda. Mungkin kemarin
adalah pertemuan terakhir kita. Maafkan aku ya sahabatku, aku tak akan melupakanmu,
kamu adalah sahabat terbaikku. Kalau suatu saat aku kembali ke jakarta aku berjanji
akan menemuimu. Aku berharap kamu tidak marah dan sedih karena aku hanya bisa
berpamitan melalui surat ini.
Mendengar hal tersebut Dea pun kecewa terhadap sikap Dimas. Dea bergumam dalam
hatinya kenapa sih Dimas kamu tega banget nggak memberitahu aku. Kenapa kamu
menyampaikannya melalui surat.
Sejak saat itulah Dea dan dimas tidak pernah berkomunikasi lagi bahkan mereka tidak
tau kabar satu sama lainnya.

Tahun berganti tahun Dea pun duduk di kelas akhir. Dea mulai disibukkan
dengan kegiatan sekolahnya termasuk Ujian Nasional (UN) dan Ujian Akhir Sekolah
(UAS). Ujian pun semakin dekat Dea mulai bingung menentukan universitas dan
fakultas yang akan ia pilih.
Pada awal April Ujian Nasional dilaksanakan. Dea pun telah mempersiapkan
diri untuk menghadapi ujian tersebut. Dea dengan percaya diri menjawab soal-soal
Ujian Nasional (UN). Hari pun berlalu ujian pun telah usai dan tibalah saatnya pesta
perpisahan yang diadakan dari pihak sekolah untuk melepas siswa-siswi yang duduk di
bangku akhir. Kesedihan pun terpancar dari wajah Dea dan teman-temannya karena
mereka akan berpisah untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Sebulan kemudian hasil pengumuman UN diumumkan,bahwasannya dea dan
teman-temannya dinyatakan lulus. Ketakutan dan kecemasan itu pun sirna karena hasil
ujiannya sangat memuaskan. Dea pun sangat senang. Akhirnya dea pun duduk di
bangku universitas yang ia inginkan. Tanpa sepengetahuan Dea, ternyata Dimas telah
kembali ke Jakarta dan satu Universitas dengannya. Mereka pun akhirnya bertemu tanpa
sengaja di kampus tersebut. Dengan canggung mereka saling menyapa karena selama
dua tahun tidak bertemu. Akhirnya Dea dan Dimas kembali bersahabat.

Anda mungkin juga menyukai

  • Masam Masam Manis
    Masam Masam Manis
    Dokumen3 halaman
    Masam Masam Manis
    Tondi Ritonga
    Belum ada peringkat
  • Detector Logam
    Detector Logam
    Dokumen2 halaman
    Detector Logam
    Tondi Ritonga
    Belum ada peringkat
  • Percobaan Kimia Sederhana Telur
    Percobaan Kimia Sederhana Telur
    Dokumen2 halaman
    Percobaan Kimia Sederhana Telur
    Tondi Ritonga
    Belum ada peringkat
  • GEOLOGI
    GEOLOGI
    Dokumen1 halaman
    GEOLOGI
    Tondi Ritonga
    Belum ada peringkat
  • Laporan Praktikum
    Laporan Praktikum
    Dokumen9 halaman
    Laporan Praktikum
    Tondi Ritonga
    Belum ada peringkat
  • PITK
    PITK
    Dokumen19 halaman
    PITK
    Tondi Ritonga
    Belum ada peringkat
  • Sintesis Kristal
    Sintesis Kristal
    Dokumen4 halaman
    Sintesis Kristal
    Tondi Ritonga
    Belum ada peringkat
  • Spesiasi Evolusi
    Spesiasi Evolusi
    Dokumen11 halaman
    Spesiasi Evolusi
    Tondi Ritonga
    Belum ada peringkat
  • Protein
    Protein
    Dokumen4 halaman
    Protein
    Tondi Ritonga
    Belum ada peringkat
  • Sintesis Kristal
    Sintesis Kristal
    Dokumen4 halaman
    Sintesis Kristal
    Tondi Ritonga
    Belum ada peringkat
  • Spesiasi Evolusi 2
    Spesiasi Evolusi 2
    Dokumen12 halaman
    Spesiasi Evolusi 2
    Tondi Ritonga
    Belum ada peringkat
  • GEOLOGI
    GEOLOGI
    Dokumen1 halaman
    GEOLOGI
    Tondi Ritonga
    Belum ada peringkat
  • Pajak
    Pajak
    Dokumen4 halaman
    Pajak
    Tondi Ritonga
    Belum ada peringkat
  • Cerpen
    Cerpen
    Dokumen5 halaman
    Cerpen
    Tondi Ritonga
    Belum ada peringkat
  • Sintesis Kristal
    Sintesis Kristal
    Dokumen4 halaman
    Sintesis Kristal
    Tondi Ritonga
    Belum ada peringkat