Anda di halaman 1dari 3

BAB V

PEMBAHASAN
Pada praktikum matakuliah Hidrologi Teknik kali ini praktikan melakukan
perhitungan mengenai jaringan pengukur curah hujan, pendugaan data hilang,
serta uji konsistensi data. Praktikum diawali dengan menghitung jumlah optimal
stasiun penakar hujan dengan menggunakan persamaan matematis. Selama
melakukan perhitungan pada tahap ini, praktikan tidak mengalami banyak
kesulitan sebab persamaan matematis yang digunakan menggunakan 3 metode
yaitu yang pertama metode rata-rata, metode ini digunakan jika besar perbedaan
antara curah hujan rata-rata tahunan dari tiga stasiun pengamat dengan curah
hujan rata-rata tahunan dari alat yang diperkiraan kurang dari 10%, yang

rumusnya

Px=

(PA+ PB+ PC )
3

merupakan persamaan sederhana dari metode-

metode penaksiran data hilang dan dibantu oleh Microsoft Excel agar lebih praktis
dalam menghitung data yang tidak sedikit.
Tahap perhitungan yang selanjutnya adalah pendugaan data hilang. Pada
tahap ini digunakan tiga metode berbeda dalam memperkirakan data yang hilang
yaitu metode hitung rata-rata (aritmatik), perbandingan normal, serta resiprokal.
Dari hasil perhitungan dengan ketiga metode pendugaan tersebut didapat hasil
per-hitungan yang berbeda-beda. Perbeda-an hasil perhitungan yang diperoleh itu
disebabkan masing-masing metode memiliki syarat tertentu yang harus dipenuhi
apabila

hendak

digunakan.

Tiap

metode

memiliki

faktor-faktor

yang

diperhitungkan dan hal itu berbeda antara metode yang satu dengan yang lainnya.
Perhitungan terakhir yang kami lakukan adalah uji konsistensi data. Pada
tahap ini kami melakukan perhitungan rata-rata dan kumulatif berdasarkan data
curah hujan bulanan dan tahunan yang terdapat pada tiap stasiun, termasuk
Stasiun Cibiru yang mengalami kehilangan data pada periode 1994-1997. Hasil
perhitungan uji konsistensi seperti diproses menjadi sebuah grafik hubungan
antara data kumulatif Stasiun Cibiru dengan data kumulatif rata-rata tiga stasiun
lainnya. Grafik tersebut dapat dilihat pada lembar lampiran.

Setelah membuat grafik, praktikan melanjutkan proses perhitungan rasio


m
n . Nilai rasio tersebut merupakan nilai yang didapat dari perhitungan
kemiringan kurva sebelum dan sesudah berubah. Ketika ditarik garis lurus pada
grafik, terlihat bahwa kurva tersebut tidak berbentuk garis lurus, melainkan
sebuah garis yang mengalami penaikan dan penurunan di beberapa titik. Hal itu
disebabkan karena nilai rasio sendiri kurang dari 0,9. Angka 0,9 me-rupakan rasio
yang menampakkan garis lurus sempurna pada kurva. Angka itu di-peroleh dari
hasil perhitungan kemiringan kurva sebelum dan sesudah berubah.

BAB VI
KESIMPULAN
Simpulan yang diperoleh dari hasil praktikum ini di antaranya:
1. Perhitungan jumlah optimal stasiun penakar hujan dilakukan dengan meng-gunakan
persamaan matematis, yang mana diawali dengan menghitung nilai hujan rata-rata dari
sejumlah stasiun, standar deviasi, koefisien variasi hujan, dan jumlah stasiun hujan.
2. Ada tiga metode yang dapat digunakan dalam pendugaan data hilang.
3.

Tiap metode memiliki syarat yang harus dipenuhi apabila akan digunakan dan faktorfaktor perhitungan yang berbeda antara satu sama lain.

Hasil uji konsistensi data dapat terlihat dengan jelas bila dituangkan ke dalam grafik. Setelah
m
melakukan perhitungan rasio n , kita dapat melakukan koreksi dengan menggunakan
hasil perhitungan rasio tersebut.

Anda mungkin juga menyukai