Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman adalah organisme eukariotik multiseluler dengan kemampuan
untuk
menghasilkan
makanan
mereka
sendiri
dengan
proses
fotosintesis . Tanaman tersusun dari berbagai jaringan dan organ-organ yang
saling bekerja sama untuk melakukan proses metabolism didalam tubuh
tanaman.
Mawar yang dikenal sebagai ratu bunga memiliki latar belakang
sejarah (historis) amat menarik untuk dicermati oleh kalangan masyarakat
luas. Seperti bunga-bunga yang lainnya, mawar pun tidak bisa dipisahkan
begitu saja dari tatanan kehidupan dan penghidupan manusia. Konon sejak
zaman dahulu kala, bunga sudah merupakan simbol atau lambang kehidupan
religi dalam peradaban manusia.
Tumbuhan mawar terutama pada bunganya memiliki fungsi sebagai
alat perkembangbiakan generatif. Perkembangbiakan generatif merupakan
perkembangbiakan yang didahului pembuahan. Pada tumbuhan berbunga,
pembuahan yang terjadi didahului dengan penyerbukan. Penyerbukan adalah
peristiwa jatuhnya kepala serbuk sari ke kepala putik (Tim Karya Tani
Mandiri, 2010:29). Bunga mawar yang memiliki tangkai, kelopak, mahkota,
benang sari, dasar bunga, dan putik disebut bunga sempurna. Jika memiliki
semua bagian kecuali putik, maka disebut bunga jantan. Jika memiliki semua
bagian kecuali benang sari, maka disebut bunga betina. Bunga yang memiliki
benang sari dan 15 putik disebut bunga hermafrodit. Bunga mawar termasuk
berkelamin sempurna (hermafrodit), artinya dalam satu bunga terdapat putik
atau bunga jantan dan benang sari atau bunga betina. Untuk daun mahkotanya,
bunga mawar memiliki banyak daun mahkota, dan ada jenis-jenis tertentu
yang memiliki pebedaan jumlah pada daun mahkota. Untuk itu laporan dibuat
untuk tujuan utama yaitu untuk mengetahui tahapan pembungaan, terutama
pengamatan pada bunga tanaman mawar.
1.1 Tujuan
Untuk mengetahui morfologi bunga, hibridisasi serta tahapan
pembungaan, terutama pengamatan pada bunga tanaman anyelir.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Morfologi Bunga

Bunga merupakan modifikasi dari daun dan batang, dan


berkembang dari pucuk yang tumbuh menjadi ranting diiringi daun-daun
yang sangat rapat. Pada ujung ranting tersebut terdapat ada bagian yang
membengkak yang disebut dasar bunga (receptalum) dan dibawahnya
terdapat tangakai bunga (pedicle). Pada dasar tangkai bunga terdapat
daun pelindung (braktea). Bila daun pelindung itu terdapat pada tangkai
bunga pebungaan dan melindungi seluruh perbungaan disebut dengan
seludang bunga (spatha). Sedangkan daun pelindung untuk setiap anak
bunga disebut brakteola. Bunga yang biasanya terdapat di ujung-ujung
cabang atau batang disebut bunga terminalis dan ada juga yang terdapat
pada ketiak daun disebut dengan bunga axilaris.
Bunga tediri dari:
1. Perhiasan bunga (periantum), yang terdiri dari:
a. Sepal/daun kelopak (sepalum, jamak sepala). Keseluruhan daun
kelopak disebut kaliks (calix).
b. Petal/daun mahkota (petalum, jamak petala). Keseluruhan petal
(daun mahkota) disebut korola (corola).
c. Perigonium/tenda. Bila bentuk sepal dan petal tidak dapat
dibedakan maka disebut tepal (tepalum, jamak tepala).
2. Alat kelamin yang terdiri dari:
a. Stamen atau benang sari. Keseluruhan stamen bunga disebut
androecium. Bagiannya adalah kepala sari (anthera) yang berisi
serbuk sari (pollen) serta tangkai sari (filamen).

b. Pistilum (putik) terdiri dari ovarium, stilus dan stigma. Ovarium


disusun oleh karpel atau daun buah. Umumnya berjumlah lebih dari
satu. Jika bunga memiliki satu karpel arau lebih yang semuanya
bersatu maka karpel tesebut disebut pistilum. Didalam ovarium
terdapat bakal biji (ovulum).
B.

Variasi Dan Aestifasi Bunga


Alat Kelamin dan Kelengkapannya
1. Bunga lengkap, yaitu bunga yang mempunyai sepal, stamen, dan
pistilum. Bunga tidak lengkap, yaitu bunga yang tidak memliki salah satu
atau lebih bagian-bagian tersebut.
2. Bunga banci (bisexual), yaitu bunga yang memiliki alat kelamin jantan
dan betina. Sedangkan bunga yang hanya memiliki salah satunya disebut
bunga unisexual : bunga jantan (flos maskulus), dan bunga betina (flos
femineus).
3. Bunga mandul, yaitu bunga yang tidak memiliki alat kelamin. Seperti
bunga pita pada bunga matahari.
4. Bunga yang mengalami adnasi adalah bunga yang memiliki bagianbagian yang menyatu.
Sepal atau petal
Jika sepal berlekatan dengan sepal yang lain disebut sinsepal, yang
akan membentuk tabung kaliks atau bersatu pada pangkalnya saja. Bila
petanya terpisah satu sama lain disebut koriopetal.
Stamen
Bila semua stamen menyatu pangkal sarinya sehingga berbentuk
tabung da menjadi berbekas satu disebut monodelphous. Bila berbekas
dua disebut diadelphous, dan bila berbekas banyak disebut polydelphous.
Karpel
Bila semua karpel menyatu sehingga pada tepinya terdapat
singkap, maka pistilum berstruktur majemuk. Bila karpel menyatu di
tepi-tepinya maka tidak akan terdapat sekat di dalam ruang ovarium.
Adnasi
Adnasi yang terjadi antara sepal dan petal akan membentuk tabung
perianthium. Pada adnasi antara sepal dan stamen, petal tidak ada
sehingga tangkai sari melekat pada tabung kaliks.
Berdasarkan alat kelamin bunga yang terdapat pada satu
tumbuhan, maka tumbuhan dapat dibedakan mejadi:
a. Berumah satu (monoecus/monoecious), yaitu tumbuhan yang
mempunyai bunga jantan dan bunga betina dalam satu individu.
b. Berumah dua (dioecus/dioecious), jika bunga janta dan bunga betina
terletak pada individu berbeda.
c. Poligami (polygamus), jika suatu tumbuhan terdapat bunga jantan,
bunga betina dan bunga banci seperti pada pepaya. Ada beberapa
macam sifat poligami:

1) Gynodeoecus, jika pada satu individu hanya terdapat bunga betina


saja, sedangkan pada individu lain bunga banci. Contoh pada
Labiate.
2) Androdeiocus, jika pada satu individu terdapat bunga jantan saja
sedangkan pada individu lain tedapat bunga banci. Contoh pada
Dyras octopelata.
3) Monoeco-polygamus, jika pada satu ndividu terdapat bunga
jantan, betina, dan banci bersama-sama. Contoh pada pepaya.
4)
Gynomonoecus, jika pada satu individu terdapat bunga betina da
bunga banci bersama-sama.
5)
Trioecus atau trioeco-polygamus, jika bunga jantan, betina, dan
banci terpisah pada individu ynag berlainan.
Aestifasi
Aestifasi merupakan tata letak daun kelopak dan mahkota tehadap
sesamanya. Variasi susunan daun kelopak dan mahkota antara lain
sebagai berikut:
1. Terbuka (aperta), jika tepi daun kelopak atau mahkota tidak
bersenuhan sama sekali.
2. Berkatup (valvata), jika tepi daun kelopak atau mahkota tidak
bertemu (bersentuhan) tapi tidak berlekatan.
3. Berkatup dengan tepi melipat kedalam (induplicativa).
4. Berkatup dengan tepi melipat keluar (reduplicativa)
5. Menyirap (impricata), tepi saling menutup seperti genting. Susunan
yang saling meutupi ini dapat dibedakan sbb:
a) yang terpuntir satu arah (convulata)
b) mengikuti rumus 2/5 (quniacuncialis)
c) coclearis (koklearis), jika daun mahkota atau kelopak satu di dalam
dan satu di luar.
C. Bagian-Bagian Bunga
a) Dasar Bunga (receptaculum)
Dasar bunga (receptaculum) merupakan ujung tangkai bunga
tempat melekatnya bagian-bagian bunga seperti calyx, corola,
stamen, dan ovarium. Dasar bunga biasanya berukuran kecil dan
letak perhiasan bunga merapat pada dasar bunga dengan ruas yang
pendek sekali.
Dasar bunga dapat megalami perkembangan sebagai berikut:
a. Hipantium (hipanthium). Jika dasar bunga berbentuk seperti
cangkir atau tabung. Calyx, corola, dan stamen melekat di
tepinya. Contoh pada bunga ros.
b. Torus. Dasar bunga berbentuk kuba yang tinggi dan bakal buah
melekat di sisi-sisinya. Contoh pada Passifloraceae.

c. Antofor (anthophore). Jika ruas dasar bunga diantara kelopak dan


bagian lain dari bunga menjadi panjang. Contoh pada bunga
anyelir.
d. Androginofor (androgynophore). Jika dasar bunga memanjang
diantara hiasan bunga da mendukung benang sari serta putik.
Contoh pada Passiflora.
e. Androfor (androphore). Jika sumbu dasar bunga memanjang di
antara hiasan bunga dan mendukung benang sari, ditemukan pada
bunga jantan seperti pada Myristica corticosa.
f. Ginofor (gynophore). Jika sumbu dasar memanjang dan
mendukung putik. Seperti pada bunga cempaka.
g. Discus atau cakram (discus). Tonjolan yang tumbuh di dasar
bunga. Diskus seringkali menghasilkan sekret. Diskus bisa
berbentuk tipis dan tak mencolok serta melapisi bagian dalam
hipantium. Namun ada pula diskus yang membentuk dasar yang
tebal bagi bakal buah, dan bisa berkembang berbentuk cincin ,
bantal, atau struktur yang terbagi-bagi.
Kedudukan perhiasan bunga pada dasar bunga dibandingkan dengan
putik:
1. Hipoginus, hiasan bunga lebih rendah dari kedudukan putik.
2. Periginus, jika perhiasan bunga sama tinggi dengan putik atau sedikit
lebih tinggi. Contohnya pada bunga bungur.
3.Epiginus, jika perjiasan bunga lebih tinggi dari putik atau putik
tenggelam pada dasar bunga. Cotoh pada bunga kaki kuda
b) Kelopak (calyx)
Kelopak merupakan daun-daun hiasan bunga yang terletak pada
lingkaran bunga paling luar. Kelopak tersusun dari daun-daun
kelopak (sepala) yang mempunyai sifat:
1. berlekatan (gamosepalus)
2. berbagi (paritus)
3. bercangap (fissus)
4. berlekuk(labotus)
5. lepas dan bebas (polysepalus)
6. beraturan atau aktinomorf
7. setangkup tunggal atau zigomorf
c) Tajuk Bunga atau Mahkota Bunga (Corolla)
Bagian-bagian tajuk bunga dinamakan daun tajuk (petala),
menunjukkan sifat yang berbeda-beda pula:

a. Berlekatan (sympetal, gamopetalus, atau monopetalus)


b. Lepas atau bebas (choriopetalus, dialypetalus, atau polypetalus).
Dalam hal ini, setiap daun tajuk dapat dibedakan :
1) Kuku daun tajuk
2) Helaian daun tajuk
Tajuk bunga bentuknya bermacam-macam, dan berdasarkan simetri
bunga dapat dibedakan:
a. Beraturan (regularis). Bila tajuk bunga dapat dibagi menjadi dua
bagian yang sama atau setangkup dengan beberapa cara , meliputi
bentuk-bentuk bintang, tabung, terompet, mangkuk, corong.
b. Setangkup tunggal, bersimetri satu atau monosimetris. Jika tajuk
bunga hanya dapat dibagi menjadi dua bagian yang setangkup
dengan satu cara, seperti pada bunga yang bertaji, berbibir, seperti
kupu-kupu, bertopeng atau berkedok, pita.
d) Tenda Bunga
Tenda bunga dalah hiasan bunga yang tidak dapat dibedakan anatra
kelopak dan tajuk bunganya. Bagian-bagian yang menyusun tenda
bunga disebut daun tenda bunga (tepala).
Menurut bentuk dan dan warnanya, tenda bunga dapat dibedakan:
1.
Serupa kelopak (calycinus)
2.
Serupa tajuk (corollinus)
e) Benang Sari (Stamen)
Benang sari adalah alat kelamin jantan. Pada benang sari dapa
dibedakan 3 bagian yaitu: angkai sari (filamentum), kepala sari
(anrhera), dan penghubung benang sari(connectivum).
Duduk benang sari dapat dibedakan dalam 3 golongan:
1. Duduk pada dasar bunga (thalamiflorae)
2. Tampak seperti duduk di atas kelopak (calyciflorae)
3. Tampak duduk di atas tajuk bunga (corolliflorae)
Jumlah benang sari umumnya dibedakan 3 golongan:
1. Benang sari banyak atau lebih dari 20 benang sari
2. Benang sari dua kali lipat jumlah tajuknya,biasanya tersusu dalam
dua lingkaran dan ada dua kemungkinan:
a. diplostemon, pada lingkaran luar berseling dengan daun tajuk.
b. obdiplostemon, pada lingkarn dalam berseling dengan daun
tajuk.
3. Benang sari sama banyak dengan daun tajuk atau kurang,
duduknya ada yang episepal (berhadapan dengan daun kelopak),
dan ada yang epipetal (berhadapan dengan daun tajuk).

Berdasarkan panjangnya, benang sari dapat dibedakan:


a). Benang sari panjang dua (didynamus)
b). Benang sari panjang empat (tetradynamus)
Tangkai Sari( filanentum)
Tangkai sari biasanya duduk terpisah-pisah diatas dasar bunga,
namun ada pula yang bersatu:
1.
berbekas satu atau bertukal satu (monodelphus)
2.
berbekas dua atau bertukal dua (diadelphus)
3.
berbekas banyak atau bertukal banyak (polyadelphus).
Kepala Sari (anthera)
Daun kepala sari duduk pada tangkai sari bermacam-macam
seperti: tegak (innatus), menempel (adnatus), dan bergoyang
(vertasilis).
f) Putik
Putik disusun oleh daun buah (carpellum), dan daun-daun sebagai
keseluruhan yang menyusun putik dinamakan gynaecium. Putik
merupakan alat kelamin betina yang salah satu bagiannya
mengandung sel telur atau bakal biji (ovulum) yang akhirnya akan
menjadi biji (semen).
Putik terdiri dari tiga bagian yaitu : kepala putik (stigma), tangkai
putik (sylus), dan bakal buah ovarium)
Bakal buah (ovarium), menurut letaknya pada dasarnya bunga dapat
dibedakan :
a. Bakal buah menumpang (superus)
b. Bakal buah setengah tenggelam (semi inferus)
c. Bakal buah tenggelam (inferus)
Jumlah ruang yang terdapat dalam suatu bakal buah :
a. Beruang satu (inilocular)
b. Beruang dua ( bilocularis)
c. Beruangn tiga (trilocularis)
d. Beruang banyak (multilocularis)
Tembuni adalah bagian bakal buah yang menjadi pendukung bakal
biji. Menurut letaknya tembuni dibedakan menjadi :
1. Marginal (marginalis). Letaknya pada tepi daun buah
2. Laminal (laminalis), letaknya pada helaian tepi daun buah
Untuk bakal buah yanghanya satu ruang maka letak tembuninya
adalah :
a. Parietal (parietalis), yaitu hanya pada dinding daun buah yang
dapat pula dibedakan
1. pada dinding di tepi daun buah (parietalis-marginalis)
2. pada dinding di helaian daun buah (parietalis-laminalis)

b. Sentral )centralis atau axilis), yaitu di pusat atau diporos


c. Aksilar (axilaris), yaitu di sudut tengah.
Bakal biji atau calon biji sendiri duduk pada tembuni dengan cara
yang berbeda-beda. Bagian-bagian bakal biji dapat dibedakan
menjadi :
1. Kulit bakal biji (integumentum)
2. Badan bakal biji atau nuselus ( nucellus)
3. Kandang lembaga (saccus embryonalis), yang mengandung sel
telur (ovum)
4. Liang bakal biji (micropyle)
5. Tali pusar (funiculus)
Tata letak bakal biji pada tembuni:
a. Tegak (antropus)
b. Mengengguk (anatropus)
c. Bengkoko (compilotropus) atau disebut juga mengangguk
d. Melipat (comptotropus)
Kepala putik (Stigma)
Bentuk kepala putik beraneka ragam, biasanya disesuaikan dengan
cara penyerbukan pada bunga
a. Seperti benang, pada bunga jagung
b. Seperti bulu ayam, pada bunga padi
c. Seperti bulu-bulu, pada kecipir
d. Bulat, pada jeruk
e. Bermacam bentuk lain, seperti bentuk bibir, cawan, serupa daun
mahkota
Tangkai kepala putik (stylus)
Tangkai putik biasanya berbentuk buluh yang di dalamnya
berongga. Stylus ada yang panjang dan ada yang pendek bahkan ada
yang tidak mempunyai stylus (sangat pendek sekali), ada yang
bercabang dan ada yang tidak, tapi ujung yang bercabang
mendukung stigma.
2.2 Hibridisasi
2.2.1. Pengertian Hibridisasi
Hybridization is the process of interbreeding between
individuals of different species (interspecific hybridization) or
genetically divergent individuals from the same species
(intraspecific
hybridization).
Offspring
produced
by
hybridization may be fertile, partially fertile, or
sterile(Anderson, 1949 ).

Hibridisasi adalah proses kawin antar individu dari spesies


yang berbeda (persilangan interspesifik) atau individu
genetik berbeda dari spesies yang sama (hibridisasi
intraspesifik). Offspring dihasilkan dengan hibridisasi
mungkin subur, sebagian subur, atau steril.
Hybridization is the process of interbreeding between
individuals of different species (interspecific hybridization) or
genetically divergent individuals from the same species
(intraspecific hybridization(Ellstrand, 2007).
Hibridisasi adalah proses kawin antar individu dari spesies
yang berbeda (persilangan interspesifik) atau individu
genetik berbeda dari spesies yang sama (hibridisasi
intraspesifik).
Hibridisasi adalah suatu perkawinan silang antara berbagai jenis
spesies pada setiap tanaman. (Prasetyo, 2010)
2.2.2. Tahapan Hibridisasi
Menurut Syukur, Sujiprihati, dan Yunianti (2009), tahapan
tahapan hibridisasi adalah sebagai berikut :
1. Persiapan
Penentuan induk/tetua jantan dan betina
Persiapan seluruh peralatan yang dibutuhkan dalam
persilangan seperti pinset, gunting, kertas sungkup, dan
kertas label
2. Lakukan kastrasi: pembuangan organ bunga yang
mengganggu saat dilakukan persilangan atau membersihkan
bagian tanaman yang ada di sekitar bunga yang akan
diemaskulasi dari kotoran, serangga dan dari kuncupkuncup bunga yang tidak dipakai. Contohnya: pembuangan
mahkota dan kelopak bunga
3. Lakukan emaskulasi, emaskulasi adalah kegiatan
membuang alat kelamin jantan (stamen) pada tetua betina,
sebelum bunga mekar atau sebelum terjadinya penyerbukan
sendiri.
4. Isolasi dilakukan agar bunga yang telah diemskulasi tidak
terserbuki oleh serbuk sari asing, sehingga baik bunga
maupun betina harus disungkup dengan kantong,
5. Polinasi merupakan pemindahan polen dari tetua jantan ke
kepala putik
6. Penyungkupan/pembungkusan bunga setelah dilakukan
kastrasi dengan menggunakan kantong kertas atau kantong
plastik.

7. Pelabelan dilakukan untuk memberi keterangan yang di


hibridisasi. Pelabelan meliputi nama tetua jantan dan betina,
kode atau nama pemulia/penyilang, dan waktu persilangan.
2.2.3 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Hibridisasi
Menurut Syukur, Sujiprihati, dan Yunianti (2009), faktorfaktor yang mempengaruhi hibridisasi adalah sebagai berikut :
Internal
Pemilihan Tetua
Ada lima kelompok sumber plasma nutfah yang
dapat dijadikan tetua persilangan yaitu:
(a) varietas komersial,
(b) galur-galur elit pemuliaan,
(c) galur-galur pemuliaan dengan satu atau beberapa
sifat superior,
(d) spesies introduksi tanaman
(e) spesies liar.
Peluang menghasilkan varietas unggul yang dituju
akan menjadi besar bila tetua yang digunakan
merupakan varietas-varietas komersial yang unggul
yang sedang beredar, galur-galur murni tetua hibrida,
dan tetua-tetua varietas sintetik.
Waktu Tanaman Berbunga
Dalam melakukan persilangan harus diperhatikan:
(1) penyesuaian waktu berbunga. Waktu tanam tetua
jantan dan betina harus diperhatikan supaya saat
anthesis dan reseptif waktunya bersamaan, (2) waktu
emaskulasi dan penyerbukan. Pada tetua betina waktu
emaskulasi harus diperhatikan, seperti pada bunga
kacang tanah, padi harus pagi hari, bila melalui waktu
tersebut polen telah jatuh ke stigma. Juga waktu
penyerbukan harus tepat ketika stigma reseptif. Jika
antara waktu antesis bunga jantan dan waktu reseptif
bunga betina tidak bersamaan, maka perlu dilakukan
singkronisasi. Caranya dengan membedakan waktu
penanaman antara kedua tetua, sehingga nantinya
kedua tetua akan siap dalam waktu yang bersamaan.
Untuk tujuan sinkronisasi ini diperlukan informasi
tentang umur tanaman berbunga.

Eksternal
Pengetahuan tentang Organ Reproduksi dan Tipe
Penyerbukan

Untuk dapat melakukan penyerbukan silang secara buatan,


hal yang paling mendasar dan yang paling penting diketahui
adalah organ reproduksi dan tipe penyerbukan. Dengan
mengetahui organ reproduksi, kita dapat menduga tipe
penyerbukannya, apakah tanaman tersebut menyerbuk
silang atau menyerbuk sendiri. Tanaman menyerbuk silang
dicirikan oleh struktur bunga sebagai berikut :
a. secara morfologi, bunganya mempunyai struktur tertentu
b. waktu antesis dan reseptif berbeda
c. inkompatibilitas atau ketidaksesuaian alat kelamin
d. adanya bunga monoecious dan dioecious
Cuaca Saat Penyerbukan
Cuaca sangat besar peranannya dalam menentukan
keberhasilan persilangan buatan. Kondisi panas dengan
suhu tinggi dan kelembaban udara terlalu rendah
menyebabkan bunga rontok. Demikian pula jika ada
angin kencang dan hujan yang terlalu lebat.
Pelaksana
Pemulia yang melaksanakan hibridisasi harus
dengan serius dan bersungguh-sungguh dalam
melakukan hibridisasi, karena jika pemulia ceroboh
maka hibridisasi akan gagal.
2.4 Tanda Keberhasilan Hibridisasi
Adanya pembengkakan pada pangkal buah, kelopak bunga layu
bakal buah tetap segar.Keberhasilan suatu persilangan buatan dapat
dilihat kira-kira satu minggu setelah dilakukan penyerbukan . Jika
pental mengering ,namun bakal buah tetap segar kemudian bakal buah
membesar atau memanjang kemungkinan telah terjadi pembuahan.
Sebaliknya, jika bunga yang gagal mengadakan fertilisasi biasanya
gugur atau kepala putik nya terlihat layu dan bakal buah rontok.
Keberhasilan penyerbukan buatan yang kemudian diikuti oleh
pembuahan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah
kompatibilitas tetua, ketepatan waktu reseptif betina dan antesis
jantan, kesuburantanaman serta faktor lingkungan. Kompatibilitas
tetua terkait dengan gen-gen yang terkandung pada tetua jantan dan
betina.Waktu reseptif betina dan antesis jantan dapat dilihat ciri
morfologi bunga. Bunga yang terbaik adalah bunga yang akanmekar
pada hari tersebut. Sementara itu, faktor lingkungan yang berpengaruh
pada keberhasilan persilangan buatan adalah curah hujan, cahaya
mahatari, kelembaban dan suhu. Curah hujan dan suhu tinggi akan
menyebabkan rendahnya keberhasilan persiangan buatan. (Syukur,
2009)

2.3 Tahapan Pembungaan


1. Induksi bunga (evokasi)
Induksi bunga merupakan tahap pertama dari proses pembungaan.
Dimana dalam induksi ini terjadi suatu manipulasi jaringan meristem
vegetatif yang diprogram untuk mulai berubah menjadi meristem
reproduktif dimana perubahan ini terjadi secara mikrokopis di dalam
sel. Perubahan ini dapat dideteksi secara kimiawi dari peningkatan
sintesis asam nukleat dan protein, yang dibutuhkan dalam pembelahan
dan diferensiasi sel.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya induksi bunga ada 2
yaitu faktor internal yang berupa faktor genetis suatu tanaman dan
faktor eksternal yang terdiri dari :
a. Vernalisasi
Vernalisasi merupakan suatu keadaan dimana suhu lingkungan
suatu tanaman rendah yang digunakan untuk merangsang
pembungaan.
b. Thermoperiodism
Suatu keadaan dimana suhu pada malam hari rendah kemudian
berubah menjadi tinggi dan terjadi secara berulang.
c. Fotoperiodisme
Fotoperiodism ini merupakan lamanya siang dan malam.
Fotoperiodism ini sangat erat kaitannya dengan fotoperiode kritis.
Fotoperiodism ini membagi tanaman menjadi tiga kelompok yaitu
tanaman hari panjang, tanaman hari pendek, dan tanaman hari
netral.
d. Kimiawi dan status nutrisi
Setelah tanaman terinduksi ke pembungaan, transisi morfologis
meristem dari vegetatif ke keadaan pembungaaan disebut dengan
inisiasi pembungaan. Inisiasi pembungaan kurang mendapatkan
perhatian dalam penelitian pembungaan dibandingkan dengan
induksi pembungaan. Hal ini disebabkan karena kedua tahapan
tersebut umumnya memerlukan kondisi yang serupa, sehingga
sering sulit dibedakan antar keduanya. Tetapi perbedaan tersebut
dapat terlihat nyata pada rumput-rumputan di daerah musim
sedang. Tahap induksi dan inisiasi biasanya jelas berbeda dan
mempunyai persyaratan fotoperiode dan suhu yang jelas berbeda,
yang secara alami keduanya dipisahkan oleh musim dingin.
Menurut Gardner dan Loomis (1953) induksi pembungaan adalah
produksi rangsangan pembungaan (suatu perubahan kimiawi pada
ujung pucuk) sebagai respon terhadap faktor luar yang diperlukannya,
misalnya temperatur dingin (tidak tumbuh) dan hari pendek musim
gugur untuk rumput Orchard. Sedangkan inisiasi pembungaan adalah

permulaan pembungaan atau transformasi dari titik tumbuh yang telah


terinduksi, tetapi secara morfologis berbentuk vegetatif menjadi
pemula pembungaan sebagai respon terhadap faktor luar yang
diperlukannya seperti hari panjang (malam pendek) dan temperatur
yang cukup hangat pada musim semi (pada rumput Orchard).
Perubahan pada titik tumbuh akan nampak jika dilihat secara
mikroskopik pada bagian meristematis yang mengalami perubahan
dari vegetatif ke pertumbuhan reproduktif. Secara mikroskopis akan
nampak bahwa bagian ujung meristematis pertumbuhan vegetatif
nampak runcing, sedangkan jika pertumbuhan beralih ke pertumbuhan
reproduktif akan dimulai dengan pertumbuhan ujung meristem yang
mulai mendatar dan akhirnya terbentuk primordia sepal.
2. Inisiasi bunga
Adalah tahap ketika perubahan morfologis menjadi bentuk kuncup
reproduktif mulai dapat terdeteksi secara makroskopis untuk pertama
kalinya.Transisi dari tunas vegetatif menjadi kuncup reproduktif ini
dapat dideteksi dari perubahan bentuk maupun ukuran kuncup, serta
proses-proses selanjutnya yang mulai membentuk organ-organ
reproduktif.
Inisiasi pembungaan adalah ekspresi morfologis dari keadaan
induksi dan umumnya terjadi dalam bagian meristematis tanaman.
Secara morfologis, konversi dari suatu ujung vegetatif ke suatu
pembungaan dari satu bentuk permulaan ke anthesis adalah relatif
berjalan secara bertahap dan berurutan. Menurut Lang (1952)
pembagian tahapan proses pembentukan bunga dapat dipisahkan
menjadi 4 tahap setelah tahap induksi pembungaan menurut Copeland
(1976), yaitu:
1. Inisiasi pembungaan, diferensiasi ke primordia pembungaan
2. Organisasi pembungaan, diferensiasi ke pembentukan individuindividu bunga
3. Pemasakan bunga meliputi beberapa proses yang berurutan:
pertumbuhan bagian-bagian bunga, diferensiasi ke jaringan
sporogenous, meiosis, pollen dan perkembangan embriosac.
4. Anthesis
3. Perkembangan kuncup bunga menuju anthesis (bunga mekar)
Ditandai dengan terjadinya diferensiasi bagian-bagian bunga. Pada
tahap ini terjadi proses megasporogenesis dan mikrosporogenesis
untuk penyempurnaan dan pematangan organ-organ reproduksi jantan
dan betina.
4. Anthesis
Merupakan tahap ketika terjadi pemekaran bunga. Biasanya
anthesis terjadi bersamaan dengan masaknya organ reproduksi jantan

dan betina, walaupun dalam kenyataannya tidak selalu demikian. Ada


kalanya organ reproduksi, baik jantan maupun betina, masak sebelum
terjadi anthesis, atau bahkan jauh setelah terjadinya anthesis. Bungabunga bertipe dichogamy mencapai kemasakan organ reproduktif
jantan dan betinanya dalam waktu yang tidak bersamaan.

BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum biologi bunga adalah bunga
Mawar (Rosa damascena Mill.)
3.2 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum biologi bunga adalah kamera dan
alat tulis.
3.3 Prosedur Kerja

Mengamati proses pembungaan yang melalui 3 tahapan pembungaan


yaitu tahap induksi, inisiasi dan anthesis bunga pada tanaman Mawar (Rosa
damascena Mill.)

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil dan Dokumentasi Pengamatan Tahap Perkembangan Bunga

No.

Tahap
Perkembangan

Periode

Keterangan

Dokumentasi

1.

Tahap Induksi

2.

Tahap Inisiasi

3.

Tahap Anthesis

4.2 Pembahasan
Klasifikasi Tanaman
Menurut Prajnanta (2003), secara lengkap dilihat dari segi taksonomi
tumbuhan, tanaman mawar diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom
Divisi
Sub-Divisi
Kelas
Ordo
Famili

: Plantae
: Spermatophyta
: Angiospermae
: Dicotyledonae
: Rosanales
: Rosaceae

Genus
Species

: Rosa
: Rosa damascena Mill.

Morfologi tanaman Mawar (Rosa damascena Mill.)


Tahap perkembangan bunga yang akan diamati adalah bunga Mawar
(Rosa damascena Mill.). Bunga mawar ini dibeli di desa Kepuh harjoMalang. Tanaman dibeli ketika berumur 6 hari setelah tanam yang sudah
muncul kuncup yang berukuran kecil. Sepeti pada gambar berikut ini :

Gambar 1 : Bunga Ketika Dibeli


Sumber : Dokumentasi Pribadi,2015
Bunga tersebut dibeli pada hari Senin, 26 Oktober 2015. Berdasarkan
hasil pengamatan yang dilakukan dapat diketahui bahwa tanaman bunga
mawar (Rosa damascena) melalui 3 tahap pembungaan yaitu induksi,
inisiasi, dan anthesis bunga.
Tahap induksi
Tahap ini merupakan tahapan pertama pembungaan. Pada tahap ini
meristem vegetative mulai berubah menjadi sistem reproduktif (terjadi
perubahan primodia batang menjadi primodia bunga). Jika dilihat dari
ukuran kuncup bunga, kemungkinan inisiasi bunga terjadi 2 hari sebelum
tanaman di beli, yaitu pada tanggal 24 Oktober 2015. Hal ini serupa
dengan litertur Kartapradja (1997) yang menyatakan bahwa Tahap pertama
dari proses pembungaan, yaitu suatu tahap ketika meristem vegetatif
diprogram untuk mulai berubah menjadi meristem reproduktif yang terjadi
di dalam sel.
Tahap inisiasi
Fase ini merupakan tahapan kedua pembungaan. Inisiasi bunga
merupakan tahap ketika perubahan morfologis menjadi bentuk kuncup.
Transisi dari tunas adventif menjadi kuncup produktif dapat di deteksi dari
perubahan bentuk, ukuran kuncup serta proses-proses selanjutnya yang

memulai membentuk organ-organ reproduktif. Inisiasi bunga terjadi pada 2


hari setelah membeli tanaman Mawar (Rosa damascena Mill.)yaitu pada
tanggal 28 Oktober 2015.
Tahap inisiasi merupakan tahap ketika perubahan morfologis menjadi
bentuk kuncup reproduktif mulai dapat terdeteksi secara makroskopis
untuk pertama kalinya. Transisi dari tunas vegetatif menjadi kuncup
reproduktif ini dapat dideteksi dari perubahan bentuk maupun ukuran
kuncup, serta proses-proses selanjutnya yang mulai membentuk organorgan reproduktif. (Hartutiningsih, 2005)
Ciri-ciri morfologis yang dapat diamati yaitu, terbentuknya kuncup
bunga mawar yang sudah menunjukkan tanda akan mengeluarkan bunga.
kuncup berwarna hijau disertai dengan munculnya mahkota bunga yang
masih menguncup berwarna merah muda.
Tahap anthesis
Fase ini merupakan tahap terakhir pembungaan. Anthesis bunga
merupakan tahap ketika terjadi pemekaran bunga. Biasanya anthesis
terjadi bersamaan dengan masaknya organ reproduksi, dan anther siap
membuahi ovul. Anthesis bunga tanaman mawar yang kami amati terjadi
setelah 3 hari tanaman dibeli, yaitu pada tanggal 31 Oktober 2015.
Ciri-ciri morfologis yang dapat diamati yaitu mekarnya bunga, bunga
mawar berwarna merah muda. Bagian bunga yang menutupi mahkota saat
bunga kuncup menjadi kelopak bunga ketika bunga mawar mekar.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Kartapradja (1997) yang
menyatakan bahwa Anthesis :
- Merupakan tahap ketika terjadi pemekaran bunga.
- Biasanya anthesis terjadi bersamaan dengan masaknya organ
reproduksi jantan dan betina, walaupun dalam kenyataannya tidak
selalu demikian. Ada kalanya organ reproduksi, baik jantan
maupun betina, masak sebelum terjadi anthesis, atau bahkan jauh
setelah terjadinya anthesis.
- Bunga-bunga bertipe dichogamy mencapai kemasakan organ
reproduktif jantan dan betinanya dalam waktu yang tidak
bersamaan.

BAB V
KESIMPULAN
Bunga Mawar (Rosa damascena Mill.) melalui 3 tahap perkembangan
bunga yaitu tahap induksi, inisiasi dan anthesis. Ketiga tahapan
pembungaan ini terjadi selama 6 hari. Fase induksi ditandai dengan
perubahan primodia batang menjadi primodia bunga, fase ini berlangsung
selama 2 hari Fase inisiasi ditandai dengan terbentuknya kuncup bunga
anyelir yang sudah menunjukkan tanda akan mengeluarkan bunga. Kuncup
berwarna hijau disertai dengan munculnya mahkota bunga yang masih
menguncup berwarna merah muda, fase ini berlangsung selama 2 hari.
Fase anthesis ditandai dengan mekarnya bunga, bunga mawar berwarna
merah muda. Bagian bunga yang menutupi mahkota saat bunga kuncup
menjadi kelopak bunga ketika bunga mawar mekar, fase ini berlangsung
selama 2 hari hingga bunga mekar dengar sempurna.

Anda mungkin juga menyukai